Oleh :
Dina Nur Amalia NIM. 171411074
CATATAN/ KOMENTAR
Oleh :
Dina Nur Amalia NIM. 171411074
Isnaniah Wahyuni NIM. 171411082
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Koordinator Kerja Praktik
CATATAN/ KOMENTAR
Oleh :
Dina Nur Amalia NIM. 171411074
Isnaniah Wahyuni NIM. 171411082
Mengetahui,
HR & GA Department Head
Dengan menyebut nama Allah SWT. Puji syukur penulis panjatkan kepada
kehadirat-Nya, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan kerja
praktik dan menyelesaikan laporan kerja praktik di PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. Plant 9 Palimanan, Cirebon, Jawa Barat periode 03 Februari – 03
Maret 2020 dengan lancar.
Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh pada semester akhir untuk
Program Pendidikan Diploma III Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
dengan melaksanakan kerja praktik. Tujuan dari kerja praktik yang penulis
laksanakan yaitu untuk mendapatkan pengalaman secara nyata agar siap
memasuki dunia industri dengan bekal ilmu yang telah diperoleh selama masa
kuliah.
Pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktik ini dapat berhasil
diselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak terkait. Penulis ucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr. Shoerya Shoelarta, LRSC., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Bandung.
2. Rispiandi, ST., MT selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Bandung.
3. Ir. Rintis Manfaati, MT selaku Koordinator Kerja Praktik Program Studi
Diploma III Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung.
4. Dr. Ir. Bintang Iwhan Moehady, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung.
5. Bapak Ahmad Jamil, selaku HR & GA Department Head, PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan – Cirebon.
6. Bapak Ir. Erwan Samsuhadi Kusuma, ST selaku Production Department Head,
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan – Cirebon.
7. Bapak Osvaldo Zubeldia Sitohang, ST selaku Pembimbing Lapangan Kerja
Praktik di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan – Cirebon.
8. Seluruh divisi, karyawan dan staf di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Palimanan – Cirebon.
Penulis
Fase : Padat
Warna : Putih
Bentuk : Bongkahan
Kuat Tekan : 31,6 N/mm2
Bulk Density : 1,3 ton/m3
Specific Gravity : 2,4 gr/cm3
Ukuran material : 0-30 mm
Silica ratio : 1,49
Alumina ratio : 2,57
Alumina indeks : > 4,0
Iron Modulus : 4,13
Lime saturation factor : 3,58
(Sumber : Departemen Quality Control PT ITP, 2020)
b. Trass
Selain gypsum, bahan tambahan yang digunakan yaitu trass
dengan fungsi sebagai pereduksi freelime, memperlambat settling
time dan menambah kekuatan semen dengan ikatan antara SiO2 dan
freelime membentuk CaO.SiO2 (Kalsium Silikat). Kebutuhan trass
sekitar 26% dari keseluruhan bahan baku yang diumpankan pada
cement mill. Sumber trass yang dimanfaatkan berasal dari Desa
Brobos, Palimanan Cirebon.
2.3 Produk
2.3.1 Jenis – Jenis Semen
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimana – Cirebon Plant 9
memproduksi semen PCC (Portland Composite Cement) dan PPC
(Portland Pozzolan Cement), sedangkan Plant 10 memproduksi semen
PCC dan OPC (Ordinary Portland Cement). Perbedaan dari semen yang
dihasilkan yaitu kandungan campuran semen serta kegunaannya. Untuk
PCC memiliki kandungan clinker ±63 – 64% yang digunakan dalam
pembuatan bangunan umum seperti rumah, bangunan tinggi, jembatan,
jalan beton, beton pre-cast dan beton pre-stress. Untuk PPC memiliki
kandungan clinker lebih banyak dibanding PCC yaitu sekitar ±70% yang
digunakan dalam pasangan bata dan plesteran, acian, juga pengerjaan
beton. Untuk OPC memiliki kandungan clinker lebih banyak dari
keduanya yaitu ±94% dan sisanya adalah aditif beserta pengotor.
Kegunaan OPC yaitu untuk konstruksi rumah, gedung tinggi, jembatan,
dan jalan yang memberikan perlindungan tambahan terhadap kandungan
sulfat di air dan tanah.
d. Homogenisasi
Homogenisasi ini dilakukan untuk mendapatkan komposisi raw
meal yang sesuai ketika hendak diumpankan menuju suspension
preheater dan rotary kiln.
Homogenizing silo dilengkapi dengan enam buah gate opening
continous adjustment (flow control gate). Setiap 15-20 menit sekali
dua buah gate yang saling berhadapan dibuka secara bergantian
agar raw meal homogen serta mempertahankan level pada
homogenizing silo.
Prinsip homogenisasi dilakukan dengan memanfaatkan gaya
pneumatik yang berasal dari udara tekan. Udara tekan tersebut
dialirkan dari bagian bawah silo untuk mencegah material masuk
ke bagian udara tekan dan menghindari pemampatan material.
Produk hasil homogenisasi ini disebut raw mix. Raw mix akan
diangkut menuju feed bin (hopper) dengan menggunakan bucket
elevator.
T = 1000C
H2O (l) H2O (g)
T = 5570C
Al2O3.2SiO2.2H2O Al2O3.2SiO2.2H2O + 2H2O
(s)
Material panas keluar dengan suhu 560-5800C kemudian jatuh
ke connecting duct antara C2 dan C1 dan masuk menuju C2.
Dengan prinsip yang sama, pada tahap ini akan terjadi proses
kalsinasi dengan suhu operasi 700-9000C dan reaksi sebagai
berikut :
T = 8840C
MgC MgO(s) + CO2(g)
O3
T = 8840C
CaCO3 CaO(s) + CO2(g)
A. Fisika
1. Warna - Keruh
3. Rasa - Berasa
4. Kekeruhan ppm 25
B. Kimia
1. pH - 6,5
2. Calsium - 75
3. Magnesium - 30
6. Mangan - 0,5
7. Ammonium - 0
9. Permanganat mg/l 10
A. Fisika
1. Warna - Jernih
6. Temperatur o
C 28,3
B. Kimia
1. pH - 7,10
A. Fisika
1. Warna - Jernih
6. Temperatur o
C 28
B. Kimia
1. pH - 7,10
d. Udara Sekunder
Udara sekunder digunakan untuk pembakaran didalam Rotary Kiln yang
diperoleh dari Grate Cooler sehingga temperaturnya cukup tinggi yakni
sebesar 800 – 9000℃. Temperatur yang tinggi tersebut efektif kegunaannya
untuk pembakaran sekaligus juga dapat menghemat pemakaian batu bara.
e. Udara Tersier
Udara tersier digunakan untuk membantu pemanasan dan sumber oksigen
dalam Suspension Preheater. Udara ini didapat dari Grate Cooler dengan cara
ditarik menggunakan fan. Temperaturnya lebih rendah dari udara sekunder
yaitu 7000℃. Hal ini akibat telah hilangnya panas sepanjang perjalanan dari
Grate Cooler ke Suspension Preheater.
BAB VII
TATA LETAK PABRIK
Keterangan :
1 = Raw Material Storage
2 = Raw Mill Unit (A= plant 9, B = plant 10)
3 = Suspension Pre-Heater, kiln, dan grate cooler (A= plant 9, B = plant 10)
4 = Clinker Silo (A= plant 9, B = plant 10)
5 = Cement Mill Unit dan Cement Silo (A= plant 9, B = plant 10)
6 = Packing House (A= plant 9, B = plant 10)
7 = Central Control Room (A= plant 9, B = plant 10)
8 = Water Pond
BRT, Fajar dan PS, January. 2013. Laporan Kerja Praktik PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9 Palimanan – Cirebon. Jurusan Teknik
Kimia: Politeknik Negeri Bandung.
D.Darmawi, Yuzvan Fauzi dan Putri, Shafira Suhadi. 2019. Laporan Kerja
Praktik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan – Cirebon.
Jurusan Teknik Kimia: Politeknik Negeri Bandung.
Eveline, Fauziah dan Nazmiati, Siti. 2018. Laporan Kerja Praktik PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9 Palimanan – Cirebon. Jurusan Teknik
Kimia: Politeknik Negeri Bandung.
HR&GA Department PT ITP Tbk. Plant 9/10. 2020. Profile Company. Palimanan:
Cirebon.
Orlando, Filipi dan Rachman,Luthfi Arif. 2017. Laporan Kerja Praktik PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9 Palimanan – Cirebon. Jurusan
Teknik Kimia: Politeknik Negeri Bandung.
Production Department PT ITP Tbk. Plant 9. 2020. Data Daily Report Periode
Februari 2020. Palimanan: Cirebon
Production Department PT ITP Tbk. Plant 9. 2020. Data Spesifikasi Peralatan.
Palimanan: Cirebon
Quality Control Department PT ITP Tbk. Plant 9/10. 2020. Data Analisis Periode
Februari 2020. Palimanan: Cirebon.
