Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MEDIA KOMUNIKASI

“Literasi Media, Media Modern dan Media Tradisional”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : SUHARIS PRABUDI (0101182083)
KELAS : FDK KPI
SEMESTER : 4
DOSEN PENGAMPU : Irma Yusriani Simamora, M.A.
MATA KULIAH : MEDIA KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWA KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Alloh Swt. Karena berkat taufik
dan hidayah-Nya.Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi
besar Muhammad Saw. Beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi
upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Alhamdulillah sekali kami dapat menyelesaikan makalah tentang Literasi Media,
Media Modern dan Media Tradisional, penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas dengan mata kuliah Media Komunikasi . Makalah ini ditulis dari hasil yang
diperoleh dari buku dan media masa yang berhubungan dengan judul makalah ini. Dan tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberi kesempatan
kepada kami untuk belajar menulis dalam bentuk Karya Ilmiyah ini, tidak lupa pula kepada
rekan-rekan yang telah memberi dukungan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Kami sangat menyadari bahwa makalah kami masih terdapat kekurangan, maka kami
harapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya. Dan mudah-mudahan upaya
ini senantiasa mendapat bimbingan dan ridha Alloh Swt. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Medan, 18 MEI 2020

SUHARIS PRABUDI

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................................3
A. Latar Belakang .............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................................5
BAB III. PENUTUP ...........................................................................................................15
A. Kesimpulan ...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Literasi media merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari informasi.
Informasi adalah suatu hal tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena
informasi manusia dapat melakukan berbagai hal. Dari waktu itu informasi terus
mengalami perkembangan media elektronik atau digital dan telekomunikasi.
Informasi bukan hanya berbentuk cetak lagi, tetapi sudah dapat diakses dengan
media globalisasi. Oleh karena itu, masyarakat harus memiliki kemampuan yang
dikenal dengan istilah literasi media.
Awalnya literasi media hanyalah kajian tulisan dan diskusi dikalangan para
pakar komunikasi, namun kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan yang
dilakukan para aktivis dan organisasi literasi media guna secara nyata
memberikan pendidikan akan pentingnya memiliki kemampuan literasi media.
Media modern dizaman sekarang teknologi sudah berkembang dengan pesat.
Dengan adanya teknologi yang semakin canggih maka media modern muncul.
Media modern membuat hubungan khalayak dan media menjadi berimbang. Hal
itu dikarenakan khalayak dapat bersifat produsen, bersifat konsumen, atau
prosumer.
Di berbagai daerah Indonesia, media komunikasi tradisional tampil dalam
berbagai bentuk dan sifatnya, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada
didaerah-daerah itu. Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam
pengertian yang lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian
rakyat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah, yaitu :
a. Apakah pengertian dari literasi media, media modern dan media
tradisional ?
b. Apa sajakahperan penting dari literasi media, media modern dan media
tradisional?
c. Langkah-langkah apasaja dalam literasi media ?
d. Contoh-contoh dari literasi media, media modern dan media tradisional?

3
C. Tujuan
Makalah ini mempunyai tujuan, yaitu :
a. Untuk mengetahui pengertian dari literasi media, media modern dan
media tradisional
b. Untuk mengetahui peran penting dalam literasi media, media modern dan
media tradisional.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam literasi media
d. Dan untuk mengetahui contoh contoh dari literasi media

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Literasi media
Kehadiran televisi memang layak diperhitungkan. Bisa kita lihat hamper
setiap rumah ada televise. Tidak peduli apakah pemiliknya kaya maupun miskin.
Tanpa kita sadari televise dapat memberikan dampak positif dan negative bagi
kita. Tidak dapat dihindari lagi bahwa pengaruh televisi yang tidak bisa lago
dipisahkan dengan kehidupan kita sehari-hari.
Salah satu definisi yang popular menyatakan bahwa literasi media adalah
kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasi
isi pesan media. Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa fokus utamanya
berkaitan dengan isi pesan media.
Dapat kita lihat sendiri isi acara-acara televisi yang sering meresahkan
masyarakat karena berdampak buruk bagi anak-anak atau audiens yang belum
bisa memilih tayangan yang layak untuk ditonton. Satu hal yang harus terus
ditunggu adalah munculnya penyedia materi-materi tayangan TV yang baik bagi
anak-anak dan orang dewasa. Komitmen dari production house yang membuat
acara TV atau film yang bernilai dan berkualitas serta mengandung nilai-nilai
kehidupan yang sesuai dengan moral, walaupun sudah ada yang mulai tetapi
amatlah sedikit.
Ada beberapa tips yang baik diterapkan dalam bermedia sehat dirumah yaitu
buatlah jadwal menonton keluarga, damping anak-anak dalam menonton TV, jika
anak ditunggui pembantu, ajarkan pembantu mengenai tontonan yang sehat.
Jangan letakkan TV dikamar tidur karena akan membuat anak lebih sering
menonton. Berikan buku bacaan sebagai pengganti TV, berikan
kegiatan/permainan yang kreatif agar dapat membantu perkembangan otak anak
dan agar keluarga dapat mengurangi menonton TV. Perlu adanya pembelajaran
atau sosialisasi melek media (menyaring isi media) pada setiap orang yang ada
dirumah.
B. Pentingnya literasi media
Mari kita belajar bagaimana media saat ini seperti yang kita lihat sudah
kurang memperhatikan etika dan nilai profesionalisme media, bagaimana media

5
sudah menjadi kendaraan politik dan ideologi tertentu, bagaimana realitas mampu
dipelintir oleh media, sehingga masyarakat pada dasarnya memerlukan apa yang
disebut sebagai LITERASI MEDIA, agar mereka aktif, cerdas, peka dan kritis
dalam mengamati fenomena pemberitaan media saat ini
Masyarakat pada dasarnya merupakan “sasaran” media massa, oleh karena itu
masyarakat harus peka dan memiliki tingkat pemahaman yang baik terhadap
pemberitaan media. Karena dengan melalui media literasi membuat masyarakat
menjadi kritis, peka terhadap informasi media massa, serta mampu meningkatkan
kualitas dan kuantitas intelektual masyarakat itu sendiri. Melalui media literasi
masyarakat bisa meningkatkan intelektual mereka dengan aktif mencari informasi
yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan referensi yang ada, sehingga
informasi yang didapat bisa menjawab kebutuhan yang dicari oleh individu
sebagai anggota masyarakat itu sendiri.
Dasar dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di
kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program
yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Permasalahan yang ada adalah
seiring dengan derasnya arus informasi media, masyarakat pun dibuat
kebingungan dan tidak mampu memilah, menyeleksi, serta memanfaatkan
informasi yang sudah mereka peroleh. Oleh karena itu dalam media literasi ada
tiga tahap yang bisa digunakan oleh individu sebagai anggota dari suatu
masyarakat dalam menerima, memilah, menyeleksi informasi sesuai dengan
kebutuhan intelektual yang diinginkan. Menurut James Porter dalam Rahayu
(Media Literasi Agenda “Pendidikan” Nasional yang Terabaikan) Volume 1
Nomor 2. Halaman 171-184, tiga tahap tersebut adalah
a. Explore, yaitu keahlian untuk memilih memutuskan informasi yang
dibutuhkan dari suatu pesan
b. Recognize Symbols, keahlian untuk mengidentifikasi dan memilah simbol-
simbol. Keahlian ini terdiri dari dua macam yaitu Message Focused Skill dan
Message Extending Skill. Message focused skill merupakan keahlian
menafsirkan makna pesan media massa. Keahlian ini meliputi aspek: 1)
Analysis, keahlian menjabarkan pesan ke dalam elemenelemen yang
bermakna dengan cara menggali lapisan-lapisan makna di dalam pesan yang

6
tersaji di media; 2) Compare/contrast, merupakan keahlian untuk membuat
klasifikasi pesan-pesan yang memiliki persamaan dan perbedaan; 3)
Evaluation, menunjukkan keahlian menilai elemen pesan dengan
membandingkannya dengan kriteria-kriteria tertentu; dan 4) Abstraction,
merupakan keahlian untuk menyusun sebuah deskripsi pesan media yang
tepat yaitu singkat, jernih dan akurat.
c. Message extending skill merupakan keahlian menjelaskan dan menyimpulkan
pesan-pesan media massa yang diterima. Keahlian ini terdiri dari: 1)
Deduction, keahlian menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan
hal-hal khusus; 2) Induction, keahlian untuk menarik kesimpulan mengenai
pola-pola umum melalui pengamatan terhadap hal-hal khusus; dan 3)
Synthesis, keahlian untuk menyusun kembali elemen-elemen menjadi suatu
struktur baru.
Kesemua keahlian tersebut yang pada akhirnya menentukan tingkat media
literate individu. Semua orang pada dasarnya melek media, tidak ada yang benar-
benar tidak melek media dan tidak ada pula yang benar-benar melek media.
Semua pada dasarnya melek media meski berada pada tingkatan yang berbeda-
beda. Porter menilai, semakin tinggi tingkat media literacy yang dimiliki
seseorang, maka semakin banyak makna yang dapat digalinya. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat media literacy seseorang, semakin sedikit atau dangkal
pesan yang didapatnya. Seseorang yang tingkat media literacy-nya rendah akan
sulit mengenali ketidakakuratan pesan, keberpihakan media, memahami
kontroversi, mengapresiasi ironi atau satire dan sebagainya. Bahkan kemungkinan
besar orang tersebut akan dengan mudah mempercayai dan menerima makna-
makna yang disampaikan media apa adanya tanpa berupaya mengkritisinya.
Upaya mewujudkan media literacy di kalangan masyarakat di sejumlah
negara dilakukan dengan mengenalkan konsep-konsep utama tentang media agar
individu dapat secara cerdas memahami media secara utuh. Konsep-konsep yang
dimaksud meliputi:
Pertama, media merupakan hasil konstruksi. Masyarakat atau dalam hal ini
individu yang berinteraksi dengan media perlu memahami adanya korespondensi
antara kenyataan (real world) dengan kenyataan yang direpresentasikan oleh

7
media. Bahwa media dalam merepresentasikan fakta telah melakukan serangkaian
kegiatan mulai dari mendesain, memilih, menyeleksi dan mengedit fakta yang
akan disajikan sebagai pesan media. Memang media telah menyajikan kenyataan
namun perlu ditekankan kenyataan yang disajikan media telah melalui
serangkaian proses produksi. Tidak terbatas dalam pengertian ini, Aufderheide
menambahkan, “media are constructed and construct reality” (Christ, 2004: 92-
96). Eksistensinya di masyarakat sebagai alat komunikasi menjadikan media
dikonstruksi oleh lingkungannya, baik itu lingkungan sosial maupun ekonomi.
Kedua, representasi media mengontruksi realitas. Perlu disadari ketika
individu tidak memiliki informasi tentang suatu peristiwa dari sumber atau
referensi lain selain media, besar kemungkinan individu tersebut beranggapan
peristiwa tersebut sama dengan realitasnya. Padahal kenyataannya tidak selalu
demikian. Dalam hal ini penting artinya mengajak individu bersikap “terbuka”
untuk memperluas pengetahuannya agar individu memiliki alternatif pilihan
bagaimana memahami peristiwa yang ditampilkan di media.
Ketiga, pesan media berisi nilai dan ideologi. Masyarakat perlu tahu bahwa
media mengkonstruksi nilai dan kepercayaan tertentu, termasuk menjadi alat
ideologis bagi penguasa untuk melontarkan pesan propaganda politik atau pun
pemodal yang mendidik masyarakat sebagai konsumen produk-produk kapitalis.
Dengan begitu, masyarakat akan kritis menanggapi pesan-pesan politik dan juga
siaran niaga yang disampaikan oleh media.
Keempat, pesan media berimplikasi sosial dan politik. Media sering dipahami
hanya merefleksikan realitas sosial karenanya dinilai netral dan bebas nilai.
Namun sesungguhnya media ikut mengkonstruksi realitas—yang kemudian
diterima dan dipahami masyarakat—sehingga memiliki konsekuensi sosial dan
politik. Setiap versi realitas yang ditampilkan media merupakan hasil seleksi atau
serangkaian proses produksi berdasarkan ideologi tertentu dan merupakan
gambaran parsial dari realitas yang sesungguhnya.
Pembelajaran media literacy diharapkan mencakup “segala cara mengkaji,
mempelajari dan mengajarkan pada semua tingkat (dasar, menengah, tinggi,
dewasa dan pendidikan seumur hidup) …dan dalam semua konteks, sejarah,
kreativitas, penggunaan dan evaluasi media sebagai suatu ketrampilan teknis dan

8
praktis sekaligus sebagai lahan yang ditempati oleh media dalam masyarakat,
dampak sosialnya, implikasi komunikasi bermedia, partisipasi, modifikasi modus
dari persepsi yang dihasilkannya, peran karya kreatif dan akses ke media”
(UNESCO, 1979 dalam Nasution, 1994).
C. Langkah-langkah dalam literasi media
Literasi harus direvolusi untuk mencerdaskan masyarakat milenial. Perlu juga
percepatan program akselerasi literasi dengan beberapa langkah. Pertama,
pemahaman paradigma literasi tidak hanya membaca dan bahan bacaan bukan
hanya manual, melainkan juga digital. Literasi tidak sekadar membaca dan
menulis, namun juga keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan berbentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Kedua, pemenuhan akses internet di semua wilayah. Meski di ini kita berada
di “benua maya”, namun masih banyak wilayah di Indonesia yang belum bisa
mengakses Internet. Dengan menyediakan akses Internet, maka literasi digital
akan semakin mudah. Suatu tempat yang tidak ada perpustakaannya juga bisa
diganti e-library.
Ketiga, implementasi konsep literasi di semua lembaga pendidikan.
Kemendikbud (2017:2) merumuskan gerakan literasi secara komprehensif. Yaitu
literasi dasar (basic literacy), literasi perpustakaan (library literacy), literasi media
(media literacy), literasi teknologi (technology literacy) dan literasi visual (visual
literacy).
Selama ini, yang mendapat akses pengetahuan literasi hanya pelajar,
mahasiswa, guru, dosen, petugas perpustakaan dan lainnya. Maka gerakan literasi
yang digagas Kemendikbud harus didukung. Mulai dari gerakan literasi dalam
keluarga, sekolah dan gerakan literasi nasional.
Keempat, menumbuhkan rasa cinta pada ilmu pengetahuan, kebenaran dan
fakta. Hal itu tentu harus terwujud dalam kegiatan membaca yang diimbangi
validasi, baik membaca digital maupun manual.
Kelima, masyarakat harus mengubah gaya hidupnya yang berawal dari
budaya lisan, menjadi budaya baca. Rata-rata masyarakat tidak membaca karena
faktor kesibukan mencari nafkah, tidak suka membaca, dan tidak adanya bahan
bacaan.

9
Bahkan, mereka tidak tahu bahan bacaan berkualitas itu seperti apa. Di sinilah
perlu adanya edukasi literasi kepada masyarakat secara luas. Harus ada budaya
baca yang diciptakan keluarga dan kelompok masyarakat daripada “ngobrol
doang” yang tak ada gunanya.
D. Contoh literasi media tv pada anak-anak
Apabila yang dicontoh dan ditiru merupakan tayangan yang mendidik,
meningkatkan kepedulian sosial, atau meningkatkan kepatuhan pada orang tua
dan kesadaran beragama misalnya, tentu ini akan sangat positif bagi
perkembangan kepribadian dan sosial keagamaan anak. Namun jika yang ditiru
adalah tayangan kekerasan, konsumerisme, free sex atau budaya Barat yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang santun dan beradab, maka tentu
kita merasa risau. Program yang banyak disukai anak-anak adalah kartun. Film
kartun yang ditayangkan di semua televisi swasta kita hendaknya perlu
diwaspadai. Orang tua dan keluarga yang memahami potensi bahaya yang muncul
dari televisi, cenderung akan menyeleksi dan mendampingi anak mereka saat
menonton. Pada bulan Oktober 2010 telah dilakukan pengkajian terhadap program
anak dan kartun. Sejumlah 16 judul program dari 5 stasiun televisi yang paling
banyak menampilkan program.
E. Dafinisi media tradisional dan modern, contoh dan capaian/peran
masing-masing media dalam komunikasi
1. Media Tradisional
Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di
Indonesia. Pada masa silam, kesempatan untuk mendengarkan dongeng tersebut
selalu ada, karena merupakan bagian dari kebudayaan lisan di Indonesia. Bagi
para ibu mendongeng merupakan cara berkomunikasi dengan putra-putri mereka,
terutama untuk menanamkan nilai-nilai sosial, yang diturunkan dari generasi ke
generasi.
Di berbagai daerah di Indonesia, media komunikasi tradisional tampil dalam
berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada di daerah-
daerah itu. Misalnya, tudung sipulung (duduk bersama), ma’bulo sibatang
(kumpul bersama dalam sebuah pondok bambu) di Sulawesi Selatan (Abdul Muis,
1984) dan selapanan (peringatan pada hari ke-35 kelahiran) di Jawa Tengah, boleh

10
dikemukan sebagai beberapa contoh media tradisional di kedua daerah ini. Di
samping itu, boleh juga ditunjukkan sebuah instrumen tradisional seperti
kentongan yang masih banyak digunakan di Jawa. Instrumen ini dapat digunakan
untuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang mengandung makna yang berbeda,
seperti adanya kematian, kecelakaan, kebakaran, pencurian dan sebagainya,
kepada seluruh warga masyarakat desa, jika ia dibunyikan dengan irama-irama
tertentu.
Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertian yang
lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam
hubungan ini Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) mendefinisikan media
tradisional sebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal
atau diakrabi rakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau
dipertunjukkan oleh dan/atau untuk mereka dengan maksud menghibur,
memaklumkan, menjelaskan, mengajar, dan mendidik.
Sejalan dengan definisi ini, maka media rakyat tampil dalam bentuk nyayian
rakyat, tarian rakyat, musik instrumental rakyat, drama rakyat, pidato rakyat- yaitu
semua kesenian rakyat apakah berupa produk sastra, visual ataupun pertunjukkan-
yang diteruskan dari generasi ke generasi (Clavel dalam Jahi, 1988).
2. Modern
Terdapat beberapa media komunikasi modern yang berkembang dan banyak
dipakai oleh individu untuk kemudahan berkomunikasi, yaitu:
a. Koran
Media komunikasi, alat komunikasi,Koran atau majalah merupakan sarana
informasi dan komunikasi modern yang dikembangkan atau cikal bakal dari
sebuah surat. Alat informasi modern ini merupakan alat informasi yang
digunakan dengan basis tulisan.
Sehingga koran atau majalah merupakan alat komunikasi modern yang
dikembangkan hingga orang dapat mengetahui berbagai informasi di
sekitarnya dengan berita-berita dari ringan hingga yang berat.

b. Radio

11
Media komunikasi, alat komunikasi,Radio merupakan alat komunikasi
yang digunakan dengan basis audio yang hanya mampu didengarkan oleh
orang dengan frekuensi tertentu.
Alat komunikasi modern ini dulunya digunakan oleh para warga Indonesia
dalam menghadapi perang. Sebagai tanda penyerangan bahkan simbol adanya
bahaya di tempat tertentu.
Bahkan sampai saat ini, radio masih saja digunakan oleh orang-orang
khususnya anak muda yang sering mendengarkan musik dan program-
program radio yang khusus kaula muda.

c. Telepon
Media komunikasi, alat komunikasi,Alat komunikasi modern ini
merupakan alat komunikasi modern yang pertama kali digunakan oleh
manusia. Alat komunikasi ini menggunakan listrik sebagai penghubung ke
orang lain dengan jarak yang cukup jauh, manusia dapat berkomunikasi
dengan baik. Telepon merupakan alat komunikasi modern yang diciptakan
oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876.

d. Televisi
Media komunikasi, alat komunikasi,Telepon merupakan alat komunikasi
modern yang digunakan hanya menggunakan audio saja. Namun, seiring
berkembangnya teknologi, maka ada inovasi baru yaitu televisi sebagai sarana
komunikasi yang berbasis audio maupun visual. Kita dapat melihat orang
dalam layar kaca televisi, bukan hanya mendengarkan suara saja secara audio.
Televisi ini merupakan alat komunikasi modern yang digunakan dengan sifat
yang cukup populer karena di Indonesia hampir seluruh rumah masyarakat
memiliki televisi setidaknya satu buah.

e. Telepon genggam (Handphone)


Media komunikasi, alat komunikasi,Alat komunikasi telepon semakin
berkembang hingga menjadi telepon genggam atau biasa disebut sebagai
ponsel. Telepon ini tanpa memerlukan bantuan kabel listrik sebagai

12
penghubung komunikasi, namun hanya menggunakan satelit sebagai sinyal
ponsel.
Bahkan kita ketahui ponsel ini semakin berkembang menjadi Smartphone,
yang mana alat ini digunakan dengan kepintaran teknologinya yang selalu
semakin berkembang pesat. Ponsel mulai dirilis atau digunakan pertama kali
sebagai alat komunikasi modern sejak 3 Aprikl 1973.
Ponsel pun hingga sekarang menjadi kebutuhan pokok masyarakat sebagai
alat komunikasi modern yang sangat penting. Sehingga tak aneh jika setiap
orang sudah mulai memegang dan memiliki ponsel sebagai alat komunikas
modern. Selain itu, ponsel juga semakin berkembangnya teknologi, semakin
maju pula dan berinovasi dari fitur-fitur yang terdapat pada ponsel. Hingga
munculnya internet di era ini.

f. Internet
Media komunikasi, alat komunikasi,Semakin berkembangnya jaman, di
era yang serba teknologi ini, bukanlah hal yang aneh lagi jika semakin banyak
orang yang mulai menggunakan internet. Semuanya sekarang serba online,
mulai dari panggilan ojek, asisten, hingga mencari pekerjaan paruh waktu
maupun fulltime.
Sekarang sudah mulai berkembang jamannya menjadi jaman cyber, yang
segalanya menggunakan internet. Pun dengan komunikasi. Sarana komunikasi
terbesar dan yang paling banyak digunakan adalah internet.
Dengan adanya internet sebagai media komunikasi dapat berjalan dengan
lancar, efektif, dan efisien. Karena internet memiliki kata-kata seperti,
‘Mendekatkan yang Jauh’. Kata-kata tersebutlah yang membuat banyak orang
untuk kerap kali menggunakan internet sebagai sarana media komunikasi.
Sudah banyak orang yang berkomunikasi melalui internet.
Salah satu contohnya adalah jejaring sosial yang karena adanya media
sosial seperti facebook, instagram, twitter, dan lain-lain. Hal inilah yang
membuat kata-kata, ‘Yang jauh terasa dekat’.
Internet memang selalu berkembang pesat sesuai perkembangan teknologi.
Semua orang dapat berkomunikasi dengan siapa saja dan di mana saja, dengan

13
menggunakan sarana media komunikasi ini. Kita dapat berkomunikasi dengan
orang di belahan dunia manapun dan siapapun.
g. Media Sosial
Dengan adanya internet yang sering digunakan banyak orang sebagai
sarana media komunikasi, media sosial pun ikut andil dalam sarana prasarana
media komunikasi.Contoh halnya dengan beberapa media sosial yang mulai
banyak orang yang menggunakan khususnya para remaja yang mulai
menggandrungi media sosial ini.
Media sosial ini di antaranya facebook yang didirikan oleh Mark
Zuemberg, instagram yang mulai bekerjasama dengan facebook, dan twitter
yang bersaing ketat dengan facebook.Beberapa media sosial tersebutlah yang
menjadi sarana media terpopuler oleh banyak orang yang menggunakan.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik literasi informasi dalam proses pembelajaran sepanjang hayat
sebenarnya melekat dengan karakter manusia pada umumnya sebagai makhluk
pembelajar. Sesuai dengan pekerjaannya, manusia melakukan proses belajar guna
meningkatkan kemampuan diri. Hal ini dijalankannya di lingkungan keluarga
dalam bentuk membelajarkan anak-anaknya supaya memiliki kemempuan yang
setara atau bahkan melebihi orang tuanya. Setelah dunia pendidikan beralih ke
lembaga pendidikan formal, praktek literasi pembelajaran dijadikan program
andalannya, dan semakin banyak anggota masyarakat yang mengikuti proses
pembelajaran dimaksud.
Sejalan dengan telah banyaknya lembaga formal yang bergerak dalam dunia
pendidikan dan pembelajaran, praktik literasi informasi dan litterasi media pun
dilakukan secara lebih terprogram. Sekarang, program-program literasi informasi
dan media sudah dilakukan oleh institusi perpustakaan di semua jenisnya.
Perpustakaan Sekolah lebih banyak mempraktekkan proses literasinya pada para
siswa, mulai dari siswa sekolah dasar sampai siswa sekolah menengah atas (SD
sampai SMU/K). Perpustakaan Perguruan Tinggi lebih fokus mempraktekkan
program-program literasinya pada mahasiswa. Pada awal perkuliahan, mahasiswa
dikenalkan dengan segala fasiltas pembelajaran yang dimiliki oleh perguruan
tinggi. Untuk bidang literasi informasi, biasanya dilakukan oleh perpustakaan
perguruan tinggi. Sementara itu, di perpustakaan umum, praktek literasi melekat
dengan kegiatan yang secara rutin diprogramkan oleh perpustakaan. Perpustakaan
secara proaktif memperkenalkan segala informasi dan sumber-sumber informasi
yang dikelolanya kepada masyarakat luas. Sedangkan untuk jenis perpustakaan
khusus atau perpustakaan instansi, perpustakaan lebih banyak secara aktif
mengelola dan menyampaikan informasi dan sumber-sumber informasi yang
berkaitan dengan visi dan misi lembaga penaungnya, kepada masyarakat secara
lebih terbatas yang berada di bawah naungan lembaga induknya tadi. Intinya,
kegiatan literasi informasi dan juga literasi media itu dilakukan oleh orang
perorangan, keluarga, ataupun lembaga, yang tujuannya untuk mempertahankan
survivabilitas pengetahuan yang dimilikinya, baik secara personal individual
maupun secara kelembagaan dan sosial.
B. Saran

15
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, A. N. (2014). Literasi indonesia sangat rendah. Jakarta: Republika.

https://www.republika.co.id/berita/koran/didaktika/14/12/15/ngm3g840literasiliter
asiindonesia-sangat-rendah Andika,

Dwiki(2016).. Definisi dan Manfaat New Media.

IT-JURNAL.com. https://www.itjurnal.com/definisi-dan-manfaat-newmedia/

16

Anda mungkin juga menyukai