Anda di halaman 1dari 9

VOLUME 13, NO.

2, EDISI XXXII JUNI 2005

MEMBANGUN INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA


MENJADI KELAS DUNIA

Joetata Hadihardaja1

ABSTRACT

Multi dimension crisis that has been happening since 1997 in Indonesia, generates remarkable
economics impact and also has an effect on the world of construction industry company.
To develop world-class construction industry, it is needed entirely evaluation, not just in the
industrial company itself, but also in related parties.
Based on the evaluation, recommendations such as the importance of reconstruction
certification and of revitality to increase construction industry performance, will be gathered.
Contribution of human resources is depending on worker ability including achievement and
potential ability. Construction industry can apply Quality of Work Life (QWL) systematically, so
workers will feel be treated, be trusted, be respected and be participated as part of company
that expands become a world-class company.
Keywords : Construction industry, problems, certification, world-class industrial company

PENDAHULUAN Perubahan signifikan juga terjadi akibat


amandemen UUD 1945 antara lain :
Indonesia pada waktu ini berada dalam - Presiden dan Wakil Presiden dipilih
perubahan-perubahan yang besar, yang langsung oleh rakyat
terjadi hampir di semua lini kehidupan - Hapusnya Repelita dan Repetada yang
bangsa, baik sosial, politik, ekonomi, dan diganti dengan Propeda dengan arahan
budaya. dari pusat, yaitu Propenas.
Kemudian menyusul terjadinya krisis Adanya krisis multidimensi tersebut di atas,
ekonomi yang sangat parah pada tahun mengakibatkan terjadinya dampak
1997 yang lalu. Sebagai salah satu hasil dari perekonomian yang luar biasa, sehingga
perubahan besar tersebut, adalah berpengaruh terhadap dunia usaha industri
kehidupan politik bangsa kita bergeser konstruksi.
secara sangat mendasar dari masyarakat
yang hidup dalam alam kekuasaan Seperti diketahui paradigma kekuatan /
monolitik, ke dalam kehidupan masyarakat kekuasaan dunia secara teoritis bergeser
yang jauh lebih berkualitas. Lebih lagi dari dari :
sentralisasi masih yang masih cukup lama - Strata satu (kekuatan fisik / militer) ke
menuju desentraslisasi dan otonomi daerah - Strata dua (kekuatan sosial ekonomi,
yang sangat luas, bahkan kadang-kadang politik) ke
teramat luas, sehingga cenderung - Strata tiga (kekuatan IPTEK)
kebablasan dalam mengintepretasikannya.

1
Ketua Program Doktor Teknik Sipil Universitas Diponegoro

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 11


Membangun Industri Konstruksi Indonesia Menjadi Kelas Dunia

Pergeseran tersebut tumpang tindih dan  Senantiasa meningkatkan kinerja


tergantung kepada masing-masiang strata tenaga kerja industri konstruksi serta
dalam tatanan kehidupan berbangsa dan profesionalitasnya :
bermasyarakat tiap negara dan - pengembangan
komunitasnya. - pengetrapan / penguasaan IPTEK
- kemampuan berkomunikasi
- Ciri utama kekuatan / kekuasaan strata 3
 Mencari solusi dengan
(tiga) adalah :
memberdayakan potensi internal dan
 Peningkatan penawaran
eksternal dalam / luar negeri.
 Tuntutan masyarakan akan IPTEK
 Terjadi persaingan pada penguasaan
wilayah strategis IPTEK (a.l. PERKEMBANGAN INDUSTRI
kepakaran / profesionalisme, dan KONSTRUKSI DI INDONESIA
sarana keras IPTEK)
Usaha dalam bidang konstruksi merupakan
- Oleh karena itu usaha industri konstruksi industri jasa. Secara nasional industri
masa depan ditantang untuk: konstruksi yang teregistrasi di Lembaga
 Peduli terhadap perkembangan yang Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) pada
mengglobal 28 Oktober 2004 seperti tabel 1 di bawah
 Tanggap terhadap perubahan yang ini:
sangat cepat