Disusun Oleh:
Dina Nur Amalia NIM. 171411074
Isnaniah Wahyuni NIM. 171411082
From Stabilizer
Fine Material
Feed Masuk
Feed Raw Meal Fine Material SP Feed
Raw Mill CYCLONE HOMOGENAZING
ROTARY DRYER RAW MILL
SEPARATOR SILO
Tailing
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Umum Raw Mill Section plant 9
1 16
SUSPENSION 10 AIR QUENCHING
ROTARY KILN 20
PREHEATER COOLER
2
14
3 4 11 12 13 17
Bahan Masuk
Feed
Hopper
ROTARY DRYER
Udara Panas
dari SP Fan
Feed Masuk
Raw Mill Raw Meal
RAW MILL
Material Kasar
dari Cyclone
Udara Panas
dari SP Fan
Total bahan dari Raw Mill yang masuk Cyclone Separator setelah
penambahan tailing = 587690,2597 kg
Tabel 3.3. Neraca Massa di Raw Mill
Input Output
Massa Massa (kg)
Keterangan Keterangan
(kg) Produk Kehilangan
Bahan baku masuk : H2O yang
Batu Kapur teruapkan di 21796,68
164400,78
(CaCO3) Raw Mill
Tanah Liat
1215,34 Bahan dari Raw
(Al2O3)
Mill yang masuk 536690,26
Pasir Besi 4878,72
ke Cyclone
Pasir Silika 3125,16
Jumlah bahan
173620
masuk
Debu dalam SP
menuju ke Raw 44346,76
Mill
Udara panas
menuju ke Raw 340520,18
Mill
Debu ke Bag
Filter
Material Kasar
ke Raw Mill
Debu dari
Rotary Dryer Debu Keluar
Bag FIlter
BAG FILTER
Debu dari
Cyclone
Fine Material
ke Homosilo
Fine Material
SP Feed
dari Cyclone HOMOGENAZING
SILO
Material
Tertinggal di HS
Gas Buang
SP
Umpan
Masuk SP SUSPENSION Dust
PREHEATER Return
Batubara
SP
Kiln Feed
Pada basis 100 kg, komposisi SP feed menjadi seperti tabel 3.10
Tabel 3.10 Komposisi SP Feed
Komponen Komposisi (% berat)
SiO2 13,64
Al2O3 3,62
Fe2O3 1,89
CaCO3 81,21
MgCO3 2,90
Total 103,26
Sehingga Komposisi:
%𝑆𝑖𝑂2 13,64
SiO2 = x 100 % = x 100 % = 13,21 %
% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 103,26
Dust Return
Rasio ideal SP feed terhadap klinker = 1,85
Kenyataan SP feed = 248166,67 kg/jam
248166,67
Klinker = = 134144,14 kg/jam
1,85
= 18,05 %
Laju dust return = %dust return x SP feed kering
= 18,05 % x 245685,00 kg
= 44347 kg/jam
Total umpan masuk kalsiner = SP feed kering - Laju dust return
= 245685,00 - 44346,76
= 201338,24 kg
= 79808,20 kg/jam
44
CO2 yang terbentuk = 100 x 142514,64 kg/jam
= 62706,44 kg/jam
CaCO3 sisa = 158349,60 - 142514,64
= 15834,96 kg/jam
= 2421,62 kg/jam
44
CO2 yang terbentuk = 84 x 5085,40 kg/jam
= 2663,78 kg/jam
MgCO3 sisa = 5650,45 - 5085,40
= 565,04kg/jam
CO2 hasil kalsinasi = 62706,44- 2663,78 = 60042,66 kg/jam
Pada basis 100 kg, komposisi ash batu bara menjadi seperti tabel 3.15
Tabel 3.15 Komposisi Ash Batu bara SP
Komposisi (%
Komponen
berat)
SiO2 28,08
Al2O3 13,39
Fe2O3 3,85
CaO 43,20
MgO 1,61
SO3 7,09
IL 2,78
Total 100,00
(Sumber : Quality Control Department, Februari 2020)
Sehingga komposisi
% 𝑆𝑖𝑂2
SiO2 = % 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐼𝐿 x 100 %
28,08
= 97,22 x 100 % = 28,88 %
Laju massa dan komposisi batu bara SP total tersaji pada tabel 3.17.
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑖𝑂2
Komposisi SiO2 = 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x komposisi ash
446,08
=1544,45 x 19,44 %
= 5,61 %
Tabel 3.17 Komposisi dan Laju Massa Batu bara SP
Komposisi (% Laju Massa
Komponen
berat) (kg/jam)
C 59,83 5498,54
H 4,32 386,11
O 15,05 1337,10
S 0,88 37,34
N 0,48 82,63
SiO2 5,61 446,08
Al2O3 2,68 212,72
Fe2O3 0,77 61,16
CaO 8,64 686,28
MgO 0,32 25,58
SO3 1,42 112,63
Total 100 8886,17
Pada basis 100 kg, komposisi ash AF Sekam Padi menjadi seperti
tabel 3.19
Tabel 3.19 Komposisi Ash AF Sekam Padi
Komponen Komposisi (% berat)
SiO2 93,62
Al2O3 0,35
Fe2O3 0,25
CaO 1,17
MgO 0,43
SO3 0,24
IL 3,94
Total 100,00
Sehingga komposisi:
%𝑆𝑖𝑂2 93,62
SiO2 = % 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐼𝐿 x 100 % = 96,06 x 100 % = 97,46 %
Tidak terbentuk CO di SP
2) C + O2 CO2
C yang bereaksi = C umpan batu bara SP = 4753,32 kg/jam
32
O2 yang dibutuhkan = 12 x 4753,32 kg/jam = 12675,53 kg/jam
44
CO2 yang terbentuk = 12 x 4753,32 kg/jam = 17428,86 kg/jam
3) S + O2 SO2
S yang bereaksi = S umpan batu bara SP = 69,91 kg/jam
32
O2 yang dibutuhkan= 32 x 69,91kg/jam = 69,91 kg/jam
44
CO2 yang terbentuk= 32 x 69,91kg/jam = 139,83 kg/jam
4) H2O H2O(g)
H2O(g) terbentuk = kandungan air = 646,95 kg/jam
6) N + O2 NO2
N yang bereaksi = N umpan batu bara SP = 38,13 kg/jam
32
O2 yang dibutuhkan= 14 x 38,13 kg/jam = 87,16 kg/jam
46
NO2 yang terbentuk= 14 x38,13 kg/jam = 125,30 kg/jam
Tidak terbentuk CO di SP
2) C + O2 CO2
C yang bereaksi = C umpan AF SP = 6012,80 kg/jam
32
O2 yang dibutuhkan = 12 x 6012,80 kg/jam = 16034,13 kg/jam
44
CO2 yang terbentuk = 12 x 6012,80 kg/jam = 22046,93 kg/jam
3) S + O2 SO2
S yang bereaksi = S umpan AF SP = 83,20 kg/jam
32
O2 yang dibutuhkan= 32 x 83,20 kg/jam = 83,20 kg/jam
44
CO2 yang terbentuk= 32 x 83,20 kg/jam = 166,40 kg/jam
4) H2O H2O(g)
H2O(g) terbentuk = kandungan air = 4000 kg/jam
1
5) H2 + 2 O2 H2O
6) N + O2 NO2
N yang bereaksi = N umpan AF SP = 12,80 kg/jam
32
O2 yang dibutuhkan= 14 x 12,80 kg/jam = 29,26kg/jam
46
NO2 yang terbentuk= 14 x12,80 kg/jam = 42,06 kg/jam
Data
Temperature = 27⁰C
Kelembaban = 80 %
Tekanan = 1 atm
Dari psychometric chart (Perry, gambar 3-4), diperoleh:
Humidity = 0,0218 kg H2O/kg udara kering
Udara kering terdiri dari 21 % O2 dan 79 % N2
BM udara = (0.21 x 32) + (0.79 x 28) = 28,84 kg/kmol
P x BM 1 atm x 28,84 kg/kmol
Densitas udara = = 0,08205m3atm = 1,17 kg/m3
RxT 𝑥 300 𝐾
molK
1
Udara kering = x udara = 0,98 kg/jam
(1+0,0218)
4) Udara Pembawa AF
Kapasitas = 0 m3/menit
Pada basis 100 kg, komposisi ash batu bara menjadi seperti tabel 3.27
Tabel 3.27 Komposisi Ash Batubara Kiln
Komponen Komposisi (% berat)
SiO2 28,08
Al2O3 13,39
Fe2O3 3,85
CaO 43,20
MgO 1,61
SO3 7,09
IL 2,78
Total 100,00
(Sumber : Quality Control Department, 10 Februari 2020)
= 28,88%
Komponen lain dihitung dengan cara yang sama.
