Anda di halaman 1dari 18

HAND OUT

EKONOMI MAKRO

Oleh
Drs. Joko Suwandi, S.E., M.Pd.

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

1
PERTEMUAN 1

ANALISIS EKONOMI MAKRO DAN MANFAAT ANALISISNYA

1. Kompetensi Dasar
Memahami analisis ekonomi makro dan manfaat analisisnya

2. Indikator
a. Menjelaskan pendekatan analisis ilmu ekonomi teori
b. Menjelaskan analisis ekonomi makro
c. Menjelaskan manfaat analisis makro

3. Deskripsi materi :
Ilmu ekonomi teori secara konsep memiliki dua alat pendekatan analisis yaitu ekonomi
makro [macroeconomic theory] dan ekonomi mikro [microeconomic theory].
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregate
(keseluruhan). Sehingga sering disebut juga dengan analisis ekonomi aggregatif.
Variabel-variabel ekonomi tersebut antara lain; tingkat pendapatan nacional; tingkat
kesempatan kerja dan atau pengangguran; pengeluaran konsumsi rumah tangga;
tabungan masyarakat; investasi nacional; jumlah uang beredar; tingkat bunga; laju
inflasi; stok capital nacional, pertumbuhan ekonomi; neraca pembayaran internasional,
dan hutang pemerintah.
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup
kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang
bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai
tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi
konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan
menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Analisis ekonomi makro bermanfaat bagi; para produsen dalam memperoleh gambaran
tentang prospek perkembangan ekonomi kedepan; pemilik faktor-faktor produksi dalam
mengetahui kondisi dan situasi kegiatan ekonomi masyarakat saat ini dan dimasa
datang; konsumen dalam usaha mencapai keseimbangan; pemerintah dalam mengambil
langkah-langkah kebijaksanaan untuk mencapai kemajuan ekonomi nasional.

4. Pertanyaan Tugas:
a. Jelaskan pendekatan analisis ilmu ekonomi teori ?
b. Jelaskan analisis ekonomi makro ?
c. Jelaskan manfaat analisis makro ?

5. Referensi
- Said Kelana, 2006, Teori Ekonomi Makro, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
halaman 1-13
- Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 1-8

2
PERTEMUAN 2
PRODUKSI NASIONAL

1. Kompetensi Dasar
Memahami produksi nasional.

2. Indikator
a. Menjelaskan pengertian produksi.
b. Menjelaskan perhitungan jumlah produksi nasional dan agar tidak double counting.

3. Deskripsi materi
Albert L. Meyers membedakan asal usul faedah barang menjadi; faedah bentuk (utility
of form) lebih berfaedah karena diubah bentuknya; faedah tempat (utility of place) lebih
berfaedah karena dipindah ketempat yang lebih membutuhkan; faedah waktu (utility of
time) menimbun pada waktu musim panen raya dan menjualnya kembali pada waktu
musim paceklik; faedah hak milik (utility of property/ownership utility) pemindahkan
hak milik dari penjual kepada si pembeli dari sesuatu barang yang bergerak.
Berkaitan dengan penilaian kegiatan produksi yang memiliki implikasi terhadap jenis
produk yang dihasilkan, maka pertanyaan dalam sub bab ini adalah, bagaimana
menghitung jumlah produksi nasional suatu negara dalam kurun waktu tertentu ?
Menjumlahkan hasil produksi (barang dan jasa) seluruh masyarakat suatu negara yang
dipertukarkan lewat pasar dan dihitung dalam kurun waktu tertentu, merupakan cara
menghitung jumlah produksi nasional yang paling tepat. Agar tidak terjadi perhitungan
ganda maka barang-barang dan jasa-jasa yang termasuk dalam perhitungan produksi
nasional haruslah ditaksir dalam arti barang-barang akhir (final goods). Yaitu yang
sampai pada para pembeli akhir untuk dikonsumsi dan tidak diproses lebih lanjut dan
menghitung nilai tambah (value added) masing-masing barang bahan atau barang jadi.
Kedua definisi GNP pada prinsipnya adalah sama, yaitu nilai total (berdasarkan atas
harga pasar) dari barang-barang akhir (final goods) dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh
suatu masyarakat sebelum dikurangi dengan penyusutan. Jika GNP dikurangi dengan
jumlah depresiasi (penyusutan), maka akan didapatkan produksi nasional Netto (NNP).

4. Peranyaan Tugas :
a. Jelaskan pengertian tentang produksi ?
b. Jelaskan teknik perhitungan jumlah produksi nasional dan bagaimana cara agar
tidak terjadi double counting ?
5. Sumber bahan
- Rudiger Dornbusch, dkk., 2004, Makro Ekonomi (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:
PT. Media Globall Edukasi, halaman 19-42
- Said Kelana, 2006, Teori Ekonomi Makro, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
halaman 19-25
- Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 9-25

3
PERTEMUAN 3 DAN 4

PENDAPATAN NASIONAL

1. Kompetensi Dasar
Memahami pendapatan nasional

2. Indikator
a. Menjelaskan pengertian pendapatan nasional
b. Menjelaskan pendekatan-pendekatan perhitungan pendapatan nasional
c. Menjelaskan pentingnya mengetahui pendapatan nasional
d. Menjelaskan pendapatan riil dan pendapatan uang

3. Deskripsi Materi Ajar


Program Penasbede (Program Pembangunan Nasional Semesta Berencana Delapan
Tahun) 1961-1969, mendefinisikan pendapatan nasional sebagai sejumlah nilai rupiah
yang menunjukkan nilai dari seluruh produksi barang dan jasa sebagai aktivitas-
aktivitas ekonomi suatu negera dalam keseluruhan.
J .M . Keynes (A guide to keynes), mengemukakan tiga cara pendekatan untuk
menghitung pendapatan nasional ialah :
1. Pendekatan pendapatan (income approach), dengan cara menjumlahkan seluruh
pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-
faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
2. Pendekatan produksi (product approach), dengan cara menjumlahkan nilai
seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris,
ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang
dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan
mentah atau barang setengah jadi).
3. Pendekatan pengeluaran (expenditures approach), dengan cara menghitung
jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan
ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku
kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah
(Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor
dikurangi impor (X − M)

Pentingnya mengetahui besarnya pendatan nasional antara lain untuk mengetahui :


 Kemakmuran dan besarnya pendapatan per-kapita negara.
 Perubahan pendapatan per-kapita dan jumlah penduduk.
 Kenaikan tingkat kemakmuran dan pendapatan nasional.
 Menelaah struktur Perekonomian Nasional.
 Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan
nasional.
 Kebijakan pemerintah dan perencanaan pembangunan
 Kelengkapan Statistik dan Pendapatan Nasional

4
Nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan berdasarkan harga pasar yang berlaku disebut
pendapatan uang atau money income, sedang jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli
dengan pendapatan uang tersebut disebut pendapatan riil atau real income.

Pendapatan uang suatu negara hanya akan dapat memberikan gambaran yang samar-samar,
sebab jumlah yang dinyatakan dalam bentuk uang tidak memberikan gambaran senyatanya
dari tingkat kemakmuran suatu bangsa.

Dengan demikian untuk membandingkan nilai uang dari seluruh hasil produksi barang dan
jasa dari tahun ke tahun akan membawa berbagai kesulitan. Kesulitan itu terjadi karena
mungkin perubahan pendapatan nasional itu disebabkan oleh perubahan harga dan oleh
perubahan besarnya jumlah produksi yang di hasilkan, untuk memperoleh gambaran
perubahan pendapatan nasional secara riil dapat dijelaskan melalui angka index harga.

4. Pertanyaan Tugas
a. Jelaskan pengertian pendapatan nasional ?
b. Jelaskan pendekatan-pendekatan perhitungan pendapatan nasional ?
c. Jelaskan pentingnya mengetahui pendapatan nasional ?
d. Jelaskan pendapatan riil dan pendapatan uang ?

5. Sumber bahan
- Rudiger Dornbusch, dkk., 2004, Makro Ekonomi (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:
PT. Media Global Edukasi, halaman 43-65
- Nopirin, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro-Mikro, Yogyakarta, BPFE,
halaman 63-76
- Said Kelana, 2006, Teori Ekonomi Makro, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
halaman 26-42
- Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 26-53

5
PERTEMUAN 5, 6 dan 7

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DUA SEKTOR

1. Kompetensi Dasar
Menganalisis pendapatan nasional perekonomian dua sektor

2. Indikator
a. Menjelaskan analisis perubahan pendapatan nasional
b. Menjelaskan fungsi konsumsi
c. Menganalisis keseimbangan pendapatan nasional
d. Menganalisis multiplier
e. Menjelaskan fungsi tabungan

3. Deskripsi Materi Ajar


Pembicaraan tentang analisis tingkat pendapatan nasional sebenarnya berkisar pada
masalah tingkat permintaan masyarakat secara keseluruhan atau disebut juga aggregate
demand. Cara pendekatan menggunakan pendekatan dari sudut pengeluaran, yang
menyatakan bahwa pendapatan nasional adalah hasil dari penjualan atas barang-barang
dan jasa-jasa oleh perusahaan kepada konsumen akhir, konsumen industri, dan
pemerintah. Jadi merupakan pengeluaran konsumen akhir/ consumption (C),
industri/invesment (I) dan pemerintah/ goverment expenditures (G).
Variabel-variabel analisis:
Endogen :
Y = Pendapatan nasional.
C = Pengeluaran-pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa.
Exogen :
I = Pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk investasi.
G = Pengeluaran-pengeluaran pemerintah untuk barang-barang dan jasa-jasa.
Persamaan :
1) Y = C + I + G
2) C = a + bY
3) I = Io
4) G = Go
FUNGSI KONSUMSI (C)
Terdapat banyak alasan untuk menganalisis konsumsi menurut cara yang ditunjukkan
dalam persamaan 2), yaitu C = a + bY. Berdasarkan atas penelitian, terdapat suatu
kelakuan yang bersifat umum, bahwa apabila pendapatan seseorang bertambah (ΔY)
maka biasanya ia akan mengeluarkan sebagian dari pertambahan pendapatannya itu
untuk tambahan konsumsi (ΔC) dan sebagian akan digunakan untuk menambah
tabungan (ΔS). Oleh sebab itu ratio antara (ΔC) dengan ΔY atau sering disebut dengan
marginal propensity to consume (MPC) akan berkisar antara nol dan satu.
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

6
Sekarang akan dipelajari perhitungan sistem keseimbangan pendapatan untuk
mendapatkan tingkat pendapatan nasional yang akan memuaskan pada suatu keadaan
tertentu. Keadaan demikian disebut equilibrium income (keseimbangan pendapatan),
karena suatu ketika posisi keseimbangan ini tercapai tidak ada kecenderungan untuk
berubah-ubah dan berpindah-pindah ke poisi keseimbangan yang lain, kecuali syarat-
syarat keadaannya berubah. Dalam hal ini tidak diterangkan perubahan-perubahan
besarnya tingkat investasi atau pengeluaran pemerintah (karena dianggap sudah
tertentu dan merupakan faktor eksogen). Dengan demikian kita dapat mengharapkan
suatu penyelesaian perhitungan yang formal yang menggambarkan ketergantungan
dari keseimbangan pendapatan faktor-faktor tersebut.
Untuk memperoleh penyelesaian perhitungan ulangi definisi persamaan a).
a) Y = C + I + G
b) Y = (a + bY) + Io + Go
c) Y – bY = a + Io + Go atau (1 – b) Y = a + Io + Go
1
d) Y = ( a + Io + Go)
1–b
MULTIPLIER (ANGKA PENGGANDA)
Multiplier atau angka pengganda adalah ratio antara pertambahan pendapatan (ΔY)
yang dikarenakan adanya pertambahan investasi (ΔI). Ahli-ahli ekonomi telah
menyebutkan ratio ini dengan nama angka pengganda dan diberi simbul k.
1
k =
1–b
ΔY = k . ΔG

FUNGSI TABUNGAN (SAVING)


Fungsi tabungan diperoleh melalui bantuan fungsi konsumsi dengan jalan mengurangi
pendapatan dengan konsumsi.
S = – a + (1 – b) Y

4. Pertanyaan Tugas
a. Jelaskan analisis perubahan pendapatan nasional ?
b. Jelaskan fungsi konsumsi ?
c. Analisislah keseimbangan pendapatan nasional ?
d. Analisislah multiplier ?
e. Jelaskan fungsi tabungan ?
f. Diketahui data fungsi konsumsi negara ‘A’ C = 1200 + 0,75Y dengan jumlah I/th :
400 dan G/th : 250. Dari data itu lakukan perhitungan dan gambarkan
keseimbangan pendapatan nasional negara ‘A’ tersebut !

7
5. Sumber bahan
- Rudiger Dornbusch, dkk., 2004, Makro Ekonomi (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:
PT. Media Global Edukasi, halaman 192-216
- Nopirin, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro-Mikro, Yogyakarta, BPFE,
halaman 77-108
- Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 54-81

8
PERTEMUAN 9

INFLASI DAN DEFLASI

1. Kompetensi Dasar
Menganalisis inflasi dan deflasi

2. Indikator
a. Menjelaskan pengertian inflasi dan deflasi
b. Menganalisis jenis-jenis inflasi
c. Menganalisis akibat-akibat inflasi
d. Menjelaskan kebijakan mengatasi infasi

3. Deskripsi Materi Ajar


Inflasi didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana terdapat proses/tendensi kenaikan harga-
harga umum yang berjalan secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Tendensi
kenaikan harga disebabkan oleh ketidakseimbangan antara perkembangan permintaan uang
dengan penawaran uang.
Kenaikan harga umumnya diukur menggunakan indeks harga, antara lain: Indeks biaya hidup
(consumer price index), Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index), GNP
deflator.
Jenis inflasi menurut intensitasnya dapat dikelompokkan menjadi; Creeping Inflation dan
Hyper Inflation. Menurut penyebabnya dapat dibedakan menjadi; Excess demand inflation,
Bottleneck inflation, Cost pust inflation, sedangkan menurut sumber-sumbernya dibedakan
menjadi; Inflasi yang bersumber pada ketegangan-ketegangan strukturil, propensity to import
yang tinggi, In-efficiency di dalam pproduksi industri, distribusi pendapatan masyarakat yang
tidak merata, pendapatan negara tergantung pada pajak tidak langsung.
Akibat inflasi meliputi; tukar-menukar berlangsung secara barter, kekacauan produksi,
menimbulkan nafsu spekulasi dan hoarding, merintangi perdagangan internasional, dan
merosotnya moral masyarakat.
Kebijakan untuk mengatasi inflasi, yaitu; kebijaksanaan moneter, kebijaksanaan fiskal,
kebijaksanaan non moneter, dan kebijaksanaan dengan program yang bersegi banyak.
Deflasi adalah suatu proses turunnya harga-harga umum secara terus menerus dalam kurun
waktu tertentu dan nilai uang meningkat. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi
terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena
kurangnya jumlah uang yang beredar, dimana cara menanggulanginya adalah dengan cara
menurunkan tingkat suku bunga atau yang lebih sederhana (meski kadang tidak berhasil)
adalah dengan mencetak lebih banyak uang.
Dalam keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap
uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat. Teori Jumlah Peredaran Uang
(Quantity Theory of Money) dari persamaan Fisher menjelaskan hal tersebut
M.V = P.T
Keterangan :
M : Money Supply atau Persediaan Uang di masyarakat
V : Velocity atau kecepatan perputaran uang.
P : Average Price Level atau tingkat harga rata-rata.
T : Total Number of transactions atau Jumlah Transaksi.
Empat buah penyebab Deflasi; menurunnya persediaan uang di masyarakat, meningkatnya
persediaan barang, menurunnya permintaan akan barang, naiknya permintaan akan uang.