Tabel 1. Registrasi Perusahaan Nasional

Jumlah Perusahaan Wilayah


1. K3 (Rp. 100.000.000,-) 27.301 31
2. K2 (>Rp 100 juta - < Rp. 400 juta) 37.743 30
3. K1 (>Rp. 400 juta - < Rp. 1 Milyar) 11.650 30
4. K (kecil) 1.699 29
5. M (>Rp. 1 milyar - < Rp. 3 milyar) 4.754 30
6. M (Menengah) 633 31
7. B2 (Menengah 1) 1.916 31
8. B1 (Besar) 1.004 31
9. I (Internasional - berprestasi) 2 DKI
10. II (Nasional - berprestasi) 9 DKI
11. III (nasional - berpotensi) 0 --
Sumber : LPJK 28/10/2004

Dari gambaran daftar perusahaan tersebut konstruksi itu sendiri, tetapi juga pihak-
yang mempunyai tingkat B (nasional – pihak yang terkait.
berprestasi) hanya 9 dan peringkat I Sebagaimana diketahui LPJK sudah
(internasional berprestasi baru 2 buah, mempunyai :
itupun semuanya dari DKI. - Visi :
Terwujudnya usaha jasa konstruksi
Oleh karena itu guna membangun industri
nasional yang profesional, efisien, dan
konstruksi Indonesia menjadi kelas dunia
berdaya saing di pasaar nasional
diperlukan adanya evaluasi secara
maupun internasional.
menyeluruh, bukan hanya perusahaan

12 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 13, NO. 2, EDISI XXXII JUNI 2005

- Misi : 1. Evaluasi internal


Menyelenggarakan dan meningkatkan Perlu ada usaha jasa konstruksi tentang:
peran masyarakat jasa konstruksi
dalam melaksanakan pengembangan - Visi Rekomendasi
Kekuatan
jasa konstruksi yang kokoh dan handal - Misi Kelemahan perbaikan
serta iklim usaha yang kondunsif, - Tujuan dalam 10
transparan, efisien, beretika profesi dan tahun
beretika bisnis. yang akan
Perlu ada : datang
1. Evaluasi internal untuk diakui
2. Evaluasi eksternal
2. Evaluasi eksternal kualitas dunia
- Visi Peluang Indikator
- Misi Ancaman kondisi awal
- Tujuan

Selanjutnya evaluasi internal dan eksternal digambarkan pada skema di bawah ini :

Evaluasi Internal

KEKUATAN KELEMAHAN REKOMENDASI JADI KELAS DUNIA


- Krisis moneter biaya untuk proyek - Peningkatan kerja + manajemen intern +
berkurang organisasi
- Sertifikasi belum diakui internasional - Penyelenggaraan badan sertifikasi yang diakui
- Industri konstruksi Indonesia belum diakui dunia
- SDI banyak internasional - Peningkatan efisiensi + produktivitas
- Proyek yang belum - Perusahaan pecah, karena staf yang - Perlu kerja sama/sharing potensi DN/LN
terbangun bayak sudah maju mendirikan sendiri kecil-kecil - Peningkatan peran LPJK + Pemerintah
- Belum memanfaatkan SIM secara memfasilitasi JK yang profesional, efisien dan
optimal/profesional berdaya saing di pasar nasional + internasional
- Teknologi, manajemen, finansial, - Perlu ada rekonstruksi dan revitalisasi pada
kejujuran masih kurang industri jasa konstruksi + lembaga terkait
- Visi :
Terwujudnya usaha
INDIKATOR KONDISI AWAL
jasa konstruksi
- Peningkatan kinerja manajemen intern dan
nasional yang
Evaluasi diri organikasi
profesional, efisien
Industri jasa  Klasifikasi perusahaan …..
dan berdaya saing
Konstruksi  Penguasaan teknologi
di pasar nasional
 Penguasaan manajemen, dll
dan internasional
- Peningkatan efisiensi + produktivitas
- Misi :….Lampiran
- Tujuan :....Lampiran
Peluang Ancaman
Kebutuhan jasa - Kompetisi persaingan bursa tenaga kerja,
konstruksi masih bahasa inggris, komputer kerja DN dan
banyak terbuka LN
peluang ke luar - Persaingan finansial antara industri
negeri perusahaan konstruksi

Evaluasi Internal

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 13


Membangun Industri Konstruksi Indonesia Menjadi Kelas Dunia

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI berdasar prinsip perusahaan secara


