Anda di halaman 1dari 20

1.

2 Penetapan Kapasitas Produksi


Penentuan kapasitas pabrik Linear Low Density Polyethylene
didasarkan dengan beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Kebutuhan Linear Low Density Polyethylene di Indonesia yang
semakin meningkat.
2. Ketersediaan bahan baku.
3. Peluang untuk menyediakan kebutuhan Linear Low Density
Polyethylene di dalam negeri.

1.1.1 Proyeksi Kebutuhan LLDPE Dalam Negeri


Kebutuhan LLDPE (Linear Low Density Polyethylene) dalam
negeri dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seperti yang terlihat
pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Data Konsumsi LLDPE di Indonesia
Tahun Konsumsi LLDPE (Ton)
2010 296.000
2011 333.000
2012 353.350
2013 381.100
(Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014)

Tabel 1 merupakan data konsumsi LLDPE di Indonesia dari tahun


2010 sampai 2013. Untuk menentukan proyeksi konsumsi LLDPE
pada tahun 2023 maka dapat digunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Grafik
Mencari proyeksi konsumsi LLDPE dengan metode grafik
yaitu dengan membuat grafik kemudian dilinierisasi untuk
mendapatkan persamaan y = ax + b, persamaan tersebut digunakan
untuk memproyeksikan konsumsi LLDPE pada tahun 2020.
2

450000
400000
Konsumsi LLDPE (Ton)

350000 f(x) = 27565 x − 55106135


300000 R² = 0.99
250000 Konsumsi LLDPE di
200000 Indonesia
150000 Linear (Konsumsi LLDPE
100000 di Indonesia)
50000
0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Gambar 1. Grafik Konsumsi LLDPE di Indonesia


Gambar 1 adalah grafik konsumsi LLDPE di Indonesia dari
tahun 2010 sampai 2013. Dari gambar 1 didapat persamaan y =
27.565x – 60.000.000, dimana y adalah konsumsi LLDPE per
tahun dalam ton dan x merupakan tahun.

a. Metode Least Square


Taksiran proyeksi konsumsi LLDPE mendatang untuk tahun
2016 – 2020 dapat dicari dengan menggunakan metode least
square, yaitu:

a=
∑ x ∑ y−n ∑ xy .................................................................. (1)
2
( ∑ x ) −n ∑ x 2

b
 y  a x ................................................................. (2)
n
3

Tabel 2. Perhitungan Konsumsi LLDPE dengan Metode Least Square


No
X Y Xy x2 A B
.
1. 2010 296.000 594.960.000 4.040.100
2. 2011 333.000 669.663.000 4.044.121
3. 2012 353.350 710.940.200 4.048.144 -
27.565
4. 2013 381.100 767.154.300 4.052.169 55.106.135
1.363.45 2.742.717.50 16.184.53
∑ 8046
0 0 4

Tabel 2 adalah grafik konsumsi LLDPE di Indonesia dari tahun 2010


sampai 2013. Dari gambar 1 didapat persamaan y = 27.565x – 55.106.135,
dimana y adalah konsumsi LLDPE per tahun dalam ton dan x merupakan
tahun. Persamaan tersebut dapat diproyeksikan sehingga konsumsi LLDPE
tahun 2023 adalah sebagai berikut:
y = 27.565x – 55.106.135
y = 27.565 (2023) – 55.106.135
y = 657.860
Maka, proyeksi konsumsi LLDPE di Indonesia pada tahun 2023
adalah sebesar 657.860 ton/tahun

1.1.2 Proyeksi Impor LLDPE Indonesia


Jumlah impor (Linear Low Density Polyethylene) Indonesia dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada Tabel 3 di
bawah ini :
Tabel 3. Data Impor LLDPE
Tahun Jumlah Impor (Ton)
2012 2609,906
2013 2637,624
2014 2774,953
2015 2795,451
(Badan Pusat Statistik Indonesia, 2019)
4

Tabel 3 adalah data impor LLDPE untuk kebutuhan dalam negeri.


