Anda di halaman 1dari 6

Manajemen kebidanan komunitas

Disusun oleh

Mahanani Adjani Ramandani

1810105125

Progam Studi D3 Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Aisyiyah Yogyakarta

2020/2021
ManajemenKebidananKomunitas

Bidan X ditempatkan di suatu Desa dengan kondisi sebagai berikut:

Desa “Sukamaju” dengan jumlah penduduk 476 jiwa terdiri dari 245 laki-lakidan 231
perempuan dengan 78 KK. Jumlah Balita ada 10%, Remaja 15%, Lansia 20% dan selebihnya
adalah penduduk dewasa. Upaya pemberdayaan masyarakat di desa tersebut terdapat 1
posyandu balita yang kurang aktif, belum ada posyandu Remaja dan Posyandu Lansia
Kondisi Lingkungan: pada musim hujan air sering menggenang dijalan karena saluran air
banyak sampah. Perilaku masyarakat: kebersihan rumah dan lingkungan kurang, sebagian
laki-laki masih merokok.

1. Identifikasi Masalah

Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang.
Namun, kesehatan seringkali menjadi hilir (dampak) dari berbagai permasalahan yang
dialami individu dan lingkungan sekitarnya. Padahal, kesehatan merupakan modal awal bagi
perkembangan potensi individu dalam hidup.

Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan secara berturut-turut, yaitu:

1) Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting
untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus
dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan
suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat. Sebagai
tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan
masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup
bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk
menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi
hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam
menyukseskan program-program kesehatan.

Perilaku di desa sukamaju ini mencerminkan perilaku hidup yang kurang sehat.
Contohnya adalah jarang memperhatikan kebersihan dirumah dan lingkungan sekitar.
Sehingga banyak sekali masalah yang timbul didesa ini dan dapat mempengaruhi kondisi
lingkungan yang semakin memburuk. Di lain hal sebagian warga terutama laki laki juga
sering merokok.

2) Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.
Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya
penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan
sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi
penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah
perlu kesadaran semua pihak.

Kondisi lingkungan diDesa Sukamaju ini banyak sampah yang berserakan di selokan.
Sehingga pada saat hujan datang air dapat menggenang dijalanan bersama dengan sapah
lainya. Hal ini dapat menyebabkan kebanjiran diarea sekitar rumah dan juga bisa masuk
kedalam rumah. Jika sudah memasuki halaman rumah maka masyarakat harus mengungsi
dan kekurangan bahan pangan, sandang, dan tempat tinggal.

3) Pelayanan kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.


Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan
posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam
mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan
dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan. Puskesmas sebagai garda terdepan
dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah akan
ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana
Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen
kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya program-
program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak
yang jatuh sakit.

Pelayanan kesehatan didesa sukamaju ini kurang memadai terutama kegiatan


posyandu yang kurang aktif. Selain puskesmas yang melayani kesehatan masyarakat. Dalam
lingkup desa yang sehat perlu sekali untuk mengadakan posyandu balita, remaja dan lansia
agar dapat memantau kesehatan masyarakat dan memberikan edukasi yang dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadapat kesehatan diri, keluarga, maupun lingkungan
sekitar.

4) Genetik

Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan? Pertanyaan itu menjadi kunci
dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas
generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita
agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun
bangsanya. Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah
perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak
saja anak Indonesiayang status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal potensi alam Indonesia
cukup mendukung. oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan
peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu
yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan
terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani. Tetapi didesa
sukamaju ini kegiatan posyandu di masyarakat belum aktif.

Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus dijalankan,


terutamanya daerah yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah. Pengukuran
berat badan balita sesuai dengan KMS (Kartu Menuju Sehat) harus rutin dilakukan. Hal ini
untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja pada gizi kurang kondisi obesitas
juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat menentukan kualitas
bangas Indonesia mendatang.

2. Analisa masalah

Jumlah penduduk diDesa Sukamaju terdapat 476 jiwa terdiri dari 245 laki-lakidan 231
perempuan dengan 78 KK. Jumlah Balita ada 10%, Remaja 15%, Lansia 20% dan selebihnya
adalah penduduk dewasa.

1) Upaya pemberdayaan masyarakat di desa tersebut terdapat 1 posyandu balita


yang kurang aktif, belum ada posyandu Remaja dan Posyandu Lansia.
2) Hal ini bisa dilihat bahwa partisipasi masyarakat dan kerjasama kader
dimasyarakat tersebut kurang optimal. Kader diDesa Sukamaju ini termasuk
orang yang sibuk bekerja di luar kota dan tidak ada yang menggatikanya.
Terpaksa poyandu lbalita yang dia pegang tidak terurus dengan baik. Dengan
tidak aktifnya posyandu balita akan berdampak pada masyarakatnya yang
mengakibatkan kurangnya gizi terhadap balita dan keterlambatan tumbuh
kembang balita.
3) Resiko yang dapat terjadi adalah terjadinya stunting yang akan berdampak
negatif sampai dewasa.
4) Prioritas masalah : Risiko terjadinya kurang gizi pada anak Balita

3. Diagnosa potensial : Risikoterjadinyakuranggizi pada anakBalita


4. Antisipasi penanganan segera: Revitalisasi Posyandu Balita

5. Rencana tindakan terhadap masalah yang dirumuskan


a. Pelatihan kader masyarakat
b. Rekruitmen kader posyandu
c. Pengelolaan Posyandu
d. Pemberian makanan tambahan
6. Implementasiterhadapmasalah yang telahdirencanakan
a. Mengadakan pelatihan kader posyandu
b. Mengadakan pembinaan posyandu dari pelayanan kesehatan
c. Melibatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap masyarakat
d. Memberikan informasi tentang pentingnya diadakan posyandu dang
menggugahkan semangat masyarakat untuk rutin mengecek kesehatan di
posyandu

7. Evaluasi:
a. Evaluasi Proses:
a) Pelatihan kader sudah dilaksanakan
b) Pembinaan posyandu dari pelayanan kesehatan telah dilaksanakan
c) Kolaborasi dengan tokoh masyarakaat telah dilaksanakan
d) Pemberian informasi terhadap masyarakat telah dilakssanakan dan
mendapat timbal balik positif dari masyarakat.
b. Evaluasidampak:
a) Kader Posyandu yang baru dapat melaksanakan kegiatan di Posyandu
b) SebagianbesarBalita (80%) mengalami peningkatan berat badan
ditunjukkan pada KMS berada pada garishijau
c) Tumbuh kembang balita sudah sesuai dengan umur balita

c. Evalausihasil: Seluruh balita (100%) tidak ada yang mengalami kurang gizi dan
sesuai dengan tumbuh kembang balita pada usianya.

Sumber pustaka

https://www.kemkes.go.id/article/view/18012900004/together-overcoming-health-
problem-.html

Anda mungkin juga menyukai