KONSTRUKSI MENUJU KE ARAH KELAS benar
DUNIA
Evaluasi kinerja adalah salah satu
Berdasarkan evaluasi tersebut di atas perlu kegiatan manajemen SDI yang penting
dilakukan langkah-langkah konkrit baik di artinya bagi pencapaian tujuan sebuah
tingkat perusahaan jasa konstruksi itu perusahaan industri konstruksi.
maupun Lembaga Pengembangan Jasa Tujuan sebuah perusahaan adalah :
Konstruksi (LPJK) serta pihak-pihak yang a. Tujuan ideal adalah mempertahankan
terkait, langkah-langkah tersebut antara dan mengembangkan eksistensi
lain: organisasi / perusahaan yang dapat
a. Rekonstruksi dan revitalisasi sektor memberikan manfaat bagi pengusaha,
konstruksi di Indonesia dan pihak yang pekerja, masyarakat, bangsa, dan
terkait negara.
b. Upaya inovasi teknologi konstruksi serta b. Tujuan operasional adalah memperoleh
peningkatan peran riset laba kompetitif secara berkelanjutan,
c. Pengembangan agar dapat mewujudkan tujuan ideal.
profesionalitas/sertifikasi/training
standar globa Pencapaian kedua tujuan tersebut sangat
d. Strategi peningkatan profesionalitas tergantung pada kontribusi SDI (pekerja)
dan daya saing pelaku jasa konstruksi dalam melaksanakan tugas pokoknya di
e. Sharing potensi / konsorsium / merger bidang bisnis yang menjadi obyek garapan
sebuah organisasi / perusahaan, karena :
Rekonstruksi dapat dijadikan salah satu cara a. Pekerja sebagai SDI adalah penggerak
untuk melakukan revitalisasi, karena tujuan perusahaan
sama-sama meningkatkan kinerja suatu b. Tanpa pekerja sebagai SDI maka
organisasi. perusahaan tidak akan berfungsi
Jasa konstruksi / organisasi yang perlu c. Setiap perusahaan membutuhkan
diperhatikan antara lain : pekerja (SDI) yang mampu
a. Pada perusahaan / organisasi yang menggerakkannya untuk mencapai
kinerjanya kurang baik, jalan di tempat, tujuannya.
tidak berkembang, maka organisasi Kegiatan pekerja dalam menggerakkan
tersebut dituntut untuk direvitalisasi perusahaan disebut bekerja untuk
b. Tantangan dan tuntutan perkembangan menghasilkan produk berupa barang atau
masa depan terkait dengan : jasa dan pelayanan tidak sama antara yang
- Efisiensi satu dengan yang lain.
- Kualitas
- Kemudahan Kegiatan melaksanakan pekerjaan sebagai
- Daya saing / profesionalitas konstribusi itu tergantung pada kemampuan
- Peningkatan kesejahteraan setiap pekerja yang mencakup :
c. Yang aktif makin banyak dan bangkrut a. Achievement (prestasi kerja)
d. Usaha terlalu umum dengan omset dipengaruhi oleh kondisi kerja atau
sangat kecil, keuntungan industri Kualitas Kehidupan Kerja (K3) / Quality
menjadi kecil of Work Life (QWL) yang menyebabkan
e. Industri konstruksi tak sempat besar, kinerja dapat berubah-ubah
karena SDI yang dibesarkan b. Potential Ability (kemampuan
pindah/mendirikan sendiri, bahkan jadi potensial), yang masih terpendam
pesaing asalnya dapat dan harus dikembangkan agar
f. Belum semua SDI industri konstruksi menjadi achievement
profesional, perusahaan belum dikelola

14 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 13, NO. 2, EDISI XXXII JUNI 2005

1/10 ACHIEVEMENT

9/10 POTENTIAL ABILITY

• Achievement atau prestasi kerja atau • Kinerja seorang pekerja dapat


kinerja seorang pekerja tidak sama ditingkatkan apabila pekerja tersebut
dengan prestasi atau kinerja pekerja memiliki kemampuan potensial yang
yang lain, meskipun bekerja pada cukup besar di bidang kerjanya. Apabila
bidang yang sama. kemampuan potensial itu kecil atau
• Usaha atau proses, kemampuan tidak ada maka akan sangat sulit
mewujudkan kerja dan prestasi yang meningkatkan kinerjanya.
tidak sama itulah yang disebut kinerja, • Proses atau usaha dan prestasi kerja
meskipun para pekerja itu jenis dan sebagai kontribusi dalam mencapai
tingkat pendidikannya sama. tujuan perusahaan atau kinerja dapat
• Kemampuan Potensial yang dimiliki diukur, dan disebut Penilaian atau
setiap pekerja tidak sama jenis dan Evaluasi Kinerja.
kapasitas serta kualitasnya.