Untuk menentukan proyeksi jumlah impor LLDPE pada tahun 2023 dapat
digunakan dua metode yaitu metode grafik dan metode Least Square.

a. Metode Grafik

Jumlah Impor LLDPE


3,000.000
Jumlah Impor LLDPE (ton)

2,900.000

2,800.000 Jumlah Impor LLDPE


f(x) = 69.4 x − 137025.17
R² = 0.9 Linear (Jumlah Impor
2,700.000 LLDPE)

2,600.000

2,500.000
2012 2013 2014 2015
Tahun

Gambar 2. Grafik Jumlah Impor LLDPE

Gambar 2 merupakan grafik impor LLDPE dari tahun 2012 sampai


2015. Dari gambar 2 didapat persamaan y = 69,396x – 108; dimana y
adalah jumlah impor LLDPE per tahun dalam ton dan x merupakan tahun
dari jumlah impor LLDPE.

b. Metode Least Square


Taksiran proyeksi jumlah impor LLDPE mendatang untuk tahun
2016-2020 dapat dicari dengan menggunakan metode least square, yaitu:

a=
∑ x ∑ y−n..................................................................
∑ xy (1)
2
( ∑ x ) −n ∑ x 2
5

b
 y  a x ................................................................. (2)
n

Tabel 7. Perhitungan Jumlah Impor LLDPE dengan Metode Least Square

No. X Y Xy x2 a B
1 2012 2.609,906 5.251.130,872 4.048.144
2 2013 2.637,624 5.309.537,112 4.052.169
3 2014 2.774,935 5.588.719,090 4.056.196 69,394 -137.021
4 2015 2.795,451 5.632.833,765 4.060.225
8054 10.817,916 21.782.220,839 16.216.734

Dari perhitungan menggunakan metode least square diperoleh


persamaan y = 69.394,6x -137.021.548; sehingga diperoleh proyeksi
jumlah impor LLDPE pada tahun 2023 seperti berikut.
y = 69,394 x -137.021.548
y = 69,394 (2023) -137.021
y = 3.363,1 ton/ tahun
Maka, proyeksi impor LLDPE di Indonesia pada tahun 2023 adalah
sebesar 3.363,1 ton/ tahun.

1.1.3 Proyeksi Kebutuhan LLDPE Luar Negeri


Kegiatan ekspor juga dilakukan untuk komoditi LLDPE. Dari tabel 9
menyebtukan bahwa kegiatan ekspor LLDPE dari tahun 2012 hingga 2014
meningkat. Berikut tabel data ekspor LLDPE :

Tabel 9. Data Ekspor LLDPE


6

Tahun Jumlah Ekspor (Kg)


2012 250
2013 1501
2014 144.699
2015 166.625
(Badan Pusat Statistik Indonesia, 2019)

Tabel 9 adalah data ekspor LLDPE di Indonesia. Untuk menentukan


proyeksi jumlah ekspor LLDPE pada tahun 2020 dapat digunakan dua
metode yaitu metode grafik dan metode Least Square.
a. Metode Grafik

Jumlah Ekspor LLDPE

160000 f(x) = 64232.3 x − 129253467.3


Jumlah Ekspor LLDPE (kg)

R² = 0.85
Jumlah Ekspor LLDPE
110000
Linear (Jumlah Ekspor
LLDPE)
60000 Linear (Jumlah Ekspor
LLDPE)

10000
2012 2013 2014 2015
-40000
Tahun

Gambar 3. Grafik Jumlah Ekspor LLDPE

Gambar 3 merupakan grafik ekspor LLDPE. Dari gambar 3 didapat


persamaan y = 64.232x – 108 ; dimana y adalah jumlah ekspor per tahun
dalam (kg) dan x merupakan tahun.

b. Metode Least Square


7

Taksiran proyeksi jumlah ekspor LLDPE mendatang untuk tahun


2016-2020 dapat dicari dengan menggunakan metode least square, yaitu:

a=
∑ x ∑ y−n ∑ xy .................................................................. (1)
2
( ∑ x ) −n ∑ x 2

b
 y  a x ................................................................. (2)
n
Tabel 11. Perhitungan Jumlah Ekspor LLDPE dengan Metode Least Square
No X Y XY x2 A B
1 2012 250 503.000 4.048.144
2 2013 1501 3.021.513 4.052.169
3 2014 144.699 291.423.786 4.056.196 64.232,
4 2015 166.625 335.749.375 4.060.225 -129.252.863,3
3
16.216.73
∑ 8054 313.075 630.697.674
4

Dari perhitungan menggunakan metode least square diperoleh


persamaan y = 64.232,3x -129.252.863,3 sehingga diperoleh proyeksi
jumlah ekspor tahun 2023 sebagai berikut.
y = 64.232,3x -129.252.863,3
y = 64.232,3 (2023) -129.252.863,3
y = 689.079,6 kg/tahun
y = 689,079 ton/tahun
Maka, proyeksi ekspor LLDPE di Indonesia pada tahun 2023 adalah
sebesar 689.079,6 ton/tahun.

1.1.4 Produksi LLDPE di Indonesia


Berikut ini adalah beberapa pabrik yang menghasilkan LLDPE di
Indonesia beserta kapasitasnya.
Tabel 13. Pabrik LLDPE di Indonesia
Nama Pabrik Kapasitas Alamat Pabrik
8

(Ton/Tahun)
PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. 200.000 Cilegon, Banten
PT. Lotte Titan Chemical Nusantara 225.000 Merak, Banten

Sumber: kontan.co.id, 2011

Peluang pasar LLDPE untuk tahun 2020 diperoleh dari perhitungan


demand (konsumsi + ekspor) dan supply (produksi + impor). Perhitungan
tersebut bertujuan untuk menentukan kapasitas pabrik LLDPE yang akan
dibangun. Kapasitas pabrik diperoleh dengan melihat selisih antara
demand dan supply. Hasil selisih diperoleh sebagai berikut :
Kapasitas Produksi=( Konsumsi+ Ekspor )−(Produksi+ Impor )
¿ ( 657.860+689,079 ) −( 425.000+3.363,1 )
Ton
¿230.185,979
Tahun
Ton
≈ 230.000
Tahun

1.3 Jenis – jenis Teknologi dan Pemilihan Teknologi


1.3.1 Jenis - jenis Teknologi
Proses pembuatan LLDPE (Linear Low Density Polyethylene) dapat
dilakukan dengan cara dan teknologi yang berbeda-beda. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai jenis proses dan teknologi pembuatan LLDPE :

1.5.1 Gas Phase Polymerization Process


Proses ini dilakukan dengan menggunakan reaktor fluidisasi. Fasa reaksi
yang terjadi di reaktor adalah fasa gas. Proses ini dibangun oleh Union Carbide
tahun 1977. Proses pada fasa gas lebih ekonomis, fleksibel dan mengusahakan
penggunaan terhadap variaetas yang luas terhadap support katalis. Pembuatan
LLDPE dengan teknologi fasa gas mereaksikan ethylene – 1-butena copolymers.
Pemilihan 1-butena karena dua alasan. Pertama, comonomer ini mengusahakan
9

sintesa LLDPE dengan sifat mekanik yang lebih besar dibandingkan LDPE.
Kedua, karena 1-butena memiliki dew point yang rendah dan tidak mencair pada
fasa gas. Reaksi di reaktor fluidisasi berlangsung pada temperatur 70 – 95 oC dan
tekanan 1,5 – 2,5 MPa (15-25 atm). Katalis yang digunakan berupa katalis padat
TiCl4 dan co-catalyst cair TEAL (tri ethyl alumina). Waktu tinggal katalis di
dalam reaktor adalah 2,5 – 3 jam.

Gambar 4. Gas Phase Polymerization Process (UNIPOL)


1.5.2 Solution Polymerization Process
Pada proses sintesa pembuatan LLDPE dengan teknologi ini dibagi
menjadi dua macam jenis. Jenis pertama adalah menggunakan solvent
hidrokarbon sedangkan jenis yang lain mereaksikan ethylene superkritis dan
polyethylene cair sebagai media polimerisasi. Teknologi proses jenis pertama
sudah dilakukan oleh Dow Chemical Company pada reaktor bertekanan rendah
sedangkan jenis lain dilakukan oleh Nova Chemicals LP dengan teknologi Dupont
Sclair pada reaktor bertekanan sedang. Pada proses Dow Chemical, ethylene
dengan hidrogen dibuat menjadi campuran liquid dengan pelarut C8-C10
hidrokarbon jenuh dan comonomer 1-octena. Solvent dengan monomer ethylene
masuk secara berkelanjutan ke dalam reaktor, begitu juga katalis. Pada proses ini
reaksi polimerisasi berlangsung pada temperaur 130-200 oC dan tekanan 3-20
MPa serta kandungan ethylene sebesar 8-10%. Waktu tinggal reaktan dalam
reaktor selama 5-10 menit.
10