Laju Massa
Komponen Komposisi (% berat)
(kg/jam)
SiO2 28,88 531,07
Al2O3 13,77 253,24
Fe2O3 3,96 72,81
CaO 44,44 817,03
MgO 1,66 30,45
SO3 7,29 134,09
Total 100,00 1838,69
= 13954,09507 kg/jam
𝐵𝑀 𝐶𝑂2
CO2 yang terbentuk = x Massa C yang bereaksi
𝐵𝑀 𝐶
= 19186,88073 kg/jam
3. S + O2 → SO2
S yang bereaksi = 76,97 kg/jam
𝐵𝑀 𝑂2
O2 yang dibutuhkan = x Massa S yang bereaksi
𝐵𝑀 𝑆
32
= 32 x 76,97 kg/jam
= 76,97 kg/jam
𝐵𝑀 𝑆𝑂2
SO2 yang terbentuk = x Massa S yang bereaksi
𝐵𝑀 𝑆
64
= 32 x 76,97 kg/jm
= 153,93 kg/jam
4. H2O → H2O(g)
H2O yang terbentuk = H2O pada bahan bakar Kiln = 712,21 kg/jam
5. H2 + ½ O2 → H2O
H2 yang bereaksi = 377,83 kg
𝐵𝑀 𝑂2
O2 yang dibutuhkan = 𝐵𝑀 𝐻2 x Massa H2 yang bereaksi
32
= x 377,83 kg
4
= 3022,65
𝐵𝑀𝐻2𝑂
H2O yang terbentuk = x Massa H2 yang bereasksi
𝐵𝑀 𝐻2
18
= x 377,83 kg
2
= 3400,48 kg
6. N + O2 → NO2
N yang bereaksi = 41,98 kg/jam
𝐵𝑀 𝑂2
O2 yang dibutuhkan = x Massa N yang bereaksi
𝐵𝑀 𝑁
32
= 14 x 41,98 kg.jam
= 95,96 kg/jam
𝐵𝑀 𝑁𝑂2
NO2 yang terbentuk = x Massa N yang beresksi
𝐵𝑀 𝑁
46
= x 41,98 kg/jam
14
= 137,94 kg/jam
= 0,23 kg
0,98 𝑘𝑔
N2 = 0,79 x 28,84 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙 x 28 kg/kmol
= 0,75 kg
Udara Sekunder
Pemisalan Udara Sekunder = B kg/jam
Asumsi :
Temperatur = 27℃
Kelembaban = 80%
Tekanan = 1 atm
Dari psychometric chart (Perry, gambar 3-4), diperoleh :
Humidity = 0,0218 kg H2O/kg udara kering
Udara kering terdiri dari : 21% O2 dan 79% N2
BM udara = 28,84 kg/kmol
= 0,23 B kg
0,98 𝑘𝑔
N2 = 0,79 x 28,84 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙 B x 28 kg/kmol
= 0,75 B kg
= 5159,91 kg/jam
Komposisi udara primer :
H2O = 5272,39 kg/jam - 5159,91 kg/jam
= 112,49 kg/jam
5159,91 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
O2 = 0,21 x x 32 kg/kmol
28,84 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙
= 1202,31 kg/jam
5159,91 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
N2 = 0,79 x B x 28 kg/kmol
28,84 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙
= 3957,60 kg/jam
Tabel 3.30 Komposisi Udara Primary Fan Kiln
Komponen Fraksi Massa Massa (kg)
H2O 0,0213 112,49
O2 0,2280 1202,31
N2 0,7506 3957,6
Total 1 5272,39
= 4389,36 kg/jam
Komposisi udara pembawa batu bara :
H2O = 4485,05 kg/jam - 4389,36 kg/jam
= 95,69 kg/jam
4485,05 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
O2 = 0,21 x x 32 kg/kmol
28,84 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙
= 1022,76 kg/jam
4485,05 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
N2 = 0,79 x B x 28 kg/kmol
28,84 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙
= 3366,6 kg/jam
B = 64325,32 kg/jam
Maka, udara sekunder = 64325,32 kg/jam
Input Output
Udara pendorong
4485,05
batubara kiln
Input Output
= 34,88 %
(Q-01)
(Q-02)
ROTARY DRYER (Q-04)
(Q-03)
PANAS MASUK
(Q-01) Panas yang dibawa umpan (tanah liat & sand) masuk Rotary
Dryer
Massa = 4774,55 kg
T = 38 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,196 kcal/kg.⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 4774,55 kg x 0,196 kcal/kg.⁰C x 8⁰C
= 7486,49 kcal
(Q-02) Panas sensibel H2O dalam umpan
Massa = 716,18 kg
T = 38 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,467 kcal/kg. ⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 716,18 kg x 0,467 kcal/kg.⁰C x 8 ⁰C
= 2675,66 kcal
PANAS KELUAR
(Q-06) Panas penguapan H2O dalam umpan
Massa = 716,18 kg
T = 100 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,467 kcal/kg.⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 716,18 kg x 0,467 kcal/kg.⁰C x 70 ⁰C
= 23412,01 kcal
877598,07
Effisiensi Panas = 1579892,06 x 100% = 55,55%
PANAS MASUK