9
Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat
pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan.
Cara mengatasi deflasi antara lain; memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas ke
sektor bisnis, memotong suku bunga dan membuka keran investasi dari luar negeri.
4. Pertanyaan Tugas
a. Jelaskan pengertian inflasi dan deflasi !
b. Jelaskan jenis-jenis inflasi !
c. Jelaskan akibat-akibat yang ditimbulkan inflasi ndan deflasi !
d. Jelaskan kebijakan untuk mengatasi infasi dan deflasi !

5. Sumber bahan
- Rudiger Dornbusch, dkk., 2004, Makro Ekonomi (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:
PT. Media Global Edukasi, halaman 432-449
- Nopirin, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro-Mikro, Yogyakarta, BPFE, halaman
174-196
- Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 112-140

10
PERTEMUAN 10 dan 11

ANALISIS INFLATIONARY GAP DAN DEFLATIONARI GAP

1. Kompetensi Dasar
Menganalisis inflationary gap dan deflationary gap

2. Indikator
a. Menjelaskan tentang Kapasitas Produksi Nasional
b. Menganalisis inflationary gap dan deflationary gap

3. Deskripsi Materi Ajar


Besar kecilnya jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu
perekonomian sangat tergantung pada besar kecilnya kapasitas produksi nasional (KPN). Besar
kecilnya KPN sangat tergantung pada komposisi kualitas dan kuantitas dari pada faktor-faktor
produksi (alam tenaga kerja dan kapital) yang dimiliki negara tersebut.
Kapasitas produksi suatu perekonomian menunjukkan batas kemampuan yang maksimum dari
pada perekonomian Negara tersebut dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dalam
suatu jangka waktu tertentu dalam keadaan full employment. Dalam keadaan seperti ini jumlah
produksi nasional tidak dapat bertambah lagi. Berarti elastisitas produksi telah mencapai nol
dan setiap pertambahan permintaan hanya akan diimbangi dengan kenaikan harga.
Untuk dapat memperoleh pengertian sejauh manakah tingkat employment yang terjadi dalam
masyarakat menyimpang dari kapasitas produksi yang ada, kita dapat mengunakan konsep
inflationary gap dan deflationary gap.
Semakin besar jumlah inflationary gap berarti semakin besar over-employment, dan semakin
besar deflationary gap semakin jauh titik under-employment dibawah tingkat full employment.
Inflationary gap adalah besarnya perbedaan antara jumlah investasi dan pengeluaran
pemerintah/goverment expenditures (I+G) yang terjadi dengan besarnya saving pada full
employment (Sf), dimana besarnya investasi melebihi saving pada full employment (I+G > Sf).
Sedang Deflationary gap ialah angka yang menunjukan besarnya perbedaan antara investasi
dan pengeluaran pemerintah/goverment expenditures (I+G) yang terjadi dalam masyarakat
dengan saving yang terjadi dalam full employment (Sf), dimana investasi lebih kecil
dibandingkan dengan saving dalam full employment (I+G < Sf).

4. Pertanyaan Tugas
Data perekonomian suatu negara adalah sebagai berikut (dalam trilyun Rp)
Y2008 = 160 C2008 = 140 Io = 15
Y2009 = 180 C2009 = 155 Go = 10
Diminta :
1) Hitunglah inflationary gap atau deflationary gap apabila diketahui KPN hanya 240.
2) Hitunglah inflationary gap atau deflationary gap apabila diketahui KPN hanya 150.

5. Sumber Bahan
a. Rudiger Dornbusch, dkk., 2004, Makro Ekonomi (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:
PT. Media Global Edukasi, halaman 440-449
b. Nopirin, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro-Mikro, Yogyakarta, BPFE, halaman
187-196
c. Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 141-148

11
PERTEMUAN 12 dan 13

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL


PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

1. Kompetensi Dasar
2. Indikator
a. Kebijakan pajak/fiskal
b. Pajak dan transfer payment
c. Multiplier
d. Kebijakan anggaran (built in flexibility)

3. Deskripsi Materi Ajar


Untuk tujuan analisa penentuan pendapatan nasional, pajak diartikan sebagai
kebijaksanaan untuk memindahkan uang dari saku konsumen (masyarakat) ke kas
pemerintah tanpa suatu pengembalian jasa atau balas jasa yang langsung kepada
konsumen.
Sedangkan anggaran (budget) pemerintah terdiri dari tiga bagian yang penting, yaitu
pengeluaran pemerintah, transfer payment dan pajak.
Pengeluaran pemerintah (G) dibatasi untuk pembayaran pembelian barang/jasa, antara
lain; pembelian sarana prasarana untuk pelayanan kepada masayarakat, pembayaran-
pembayaran gaji pegawai negeri, pembayaran untuk transport, dan lain-lain.
Transfer payments (Tr) adalah pembayaran-pembayaran yang dilakukan oleh
pemerintah kepada masyarakat tanpa suatu penerimaan barang-barang dan jasa-jasa
(balas jasa) secara langsung pada tahun yang bersangkutan dimana pembayaran itu
dilakukan. Transfer payments meliputi pembayaran-pembayaran untuk subsidi
kesejahteraan, kompensasi pengangguran, pembayaran pensiun bagi veteran, PNS,
ABRI/Polri dan dapat pula pembayaran bunga hutang-hutang pemerintah dan
sebagainya.
Dari pengertian pajak (Tx) sebagai pembayaran untuk pemerintah tanpa balas jasa
langsung, oleh karena itu pajak tepatnya adalah kebalikan dari transfer payments.
Unsur kesamaan pajak dengan transfer payments adalah suatu arus uang yang tidak
diimbangi dengan suatu arus barang dan jasa yang sepadan. Bahkan dalam beberapa
hal kita dapat menemukan unsur-unsur kesamaan tipe-tipe transfer payments dan tipe-
tipe pajak. Misalnya, subsidi (transfer) terhadap suatu perusahaan, kompensasi
pengangguran adalah suatu pajak pendapatan yang negatif. Oleh karena itu kita
berpendapat dan beranggapan bahwa transfer payments mempunyai akibat yang persis
dengan pajak tetapi dalam arah yang berlawanan.
Hubungan dengan multiplier pajak menurut besarnya angka adalah sama seperti
multiplier transfer payments tetapi mempunyai tanda yang berlawanan ialah negatif.
Multiplier transfer payments adalah bertanda positif, yang menunjukkan bahwa suatu
pertambahan transfer payments akan menaikkan pendapatan nasional. Sedangkan
multiplier pajak bertanda negatif, ini menunjukkan bahwa pertambahan besarnya
pajak akan menurunkan pendapatan nasional. Telah diketahui bahwa pajak adalah

12
kebalikan dengan transfer payments pajak adalah memindahkan uang dari konsumen
kepada pemerintah, sedangkan transfer payments adalah memindahkan uang
pemerintah kepada konsumen.
Perubahan keseimbangan pendapatan akibat adanya kebijaksanaan pajak dan
ditambah dengan akibat transfer payment ditunjukkan oleh pergeseran fungsi
konsumsi yang horizontal sebesar jumlah pajak dan dikurangi transfer payment.
Pergeseran ini menunjukkan bahwa pajak dan transfer payment mengubah
ketergantungan serta hubungan antara pendapatan dan disposable income.
Investasi dan pengeluaran pemerintah ditambahkan pada pendapatan yang baru akan
menurunkan konsumsi. Selain pergeseran pada kurve konsumsi, proses seluruhnya ini
adalah sejalan sama dengan pembahasan yang lalu.
Sistem perpajakan built in flexible adalah sistem perpajakan tang besar kecilnya pajak
tergantung besar kecilnya pendapatan nasional.

4. Pertanyaan Tugas
a. Jelaskan kebijakan pajak/fiskal !
b. Jelaskan hubungan pajak dan transfer payment !
c. Analisislah Multiplier !
d. Analisis sistem perpajakan built in flexibility dengan data : C= 220 + 0,8Yd; I=
120; G= 270; Tr = 30 dan Tx= -40 + 0,125Y

6. Sumber Bahan
a. Rudiger Dornbusch, dkk., 2004, Makro Ekonomi (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:
PT. Media Global Edukasi, halaman 245-271
b. Nopirin, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro-Mikro, Yogyakarta, BPFE,
halaman 109-118
c. Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 82-111

13
PERTEMUAN 14 dan 15

ANALISIS PEREKONOMIAN TERBUKA

1. Kompetensi Dasar
Menganalisis pendapatan nasional perekonomian terbuka

2. Indikator
a. Menjelaskan keseimbangan pendapatan nasional
b. Menjelaskan multiplier variabel-variabel perekonomian terbuka

3. Deskripsi Materi Ajar


Untuk perekonomian terbuka dengan pendapatan investasi pada neraca pembayaran
memiliki saldo nol, maka berlaku persamaan :
Y=C+I+X–M
Oleh karena,
Y = C + S maka,
Sehingga
S+M=I+X
Faktor S dan M diperlakukan variabel endogen, sedangkan factor I dan X sebagai
variabel eksogen.
Syarat keseimbangan pendapatan nasional adalah nilai (S + M) sama dengan nilai (I +
X). Berbeda dengan pembahasan dalam perekonomian tertutup, bahwa S harus sama
dengan I (S=I).
Demikian juga nilai ekspor tidak perlu sama dengan nilai impor. Apabila nilai X > M,
maka neraca perdagangan positif dan sebaliknya apabila nilai X < M berarti neraca
perdagangan negatif.
Persamaan baru dapat di susun sebagai berikut :
S = So + sY
M = Mo + mY
Dengan memasukkan persamaan kedalam persamaan BARUmaka ditemukan :
So + sY + Mo + mY = I + X
sY + mY = I + X – So – Mo
(s + m)Y = I + X – So – Mo

I + X – So – Mo
Y = ------------------------
s+m

Apabila terjadi kenaikan nilai ekspor, maka nilai ekspor baru menjadi X + ΔX. Ini akan
mengakibatkan pendapatan nasional berubah menjadi Y + ΔY. Maka rumus multiplier
eksportnya :
ΔY 1
------ = kX = -------
ΔX s+m

14
Melalui cara yang sama dapat dibuat rumus tentang :
a. Multiplier investasi untuk perekonomian terbuka :
ΔY 1
kI = -------- = -------
ΔI s+m

b. Multiplier autonomus saving untuk perekonomian terbuka :


ΔY -1
kS = -------- = -------
ΔSo s+m

c. Multiplier autonomus impor :

ΔY -1
kMo = -------- = -------
ΔMo s+m

4. Pertanyaan Tugas
a. Menjelaskan keseimbangan pendapatan nasional
Diketahui data perekonomian negara ‘A’ dalam trilyun adalah sebagai berikut :
S = – 40 + 0,3 Y I = 280
M = 20 + 0,20 Y X = 100
Hitunglah besarnya :
1) Keseimbangan pendapatan nasional.
2) Tabungan pada keseimbangan.
3) Impor pada keseimbangan.
4) Konsumsi pada keseimbangan.
5) Neraca perdagangan keseimbangan.
b. Menjelaskan multiplier variabel-variabel perekonomian terbuka

5. Sumber Bahan
a. Rudiger Dornbusch, dkk., 2004, Makro Ekonomi (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:
PT. Media Global Edukasi, halaman 272-293
b. Nopirin, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro-Mikro, Yogyakarta, BPFE,
halaman 261-274
c. Joko Suwandi, 2012, Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), Surakarta:
FKIP-UMS, halaman 149-153

15
PERTEMUAN 16

ANALISIS IS-LM

6. Kompetensi Dasar
Menganalisis IS-LM

7. Indikator
a. Menjelaskan tentang kurva IS
b. Menjelaskan tentang Kurva LM
c. Menganalisis keseimbangan pasar uang dan pasar barang

8. Deskripsi Materi Ajar


Kurve IS ( Investasi-Saving) adalah kurve yang menghubungkan tingkat-tingkat
pendapatan nasional dengan berbagai tingkat bunga dimana dipenuhi syarat
keseimbangan di pasar barang. Untuk memudahkan pembahasan, kita menggunakan
struktur perekonomian tertutup sederhana, dimana variabel-variabel yang perlu
diperhatikan hanya C,S,I,Y. Oleh karena dalam analisis IS-LM, investasi merupakan
fungsi dari tingkat bunga ( r ), maka variabel tingkat bunga ini perlu ditambahkan
dalam keempat variabel tersebut.
Setelah variabel-variabel yang diperlukan dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah
menurunkan fungsi IS sebagai berikut.
Menetapkan syarat keseimbangan di pasar barang: S = I …………………… a)
Syarat ini dapat pula dipenuhi dengan : Y = C + I …………………………. .b)
Kurve atau fungsi LM adalah kurve atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara
tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai kemungkinan tingkat bunga yang
memenuhi syarat ekuilibriumnya pasar uang. Syarat ekuilibrium pada pasar uang adalah
terpenuhinya kesamaan antara permintaan uang agregat dan penawaran uang agregat.
Berdasarkan bahasan diatas, berarti syarat ekuilibrium tersebut dapat ditulis : MS = L,
dimana MS = penawaran uang agregat dan L = permintaan uang agregat. Sebagaimana
diketahui L = L1 + L2, dimana L1 = LT + LJ. Oleh karena L1 = L1(Y) dan L2 = L2( r) maka
L = L1 (Y) + L2.
Kalau penawaran uang dan permintaan uang mempunyai persamaan-persamaan sebagai
berikut:
Jumlah uang yang beredar ( penawaran uang) : MS = M
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga : L1 = k1 (Y)
Permintaan uang untuk spekulasi : L2 = k2 ( r ) + L2
maka M = k1 Y + k2 r + L2
Setelah kita mengetahui bagaimana menurunkan kurva IS dan LM, sekarang kita dapat
membahas keadaan keseimbangan dalam perekonomian dengan menggunakan analisis
IS-LM. Kurva IS adalah kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan
nasional pada berbagai tingkat bunga di mana dipenuhi syarat keseimbangan pasar
barang. Kurva LM adalah kueva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan
nasional pada berbagai tingkat bunga di mana dipenuhi syarat keseimbangan pasar
uang. Pada umumnya kurva IS berslope negatif, sedangkan kurva LM berslope positif.

16
Tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat keseimbangan baik pada pasar
barang maupun pasar uang terletak pada titik perpotongan antara kurva IS dan kurva
LM. Dengan demikian keadaan perekonomian dimana terpenuhi syarat keseimbangan
pasar barang dan juga terpenuhi syarat keseimbangan pasar uang dikatakan berada
dalam keseimbangan umum (general equilibrium) dan titik potong antara kurva IS dan
LM disebut titik keseimbangan IS-LM.

9. Pertanyaan Tugas
a. Menjelaskan tentang kurva IS
b. Menjelaskan tentang Kurva LM
c. Menganalisis keseimbangan pasar uang dan pasar barang

10. Sumber Bahan

- Said Kelana, 2006, Teori Ekonomi Makro, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,


halaman 67-93
- Imron Rosyadi, 2012, Ekonomi Makro, Surakarta: MUP, halaman 87-95

17
18

Anda mungkin juga menyukai