Pada jenis proses yang kedua menggunakan beberapa reaktor yang


sebelumnya digunakan untuk polimerisasi radikal bebas ethylene dalam ethylene
superkritis pada tekanan tinggi untuk menkorversi menjadi LLDPE. Reaktor yang
digunakan pada proses ini berpengaduk dan tubular autoclave yang beroperasi
pada tekanan 30-200 MPa dan temperatur 170-350 oC. Waktu tinggal dalam
reaktor juga sangat singkat yaitu 1-5 menit. Tiga jenis katalis yang digunakan
pada proses ini antara lain pseudohomogenous katalis ziegler, TiCl4 dan katalis
padat ziegler.

Gambar 5. Solution Polymerization Process (Dupont)

1.5.3 Slurry (suspension) polymerization process


Proses pembuatan polyethylene dengan slurry polymerization process
adalah cara paling tua atau sudah lama dilakukan. Pada proses ini katalis yang
11

digunakan antara lain katalis ziegler, supported chromium oxide dan katalis
metallocene, namun tidak secara luas dipraktekkan.
Chevron Philips Chemical Company menggunakan proses slurry yang
efisien untuk membentuk LLDPE. Reaktor pada proses ini berbentuk double loop
yang mengandung serangkaian pipa dengan diameter 0,5 - 1 meter. Reaktor diisi
dengan pelarut isobutene dengan campuran ethylene dan comonomer dapat berupa
1-butena, 1-hexena, 1-octena atau 4-methyl-1-pentena. Proses ini menggunakan
katalis berupa chromium oxide. Kondisi operasi yang digunakan pada reaktor
adalah temperatur 60-75 oC dan tekanan lebih dari 3 MPa dengan waktu tinggal
reaksi selama 1,5-3 jam.

Gambar 6. Slurry (Suspension) Polymerization Process


(Philip Company)

Tabel 14. Perbandingan Proses Pembuatan Linear Low Density Polyethylene


Gas Phase Process Solution Process Slurry Process
Faktor
(Unipol) (Dupont) (Philip)
Tekanan
1,5 – 2,5 MPa 3 – 20 MPa > 3 MPa
operasi
Temperatur 70 - 95 oC 130 – 250 oC 60 – 75 oC
12

operasi
Stirred Reactor Loop Reactor
Jenis Reaktor Fluidized Bed
Tubular Autoclave
Waktu Tinggal 2,5 – 3 jam 1 – 5 menit 1,5 - 3 jam
Konversi 98% 95% 98%
Dari tabel 14 dapat dibandingkan pemilihan proses berdasarkan
teknologi yang digunakan. Pada pra-rancangan pabrik LLDPE ini dipilih
proses dengan cara gas phase (UNIPOL). Hal yang diperhatikan adalah
sebagai berikut :
 Kondisi operasi yang digunakan (tekanan dan temperatur) sangat rendah
sehingga membutuhkan energi yang tidak terlalu banyak dibanding proses
lain.
 Pengoperasiannya mudah karena proses yang sederhana dengan unggun
terfluidisasi menyebabkan proses lebih stabil dan fleksibel.
 Dengan menggunakan fase gas dan tidak adanya solvent, kemungkinan
terjadinya aglomerasi lebih kecil.
 Kebutuhan Utility Plant sedikit.
 Konversi yang didapat yaitu 98%.

1.4 Lokasi dan Letak Pabrik

Penentuan lokasi pabrik sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan


kelangsungan produksi pabrik tersebut. Pabrik Linear Low Density Polyethylene
(LLDPE) ini rencananya didirikan di Merak, Banten. Pemilihan ini didasarkan
oleh beberapa pertimbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
pabrik ini terdiri dari :
a. Bahan Baku
Bahan baku memegang peranan paling penting dalam proses produksi
pabrik. Lokasi yang dekat dengan bahan baku akan lebih menguntungkan, hal ini
dikarenakan dapat mengurangi biaya transportasi, harga bahan baku dan
ketersediaan bahan baku tersebut. Bahan baku untuk pabrik Linear Low Density
Polyethylene (LLDPE) adalah ethylene yang dapat diperoleh dari PT. Chandra
Asri Petrochemical yang berada di sekitar kawasan industri Cilegon.
13

b. Sarana Transportasi
Sarana transportasi di daerah Merak cukup mudah dijangkau sehingga
memudahkan dalam pengangkutan ataupun transportasi. Adanya jalur laut juga
dapat mempermudah transportasi.
c. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah Provinsi Banten menetapkan Anyer-Merak-Cilegon sebagai
daerah kawasan industri, sehingga pendirian pabrik di lokasi tersebut kiranya
tidak akan menimbulkan masalah.
14