(Q-08) Panas yang dibawa umpan masuk Raw Mill
Massa = 224620 kg
T = 38 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,196 kcal/kg. ⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 224620,00 kg x 0,196 kcal/kg.⁰C x 8⁰C
= 352204,16 kcal
(Q-09) Panas sensibel H2O dalam umpan
Massa = 21796,68 kg
T = 38⁰C
Tref = 30⁰C
Cp = 0,247 kcal/kg.⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 21796,68 kg x 0,247 kcal/kg.⁰C x 8 ⁰C
= 43070,23 kcal
(Q-10) Panas dust loss dari SP
Massa = 44346,76 kg
T = 417,90 ⁰C
Laporan Tugas Khusus
37 PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. Palimanan - Cirebon
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,246 kcal/kg.⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 44346,76 kg x 0,246 kcal/kg.⁰C x 387,9 ⁰C
= 4231718,62 kcal
(Q-11) Panas dari GHP SP
T = 417,90 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
ΔT = 387,9 ⁰C
PANAS KELUAR
(Q-12) Panas penguapan H2O dalam umpan
Massa = 21796,68 kg
T = 100 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,45 kcal/kg.⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 21796,68 kg x 0,45 kcal/kg.⁰C x 70 ⁰C
= 686595,29 kcal
(Q-13) Panas laten penguapan H2O
Massa = 21796,68 kg
ΔHf = 592 kcal/kg
Q = m . ΔHf
Laporan Tugas Khusus
38 PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. Palimanan - Cirebon
= 21796,68 kg x 592 kcal/kg
= 12903632,19 kcal
(Q-15) Panas dari Tepung Baku keluar Raw Mill
Massa = 587690,26 kg
T = 113,33 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,191 kcal/kg⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 587690,26 kg x 0,191 kcal/kg ⁰C x 83,33 ⁰C
= 9353695,80 kcal
22943923,29
Effisiensi Panas = x 100% = 43,10 %
53240294,18
PANAS MASUK
(Q-15) Panas yang dibawa umpan masuk Cyclone Separator
Massa = 576161,18 kg
T = 122 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,191 kcal/kg.⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 576161,18 kg x 0,191 kcal/kg.⁰C x 92 ⁰C
= 10124304,24 kcal
PANAS KELUAR
(Q-16) Panas tepung baku keluar Cyclone menuju HS
Panas Penguapan H2O dari RM = 686595,29 kcal
Massa = 524936,45 kg
T = 122⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,191 kcal/kg.⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 513637,96 kg x 0,191 kcal/kg.⁰C x 92⁰C
= 9224183,38 kcal
(Q-17) Panas dust loss dari Cyclone menuju Bag Filter
Massa = 11753,81 kg
T = 122⁰C
11013488,54
Effisiensi Panas = x 100% = 100,00 %
11013488,54
(Q-19) (Q-20)
866426,96
Effisiensi Panas = 1553022,25 x 100% = 55,79 %
(Q-21)
PANAS MASUK
(Q-17) Panas sensibel tepung baku masuk Homogenizing Silo dari
Cyclone Separator
Q = 9224183,38 kcal
(Q-18) Panas material dari Bag Filter menuju ke Homogenizing
Silo
Q = 779784,26 kcal
Laporan Tugas Khusus
44 PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. Palimanan - Cirebon
Jadi panas sensibel tepung baku total masuk Homogenizing Silo
yaitu 9224183,38 + 779784,26 = 10003967,64 kcal
PANAS KELUAR
(Q-20) Panas sensibel tepung baku tertinggal di Homogenizing Silo
Massa = 321146,31kg
T = 122 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,191 kcal/kg ⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 321146,31 kg x 0,191 kcal/kg ⁰C x 92⁰C
= 5643182,92 kcal
(Q-21) Panas yang dibawa tepung keluar Homogenizing Silo
Massa= 248166,67 kg
T = 122 ⁰C
Tref = 30 ⁰C
Cp = 0,191 kcal/kg⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 248166,67 kg x 0,191 kcal/kg⁰C x 92 ⁰C
= 4360784,73 kcal
Tabel 4.6 Neraca Panas di Homogenizing Silo
Kehilangan
Keterangan Input (kcal) Output (kcal)
(kcal)
Panas sensibel tepung baku
9224183,38
masuk HS (Q-17)
𝑄 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
% Heat Loss = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑄 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 x 100 %
31685260,16
= 77390664,67 x 100%
= 40,94 %
Panas yang dibawa batu bara SUSPENSION PREHEATER Panas yang dibawa produk keluar SP
(2) Panas yang dibawa batubara kering dan sekam padi kering
a. Panas dari batubara kering
Massa batubara= 7944,717249 kg
Temperature = 80 ⁰C
Cp = 0,284 kcal/kg⁰C
Q = m . Cp . ΔT
= 7944,717249 kg x 0,284 kcal/kg⁰Cx 50⁰C
= 112814,98 kcal
b. Panas sensibel dari batubara
Massa = 7944,72 kg
NHV = 5197,00 kcal/kg
Q = m. NHV
= 7944,72 kg x 5197,00 kcal/kg
= 41288695,54 kcal
Total panas dari batu bara kering= 112814,98 + 41288695,54 =
112496710,53 kcal
PANAS KELUAR
(1) Panas GHP SP
Temperature gas buang SP = 417,90 ⁰C
ΔT = 417,90 – 30 = 387,90⁰C
Tabel 4.10 Perhitungan Panas GHP SP
PANAS MASUK
(1) Panas sensibel umpan masuk kiln = 29238024,34 kcal
(2) Panas yang dibawa batu bara masuk kiln
Massa = 7944,72 kg
Temperature = 80⁰C
Q yang hilang
% heat loss = Total Q yang masuk x 100%
69222648,07
=254872492,81 x 100%
= 27,16%
Central Control Room PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. plant 9. 2020. Daily
Report 10 Februari 2020. Palimanan : Cirebon
Departemen Quality Control PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. plant 9.
2020. Data Analisis Komposisi dalam Proses Produksi. Palimanan : Cirebon
Peray, KE. 1979. Cement Manufacturer’s Handbook. New York : Chemical
Publishing. Co., Inc.
Coal Mill
Section
Gambar A1. Diagram Alir Tahapan Pembuatan Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan – Cirebon
Trass
Dust
Homogenizing
Silo 1
Raw Mill
Silicasand
Raw Mix
Rotary
Dryer Homogenizing
Air Lift
Silo 2
Clay
Gambar A2. Diagram Alir Raw Mill Section – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9 Palimanan – Cirebon
Raw Mill Section Cooling Tower
Industrial
RSP Buner Kiln Burner
Diesel Oil
Suspension Fan
Raw Mix Air Lift menuju SP Kiln Udara Primer
Preheater (udara lingkungan)
Udara Sekunder
Udara Tersier
Gambar A3. Diagram Alir Burning And Cooling Section – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9 Palimanan – Cirebon
CGA (SIA) Gas Buang
Bag Filter
Gas Buang
Clinker Silo
Gas Buang
CGA (SIA)
Bag Filter
Gas Buang
Gambar A4. Diagram Alir Cement Mill Section – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9 Palimanan – Cirebon
LAMPIRAN B
(DIAGRAM ALIR UTILITAS)
Coal Mill Storage
Bag Filter
Chimney
Coal Bin
RSP Kiln
Weighting Feeder Coal Mill Burner Burner
Gas From SP
Gambar B1. Diagram Alir Unit Penyediaan Bahan Bakar Coal pada Coal Mill Section PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9
Palimanan – Cirebon
HOUSING WASTE WATER SUNGAI KALI
HOUSING
TOWER GARDEN ASIN AIR
TELAGA REMIS MAX WATER
CLARIFIER LIMPASAN
1200 M3/DAY POND AIR
BERSIH PENGOLAHAN AIR DOMESTIK
460 M3
SUNGAI
RAW WATER POND KALEN JAYA
WASTE
300 M3/DAY SP 5TH PLANSITE AIR
WATER
FLOOR MAIN GARDEN LIMPASAN
TANK POG OFFICE
TELAGA MANDALA
MAX 300 M3/DAY PENGOLAHAN AIR INDUSTRI PROSES COOLING
CLARIFIER WATER POND AIR WASTE SPRAY
MACHINE
BERSIH UNTUK
INDUSTRI 594 M3
SP 5TH
INSTRUMENTASI
FLOOR
TANK POG
COOLING TOWER
P3M PENYIRAMAN
Gambar B2. Diagram Alir Pengolahan Air pada Unit Penyediaan Air PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan – Cirebon
Gardu Induk Sunyaragi
150 kV
Gardu Induk
Gardawinangun
150 kV
Pemisah Line
70 kV
SSE. 1 SSE. 2 SSE. 3 SSE. 4 SSE. 5 SSE. 6 SSE. 7 SSE. 10 SSE. 10.1
400V untuk mengoperasikan SS. 1 SS. 2 SS. 3 SS. 4 SS. 5 SS. 6 SS. 7 SS. 8 SS. 9 SS. 11
200V untuk
motor-motor listrik yang
penerangan
