Anda di halaman 1dari 3

Annex I

 Annex I berlaku untuk semua kapal kecuali kapal perang dan kapal Pemerintah. Kapal kapal
yang berukuran GT 150 atau lebih untuk tanker dan berukuran GT 400 atau lebih untuk non
tanker harus memiliki INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE (IOPP CERTIFICATE)
 Kapal kombinasi ialah kapal yang digunakan untuk mengangkut muatan curah basah dan
kering.
 Kapal baru berarti:
1. Yang kontrak pembangunannya dimulai sesudah 31 Des 1975
2. Dalam hal tidak ada kontrak pembangunan ynag peletakan luasnya 30 Juni 1976 atau
3. Tanggal penyerahannya sesudah 31 Desmber 1979.
 Initial survey sebelum kapal dioperasikan pertama kali.Survey menyeluruh terhadap
construksi, perlengkapan, sistem tata susunan dan material memenuhi persyaratan.
1. Renewal survey sesuai ketentuan Pemerintah tapi tidak boleh lebih dari 5 tahun.
2. Intermediate survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversary date ke 2
atau ke 3.
3. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversary date .
4. Additional survey apabila dianggap perlu kalau ada perbaikan.

 PENGAWASAN PEMBUANGAN MINYAK


1. Setiap pembuangan minyak atau campuran berminyak dilarang kecuali bila
persyaratan; Untuk kapal tanker kecuali yang berasal dari ruang permesinan dan Untuk
kapal Non tanker GT 400 atau lebih dan untuk pembuangan dari ruang permesinan:
2. Special area berarti suatu daerah laut dimana untuk alasan alasan tehnik sehubungan
dengan kondisi oceanografi dan ecologynya dan sifat tertentu dari kepadatan lalu
lintas, pemberlakuan metoda khusus untuk mencegah pencemaran diperlukan.

 PERSYARATAN KONSTRUKSI
Segregated Ballast Tank:
1. New Crude Oil tanker 20.000 DWT atau lebih.
2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih.
3. Existing crude oil tanker 40.000 DWT atau lebih
4. Existing Product tanker 40.000 DWT atau lebih.

LOP Tank yaitu untuk menampung balast kotor dengan kapasitas minimum 3% dari kapasitas
muat kapal,kecuali pemerintah dapat menyetujui:
SLUDGE Tank yait untuk menampung minyak kotor.yang kapasitasnya
OIL RECORD BOOK Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh Perwira yang
bertugas dan setiap halaman ditanda tangani oleh Nakhoda’
 Saksi-sanksi hokum
Sesuai UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan pencemaran Menurut U.U. No.21 tentang
Pelayaran pasal 119,120

Annex II

 Zat Cair Beracun (Noxious Liquid Substances) apabila dibuang kelaut dari pencucian tanki
muatan atau dari ballast yang dimuat ditanki muatan akan menimbulkan bahaya yang besar (major
hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan ancamah
serius terhadap penggunaan laut secara sah lainnya ,karenanya tdk boleh dibuang kelaut.

 Pencemaran yang diakibatkan oleh zat cair beracun


 Penunjukan surveyor oleh pemerintah untuk mengawasi kapal-kapal pengangkut 4 kategori zat
cair beracun dan mengawasi sesuai guideline dari IMO.
 Setiap kapal yang mengangkit zata cair beracun harus dilengkapi dengan PA Manual. Adapun
tujuan dari PA Manual adalah untuk mengenalkan kepada Perwira kapal tata susunan fisik dan
semua prosedur operasi sehubungan bengan penanganan muatan, pencucian tanki, penanganan
slop dan pengisian tanki ballast yang harus diikuti agar sesuai persyaratan Annex II
 PA Manual minimum harus berisi informasi dan petunjuk operasi berikut:
1. Perincian gambaran utama dari Annex II.
2. Daftar dari NLS yang diijinkan untuk diangkut kapal tersebut.
3. Tanki-tanki yang diijinkan untuk mengangkut masing-masing NLS
4. Perincian dari seluruh tata susunan dan peralatan termasuk pemanasan muatan dan sistim
pengawasan suhu, skema sistim stripping dan pompa-pompa (check list).
5. Prosedur mendetil sesuai standar yang diteraokan pada masing-masing kapal.tarmasuk
instruksi-instruksi seperti metoda pengeringen, prewash tanki-tanki, pengisian ballast
ruang muat, pembuangan residu dll.
6. Tanggung jawab Nakhoda sehubungan prosedor operasi yang harus diikuti untuk
meyakinkan bahwa tidak ada residu atau campuran yang dibuang kelaut.

Annex III

 Peraturan Peraturan Untuk Pencegahan Pencemaran Oleh Zat Berbahaya yaitu bahan yang
diidentifikasikan sebagai pollutant (penyebab polisi) di laut di dalam IMDG (International
Maritime Dangerous Good)
 Dalam Kemasan yaitu semua bentuk kemasan selain yang termasuk bagian dari bagian kapal
sebagaimana termaksud dalam IMDG Code
 Packing harus meminimalkan bahaya terhadap lingkungan sesuai kekhususan isinya.

 Marking dan Labelling : Diberi merk nama teknik dilengkapi UN number.Merk harus tidak
hilang walau terbenam dilaut selama 3 bulan.

 Dokumentasi : Semua dokumen harus menggunakan nama tehnik dan dicantumkan kata-kata
MARINE POLLUTAN.

 Stowage : Barang berbahaya harus ditempatkan dengan aman dan dilashing sehingga
mengurangi ancaman terhadap lingkungan
 Pembuangan ke laut (jettisoning) bahan berbahaya dalam kemasan adalah dilarang, kecuali
jika betul–betul diperlukan dalam rangka mengamankan keselamatan kapal dan jiwa di laut.

Anda mungkin juga menyukai