Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN AKUNTANSI

(Ujian Akhir Semester)

Dikerjakan Oleh:
Nama : Dedi Hardiansyah
NPM : 1713031060
Kelas : B

Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)


Dosen : Dr. Pujiati, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
SOAL:
1. Sebelum melaksanakan proses audit biasanya auditor membuat sebuah audit plan.
Pertanyaan:
a. Haruskah audit plan di buat?
Jawab:
Iya harus karena Audit plan adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit
yang dibuat oleh auditor.
Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik (SPAP)
mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai  yaitu: Pekerjaan harus direncanakan
sebaik-baiknya dan  jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. (IAI, 2001).
Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya ‘Auditing´, menerangkan bahwa: Perencanaan dan
supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor sebagai penanggung jawab akhir
atas audit dapat mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervise auditnya dalam
kantor akuntannya (asisten).
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup
audit yang diharapkan. Sifat , lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.
Oleh sebab itu dari kesimpulan diatas dapat saya pahami bahwa audit plan sangat penting
untuk suatu auditor karena dapat mempertimbangkan resiko yang akan diambilnya.
Wahyu, Arif.Skripsi : HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN LABA, GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP
PERENCANAAN AUDIT .UNIVERSITAS TIMBUL NUSANTARA-IBEK.
PSAP No.5
b. Berikan sebuah analisis dampak yang ditimbulkan apabila audit plan tidak dibuat!
Jawab:
Perencanaan audit yang dilakukan dengan baik dapat menciptakan audit yang efektif dan
efisien. Namun, apabila kegagalan merencanakan penugasan audit dapat menyebabkan
penerbitan laporan audit yang keliru atau audit menjadi tidak efisien dan tidak efektif. Maka
dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan apabila audit plan tidak dibuat adalah
tidak dapat menghasilkan keputusan yang baik terhadap laporan keuangan perusahaan klien,
sulit mengetahui kesalahan apa saja yang akan terjadi selama proses audit serta akan
memperlambat proses audit dijalankan, disini karena tidak adanya audit plan maka biasanya
perencanaan anggaran menjadi tidak terkendali karena anggaran yang diperlukan selama audit
harus terencana dan termasuk kedalam audit plan, sehingga dana yang dikeluarkan bisa saja
besar pada saat audit dilakukan.
Dari pernyataan diatas dapat kita ambil intinya adalah, apabila tidak merencanakan audit
plan sangat banyak resiko akan yang terjadi karena kita tidak merencanakan pengambilan
keputusan yang baik.
Syamsyuddin. 2016. Pentingnya Perencanaan Audit. Makassar: SPI-UIN Alauddin Makassar.

2. Pendapat mengenai tingkat kewajaran laporan keuangan perusahaan merupakan hasil


dari proses audit.
Pertanyaan:
a. Bagi siapa auditing diwajibkan?
Jawab:
Auditing diwajibkan bagi seluruh entitas atau perusahaan yang telah ditetapkan oleh
Kantor Akuntan Publik untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaannya, hal ini dilakukan
untuk melihat kinerja perusahaan dan laporan tersebut juga akan digunakan oleh pihak-pihak
yang membutuhkan untuk melihat keuangan perusahaan misalkan investor, maupun
perusahaan lain yang bekerjasama dengannya. Auditing diwajibkan untuk perusahaan ataupun
orang yang melakukan usaha perseroan yang menghimpun ataupun mengelola dana
masyarakat.
(Siti dan Ely. 2010. AUDITING Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntnsi Publik.
Yogyakarta: Graha Ilmu)
b. Kenapa auditing di perlukan?
Jawab:
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menurunkan risiko informasi yang tidak sesuai
serta meningkatkan pengambilan keputusan yang tepat. Kualitas audit harus terus
ditingkatkan supaya dapat menjamin keakuratan penilaian laporan keuangan. (Ramadhan,
2018: 2).
Auditing merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena memberikan pengaruh
besar dalam jaminan kebenaran dan kewajaran atas laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan. Auditing diperlukan untuk mengetahui kondisi keuangan, kinerja perusahaan,
untuk mengetahui informasi tentang perusahaan tersebut, untuk meminimalisir kesalahan-
kesalahan atau kekeliruan yang kemungkinan akan terjadi dalam penyusunan laporan
keuangan oleh auditor serta dibuat guna meningkatkan efektivitas manajemen risiko dan tata
kelola di perusahaan tersebut dan meningkatkan nilai operasional perusahaan.Selain itu audit
dapat digunakan untuk mengevaluasi atau meningkatkan efektivitas pada sebuah perusahaan.
( Elisabeth. Duma Megaria. Analisis Fungsi dan Tujuan Internal Auditor dalam Pelaksanaan
Pengendalian Intern untuk Memaksimalkan Kinerja Perusahaan. 2019. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Methodist. Vol 2, Nomor 2, 2019, 131-140.)

c. Apa yang terjadi jika perusahaan tidak di audit?


Jawab:
Ada hal yang akan terjadi jika perusahaan tidak di audit adalah kerugian perusahaan
tersebut terhadap kepercayaan investor atu pihak pihak yang berkepentingan kepada
perusahaan karena melihat berbagai pihak yang berkepentingan memerlukan hasil laporan
keuangan yang telah diaudit karena jika tidak adanya audit di perusahaan itu kemungkinan
terjadinya kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja atau adanya tindak kecurangan
sehingga dengan tidak adanya audit ini mengakibatkan kurang dipercayanya kewajaran
laporan keuangan perusahaan tersebut.
https://accounting.binus.ac.id
3. Akuntan publik biasanya menerapkan sampling dalam memeriksa transaksi dan bukti
dari laporan perusahaan.
Pertanyaan:
a. Kenapa sistem sampling tersebut dilakukan?
Jawab:
Cara yang dapat dilakukan auditor adalah hanya memeriksa sebagian bukti yang
ditentukan dengan cara seksama, sehingga bisa untuk mengambil kesimpulan secara
menyeluruh. Hal ini dapat dilakukan dengan metode sampling audit.
Sistem sampling tersebut dilakukan karena dalam melaksanakan tugas Seorang akuntan
publik, biasanya menjumpai objek pemeriksaan yang mempunyai rekening dan transaksi yang
sedemikian besar dan banyak. Sehingga perlulah dilakukan sampling untuk menentukan
sampel bukti audit yang akan diaudit agar memudahkan proses audit dalam memperoleh bukti
yang cukup dan memadai serta objektif.
(Hadiari, 2008: 12)

b. Apa dampak apabila tidak menerapkan sampling?


Jawab:
Dampak yang akan terjadi bila tidak menerpkan sampling adalah Akuntan Publik dalam
memeriksa keseluruhan transaksi tersebut , akan memakan banyak waktu, tenaga serta biaya
pemeriksaan yang nantinya tidak sepadan dengan hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu,
sampling ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas tugas
akuntan publik, sehingga memperoleh bukti yang cukup memadai dalam proses audit sebagai
dasar untuk mengeluarkan pendapat atau opini mengenai kewajaran pengujian laporan
keuangan yang ada.
Firana, Yana. 2011. Penerapan Statistical Sampling untuk Memperoleh Kecukupan Bukti
dalam Transaksi Penjualan Semen Domestik pada PT. Semen Tonasa. Skripsi Fakultas
Ekonomi.Universitas Hasanuddin Makassar.
c. System sampling apakah yang paling baik untuk digunakan?
Jawab:
Dari beberapa system sampling, metode system sampling yang paling baik adalah
Metode Statistical Sampling. Hal ini karena, dalam menentukan besarnya sampel dan
pemilihan sample pada bukti bukti transaksi audit akan lebih objektif melihat metode ini lebih
mendasarkan pada hukum probabilitas dan perhitungan matematis sehingga lebih menjamin
hasil sampling yang logis serta dapat membantu auditor untuk memilih dan menggunakan
sampel sampel yang kemudian membuat kesimpulan yang menyeluruh terhadap populasi
bukti-bukti transaksi yang diaudit.
Firana, Yana. 2011. Penerapan Statistical Sampling untuk Memperoleh Kecukupan Bukti
dalam Transaksi Penjualan Semen Domestik pada PT. Semen Tonasa. Skripsi Fakultas
Ekonomi.Universitas Hasanuddin Makassar.

4. Pengendali intern sangat dibutuhkan dalam mendukung proses auditing.


Pertanyaan:
a. Apa yang terjadi jika pengendali internal sebuah perusahaan tidak berjalan?
Jawab:
Menurut IAI (2001:319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini: 1).
Keandalan pelaporan keuangan, 2). Efektivitas dan efisiensi operasi, 3). Kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Pentingnya suatu pengendalian intern pada proses audit yaitu jika pengendalian intern
suatu satuan usaha lemah atau tidak berjalan, maka kemungkinan terjadinya kesalahan,
ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan/entitas sangat besar. Bagi akuntan
publik, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan
pendapat/opini tidak sesuai dengan kenyataan, auditor kurang berhati-hati dalam melakukan
pemeriksaan/audit dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung
pendapat yang diberikannya.
Dan untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern dari perusahaan, auditor kemudian menyimpulkan bahwa pengendalian
intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada
waktu melakukan tes substantif. dan sebaliknya
(Agoes, 2014:78).

b. Keuntungan apa saja yang didapatkan dari pengendali intern?


Jawab:
Dengan adanya pengendalian intern ini akan menjamin kebijakan dan pengarahan-
pengarahan manajemen menjadi terarah, berjalan lancar dan bisa menghasilkan laporan audit
yang wajar dan terpercaya serta objektif. Dengan adanya pengendalian intern yang baik akan
melancarkan proses audit dan merupakan faktor kunci dalam manjemen perusahaan yang
efektif dan efisien serta keuntungannya yakni dapat terjaganya keamanan harta kekayaan
perusahaan; terjamin serta tersedianya laporan keuangan yang lebih akurat dan laporan audit
yang transparan, handal dan objektiv; meningkatkan kepatuhan semua pihak internal
perusahaan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam perusahaan; mengurangi
dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud dan pelanggaran serta resiko
yang akan terjadi; serta meningkatkan efektivitas organisasi kegiatan operasional perusahaan
dan meningkatkan efisiensi biaya dalam perusahaan tersebut.
Rokhlinasari, Sri dan Adi H.2016.Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhdap Kualitas
Laporan Keuangan pada Bank BJB Syariah Cirebon. Al-Amwal. Vol.(8).No.2.Hlm.495
5. Audit plan, audit program, audit procedures, dan audit teknik merupakan beberapa
istilah yang tidak terlepas dari proses auditing.
Pertanyaan:
a. Apa perbedaan beberapa istilah di atas?
Jawab:
- Audit plan (perencanaan pemeriksaan): meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.
- Audit program: mengenai kumpulan baru prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat
secara tertulis yang berguna untuk membantu menyelesaikan tugas pemeriksaan secara
keseluruhan.
- Audit procedures: langkah-langkah yang harus dijalankan oleh auditor dalam
melaksanakan pemeriksaannya.
- Audit teknik: cara-cara memperoleh audit atau bahan bukti seperti observasi, ataupun
Tanya jawab.
(Agoes, Sukrisno. 2014. Auditing (petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan
public) edisi 4. Jakarta: Salemba Empat

b. Urutkan prosedur yang harus dibuat auditor terlebih dahulu!


Jawab:
Prosedur yang harus dibuat auditor terlebih dahulu yaitu perencanaan pemeriksaan atau
audit plan, karena sebelum memulai auditing, auditor mengharuskan perencanaan yang
sebaik-baiknya dalam setiap penugasan audit. Maka dari itu tahap perencanaan audit harus
diperhatikan dengan matang dan serius karena pekerjaan apapun tentu akan lebih baik jika
terencana dengan baik.
(Agoes, Sukrisno. 2014. Auditing (petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan
public) edisi 4. Jakarta: Salemba Empat)
6. Jelaskan tujuan pemeriksaan (audit objective) kas dan setara kas serta bagaimana
prosedur pemeriksaannya!
Jawab:
Tujuan audit kas dan setara kas adalah untuk menentukan kas yang disajikan secara
wajar dalam laporan keuangan sesuai PSAK.
Tujuan spesifik audit khusus untuk kas:
a. keberadaan fisik kas dan yang merupakan kepunyaan entitas
b. penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dengan jumlah dan perhitungan yang tepat
sesuai dengan periodenya
c. sakdo kas meliputi dana di semua lokasi dan Deposit in Transit
d. kas disajikan dan diklasifikasikan sebagaimana semestinya dan cukupnya
pengungkapan dalam laporan keuangan.
(Zamzami, Mukhlis dan Pramesti, 2018)

7. Dekripsikan audit objective piutang serta bagaimana prosedur pemeriksaannya!


Jawab:
Piutang adalah tuntutan teerhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan dalam
bentuk kas selama kegiatan normal perusahaan. Sedangkan audit objective piutang tujuannya
untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas piutang dan transaksi
penjualan, untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contigent liability) yang timbul
karena pendiskontoan wesel tagih, dan untuk mengetahui apakah penyajian di neraca sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Adapun beberapa prosedurnya, yaitu sebagai berikut :
a) Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan.
b) Buat top schedule dan supporting schedule piutang pertanggal neraca.
c) Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu
totalnya ke general ledger.
d) Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
invoice.
e) Kirimkan konfirmasi piutang
f) Periksa subsequent collection.
g) Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan.
h) Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup.
i) Periksa apakah barang-barang yang dijual melalu invoice sebelum tanggal neraca.
j) Periksa notulen rapat dan lainnya.
k) Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
l) Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
(Agoes, Sukrisno (2004: 276)

8. Jelaskan sifat-sifat persediaan dan bagaimana prosedur pemeriksaan (yang disarankan)


atas persediaan!
Jawab:
Sifat persediaan antara lain:
a. Biasanya merupakan aktiva lancar karena perputarannya kurang/sama dengan satu tahun
b. Mempunyai nilai yang besar, khususnya untuk perusahaan dagang dan industri
c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan laporan laba rugi kesalahan dalam
menentukan saldo akhir persediaan akan berpengaruh pada jumlah aktiva lancar, total
aktiva, harga pokok penjualan, laba bersih dan saldo laba.
Selanjutnya, prosedur pemeriksaan (yang disarankan) atas persediaan yaitu:
1. Lakukan observasi atas perhitungan fisik persediaan yang dilakukan klien dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pelajari petunjuk pelaksanaan stock opname
yang dibuat klien, lakukan peninjauan ke gudang sebelum stock opname dilakukan,
dan siapkan team audit yang akan ditugaskan untuk melakukan observasi
2. Minta Final Inventory List (Inventory compilation) dan lakukan prosedur follow-up
atas hasil obsevasi perhitungan fisik persediaan
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment-out
4. Minta Final Inventory List (Inventory compilation) dan lakukan prosedur follow-up
atas hasil obsevasi perhitungan fisik persediaan
5. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment-out
6. Periksa unit price dari raw material, work in process, finished goods dan supplies
7. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan sebelum dan sesudah tanggal
neraca
8. Periksa cukup tidaknya allowance for slowmoving, barang-barang yang rusak dan
yang ketinggalan model
9. Periksa kejadian setelah tanggal neraca
10. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian
11. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement
12. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca
13. Periksa goods in transit dalam hal rincian, ketepatan mekanis dan
subsequentclearence
14. Buat kesimpulan atas hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan audit adjustment
yang diperlukan
Nofianti (2013)

9. Deskripsikan audit objective dan prosedur pemeriksaan biaya dan pajak dibayar di
muka!
Jawab:
Audit objective yaitu suatu dasar kerja bagi seorang auditor dengan tujuan agar dapat
mengumpulkan suatu bukti yang cukupuntuk dipergunakan sebagai standar pekerjaan yang
dilakukan oleh auditor.
Prosedur pemeriksaan biaya itu disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang akan
diaudit, jadi ketika prosedur pemeriksaan biaya digunakan maka seorang auditor harus dapat
menyesuaikan bagaimana prosedur dari pemeriksaan itu yang harus disesuaikan dengan
kondisi perusahaan yang akan diaudit.
Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga
dikelompokkan sebagai harta lancar yang bertujuan untuk memeriksa internal control atas
biaya dan pajak dibayar dimuka, memeriksa apakah biaya memiliki kegunaan untuk tahun
berikutnya, memeriksa apakah pajak dibayar dimuka memiliki kegunaan untuk tahun berjalan
dan apakah didukung oleh bukti setotan/pungutan pajak, dan untuk memeriksa apakah laporan
biaya dan pajak dibayar dimuka sudah sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku
(Sukrisno, Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan). Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi)

10. Jelaskan sifat dan contoh aktiva tetap serta prosedur pemeriksaannya!
Jawab:
Sifat aktiva tetap yaitu:
a. Digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
c. Jumlahnya cukup material

Penggolongan aktiva tetap dan contohnya yaitu sebagai berikut:


a. Fixed Tangible Assets (Aktiva Tetap Berwujud)
Contoh: Tanah, bangunan, land improvement, Furniture and Fixtures, Machinery,
Equipment, Vehicles, NaturalResources
b. Intangible Assets ( Aktiva Tidak Berwujud)
Contoh: Hak patent, hak cipta, franchise, goodwill, preoperating expenses

Adapun prosedur pemeriksaannya menurut


a. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap
b. Minta kepada klien rincian penambahan dan pengurangan aktiva tetap dalam tahun
berjalan ( baik cost maupun akumulasi penyusutannya ), dan buat top schedule dan
supporting schedules – Exhibit 13-1
c. Periksa kebenaran footing dan cross - footing, cocokkan ke buku besar, subledger dan
cocokkan saldo awalnya ke kertas kerja tahun lalu
d. Vouch penambahan dan pengurangan aktiva tetap dalam tahun berjalan
e. Lakukan pemeriksaan fisik aktiva tetap berda-sarkan test-basis
f. Periksa bukti kepemilikan aktiva tetap
g. Periksa apakah kebijakan kapitalisasi dan penyu sutan klien masih konsisten dengan
tahun lalu
h. Buat analisa atas perkiraan repair and mainte -nance expense – Exhibit 13-3
i. Periksa apakah aktiva tetap diasuransikan dan nilai pertangungannya cukup atau tidak
j. Test ketepatan perhitungan penyusutan dan pembebanannya ke laporan laba rugi
k. Periksa apakah aktiva tetap dijadikan jaminan/dianggunkan sehubungan dengan
pinjaman jangka panjang
l. Periksa apakah ada commitment perusahaan untuk membeli/menjual aktiva tetap
m. Periksa apakah penambahan dalam construction in progress dan transfer telah
dilakukan ke aktiva tetap untuk bangunan yang telah selesai
n. Periksa ke perjanjian lease dan perlakuan akuntansinya untuk aktiva tetap yang
diperoleh dengan cara leasing
o. Periksa apakah aktiva tetap telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum
Nofianti (2013)

Anda mungkin juga menyukai