Gambar 7. Peta Lokasi Pabrik LLDPE di Merak, Banten


d. Tanah dan Iklim
Tanah dan iklim cukup stabil sehingga tidak menjadi masalah. Selain itu,
iklim di wilayah tersebut juga sangat mendukung bagi sebuah kawasan industri.
e. Keadaan Masyarakat

Keadaan masyarakat di lingkungan lokasi pabrik akan sangat


mempengaruhi pendirian suatu pabrik. Lokasi yang dipilih agak jauh dari
15

pemukiman penduduk, sehingga kesehatan dan keselamatan penduduk dan


lingkungan tidak terganggu oleh keberadaan pabrik. Selain itu, di sekitar lokasi
pabrik juga sudah terdapat fasilitas-fasilitas yang memungkinkan karyawan hidup
dengan layak.

f. Utilitas

Sarana utilitas merupakan sarana pendukung yang diperlukan bagi


kelancaran proses produksi seperti air, listrik dan lainnya. Kebutuhan air dapat
diambil dari laut yang berada di sekitar pabrik, sedangkan untuk kebutuhan listrik
diperoleh dari PLN setempat dan di bantu generator sebagai cadangan .

1.5 Sifat Fisik dan Kimia


1.5.1 Sifat-Sifat Bahan Baku
1.1.5 Sifat Fisik dan Kimia Produk
A. LLDPE (Linear Low Density Polyethylene)

Sifat fisik :

 Berat Molekul : 50.000-200.000 g/mol


 Bentuk : Padatan (kristal)
 Densitas : 0,91-0,93 g/cm3
 Melt Index : 2 gram/10 min
 Tensile Strength : 20 MPa
 Titik lebur : 120 – 160 0C

Sifat kimia :

 Tidak larut dalam pelarut apapun pada suhu kamar.


 Tahan terhadap asam/basa, tetapi dapat dirusak oleh asam nitrat pekat.
 Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen.
16

 Bila dipanaskan secara kuat akan membentuk sambungan silang yang


diikuti dengan pembelahan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi,
tetapi di polimerisasi tidak terjadi.
 Larutan dari suspensi polyethylene dengan tetra klorida pada suhu 60 0C
dapat direaksikan dengan Cl membentuk produk lunak dan kenyal.
 Pemasukan atom Cl secara acak ke dalam rantai dapat menghancurkan
kekristalan polyethylene.

1.1.6 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Bahan Penunjang
Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan LLDPE (Linier
Low density polyethilene) terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku
penunjang. Bahan baku utama yaitu ethylene dan bahan baku penunjang
terdiri dari nitrogen, hidrogen dan comonomer.

1.7.2.1 Bahan Baku

A. Ethylene

Sifat fisik :

 Rumus Molekul : C2H4


 Berat Molekul : 28,052 g/mol
 Gas density : 1,178 kg/m3
 Fase : Gas
 Titik didih (1 atm) : -103,9 oC
 Titik leleh (1 atm) : -169,2 oC
 Temperatur kritis (1 atm) : 9,15 oC
 Tekanan kritis (1 atm) : 50,4 bar
 Volume kritis (1 atm) : 131 cm3/mol
 Panas laten penguapan : 113,39 kcal/g
 Panas laten peleburan : 28,547 kcal/g
 Panas pembakaran : 12.123,7 kcal/g
17

 Konduktivitas thermal : 0,011 Btu/J.ft.oF


 Densitas : 7,579 kg/m3
(Perry’s handbook, 1983)

Sifat kimia :

 Reaksi antara etena atau ethylene dan klorin menghasilkan 1,


dikloroetaana yang dapat digunalkan sebagai bahan baku plastik PVC.
Reaksi yang terjadi :

C2H4 + Cl2 CH2Cl + CH2Cl

 Reaksi alkena dengan hidrogen halida ( hidrohalogenasi).


Reaksi yang terjadi

C2H4 + HBr C2H5Br

 Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi). Reaksi antara etena (etilen)


dengan hidrogen menghasilkan etana.
Reaksi yang terjadi :
C2H4 + H2 C2H6

 Reaksi Pembakaran sempurna antara etena dan oksigen menghasilkan gas


karbonmonoksida dan air.

Reaksi yang terjadi :

C2H4 + 2 O2 2CO2 + 2H2

1.7.2.2 Bahan Penunjang

a. Comonomer 1-butena (CH2=CHCH2CH3)

Comonomer yang digunakan pada pembuatan LLDPE yaitu 1-butena.


Sifat fisik :
18

 Berat Molekul : 56,10 g/mol


 Spesific grafity : 0,6013
 Fase : Cair
 Titik didih (1 atm) : -6,1 oC
 Titik leleh (1 atm) : -185,2 oC
 Temperatur kritis (1 atm) : 146,85 oC
 Tekanan kritis (1 atm) : 40,43 bar
 Volume kritis : 293,3 cm3/mol
 Densitas : 4,142 kg/m3
 Larut dalam pelarut organik tetapi tidak dapat larut dalam air.
Sifat Kimia :

 Adisi halogen dengan penambahan klor atau brom yang dilarutkan dalam
pelarut inert.

Reaksi yang terjadi :

CH3CH=CHCH3 + Cl2 CH3CH-Cl – CH-Cl-CH3

b. Nitrogen (N2)

Sifat fisik :
 Berat Molekul : 28,02 g/mol

 Spesific gravity : 0,8081

 Fase : Gas

 Titik didih (1 atm) : -195,8 oC

 Titik leleh (1 atm) : -209,86 oC

 Temperatur kritis (1 atm) : -147 oC

 Tekanan kritis (1 atm) : 34 bar (abs)


 Densitas : 11,217 kg/m3
Sifat kimia :
19

 Kurang reaktif, terlihat dari banyaknya proses di alam yang tidak


melibatkan nitrogen melainkan oksigen meskipun komposisi terbesar
udara adalah nitrogen (78%). Berikut beberapa reaksi nitrogen.
 Dapat bertindak sebagai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi
(reduktor). Nitrogen sebagai oksidator mempunyai biloks -1, -2, dan -3,
sedangkan sebagai reduktor mempunyai biloks +1, +2, +3, +4, dan +5.
Biloks nitrogen yang paling umum adalah -3, +3, dan +5.
 Mempunyai energi ionisasi sebesar 14,5 kJ/mol.
 Mempunyai nilai keelektronegatifan sebesar 3,0.

c. Hidrogen (H2)
Sifat Fisik :
 Berat Molekul : 2,016 g/mol

 Spesific gravity : 0,0709-252,7

 Fase : Gas

 Titik didih (1 atm) : -252,7 oC

 Titik leleh (1 atm) : -259,1 oC


 Temperatur kritis (1 atm) : -239,96 oC

 Tekanan kritis (1 atm) : 13 bar (abs)


 Densitas : 15,516 kg/m3
Sifat Kimia :

 Gas hidrogen merupakan campuran dari gas sintetik (syntetis-gas).


 Jika hidrogen direaksikan dengan gas nitrogen akan menghasilkan gas
amonia (NH3).
Reaksi yang trejadi :
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

d. Katalis
20

Katalis yang digunakan untuk pembuatan LLDPE adalah katalis M-1. Katalis
M-1 terdiri dari metal aktif Titanium yang di-support dengan silika dan
aluminium.
Karakteristik :

a. Memiliki distribusi berat molekul (MWD) terbatas,

b. Harga Melt Index tinggi dan densitas yang cukup luas,

c. Aktivitas yang baik (2-4 ppm Ti),

d. Produktivitas Katalis 3000-5000 kg resin/kg katalis,


e. Berdiameter 700-900 μm.

e. Co-catalyst TEAL (Al(C2H5)3)


Sifat Fisik :
 Berat Molekul : 114,17 g/mol

 Densitas : 0,834 g/ml

 Viskositas : 2,6 mPa.sg


Contoh struktur katalis Ziegler Natta dengan kombinasi Titanium (IV)
Chloride (TiCl4) dan co-catalyst TEAL (Triethylalumunum)

TiCl4 + Al(C2H5)3 ³

Anda mungkin juga menyukai