Anda di halaman 1dari 4

F.

6 UPAYA PENGOBATAN DASAR

PENANGANAN HOLISTIK PASIEN DENGAN GOUT ARTHRITIS

A. Latar Belakang
Gout artrits merupakan salah satu penyakit tertua yang pernah
diicatat pada perkembangan peradaban manusia yang asanya oleh orang
awam disebut asam urat. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik
karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh, yang
kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau
defosit kristal asam urat didalam persendian.1,2 Selain itu asam urat
merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama
dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan
buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan dibuang
melalui ginjal dan feses.1,3,4
Penyakit ini trutama menyerang orang dengan usia diatas 40 tahun
dan prevalensi ini kan semakin meningkat seiring meningkatnya umur dan
didominasi oleh laki-laki, rasio menjadi 20:1. Perempuan jarang menderita
penyakit ini sebelum menopause. Gout arthritis terutama melibatkan sendi
peripheral dari kaki dan tangan.5,6
Penanganan yang terbaik dari penyakit ini adalah pencegahan.
Pencegahan terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer yaitu mencegah terjadinya penyakit dengan gaya hidup
yang sehat dan aktifitas fisik secara rutin. Pencegahan sekunder adalah
suatu upaya skrining kesehatan sehingga dapat dilakukan penegakan
diagnosis sejak dini dan pemberian terapi yang tepat dan adekuat.
Mengingat penyakit ini adalah penyakit yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas hidup dan kemungkinan kecacatan yang besar, maka
juga perlu dilakukan pencegahan tersier yaitu berupa pencegahan
terjadinya kecacatan dan upaya rehabilitasi guna mengembalikan kondisi
fisik/ medis, mental, dan sosial.
B. Permasalahan di Masyarakat
Pada tanggal 4 Februari 2020, Tn S (54 tahun), datang ke poli
umum puskesmas dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah sejak ± 4
bulan ini. Nyeri terutama dirasakan pada jempol kaki sebelah kanan.
Awalnya keluhan hilang timbul, lama-kelamaan memberat dan semakin
sering kambuh. Nyeri yang dirasakan pasien semakin memberat bila
digunakan untuk berjalan dan terkadang membuat tidak bisa bekerja.
Selain itu, jempol kaki sebelah kanan pasien juga terasa kaku dan bengkak.
Pasien sebelumnya rutin berobat ke puskesmas  membaik, akan tetapi 10
hari ini pasien telat kontrol ke puskesmas. Penyakit serupa (+) ayah pasien,
selebihnya disangkal.
` Pemeriksaan fisik: TD: 110/70 mmHg, N: 84 x/menit, RR: 20 x/
menit. Status lokalis: edema (+), hiperemi (+), nyeri tekan (+), hangat (+),
deformitas (-), krepitasi (-) pada Digiti I dextra. Pada digiti II dextra
didapatkan kaku (+), krepitasi (-). Kadar asam urat 8,4 mg/dL.
Pengetahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya masih
rendah. Oleh karena itu, selain pemberian terapi obat-obatan perlu
dilakukan tatalaksana non medikamentosa berupa edukasi mengenai
penyakit, dan yang paling utama adalah membiasakan gaya hidup sehat.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Penyakit ini merupakan penyakit kronis yang apabila tidak
terkontrol akan menyebabkan munculnya komplikasi yang memperburuk
prognosis.
Intervensi medikamentosa dan non medikamentosa diperlukan bagi
pasien gout arthritis dalam kasus ini pada Tn S. Intervensi tersebut
merupakan tatalaksana kuratif sekaligus preventif untuk mencegah
timbulnya komplikasi. Selain itu pasien juga perlu dikonsultasikan dengan
bagian gizi Puskesmas untuk edukasi mengenai menu diet pada penderita
gout arthritis.

2
Hal-hal yang perlu diketahui pasien mengenai penyakit ini adalah
antara lain :
1. Apa penyebab dan faktor risiko penyakit gout arthritis
2. Penyakit gout arthritis tidak mengacam jiwa namun dapat
menurunkan kualitas hidup pasien.
3. Pengaturan makanan (Diet) pada gout arthritis
4. Olahraga yang baik bagi penderita gout arthritis
5. Komplikasi pada penyakit gout arthritis
6. Perawatan diri dan higien tubuh.

D. Pelaksanaan
Setelah terdiagnosis dengan Gout Arthritis, Tn S memerlukan
tatalaksana untuk mengontrol penyakitnya tersebut. Tatalaksana
medikamentosa yang kita berikan adalah:
- Na Diclofenak 3 x 50 mg pc prn
- Allopurinol 1 x 100 mg pc on

Tatalaksana non medikamentosa juga sangat diperlukan, di


antaranya:
- Pengobatan berkelanjutan untuk mengontrol kekambuhan dan
kadar asam uratnya.
- Mengurangi konsumsi makanan tinggi purin, perbanyak minum
air putih.
- Pasien diminta untuk menjaga pola hidup maupun pola makan.
Olahraga ringan minimal 2 kali dalam satu minggu, terutama
renang dan speda statis.
- Secara bertahap melakukan aktifitas. Dimulai dengan aktifitas
ringan (merawat diri sendiri) dan meningkat dengan anjuran
dari dokter.

3
E. Monitoring dan Evaluasi
Untuk monitoring dan evaluasi, pasien diminta kembali kontrol
secara rutin dan diperiksakan kadar asam uratnya secara berkala ke
fasilitas kesehatan. Hal ini diperlukan supaya tidak terjadi overdose
ataupun lowerdose, sehingga tujuan pengobatan tercapai, serta untuk
mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi. Melakukan follow-up kepada
pasien dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai