"Porcelain Fused To Metal Crown Preparation": Oleh Nyoman Sidi Wisesa
"Porcelain Fused To Metal Crown Preparation": Oleh Nyoman Sidi Wisesa
"Porcelain Fused To Metal Crown Preparation": Oleh Nyoman Sidi Wisesa
Oleh
Nyoman Sidi Wisesa
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada saya, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang “Porcelain Fused to Metal Crown Preparation” dengan
lancar dan tepat waktu.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini agar kita dapat mengetahui dan memahami
proses preparasi dari Porcelain Fused to Metal Crown.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kedepannya, serta kami selalu
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah yang kami susun
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Porcelain fused to metal crown adalah restorasi yang terdiri dari mahkota logam
tuang penuh yang di veneer dengan lapisan dari porselen agar menyerupai penampilan gigi
asli. Dimana preparasi dari porcelain fused to metal crown ini membutuhkan pengurangan
jaringan gigi yang cukup banyak untuk substruktur logam yang akan di veneer dengan
poselen. Dimana hanya dengan ketebalan yang cukup, yang dapat menutupi warna gelap dari
substruktur logam dan veneer dapat menyerupai penampilan gigi asli. Veneer porselen harus
memiliki ketebalan minimum tertentu agar dapat menghasilkan estetika yang baik. [1]
2.2 Indikasi
• Kerusakan gigi yang luas
Kerusakan gigi yang lus akibat dari karies,trauma,atau restorasi sebelumnya.
• Gigi yang memerlukan estetik yang baik
Pada gigi yang memerlukan complete coverage dimana dituntut estetik yang bagus
(contoh pada gigi anterior) bisa digunakan porcelain fused to metal crown, tapi jika
estetik merupakan hal yang paling utama diingingkan kita bisa gunakan all porcelain
crown yang mempunyai beberapa kelebihan disbanding PFM crown. Namun PFM
crown lebih dipilih karena lebih tahan lama dan kecocokan dengan marginal yang
baik dibanding all porcelain crown.
• Retainer untuk gigi tiruan tetap sebagian
Karena substruktur logam nya dapat menampung konektor yang di cor atau yang di
solder.
• Gigi yang telah dirawat endodontik
Gigi yang dirawat endodontik dimana sisa jaringan sehatnya sedikit sehingga untuk
menambah retensi dan resistensi, dan memperbaiki malposisi gigi dibuatkan pasak,
dan penggunaan restorasi PFM crown. [1]
2.3 Kontraindikasi
• Pasien dengan karies yang aktif
• Pasien dengan penyakit periodontal yang tidak dirawat
• Ruang pulpa yang besar
Terdapat resiko terpaparnya pulpa saat pengasahan
• Dinding fasial utuh
Dokter harus memutuskan apakah hal itu sangat dibutuhkan untuk melibatkan seluruh
bidang axial dari gigi yang akan dilakukan restorasi. Meskipun mungkin hal itu lebih
menuntut dan menguras waktu, solusi yang lebih konservatif biasanya dapat
ditemukan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dapat memberikan layanan jangka
panjang terbaik.[1]
• Pasien dengan bruxism dan clenching[2]
2.4 Keuntungan
Porcelain fused to metal crown dapat digunakan pada karies dengan kavitas yang
cukup besar. Restorasi ini menggabungkan kekuatan dari logam tuang dan estetika yang ada
pada porselen. Prinsip yang mendasari restorasi ini adalah material lebih kosmetis dan
memperkuat sifat brittle pada porselen melalui dukungan yang berasal dari substruktur
logam yang kuat. Penampilan alami atau natural untuk restorasi ini dapat disesuaikan dengan
teknik yang baik jika diinginkan, yaitu melalui karakterisasi restorasi dengan aplikasi noda
internal dan eskternal. Kualitas retensi yang sangat baik karena preparasi dilakukan pada
semua dinding aksial dan biasanya akan mudah untuk mencapai bentuk resistensi yang
adekuat dalam preparasi gigi. Aspek complete-coverage porcelain fused to metal crown
memungkinkan untuk mempermudah koreksi bentuk aksial. Demikian pula, syarat preparasi
jauh lebih sedikit dibandingkan mengacu pada partial-coverage. Secara umum, kesulitan dari
preparasi porcelain fused to metal crown sebanding dengan preparasi gigi posterior untuk
mahkota tuang lengkap. [1]
2.5 Kerugian
• Persiapan untuk membuat porcelain fused to metal crown membutuhkan pengurangan
gigi yang signifikan untuk memberikan ruang yang cukup untuk bahan restorasi. Untuk
mencapai estetik yang baik, margin pada bagian fasial dari restorasi pada anterior sering
ditempatkan pada subgingiva, yang meningkatkan potensi penyakit periodontal. Tetapi,
margin supragingiva baru dapat digunakan jika kepentingan kosmetik tersebut tidak
menghalangi kegunaaanya atau restorasi tersebut digabungkan dengan margin labial dari
porselen
• Dibandingkan dengan restorasi all-ceramic, porcelain fused to metal crown mungkin
memiliki estetika sedikit lebih rendah (porcelain fused to metal crown terlihat sedikit
keabu-abuan dibandingkan dengan all-ceramic crown yang memiliki tampilan
translusensi).
• Karena sifat glasslike dari bahan porselennya yang rapuh, porcelain fused to metal crown
memiliki kemungkinan untuk fraktur (meskipun kegagalan tersebut biasanya dapat
dikaitkan dengan desain sub-struktur yang buruk atau teknik fabrikasi yang rendah).
Masalah yang sering ditemukan adalah sulitnya pemilihan warna yang akurat dan
komunikasi hal tersebut dengan dental ceramist. Hal ini sering diremehkan oleh pemula.
Karena banyak langkah-langkah prosedural yang diperlukan untuk pengecoran logam dan
aplikasi porselen, biaya laboratorium untuk porcelain fused to metal crown cenderung
agak mahal.[1]
2.6 Preparasi
Preparasi porcelain fused to metal crown adalah sebagai berikut : [1]
1. Armamentarium :
- Round – tipped rotary diamond bur (regular grit untuk reduksi bulk, fine grit untuk
finishing) atau carbides
- Football atau wheel shaped diamond bur (reduksi permukaan lingual gigi anterior)
- Flat ended, tapered diamond (untuk preparasi shoulder)
- Finishing stones
- Explorer dan periodontal probe
- Hatchet dan chisel
2. Tahapan :
Preparasi meliputi 5 tahapan utama yakni : pembuatan alur panduan, reduksi insisal
atau oklusal, reduksi labial atau bukal , reduksi aksial dari permukaan proksimal dan lingual
dan finishing.
a. Alur Panduan
1. Buat 3 guiding grooves dengan ketebalan 1.3 mm di tengah bidang labial, mesiolabial
dan distolabial dengan flat end tapered diamond bur, sejajar dengan sumbu panjang
gigi.
(Gambar 1)
2. Buat 3 grooves dengan ketebalan 1.8 mm pada insisal edge dengan flat end tapered
diamond bur.
3. Periksa kedalaman grooves dengan menggunakan periodontal probe. Groove tidak
boleh terlalu dalam sehingga tidak terjadi. (Gambar 2)
(Gambar 2)
(Gambar 5)
(Gambar 6)
2. Buat sebuah groove pada bagian tengah permukaan palatal sedalam 1 mm, kemudian
reduksi dinding aksial dari groove palatal sampai ke bidang proksimal dengan round
tip diamond bur, sehingga akan terbentuk chamfer pada bidang palatal. Buat chamfer
pada bidang palatal dengan lebar 0,5 mm.
3. Proximal flange yang dihasilkan dari preparasi shoulder juga direduksi, sehingga
peralihan chamfer dan shoulder menjadi halus. (Gambar 7)
(Gambar 7)
4. Gunakan football- shaped diamond bur untuk mengurangi permukaan lingual gigi
anterior (khususnya pada palatal fossa) (Gambar 8)
(Gambar 8)
e. Finsihing
1. Margin yang telah di finishing dengan benar akan terasa sehalus glass lab.
2. Penghalusan margin dengan diamond, hand instrument, atau carbide. (Gambar 9).
Bentuk shoulder dengan sudut cavosurface 90 derajat menggunakan flat ended
diamond pada handpiece dengan kecepatan rendah. Jaringan enamel yang tidak
mendukung marginal fit (unsupported enamel) harus dihilangkan dengan chisel yang
tajam. Untuk memastikan eliminasi unsupported enamel dan meminimalkan lebar
marginal gap, shoulder bisa dibentuk dengan sudut cavosurface angle 120 derajat atau
dengan dibevel.
(Gambar 9)
3. Seluruh permukaan gigi dihaluskan dengan finishing stone, dan seluruh line angle
dibulatkan dengan menggunakan fine grit diamond dengan kecepatan rendah.
(Gambar 11) Sambungkan seluruh permukaan dan haluskan peralihan yang tajam.
(Gambar 12)
f. Evaluasi
1. Daerah yang sering dilewatkan saat finishing adalah insisal edges daerah anterior dan
pada peralihan dari oklusal ke dinding aksial daerah posterior.
2. Chamfer harus menyediakan 0,5 mm ruang pada margin. Chamfer harus terasa halus
halus saat di evaluasi menggunakan explorer atau periodontal probe. Chamfer harus
menyambung dengan interproksimal shoulder.
3. Semua sisa sisa debris harus dihilangkan dengan irigasi secara menyeluruh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu restorasi harus dapat memenuhi kebutuhan estetis dan fungsi, dimana restorasi
tersebut diharapkan dapat memenuhi kepuasan pasien. Porcelain fused to metal crown atau
PFM merupakan restorasi yang mengkombinasikan kekuatan dari metal tuang dan estetis dari
porselen, dan telah dikenal sejak tahun 1965. Preparasi porcelain fused to metal crown
meliputi 5 tahapan utama yakni : pembuatan alur panduan, reduksi insisal atau oklusal,
reduksi labial atau bukal, reduksi aksial dari permukaan proksimal dan lingual, finishing, dan
dilanjutkan dengan evaluasi hasil preparasi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA