Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ALGORITMA GAWAT DARURAT

Disusun Oleh:
NAMA : SARMILA
TINGKAT : 2C
NIM : PO.71.3.201.18.1.143

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2019/2020
membuat Algoritma penanganan pasien dengan :

1. Trauma Mata
2. Trauma Hidung
3. Benda Asing dalam Hidung
4. Benda Asing ditelinga
5. Epistaksis

1) Trauma mata
Trauma mata adalah rusaknya jaringan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata, dan
atau rongga orbital karena adanya benda tajam atau tumpul yang mengenai mata
dengan keras/cepat ataupun lambat. Trauma pada mata dikhawatirkan dapat merusak
penglihatan.

Penanganan :
- Trauma Tumpul cukup dibebat dengan plester, jika ada beri salep mata antibiotik,
secepatnya dibawa ke RS yang menyediakan dokter spesialis mata. Jika terjadi perdarahan di
dalam bola mata harus istirahat baring/total di RS.

- Trauma Tajam dengan perlukaan di mata jangan memberi pengobatan dalam bentuk
apapun. Apabila terdapat benda asing yang tertinggal jangan diambil, nanti akan diambil
dokter spesialis mata, bersamaan waktu reposisi mata kembali. Sebaiknya mata dibebat
dengan plester. Pada umumnya perlu dilakukan operasi segera dengan pembiusan umum
maka penderita langsung dipuasakan.

- Trauma Kimia baik asam ataupun basa sebaiknya secepatnya diguyur dengan air mengalir
sebanyak-banyaknya kemudian diberi salep mata dan dibebat dengan plester secepatnya
dibawa ke RS yang terdapat dokter spesialis mata

2) Trauma Hidung
Penanganan Cedera pada Hidung
Jika Anda mengalami cedera pada hidung dan mengalami hal-hal di atas, segeralah lakukan
hal berikut ini:

Bernapaslah melalui mulut dan posisikan wajah dan tubuh ke depan untuk mengurangi
jumlah darah yang mungkin tertelan.
Kompres hidung dengan es batu segera setelah kejadian, setidaknya 4 kali sehari selama dua
hingga empat hari ke depan untuk mengurangi bengkak.
Jika hidung terasa nyeri, Anda dapat mengonsumsi obat antinyeri yang dijual bebas, seperti
parasetamol, ibuprofen, dan lain-lain.
Jika ingin berbaring, jagalah posisi kepala Anda agar sedikit mendongak ke atas (Anda bisa
memakai dua bantal atau lebih untuk mendapatkan posisi ini).
Jangan melakukan olahraga apapun selama dua minggu pertama, dan hindari olahraga yang
berisiko menimbulkan cedera setidaknya selama satu bulan.

Penanganan :

1. Tempelkan es pada bagian hidung yang terkena pukulan selama satu jam dan minum
asetaminofen untuk mengurangi rasa nyeri. Hindari penggunaan aspirin karena aspirin dapat
meningkatkan perdarahan pada hidung atau mimisan.

2.Cucilah luka dengan sabun dan air selama 5 menit dan gunakan kasa steril selama 10 menit
untuk menghentikan perdarahan dari lubang hidung.

3) Benda Asing Dalam Hidung

Kasus benda asing di hidung paling sering terjadi pada anak, terutama 1-4

tahun, anak cenderung mengeksplorasi tubuhnya, terutama daerah yang berlubang

termasuk hidung. Mereka dapat memasukkan benda asing sebagai upaya

mengeluarkan sekret atau benda asing yang sebelumnya ada di dalam hidung, atau

untuk mengurangi gatal atau perih akibat iritasi yang sebelumnya sudah terjadi.

Benda asing yang paling sering ditemukan adalah sisa makanan, permen, manikmanik
dan kertas. Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing

dalam hidung antara lain faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi

sosial dan temat tinggal) kegagalan mekanisme proteksi normal (keadaan tidur,

penurunan kesadaran, alkoholisme, dan epilepsy) ukuran, bentuk, serta sifat benda

asing, serta faktor kecerobohan. Benda asing dapat menyebabkan morbiditas bahkan
mortalitas bila masuk ke saluran nafas bawah.

Penanganan :

Jangan pernah memasukkan jari atau apapun ke dalam lubang hidung anak untuk
mengeluarkan benda tersebut. Ini bisa mendorong benda yang terjebak menjadi masuk
semakin dalam ke rongga hidung.

Jika Anda tidak bisa melihat benda tersebut, jangan mencoba untuk mengeluarkannya. Dalam
situasi ini, bawalah anak Anda langsung ke dokter untuk meminta bantuan.
Jika Anda merasa bahwa Anda belum mengeluarkan semua bagian kacang dari hidung anak,
pergilah ke rumah sakit.

Jika Anda telah mengeluarkan benda yang terjebak tetapi hidung anak Anda tetap berdarah,
bawalah dia ke rumah sakit.

4) Benda Asing Ditelinga

Kasus benda asing pada telinga merupakan kasus yang sering terjadi di

bidang Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher (THT-KL). Hal ini sering terjadi

pada anak-anak yang sering memasukkan sendiri benda asingnya maupun pada orang

dewasa yang psikisnya terganggu. Benda asing yang sering ditemukan pada telinga

antara lain karet, penghapus, kerikil, manik-manik, peniti, spons, dan kapur. Benda

asing telinga dapat terjadi pada semua umur dan pada kedua jenis

kelamin. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak usia sekolah dibandingkan
pada bayi

Penanganan :

Benda asing di telinga merupakan kasus yang sering terjadi pada pasien yang

datang ke unit gawat darurat. Anak-anak memasukkan benda asing ke telinganya


karena

rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi lubang-lubang di tubuhnya ataupun karena


tertarik

dengan benda kecil atau bundar untuk bermain. Kebanyakan pasien datang segera
setelah

kejadian karena khawatir ataupun dapat tidak sengaja ditemukan saat pemeriksaan
rutin

telinga. Liang telinga merupakan daerah tersering tersangkutnya benda asing, diikuti
oleh

telinga tengah dan lebih jarang pada telinga bagian dalam. Berbagai macam benda
asing

dapat tersangkut di liang telinga, bisa berupa benda organik maupun anorganik.1
5) Epistaksi

Epistaksis adalah kondisi yang ditandai dengan keluarnya darah melalui lubang hidung.
Kondisi ini relatif umum terjadi sehubungan dengan lokasi hidung yang berada di tengah-
tengah wajah serta jumlah pembuluh darah yang ditemukan pada hidung. Mimisan jarang
menandakan sesuatu, tetapi dalam kasus tertentu, jika dibiarkan dapat mengancam hidup
seseorang.

Penanganan epistaksis:

Duduk tegak dan condongkan tubuh ke depan. Posisi tegak mengurangi tekanan
dalam pembuluh darah di hidung, dan bisa menghambat perdarahan lebih banyak.
Posisi condong ke depan adalah untuk menghindari darah mimisan tertelan. Jika
tertelan, dapat mengiritasi perut.

Embuskan napas dari hidung, seperti membuang ingus, namun lakukan secara perlahan
untuk membersihkan saluran hidung dari bekuan darah.

Kemudian jepit lubang hidung Anda memakai ibu jari dan telunjuk guna
menghentikan perdarahan. Lakukan pada kedua lubang meski perdarahan hanya
keluar pada satu lubang saja. Lakukan selama 5–10 menit. Selama penjepitan, Anda
bisa bernapas melalui mulut.

Anda mungkin juga menyukai