Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ANATOMI

SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN SISTEM REPRODUKSI WANITA

DOSEN PENGAMPUH : NAMSYAH, BASO,SST. M. Keb

OLEH :

NAMA : SORAYA

TINGKAT : 1- A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpah rahmat, hidayah,
dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah anatomi tentang
Sistem Reproduksi Manusia

Adapun makalah anatomi Sistem Reproduksi Manusia ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar permbuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun, bahasanya, maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah anatomi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah anatomi ini tentang sistem
reproduksi manusia ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi kepada pembaca.

Kupang, 17 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. RumusanMasalah.........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita .............................................6


B. Kelainan-Kelainan Pada Organ Reproduksi Pria dan Wanita ....................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran..........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium, dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal.
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat
bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukkan vasektomi pada organ
reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak
akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia
tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelanjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk hidup
tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut
terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan
sarana untuk melanjutkan generasi.

4
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita
2. Mahasiswa mengetahui kelainan-kelainan pada organ reproduksi pria dan
reproduksi wanita

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria ?
2. Bagaimana anatomi sistem reproduksi wanita ?
3. Bagaimana kelainan-kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi pria ?
4. Bagaimana kelainan-kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Organ Reproduksi Pria dan Wanita


1. Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria memiliki fungsi menghasilkan sel sperma dan menyalurkan
ke dalam liang wanita sehingga terjadinya pempuahan sel telur oleh sperma di
dalam rahim wanita.

Organ Reproduksi Dalam :


a. Testis ( Buah Pelir)
Testis adalah alat reproduksi pria yang menggantung dipangkal batang
penis dan dibungkus oleh kantung yang disebut scrotum. Terdapat dua buah
testis yang terletak pada bagian depan perineum dan berada dibawah zakar.
Fungsi dari testis adalah menghasilkan sel sperma dan hormon testosteron
sejak seorang pria memasuki masa remaja sampai dia mati. Bentuk testis
memiliki panjang kurang lebih 5cm dan diameter 3 cm, testis juga diliputi
oleh selaput putih yang kokoh.Di dalam testis terdapat saluran yang
berkelok-kelok dan dindingnya dilapisi oleh sel-sel epitel germinal yang
menghasilkan sel sperma. Jenis sel lain yang terletak diantara saluran-
saluran tersebut disebut sel interstisil. Sel interstisil adalah sel penghasil
hormon pada pria. Jika wanita hanya memproduksi satu buah sel telur
masuk dalam sebulan maka seorang pria dapat memproduksi sel sperma
sebanyak 150 juta sel dalam waktu 24jam. Dan setiap ejakulasi terjadi, pria
akann mengeluarkan sperma sebanyak 100 hingga 300 juta sel. Jika pria

6
tidak melakukkan hubungan seksual maka sel sperma yang telah diproduksi
oleh testis tadi akan diserap kembali oleh tubuh secara alamiah.

b. Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dai epididimis,
vas deferens, dan uretra.

1. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang tedapat di dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

2. Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus
yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas Deferens
tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat didalam kelenjar
prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantong semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

3. Epididimis

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok didalam skrotum yang keluar


dari testis. Epididimis berjumlah sepasang disebalah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai
getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini
berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakkan
sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.

7
2. Organ Reproduksi Pria Sekunder
Organ reproduksi sekunder berkaitan dengan fungsi reproduksi namun tidak
berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Organ reproduksi sekunder pria
terdiri atas prostat dan seminal vesicle.
a. Kelenjar Prostat

Prostat adalah kelenjar yang terletak di bagian belakang saluran sperma.


Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak dibagian bawah
kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung
kolestrol, garam, dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma. Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan semen (air mani) yang
menjadi nutrisi bagi sperma dan sekaligus alat transportasi sperma saat keluar
dari penis menuju rahim wanita.Selama ejakulasi terjadi, kelenjar prostat akan
berkontraksi serentak dengan duktus deferns dan seminal vesicwle. Cairan
yang diproduksi oleh kelenjar prostat menambah banyaknya semen (air mani).
Sifat alkali cairan prostat sangat penting untuk keberhasilan fertilisasi. Cairan
dari duktus deferens relatif asam karena adanya hasil akhir metabolisme
sperma. Cairan asam ini bersifat menghambat fertilitas dan motalitas
sperma.Sekresi vagina pada wanita juga bersifat asam (PH 3,5 – 4). Sel
sperma tidak dapat bergerak optimum sampai PH cairan sekitarnya meningkat
menjadi sekitar PH 6,5. Cairan dari prostat akan menetralkan keasaman cairan
dari seminal vesicle.

8
b. Seminal Vesicle

Seminal Vesicle adalah sebuah kantong kecil dibawah prostat yang


menghasilkan air mani. Cairan ini membuat sel-sel sperma yang dikeluarkan
oleh testis menjadi lebih encer sehingga mudah disemprotkan keluar.Semen
yang diejakulasikan pria terdiri dari cairan duktus deferens, vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelanjar di mukosa. Cairan prostat
memberikan bentuk semen seperti susu, sedangkan cairan dari seminal vesicle
dan dari kelenjar di mukosa memberikan konsistensi mukoid pada
semen.Fibrinogen yang dihasilkan oleh seminal vesicle menyebabkan
koagulasi cairan semen, setelah 15-20 menit berikutnya terjadi lisi oleh karena
fibrinolisin yang dibentuk dari profibeinolisin dari prostat. Pada menit-menit
pertama setelah ejakulasi, sel sperma tetap relatif tidak bergerak mungkin
karena terkoagulasi. Namun setelah koagulasi larut, sel sperma segera aktif
seperti mobil yang bergerak lincah.

Organ Reproduksi Luar :


1. Penis
Penis adalah organ reproduksi pria eksternal yang berbentuk silinder dan
didalamnya terdapat saluran kencing. Saluran kencing tersebut juga
berfungsi sebagai saluran yang dilalui cairan semen dan sperma ketika
disemprotkan ke dalam liang vagina. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh
darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga

9
tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang. Pada saat akan melakukkan hubungan seksual, penis akan
menegang dan mengeras karena darah balik dihambat. Sehingga penis dapat
dengan mudah memasuki liang vagina. Proses ini disebut hubungan seksual
penetratif.Setelah melalui rangsangan yang cukup lama, aka jadi ejakulasi,
yaitu disemprotkannya cairan sperma dan semen ke dalam liang vagina
wanita. Setelah senggama selesai, ukuran penis akan mengecil kembali
seperti semula karena kadar darah balik yang tadi dihambat didalam penis
kembali mengalir.Saluran kencing dan saluran tempat mengalirnya sperma
adalah sama, yaitu uretra. Namun pada saat ejakulasi, klep pada vas
deferens akan menutupi jalannya air seni dari kandung kencing. Oleh
karena itu, ejakulasi tidak akan terjadi bersamaan dengan keluarnya air
kencing.

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan kiri. Diantara skrotum kanan
dan kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakkan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Didalam skrotum juga terdapat serat-serat
otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot
kremaster.
3. Organ Reproduksi Wanita
1. Genitalia Eksternal

10
Genitalia eksterna terdiri dari :
a. Tundun (Mons Veneris)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.
Bagian yang dilapisi lemak, terletak diatas simfisis pubis. Pertumbuhan
rambut kemaluan ini tergantung dari suku bangsa dan jenis kelamin. Batas
atasnya melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah
sampai sekitar anus dan paha.

b. Labia Mayora
Labia mayor merupakan lapisan lemak yang mengandung pleksus vena.
Pada bagian luarnya dilapisi kulit, tumbuh beberapa rambut kemaluan
seperti mons pubis. Labia mayor terletak di dekat mons pubis hingga
menjulur kebawah dan membentuk mirip seperti bibir. Maka dari itu, labia
mayor sering disebut sebagai bibir besat alat kemaluan. Labia mayor
berfungsi sebagai pelindung genitalia internal dari kotoran yang akan
masuk dan mengancam kesehatan reproduksi. Labia mayor juga
merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir
ini bertemu dibagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora
bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7-8
cm, lebar 2-3 cm dan tebal 1-1,5 cm. Pada anak-anak kedua labia mayora
sangat berdekatan.
11
c. Labia Minora
Memiliki nama yang sama dengan labia mayor tidak menjadikan labia
minor memiliki tugas yang sama pula. Tugas labia minor adalah
melindungi saluran kemih dan kelenjar yang dihasilkan bertugas untuk
melindungi genitalia dari serangan bakteri. Terletak didalam bibir labia
minor membentuk lipatan kulit tipis pada sisi kanan dan kiri, dimulai dari
klitoris hingga berujung di bagian posterior. Dua lipatan tersebut nantinya
akan membentuk frenulum labia minor atau fourchette. Bibir kecil yang
merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembap dan
berwarna kemerahan. Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk
preputium dan frenulum clitoridis.

d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura atau
jaringan erektil yang bertugas merespons rangsangan seksual. Jadi pada
saat wanita merasa terangsang, pembuluh darah yang ada pada klitoris
akan terisi darah dan membuatnyanya membengkak atau membesar.
dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm. Seperti pria, wanita juga
dapat ereksi saat dirinya timbul nafsu birahi.

e. Vestibulum (Serambi)
Vestibulum merupakan rongga kemaluan yang dibatasi klitoris, forchect,
dan labia minor. Vestibulum merupakan rongga yang berada di antara
bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu
orifisium uretthra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini
berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
Gonorhoeae maupun bakteri – bakteri patogen.

12
f. Himen ( Selaput Dara)
Himen merupakan selaput darah yang mudah sekali sobek. Fungsinya
adalah melindungi liang vagina. Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan
elastis. Lapisan tipis ini yang menutupi sebagian besar dari liang
senggama, tengahnya berlubang sehingga kotorn menstruasi dapat
mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-
beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku
dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari. Saat melakukkan koitus pertama kali dapt terjadi robekan,
biasanya pada bagian posterior.
g. Perineum (Kerampang)
Perineum merupakan alat kelamin eksternal yang terletak didekat anus,
terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi
oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot
berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.

2. Genetalia Internal

Genetalia Internal terdiri dari :


a. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim
dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak diantara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
13
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri
membagi puncak (ujung) vagina menjadi forniks anterior, forniks
posterior, forniks fekstra dan forniks sisistra. Sel dinding vagina
mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH
4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.Fungsi utama
vagina adalah sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi, alat hubungan seks, dan jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektum. Dinding belakang depan dan atas tertutup
peritonium sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.
Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arteri hipogastrika interna).
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum,
jaringan ikat dan parametrium. Uterus memiliki bentuk seperti buah pir
dengan posisi terbalik. Berat uterus pada setiap wanita berbeda-beda.
Uterus pada wanita yang telah melahirkan memiliki berat sekitar 2,64 ons
sampai 3,52 ons, sedangkan wanita yang belum melahirkan memiliki berat
sekitar 1,058 gram sampai 1,41 ons atau setara dengan 30 hingga 40 gram.
Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak
2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita
hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah
limfe dan urat saraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.

14
2. Lapisan Otot
Susunan otot rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan
tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh
darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin
ke arah serviks, otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum
anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis
servikalis dengan osteum uteri internum anatomikum, (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.

3. Endometrium
Merupakan lapisan terdalam pada uterus. Di lapisan ini terdapat dua
lapisan lagi, yaitu superficial stratum function, stratum basale. Pada
endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal tipisnya dan fase pengeluaran
lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalm siklus
menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).
Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarkan
cairan secara terus-menerus sehingga dapat membasahi vagina.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot
rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
panggul.

c. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubolo-muskuler dengan panjang 12 cm dan
diameter 3-8 mm. Tuba Fallopi terletak di kanan dan kiri uterus.
Bentuknya seperti pipa air yang melengkung tetapi tidak beraturan,

15
awalnya kecil dan semakin membesar hingga ke ujung. Berfungsi
menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula yang siap melakukkan implantasi. Secara anatomi serta
fungsinya, genitalia internal yang satu ini dibagi menjadi tiga bagian
yakni, kornu, ismus, dan fimbria.

d. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan
uterus dibawah tuba uterina dan terikat disebalah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan
sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum
sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya. Ovarium yang disebut juga
indung telur memiliki fungsi memproduksi ovum, hormon estrogen, dan
progesterone.Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai
pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon
estrogen. Estrogen merupakan hormon terpenting pada wanita.
Pengeluaran hormon ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan
rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama
yang disebut menarche.Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena
folikel graaf belum melepaskan ovum. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks
sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval
28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

e. Fibriae
Merupakan serabut / silia lembut yang terdapat dibagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi menangkap sel ovum
yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.

16
f. Oviduct
Merupakan saluran panjang kelanjutan dari fuba fallopi. Berfungsi untuk
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan
silia pada dindingnya.

g. Cervix
Merupakan bagian dasar dari uterus yang berbentuk menyempit sehingga
disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran
vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran
vagina.

B. Kelainan Organ Reproduksi Pria dan Wanita

1. Kelainan Organ Reproduksi Pria


a. Hipogonadime
Penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan
infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan ini
dapat dilakukkan dengan terapi hormon.

b. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat
ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang terstoteron. Jika belum turun juga dilakukkan pembedahan.

c. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri,
seperti Escherichia Coli maupun bukan bakteri

d. Epididimitis

17
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E.coli dan Chlamydia.

e. Orkitis
Adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

f. Uretritis
Adalah peradangan pada bagian uretra dengan disertai dengan gejala rasa gatal
yang berlebih terutama pada bagian penis. Pria yang terkena penyakit ini akan
sering buang air kecil. Penyebabnya virus Herpes.

2. Kelainan Organ Reproduksi Wanita

a. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya
menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual.
Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau
lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

b. Kanker Genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.

c. Kanker Vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena
iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain
dengan kemoterapi dan bedah laser.

d. Kanker Serviks

18
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penangannya dilakukkan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiganya bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

e. Kanker Ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami
pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukkan dengan
pembedahan dan kemoterapi.

f. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat diluar
uterus, yaitu dapat tumbuh disekitar ovarium, oviduk, atau jauh diluar uterus,
misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut pinggang terasa sakit dan nyeri pada
masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit
terjadi kehamilan. Penangannya dapat dilakukkan dengan pemberian obat-
obatan, laparoskopi atau bedah laser.

g. Infeksi Vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi
vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat
hubungan kelamin terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

h. Penyempitan Pada Oviduk


Oviduk atau saluran telur bisa mengalami penyakit dimana ia akan
menyempit. Penyebabnya disinyalir genetis namun ada juga yang disebabkan
oleh kuman jenis tertentu. Saluran telur yang sempit dan membuat wanita sulit
mendapatkan anak sebab jalan sperma terhalangi.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang kita bahas diatas dapat disimpulkan bahwa : Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukkan dengan cara generative atau seksual.

B. Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca,
dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang reproduksi yang dialami
manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem
reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisnnya, bahasa dan lain sebaganya. Untuk
itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat
terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar
20
kepada pembaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil untuk
dapat mengetahui lebih banyak hal yang belumm anda ketahui. Dan jadikanlah
membaca sebagai kebiasaan anda, karena melalui membaca akan membuka lebih
banyak gerbang ilmu untuk diri anda sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Sutanta. Anatomi Fisiologi Manusia: Yogyakarta : 2019


Ana Ratnawati. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Reproduksi : Yogyakarta : 2018
Hanum Marimbi. Biologi Reproduksi : Yogyakarta : 2018

21

Anda mungkin juga menyukai