Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian berdasarkan

hasil dari penelitian yang diambil dari populasi secara sistematis dan akurat.

Desain penelitian deskriptif yang digunakan yaitu desain penelitian studi

kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup

pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu pasien, keluarga,

kelompok, komunitas, atau institusi [ CITATION Nur08 \l 1033 ].

3.2 Subyek Studi Kasus

Subyek pada penelitian ini adalah pasien lanjut usia yang mengalami

hipertensi dengan kriteria :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2012). Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah

a. Lansia yang bersedia menjadi responden.

b. Lansia yang berumur 55-65 tahun.

c. Lansia yang mengalami hipertensi fase 1 (tekanan sistolik 140-

159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg).

26
2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nusalam, 2012). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Lansia yang mengalami patah tulang, luka bakar, atau luka

terbuka pada daerah ekstermitas atas dan punggung.

b. Lansia yang mengikuti perawatan alternatif semacam pijat lainnya

seperti akupuntur.

3.3 Fokus Studi

Pemberian massage teknik Effleurage pada pasien lansia penderita hipertensi.

3.4 Definisi Operasional

1. Massage Effleurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan

seluruh permukaan telapak tangan melekat pada bagian-bagian tubuh

yang digosok pada bagian punggung, tengkuk dan bahu, dan ekstermitas

atas selama 20 menit.

2. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak

hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita

penyakit lain seperti penyakit syaraf, ginjal, dan pembuluh darah serta

semakin tinggi tekanan darah maka resikonya akan semakin besar.

3.5 Tempat dan Waktu

1. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule pada waktu

yang sudah di jadwalkan.


3.6 Pengumpulan Data

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga

gelombang yaitu pretest, perlakuan (treatment) dan posttest. Adapun

prosedur pelaksanaan pretest dan posttest sama. Tes awal dengan

mengukur tekanan darah menggunakan spygmomanometer, sebelum

diberi perlakuan massage teknik effleurage pada subyek penelitian.

Adapun pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian duduk di kursi dengan keadaan yang tenang. Duduk

dengan lengan telanjang atau lengan panjang yang digulung keatas.

2. Letakan lengan secara bebas dan relaks di atas meja dengan ketinggian

lengan sama dengan jantung.

3. Pasang manset di lengan atas kira-kira 2,5 cm dari siku dan

pemasangan diatur agar tidak terlalu ketat dengan lengan. Beri jarak

setinggi 2 jari antara manset dengan lengan.

4. Beri tekanan pada manset dengan memompa bagian balon

spyghmanometer

5. Saat melakukan pengukuran tekanan darah subyek penelitian tidak

boleh berbicara.

6. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan diambil nilai yang

terendah. Kemudian subyek penelitian diberikan perlakuan massage

teknik effleurage pada bagian punggung, tengkuk dan bahu, dan

ekstremitas atas selama 20 menit dilakukan tiga kali selama satu

minggu.
3.7 Penyajian Data

Data yang telah didapatkan dari responden dengan wawancara dan

telah diolah kemudian disajikan dalam narasi beserta interprestasinya.

Interprestasinya adalah pengambilan kesimpulan dari suatu data, data ditulis

dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau (tekstuler) Adalah penyajian

data hasil penelitian dalam bentuk kalimat (Notoatmojo, 2010:188).

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul dari hasil wawancara dan

observasi tentang pasien hipertensi, kemudian disajikan dalam bentuk narasi.

3.8 Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Sebelum melakukan penelitian,

peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari institusi untuk

mengajukan permohon ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian.

Menurut Hidayat (2008), dalam melaksanakan penelitian ini penulis

menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Lembar Persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan,

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subjek


bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien.

Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain; partisipasi responden, tujuan dilakukannya

tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain (Hidayat, 2008).

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2008). Untuk menjaga

kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak

mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup mencantumkan

nama inisial saja.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2008). Peneliti menjelaskan


bahwa data yang diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaanya

oleh peneliti.

4. Azas Manfaat (Beneficience)

Beneficience adalah prinsip untuk memberi manfaat bagi orang

lain, bukan untuk membahayakan orang lain, melainkan bertanggung

jawab dalam memberikan perawatan serta berkewajiban untuk

melindungi (Winani, 2010).

Anda mungkin juga menyukai