berdaya kecil
Gambar B3. Distribusi Tenaga listrik pada Unit Penyediaan Listrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan – Cirebon
LAMPIRAN C
(GAMBAR BAHAN, PRODUK, DAN PERALATAN)
BAHAN BAKU
1. Utama
2. Korektif
3. Tambahan
Trass Gypsum
2. Produk Semen
Gambar C5. Produk Semen PCC Gambar C6. Produk Semen OPC
PERALATAN
1. Raw Mill Section
Seluruh material yang terlibat dalam tiap proses diantaranya raw meal, kiln
feed, clinker dan cement diuji untuk mengetahui kandungan dan kualitasnya secara
berkala agar produk yang dihasilkan bermutu dan harganya terjangkau. Pengukuran
kualitas ini dilakukan oleh Quality Control Departement (QCD). Terdapat 4
laboratorium yang dimiliki QCD diantaranya:
A. Laboratorium Proses
Merupakan lab yang menguji sampel raw meal, clinker dan cement secara
berkala dalam rentang waktu yang pendek. Di dalam laboratorium ini juga
terdapat autolab untuk pengujian sampel yang lebih akurat, tepat dan efisien.
Autolab terdiri dari seperangkat robot yang mampu menyiapkan sampel untuk
diuji serta pemindai sinar – x yang mampu secara cepat mendeteksi kandungan
dalam sampel uji berdasarkan perbedaan kemampuan sudut pantul senyawa –
senyawa terhadap pancaran sinar – x. Sampel yang diuji akan melewati
beberapa tahap yaitu grinding, pencetakan, dan sinar x (wavelength-dispersive
XRF). Bukan hanya komposisi oksidanya saja yang perlu diketahui terdapat
juga analisa fisik, misalnya kehalusan, lime saturated factor (LSF) dan iron
modulus (IM). Data yang sudah didapat sepenuhnya digunakan untuk menjaga
kualitas dengan memberikan rekomendasi kondisi proses berdasarkan data
tersebut. Process control laboratory selalu berkoordinasi dengan operator di
departemen produksi untuk mengoperasikan pabrik.
B. Laboratorium Batubara
Merupakan lab yang berfungsi untuk mengetahui kualitas batu bara maupun
alternatif fuel. Analisa yang dilakukan di lab batubara adalah nilai kalor, fixed
carbon, kehalusan batubara, total moisture, total sulfur, ash content, Hardgrave
Grindibilty Index (HGI), dan vollatile meter.
C. Laboratorium Fisika
Merupakan lab yang menguji sifat produk semen yang terkait dengan lama
pengerasan, kuat tekan, dan sifat fisik lainnya. Material yang diuji adalah
produk semen yang dihasilkan dari proses di plant – 9 dan membandingkan
semen dengan merk lain dipasaran. Uji fisik yang dilakukan diantaranya
kehalusan semen, false set, autoclave expansion, compresive cement, normal
consistency dan setling time.
D. Laboratorium Kimia
Menguji kandungan sampel dan sifat kimianya dengan metode kimia yang
mengacu kepada Japanese Industrials Standards dan American Standar Testing
and Material. Pengujian melibatkan sampel yang telah dikumpulkan sehari
sebelumnya dari Process Control lab, dihomogenisasi kemudian diambil
sejumlah kecil untuk dilakukan uji komposisi dan sifat kimianya. Pengujian
disini terbilang lebih lama dibandingkan lab proses namun hasilnya lebih
akurat. Bahan yang diuji adalah melakukan analisa pada sample clinker dan
semen saja karena waktu yang terbatas dan kebutuhan akan data yang
berkurang. Analisa yang dilakukan adalah pada H2O, blaine (kehalusan semen),
Residual Moisture , Residu 200, Liter weight, Residu 90, Free Lime, total lime,
SO3.
LAMPIRAN E
(KARAKTERISTIK SEMEN)
KARAKTERISTIK SEMEN
Panas
Komponen hidrasi Kandungan
Senyawa terbentuk (J/g) di dalam Lain - lain
(oC) untuk 28 semen (%)
hari
• Memberikan kekuatan awal pada
semen setelah 7 – 8 hari dan
C3S
1260 – mempengaruhi kekuatan akhir
(Tricalcium 377 35 – 55
1450 • Akan kaku juka diberi air atau
Silika)
dibiarkan
Nama Mahasiswa :
Pembimbing Lapangan :