Etika
Etika
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik
secara spontan atau sengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah
kehamilan yang spesifik dapat bervariasi antar negara,bergantung pada
perundangan setempat.
1
B. Rumusan masalah
1. Bagaiman definisi aborsi dan apa jenis jenis aborsi?
2. Bagaimana faktor pendorong terjadinya aborsi ?
3. Bagaimana resiko aborsi bagi ibu hamil
4. Bagaimana contoh kasus aborsi yang terjadi di indonesia dan
bagaimana analisisnya ?
5. Bagaimana etika keperawatan yang dilanggar dalam kasus aborsi?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi aborsi
2. Mengetahui faktor pendorong terjadinya aborsi
3. Mengetahui prinsip dan asas keperawatan
4. Memberikan contoh kasus aborsi yang terjadi di indonesia dan
analisisnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Abortus incipiens yaitu terdapatnya gejala akan terjadinya
aborsi, namun buah kehamilan masih berada di dalam
Rahim. Dalam hal ini kehamilan tidak dapat dipertahankan
lagi.
Abortus incompletes yaitu apabila sebagian dari buah
kehamilan sudah keluar dan sisanya masih berada dalam
Rahim. Pendarahan yang terjadi biasanya cukup banyak
namun tidak berakibat fatal, untuk pengobatan perlu
dilakukannya pengosongan rahim secepatnya.
Abortus completes yaitu pengeluaran keseluruhan buah
kehamilan dari Rahim. Keadaan ini biasanya tidak
memerlukan pengobatan.
Missed abortion yaitu keadaan dimana hasil pembuahan
yang telah mati tertahan dalam rahim selama 8 minggu
atau lebih.
4
serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh
undang-undang.
2. Faktor Pendorong Terjadinya Aborsi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi dalam sebuah kasus aborsi.
Berikut adalah faktor yang mendorong terjadinya aborsi :
a. Masalah Plasenta
Jika perkembangan plasenta tidak baik maka suplai darah
dari ibu ke bayi terbatas.
b. Masalah Kromosom
Kelainan kromosom ketika proses pembuahan disebut
blighted ovum. Telur yang dibuahi dalam rahim dan kantung
kehamilan mulai berkembang tapi embrio yang dihasilkan
berhenti berkembang. Keguguran yang terjadi selama trimester
pertama berhubungan dengan kelainan kromosom pada bayi.
c. Kelainan Pada Rahim
Rahim yang abnormal membentuk dan mengembangkan
fibroid dalam rahim yang berisiko pada janin.
d. Ovarium polikistik sindrom
Ini terjadi ketika indung telur terlalu besar, menyebabkan
ketidakseimbangan hormon di dalam rahim.
e. Leher rahim melemah
Ketika otot-otot leher rahim terlalu lemah mereka dapat
pintu rahim akan terbuka sebelum waktunya dan
mengakibatkan keguguran
f. Faktor gaya hidup
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau menggunakan
obat-obatan terlarang dapat menyebabkan keguguran.
g. Kehamilan yang tak diinginkan
Kebanyakan dialami wanita yang tidak punya ikatan resmi
pernikahan, namun sudah melakukan seks bebas sehingga
nekat melakukan aborsi daripada menanggung malu.
5
3. Resiko Aborsi Bagi Ibu Hamil
Tindakan aborsi memiliki resiko atau efek tersendiri bagi ibu hamil
baik resiko jangka panjang maupun jangka pendek. Berikut adalah resiko
jangka pendek dan resiko jangka panjang akibat tindakan aborsi pada ibu
hamil :
1. Efek jangka pendek
a. Rasa sakit yang hebat.
b. Pendarahan yang banyak.
c. Infeksi serius disekitar kandungan, rongga panggul dan
pada lapisan rahim.
d. Bagian bayi yang tertinggal didalam Rahim.
e. Shock atau koma.
f. Merusak organ tubuh lainnya ( rusaknya rahim dan leher
rahim).
g. Kematian mendadak karena pendarahan hebat dan
pembiusan yang gagal.
2. Efek jangka panjang
a. Tidak dapat hamil kembali.
b. Keguguran kandungan pada kehamilan berikutnya.
c. Kelahiran premature pada kehamilan berikutnya.
6
Aborsi terhadap Tin terjadi pada 16 Juni 2007 pukul 17.00 WIB sampai
dengan 19.30 WIB di lokasi praktek dr Halim, Jl Kapasari Nomor 4
Surabaya. Dalam praktek ini, dr Halim meminta pasien membayar Rp 2
juta, namun oleh Tin baru dibayar Rp 100 ribu.
Peranan Mudjiati dalam kasus ini adalah membantu memersiapkan
peralatan untuk operasi aborsi dengan cara suction (dihisap) menggunakan
alat spet 50 cc. & ldquo; Adanya aborsi ini diperkuat dengan visum et
repertum Nomor 171/VI/2007 atas nama Ade dari RS Bhayangkara
Samsoeri Mertojoso,” kata Mulyono.
ANALISIS KASUS :
Faktor-faktor yang melatarbelakangi perawat yang membantu aborsi
7
Halim. Dalam tindakan tersebut perawat langsung menyetujui untuk
membantu dokter, hal ini berarti perawat tersebut juga menyetujui
permintaan klien untuk melakukan tindakan aborsi. Dan perawat
tersebut tidak memberikan informasi mengenai bahaya tindakan aborsi
dan aspek hukum yang terkait.
2. Beneficience
Individu berkewajiban melakukan hal yang baik sebagai kebalikan
hal yang membahayakan. Prinsip beneficence adalah suatu kewajiban
moral untuk bertindak demi keuntungan orang lain. Sedangkan dalam
kasus ini, Perawat Mudjiati sama sekali tidak melakukan tindakan yang
menguntungkan bagi klien malah melakukan tindakan yang
membahayakan.
3. Non-Maleficence
Tindakan aborsi dapat menyebabkan injury jika dilakukan dengan
prosedur yang salah dan oleh orang yang tidak kompeten. Perawat
Mudjiati membantu tindakan pengguguran dengan memersiapkan
peralatan untuk operasi aborsi dengan cara suction. Tindakan ini
berpotensi membahayakan klien dan janin yang dikandungnya.
Perawat tersebut juga tidak menjunjung
prinsip Beneficence dan Non-Maleficence yang dikemukakan oleh
Wilian Frank, yaitu :
a. Seseorang tidak boleh jahat atau merugikan
(Perawat Mudjiati malah bertindak merugikan dengan ikut
membantu memepersiapkan peralatan operasi aborsi. Dan secara
tidak langsung telah berbuat jahat)
b. Seseorang harus mencegah kerugian
(Perawat Mudjianti tidak mencegah kerugian yang dapat
diderita oleh klien)
c. Seseorang harus mengurangi kerugian
d. Seseorang harus melakukan atau meningkatkan kebaikan
4. Justice
Individu memiliki hak untuk diperlakukan setara, keadilan antara
hak dan kewajiban, serta klien berhak mendapat pelayanan sesuai
dengan haknya. Prinsip keadilan:
a. Pada tiap orang dengan porsi yang sama
b. Pada tiap orang sesuai kebutuhan
c. Pada tiap orang sesuai usaha
8
d. Pada tiap orang sesuai bobot individu atau jasa
e. Pada tiap orang sesuai free market exchange
Pasal 37 :
9
2. Penetapan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan atas motif pelanggaran serta situasi setempat.
10
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan atau tindakan
pengambilan janin sebelum umur kehamilan memasuki usia 9 bulan.
Aborsi dibagi menjadi 2 jenis secara umum yaitu aborsi alami dan aborsi
buatan. Dari 2 jenis tersebut masih dibagi menjadi beberapa macam aborsi.
Tindakan aborsi dapat menimbulkan resiko jangka panjang dan
jangka pendek. Selain itu praktik aborsi ilegal terutama dapat menyeret
dokter maupun perawat yang melakukan tindakan aborsi ilegal ke jalur
hukum. Tidak hanya melanggar hukum, mereka juga melanggar etika baik
etika kedokteran maupun etika keperawatan.
2. Saran
Untuk menghindari terjadinya aborsi, sebaiknya seorang ibu atau
wanita memikirkan matang – matang tentang hal apa saja yang berkaitan
dengan kehamilan dan aborsi.
Untuk tenaga medis maupun tenaga kesehatan sebaiknya
memikirkan kembali tindakan yang harus diambil jika berhadapan dengan
seorang ibu atau wanita yang mengalami kehamilan di luar nikah yang
ingin menggugurkan kandungannya.
11
Daftar Pustaka
http://sahabatrhysayku.blogspot.com/2013/02/makalah-tentang-aborsi_4.html,
(Sabtu, 8 September 2018)
https://www.merdeka.com/sehat/ini-yang-menyebabkan-wanita-melakukan-
aborsi-aborsi.html, (Sabtu, 8 September 2018)
https://bkulpenprofil.blogspot.com/2013/10/analisis-kasus-aborsi.html?m=1,
(Sabtu, 8 September 2018)
12