Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis data
DIAGNOSIS KEP
Merumuskan diagnosis
KELUARGA
Validasi diagnosis
Prioritas
PERENCANAAN
1. Menetapkan tujuan
2. Identifikasi sumber daya keluarga
3. Memilih intervensi yang sesuai
4. Prioritaskan intervensi
IMPLEMENTASI
Melalui sumber-sumber yang dimiliki keluarga
EVALUASI
1. Kemampuan keluarga melakukan 5 tugas kesehatan keluarga
2. Tingkat kemandirian keluarga
3. Budaya hidup sehat keluarga
Gambar 1 Bagan proses keperawatan sebagai kerangka kerja askep
keluarga
STANDAR ASKEP PPNI
1. Standar praktik profesional
a. Standar I Pengkajian
- Pengkajian tahap I :
Membuat skoring.
b) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita
hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua
dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih
besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial
dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini
dkk, 2009). Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi.
Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam
keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua anda
ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anda akan
mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama
hidup anda. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan
darah tingi maka peluang anda untuk terkena penyakit
ini akan meningkat menjadi 60%.
2)Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol
a) Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa
lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan
kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu
sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat
memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena
dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi.
b) Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan
penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan
teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan
melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila
jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat
karena adanya kondisi tertentu.
Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan
darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi
gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung
mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung
mereka harus bekerja lebih keras pada setiap
kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus
memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak
arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-
60 menit setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga
jantung dan peredaran darah. Bagi penderita tekanan
darah tinggi, jantung atau masalah pada peredaran
darah, sebaiknya tidak menggunakan beban waktu jalan.
Riset di Oregon Health Science kelompok laki-laki
dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan
kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan
sekitar 6,5% kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)
faktor penting penyebab pergeseran arteri.
c) Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.
Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan
insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.
Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S
Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital,
Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya
tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak
merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek
merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang
merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus
diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi
terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari.
d) Mengkonsumsi garam berlebih
Badan kesehatan dunia yaitu World Health
Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi
garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya
hipertensi. Kadar yodium yang direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram yodium
atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang
berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya
cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume
cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya
volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi.
e) Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat
merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk
pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan
termasuk salah satu faktor resiko hipertensi.
f) Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu
cangkir kopi mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana
dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan
tekanan darah 5 -10 mmHg.
g) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga
melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf
dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu). Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun
hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan
di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh
stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal
di kota. Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress
ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial,
ekonomi, dan karakteristik personal
f.Komplikasi Hipertensi
Orang yang mengidap penyakit tekanan darah tinggi
berpotensi penyakit-penyakit berikut (Pudiastuti, 2013)
antara lain :
1) Stroke
2) Serangan jantung
3) Gagal ginjal
4) Kebutaan
5) Payah jangtung
g.Perawatan Pada Penderita Hipertensi
1) Secara Nonfarmakologis :
a)Mengurangi garam
Kurang asupan garam sampai kurang dari 100 mmol
perhari atau kurang dari 2,3 gram natrium atau kurang dari
6 gram NaCl. Pendarita hipertensi dianjurkan juga untuk
menjaga asupan kalsium magnesium (Pudiastuti, 2013).
Mengurangi konsumsi garam terbukti dapat menurunkan
tekanan darah. Sebagai contoh, mengurangi garam dapur
sekitar 3 gram (kurang dari satu sendok teh) sehari
dapat mengurangi terjadinya stroke (26%) dan serangan
janung (15%) akibat tersumbatnya pebuluh darah
(Widharto, 2009).
b)Mengendalikan berat badan
Bagaimanapun juga orang gemuk jelas kurang menarik
dari segi penampilan. Jadia atau dua keuntungan jika
penderita hipertensi dapat mengendalikan berat badannya,
yaitu menjaga kesehatan dan memperbaiki penampilan.
Mengendalikan berat badan dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Misalnya mengurangi porsi makan makanan yang masuk
tubuh atau mengimbangi dengan melakukan banyak aktivitas
(Widharto, 2009).
c)Olahraga secara teratur
Seseorang penderita hipertensi buakn dilarang
berolahraga, tetepi justru dianjurkan berolahraga teratur.
Memang ada beberapa jenis olahraga yang tidak dianjurkan,
bahkan dilarang oleh pendderita hipertensi, yaitu jenis
olahraga keras seperti tinju, karate, gulat dan olahraga
sejenisnya. Jenis olahraga tersebut justru akan
memperparah hipertensi yang dialaminya. Bagi penderita
hipertensi semua bentuk olahraga baik, asal tidak
menyebabkan kelelahan fisik. Bagi mereka cukuplah olahraga
ringan untuk sedikit meningkatkan denyut jantung dan
keluarnya keringat. Beberapa jenis olahraga yang dapat
dipilih diantaranya : gerak jalan, senam (aerobic),
bersepeda atau berenang (Widharto, 2009)
d)Stop merokok
Merokok tidak berhubungan langsung dengan hipertensi
tetapi merupakan faktor utama penyebab kardiovaskuar.
Penderita hipertensi sebaiknya dianjurkan untuk berhenti
merokok (Pudiastuti, 2013).
e)Mengendalikan (kopi dan alkohol)
Beberapa referensi kesehatan menyatakan kopi tidak
baik bagi penderita tekanan darah tinggi. Senyawa kofein
yang terdapat pada kopi dapat memacu meningkatnya danyut
jantung yang berdampak pada peningkatan tekanan darah. Ada
yang member batasan bahwa 3 cangkir kopi kental sedah
cukup menyebabkan jantung berdetak semakin kencang.
Tentang minuman beralkohol, terdapat bukti yang kuat dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah. Jika minuman beralkohol
itu diminum sekali tentu akan meningkatkan resiko
hipertensi dan stroke. Selain itu, konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan organ hati dan
system saraf (Widharto, 2009).
f)Menghindari stress
Suatu penelitian yang dilakukan oleh cornell medical
college menyatakan bahwa seseorang yang mengalami tekanan
jiwa (stress) selama bertahun-tahun di tempat kerja dapat
mengalami risiko hipertensi sebanyak tiga kali lebih
besar. Sebaiknya orang-orang yang berfikiran positif dan
optimis mempunyai peluang lebih kecil terkena hipertensi.
Namun, demikian jika tidak mungkin keluar dari bidang
kerja yang selalu mengalami tekanan, perlu dalakukan
perubahan pola berpikir, agar tekanan darahnya stabil.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari
stress, di antaranya dengan melakukan rekreasi atau
meditasi serta berusaha dan membina hidup yang positif
(Widharto, 2009).
2) Secara Farmakologi
Pengobatan farmakologis pada setiap penderita
hipertensi memerlukan pertimbangan bergbagai faktor seperti
beratnya hipertesi, kelainan organ dan faktor resiko lain.