QUALITY OF WORK LIFE (QWL) / KUALITAS KEHIDUPAN KERJA (K3)


TOLOK UKUR PERASAAN SENANG DAN KEPUASAN KERJA

- KERJASAMA / TIM KERJA


- PARTISIPASI DALAM RAPAT
- INISIATIF, KREATIVITAS, DLL - PERLINDUNGAN JABATAN
- PELATIHAN / PENGEMBANGAN
- PENILAIAN KINERJA
- IDENTITAS ORGANISASI
- PARTISIPASI KEMASYARAKATAN PARTI- PENGEM-
- KEPEDULIAN LINGKUNGAN SIPASI BANGAN
PEKERJA KARIER - KETERBUKAAN
- PROSES PENYAMPAIAN
KEBANG- KELUHAN

GAAN - BERTUKAR PENDAPAT


- PROSES BANDING
PENYELESAIAN
- UPAH DASAR
KONFLIK
INSENTIF DAN
BERBAGI LABA KOMPENSASI QWL
YANG LAYAK YANG LAYAK
MANUSIAWI KOMU-
NIKASI
- PERTEMUAN TATAP MUKA
KESEHATAN - PERTEMUAN KELOMPOK
LINGKUNG- - PUBLIKASI INTERN
AN KERJA KESEHAT- - PERTEMUAN KELOMPOK /
- TIM KESELAMATAN KESELA- AN KERJA UNIT KERJA
KERJA
MATAN
- TIM PERTOLONGAN
GAWAT DARURAT KERJA
- PROGRAM KESEHATAN - KLINIK, KLINIK GIGI
KERJA
- PROGRAM SENAM KESEGARAN
JASMANI
- REKREASI, KONSELING
- TIDAK ADA PHK,
PROGRAM PENSIUN,
BEBAS KKN, DLL

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 15


Membangun Industri Konstruksi Indonesia Menjadi Kelas Dunia

19. QUALITY OF WORK LIFE (QWL)


WILLIAM B. WERTHER, Jr & KEITH DEVIS

GOOD
SUPERVISION

GOOD WORKING GOOD PAY &


CONDITION BENEFITS

QWL

INTERESTING REWARDING JOB


JOB
CHALLENGING JOB

QWL adalah uaha perusahaan yang pemberian kompensasi langsung / tidak


dilakukan secara sistematik dalam langsung, pengembangan karier, dll.
memberikan kesempatan yang sebesar-
Dalam filsafat dan kebijakan yang
besarnya pada para pekerja untuk ikut
demokratis itu, peran evaluasi kinerja
dalam proses pengambilan keputusan
menjadi sangat penting bagi pekerja
sebagai kontribusi yang efektif bagi
dan organisasi / perusahaan, karena :
perusahaan.
- Dari hasil Evaluasi Kinerja setiap
Para pekerja akan merasa diterima, pekerja akan menerima haknya
dipercayai, dihormati, dan dipartisipasikan sesuai dengan prestasi / achievement
sebagai bagian anggota perusahaan. yang dicapainya (kompensasi,
pengembangan karier, dll) dalam
Usaha meningkatkan kinerja secara optimal
bekerja secara adil.
hanya dapat berlangsung di lingkungan
- Dari hasil Evaluasi Kinerja yang
perusahaan yang mengimplementasikan
dilakukan secara jujur dan obyektif,
filsafat dan kebijakan (budaya organisasi)
organisasi / perusahaan akan
yang demokratis :
memiliki dan dapat mempertahankan
a. Filsafat yang demokratis berlangsung
pekerja yang kompetitif dan
berupa kehidupan kerja yang berisi
berkualitas dalam memberikan
nilai-nilai menghargai / menghormati
kontribusi melalui pelaksanaan
perbedaan individual dalam
pekerjaan masing-masing.
kemampuan dan pelaksanaan
- Dari hasil evaluasi kinerja yang
pekerjaan.
efektif, organisasi dan pekerja akan
b. Kebijakan demokratis adalah perlakuan
dapat mencapai tujuan ideal dan
yang tidak diskriminatif antar pekerja
tujuan operasionalnya sebagai
dalam evaluasi kinerja dan dengan
kepentingan bersama.
memberikan kesempatan yang sama
untuk berprestasi sebagai dasar dalam
kegiatan promosi jabatan, pelatihan,

16 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 13, NO. 2, EDISI XXXII JUNI 2005

Kontribusi pekerja dalam mewujudkan dan perusahaan domestik, sedang investasi


mengembangkan perusahaan diwujudkan luar negeri diundang untuk berbisnis di
melalui pelaksanaan pekerjaan sesuai dalam negeri. Dampaknya diperlukan
jabatan / posisi dan bidang kerja masing- semakin banyak pekerja yang
masing. kinerjanya tinggi.
4. Muncul dan berkembangnya dilema
Kinerja yang harus terus ditingkatkan sesuai
bisnis yang berpengaruh pada
hasil evaluasi kinerja, semakin penting
operasional bisnis. Dari satu sisi
sepanjang abad XXI karena prediksi
perdagangan bebas harus
lingkungan bisnis menunjukkan gejala
dilaksanakan, sedang dari sisi lain
sebagai berikut:
pemerintah semua negara merasa
1. Globalisasi berisi perubahan lingkungan
bertanggung jawab melindungi bisnis
bisnis yang sangat cepat (rapid
domestik demi kepentingan bangsa dan
change):
negaranya. Dilema yang sulit diatasi itu
- Perubahan nilai-nilai menyebabkan
antara lain :
terjadinya perubahan pola hidup
a. Produk dalam negeri tidak dapat
yang terlihat dari perkembangan dan
lagi diproteksi, sementara produk
peningkatan keinginan / kebutuhan
luar negeri akan membanjiri pasar
konsumen dalam mengkonsumsi
domestik.
barang atau jasa, yang
b. Tenaga kerja (SDI) domestik tidak
mengharuskan peningkatan kinerja
dapat lagi diproteksi, sementara
dalam melaksanakan pekerjaan.
tenga kerja asing masuk dan
- Perubahan dan perkembangan ilmu
menggeser tenaga kerja domestik.
pengetahuan dan teknologi
Kedua kondisi itu tidak dapat lain
berpengaruh langsung pada proses
selain harus diantisipasi oleh
produksi, jumlah dan kualitas produk,
tenaga kerja domestik dengan
yang menuntut pekerja mampu
kinerja yang tinggi untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan
bersaing di dalam dan / atau di
kinerja yang tinggi.
luar negeri.
- Perubahan konsep struktur organisasi
5. Berkembangnya isu-isu sosial politik
yang efektif, efisien dan produktif,
yang berpengaruh pada organisasi
memerlukan manajer dan tenaga
bisnis dan operasional bisnis,
profesional di bidang produksi yang
pernyataan presiden yang mudah
kinerjanya tinggi.
mengguncang nilai rupiah, isu bantuan
2. Persaingan akan menjadi semakin ketat
IMF, isu kenaikan BBM, isu KKN, isu
dan berat karena masuknya modal
bom, isu lulusan yang tidak siap pakai,
asing, berdirinya perusahaan multi
dll. Isu-isu sejenis masih akan
nasional berskala raksasa yang
berkelanjutan. Kondisi itu
berbisnis dari peralatan elektronik
mengharuskan setiap organisasi bisnis
berteknologi canggih sampai bumbu
memiliki kinerja yang tinggi dan mampu
dapur. Dalam persaingan itu setiap dan
mengantisipasi setiap isu agar tidak
semua organisasi / perusahaan
mempengaruhi bisnisnya.
membutuhkan pekerja yang memiliki
6. Kondisi pemerintahan dan negara yang
kinerja yang tinggi dalam semua
tidak sehat / tidak baik di abad XX
bidang.
masih akan berkelanjutan pada abad
3. Globalisasi dengan konsep
XXI tidak menjamin terwujudnya bisnis
perdagangan bebas yang tampaknya
yang sehat, sehingga setiap organisasi
sederhana, ternyata merupakan bisnis
/ perusahaan sangat memerlukan
yang komplek dan beresiko tinggi.
pekerja yang kinerjanya tinggi.
Tidak mudah mengglobalkan

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 17


Membangun Industri Konstruksi Indonesia Menjadi Kelas Dunia

BEBAN GLOBALISASI
YANG TIDAK DAPAT
DIATASI
LAJU PERTUMBUHAN TENAGA KERJA YANG
YANG CUKUP TINGGI UN-SKILL /
PENGANGGURAN

PEMERINTAH DAN
MENURUNNYA ETIKA TANGGUNG JAWAB
NEGARA YANG TIDAK
SOSIAL DAN POLITIK SOSIAL YANG RENDAH
SEHAT / TIDAK BAIK

MASUKNYA TENAGA KEBODOHAN, KESEHATAN


KERJA ASING BURUK, KEMISKINAN,
KKN YANG TIDAK DICEGAH / PERUMAHAN KUMUH &
DIHENTIKAN DAN TERTIB KRIMINALITAS TINGGI
HUKUM BELUM MAKSIMAL

Dampak pemerintah / negara yang dan pelayanan yang sesuai dengan


tidak sehat / tidak baik kebutuhan dan keinginan konsumen.
a. Kepercayaan rakyat pada pemerintah - Untuk meningkatkan kinerja setiap
rendah pekerja perlu dibantu secara maksimal
b. Kepercayaan luar negeri pada dalam mengembangkan kemampuan
pemerintah dan bangsa Indonesia potensial masing-masing dalam bidang
rendah bisnis, khususnya yang berhubungan
c. Hutang luar negeri terus meningkat dengan proses produksi, pelayanan dan
d. Keterpurukan ekonomi dan moneter pemasaran produk jasa konstruksi.
nasional terus berlanjut - Untuk memfokuskan kinerja, para
e. Iklim bisnis tidak sehat pekerja perlu dibantu secara maksimal
f. Pembangunan sumber daya manusia dalam meningkatkan kemampuan
untuk bisnis yang kompetitif tidak mengantisipasi perubahan dan
efektif dan tidak efisien perkembangan lingkungan bisnis
perusahaannya.
Keseluruhan kondisi itu berdampak pada
- Untuk memelihara dan meningkatkan
kesulitan yang besar untuk menciptakan
kinerja, para pekerja harus dibina
tenaga kerja yang kinerjanya tinggi.
dengan QWL yang positif.
Upaya mengelola SDI profesional - Untuk meningkatkan kinerja, para
untuk peningkatan kinerja pekerja perlu dimotivasi untuk
- SDI digerakkan agar kinerjanya meningkatkan Manajemen Pengendalian
difokuskan pada produktivitas kerja yang Mutu Terpadu (Total Quality
tinggi (barang atau jasa) khususnya Management) secara profesional.
dalam proses produksi dan pemasaran.
Rekonstruksi dan revitalisasi tidak
- SDI dibina agar dengan kinerja yang
mudah tergantung pada :
tinggi memiliki komitmen yang tinggi
a. Sumber daya yang tersedia
pula pada kualitas dalam pelaksanaan
b. Perilaku dan kebutuhan stakeholder
pekerjaan untuk menghasilkan produk

18 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 13, NO. 2, EDISI XXXII JUNI 2005

R dan R harus dilakukan, berhadapan DAFTAR PUSTAKA


era global ciri khasnya :
- Efisiensi Hadihardaja, Joetata, Peran Perguruan
- Kualitas Guna memenangkan Tinggi Swasta Menyongsong Era Globalisasi,
- Tepat waktu persaingan Universitas Bung Hatta, Padang, 2003
Hadihardaja, Joetata, Peran Stakeholders
KESIMPULAN / SARAN dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di
masa depan, KNI ICID – Pemprov. Jateng –
Untuk menjadi kelas dunia; perlu R + UNDIP, Semarang 2003
R, yaitu :
a. Perlu ada target waktu dan sasaran Hadihardaja, Joetata, Memperkuat
pada visinya Pendidikan dengan Membentuk Masyarakat
b. Training macam apa yang Jejaring untuk Kepentingan Demokrasi dan
berkelanjutan diinventarisasi dan Ekonomi Rakyat pada Era Globalisasi, pada
dilaksanakan + diakui LN / DN lounching “SMS Kampus” di Padang, 12
c. Pengaturan sertifikasi / standar + Agustus 2004
diakui DN / LN J. Supranto, Prof, MA, APU, Peranan Riset
d. Ada pengawasan, monitoring, evaluasi Bisnis dalam Era Globalisasi serta Perlunya
industri konstruksi terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu, UPI –
perkembangan global YPTK Padang, 2003
e. Promosikan potensi / kemampuan
perusahaan dan tampilkan excellent Masngudi, Prof, Dr, Meningkatkan Sumber
services Daya Manusia Menghadapi Kompetensi Era
Global, UPI – YPTK Padang, 2003
Saleh, Prof, Dr, Membangun CA dalam
Menghadapi Kompetisi Era Globalisasi,
Pekanbaru, 2003

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 19

Anda mungkin juga menyukai