Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ISHNA RAHMI AFIDATHI

NPK : 21187000516

TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL II TM 11 (SENIN, 12.30 A204)

1. Apa yang kalian ketahui tentang Manajemen  Perencanaan Proyek


Manajemen proyek adalah yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara
ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang
berbentuk proyek. Hal ini merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara
efisien dan efektif.
Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai
dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu, dan lain-lainnya. Sedangkan efisien
diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub-kegiatan secara tepat yang meliputi
jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen pada
suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena
tanpa hal ini, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu
maupun kualitas.

2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Proyek dan Program Kegitan Perusahaan.
Mungkin perbedaan utama antara proyek dan program adalah kekhususannya. Sebuah
proyek mengacu pada upaya spesifik dan tunggal untuk memberikan hasil yang konkret.
Oleh karena itu, seorang manajer proyek bertanggung jawab untuk memastikan suatu
proyek memenuhi hasil yang diharapkan sesuai dengan kerangka waktu dan anggaran yang
ditentukan.

Suatu program mengacu pada beberapa proyek yang dikelola dan dilaksanakan sebagai satu
paket atau rangakaian. Seorang manajer program karena itu bertugas mengawasi semua
proyek yang terdiri dari sebuah program yang dikelolanya- untuk memastikan itu semua
mencapai hasil-hasilnya.

Perbedaan Proyek dan Program

Bentuk : Komponen proyek bersifat spesifik dan rinci. Cakupan dan tujuan proyek
didefinisikan dengan jelas – sementara program biasanya kurang jelas dan tidak spesisifk.
Selain itu, karena suatu program mencakup beberapa proyek – tim program cenderung lebih
besar karena juga melingkupi dari para manajer proyek dan anggota tim proyek mereka.

Usaha: Sebuah proyek mewakili upaya tunggal dan terfokus. Sementara program adalah
kumpulan proyek – bersama-sama semua proyek membentuk paket pekerjaan yang
terhubung. Berbagai proyek saling melengkapi untuk membantu program dalam mencapai
tujuan keseluruhannya. Kemungkinan proyek yang berbeda dalam suatu program akan
tumpang tindih – oleh karena itu manajer program perlu melihat kemungkinan tumpang
tindih ini dan bekerja dengan manajer proyek yang relevan untuk memastikan kelancaran
program.
Durasi: Sementara beberapa proyek membutuhkan waktu beberapa tahun – sebuah proyek
umumnya tidak akan terlalu lama untuk diselesaikan. Sebaliknya – program seringkali
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diselesaikan karena didesain untuk
memberikan lebih banyak hasil. Oleh karena itu, hal yang biasa dalam program untuk
disusun dalam beberapa fase atau tahapan. Sebuah proyek yang sangat panjang juga dapat
diorganisasikan ke dalam beberapa fase – tetapi ini kurang umum.

Manfaat: Proyek fokus pada pencapaian keluaran (output) yang nyata atau terlihat
(tangible), misalnya apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan proyek. Sementara
program fokus pada hasil (outcomes) – yang seringkali tidak nyata. Manfaat yang diberikan
oleh suatu program tergantung pada manfaat kolektif dari proyek-proyeknya. Contoh hasil
program termasuk perubahan budaya atau politik dalam suatu organisasi – atau perubahan
dalam cara organisasi beroperasi.

3. Jelaskan Metoda Prakiraan Biaya Proyek dan berikan perhitungan biaya tersebut apabila kita
menjalankan Proyek Konstruksi Pabrik untuk Produksi.
Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek. Dengan demikian
perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan estimasi biaya
yang akurat. Artinya estimasi biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak mampu
bersaing dengan perusahaan lain dalam tahap tender, atau tidak terlalu rendah yang meski
dapat memenangkan tender namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena
diangarkan kurang. Terkadang perkiraan biaya yang rendah dilakukan dengan sengaja untuk
maksud sekedar memenangkan tender. Setelah tender dimenangkan, kemudian dilakukan
negosiasi dengan klien untuk memperbesar nilai proyek. Yang demikian ini disebut buy in.
Praktek seperti ini beresiko dan tidak etis, namun banyak dilakukan yang berujung pada
korupsi.
Perkiraan biaya digunakan untuk menyusun angaran dan menjadi dasar untuk mengevaluasi
performance proyek. Evaluasi dilakukan dengan embandingkan tingkat pengeluaran aktual
dengan tingkat pengeluaran yang dianggarkan.Dengan demikian tanpa estimasi yang baik,
maka akan menyulitkan evaluasi yang efektif dan efisien.
Memperkirakan biaya proyek relatif sulit dibanding memperkirakan biaya untuk kegiatan
yang sudah rutin dilakukan. Perkiraan biaya untuk kegiatan rutin dapat dibuat dengan
sekedar menambah y% dari anggaran tahun lalu. Tidak demikian dengan perkiraan biaya
pekerjaan proyek.Estimasi biaya untuk pekerjaan yang sifatnya renovasi atau adaptasi bisa
didasarkan pada pekerjaan serupa yang pernah dilakukan, akan tatapi untuk pekerjaan yang
bersifat pengembangan dan belum pernah ada pekerjaan serupa di masa lalu, maka estimasi
benar-benar menjadi suatu pekerjaan yang kritikal.

Setidaknya ada tiga pendekatan pokok dalam memperkirakan biaya dilihat dari cara
pengumpulan informasi, yaitu:
1. Perkiraan Biaya secara top-down
Dalam pendekatan ini, manajer puncak memperkirakan biaya seluruh proyek, Selanjutnya,
gambaran umum estimasi proyek tersebut diberikan kepada manajer di bawahnya untuk
melakukan estimasi biaya untuk paket kerja yang lebih kecil yang menjadi bagian dari
keseluruhan pekerjaan proyek. Hal ini dilakukan sampai pada level manajer tingkat paling
bawah. Batasan estimasi biaya untuk manajer tingkat lebih bawah adalah bahwa mereka
tidak bisa mengusulkan eatimasi biaya yang lebih besar dari yang sudah diperkirakan oleh
manajer di atasnya.

2. Perkiraan Biaya secara Bottom Up


Pada pendekatan ini, pertama-tama yang dilakukan adalah merinci pekerjaan proyek
menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih detail. Selanjutnya, orang-orang yang terlibat dalam
pengerjaan paket kerja diminta pendapatnya mengenai biaya yang dibutuhkan dan waktu
untuk penyelesaian suatu paket pekerjaan. Pendekatan Bottom Up ini jarang digunakan
karena riskan dari sudut pandang manajer puncak. Ada kecenderungan kekurangpercayaan
manajer puncak terhadap bawahannya yang mungkin akan melebih-lebihkan (mark-up)
perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan di departemennya masing-
masing.

3. Kombinasi Top Down dan Bottom Up


Pendekatan ini merupakan pendekatan yang banyak digunakan dalam mengestimasi biaya.
Pada pendekatan ini, manajer tingkat atas mengundang bawahannya untuk mengajukan
usulan perkiraan biaya pekerjaan.. Selanjutnya bawahwan tersebut menyampaikan
permintaan manajer tingkat atas tersebut ke tingkat yang lebih bawah melalui departemen,
devisi, seksi sampai subeksi . Usulan dari bawah tersebut selanjutnya dikumpulkan. Saat
meminta usulan perkiraan biaya dari bawahannya, manajer puncak memberi catatan tntang
batasan-batasan yang diperbolehkan dalam memperkirakan biaya, baik menyangkut jumlah
maupun prioritas pekerjaan. Dengan demikian ketika bahawan mengajukan usulan perkiraan
biaya, maka catatan dari manajer puncak telah menjadi pertimbangan.

Pembengkakan Biaya
Dalam banyak hal, semakin besar ukuran proyek, maka semakin besar pula potensi terjadi
pembengkakan biaya. Berikut beberapa penyebab terjadinya pembengkakan biaya:
1. Informasi kurang akurat
Rendahnya akurasi perkiraan biaya dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya
karena perkiraan biaya ternyata jauh lebih rendah daripada kenyataannya. Demikian juga,
adanya ketidakpastian kondisi dapat membuat biaya pekerjaan membengkak. Misalnya
dalam memperkirakan harga ternyata harga yang diperkirakan lebih rendah dari harga yang
sesungguhnya. Akibatnya biaya membengkak.

2. Perubahan desain
Terjadinya perubahan desain yang diinginkan pelanggan dapat menyebabkan
pembengkakan biaya bila perubahan desain tersebut ternyata menyebabkan pengerjaan
ulang atau membutuhkan sumberdaya yang lebih banyak/ lebih mahal.

3. Faktor Sosial Ekonomi


Pemogokan buruh, tindakan konsumen, embargo, penurunan nilai mata uang dan
kelangkaan sumberdaya dapat menyebabkan pembengkaan harga. Misalnya, bila ternyata
terjadi ketidakstabilan ekonomi yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga yang tinggi
sehingga jauh melampaui apa yang sudah diperkirakan, maka hal demikian menyebabkan
terjadinya pembengkakan biaya.

4. Jenis Kontrak Proyek


Kontrak dengan harga tetap mendorong kontraktor untuk berhati-hati dalam hal
pengendalian biaya. Namun, kontrak jenis reimbursement memberikan kelongggaran biaya
kepada kontraktoe. Hal ini dapat membuat kontraktor kurang hati-hati dalam
mengendalikan harga sehingga dapat berujung pada pembengkakan biaya.

Metoda Parametrik
Meletakan dasar hubungan matematis yang mengkaitkan biaya dengan
karakteristik fisik tertentu dari objek. (Volume, Luas, Berat, Tenaga/Wat
Panjang, dll). Rumus matematis yang menunjukkan hubungan antara biaya dengan variabel
fisik di dalam metoda parametrik antara lain adalah:
1. Kurva Linier Y = ax
Y = px + q
Y = biaya
X = variabel
A = parameter
q = komponen tetap
x = komponen variabel
2. Kurva Pangkat Y2 = Y1 × (X2/XI)n
Y1 = biaya pembangunan instalas, A
Y2 = biaya pembangunan instalasi B
X1 = kapasitas instalasi A
X2 = kapasitas instalasi B
n = indeks harga, lazimnya = 0,60
Misal : Suatu pabrik asam sulfat dengan kapasitas 50.000 ton / tahun. Berharga Rp 20 M.
Perkiraan biaya mendirikan pabrik sejenis dengan kapasitas 75.000 ton / tahun.
Jawab: Y2 = Y1 x ( X2 / Xl )0,6Y2 = 20 M x (75 000 / 50 000)0,6 = Rp 25,51 M.

JENIS PROSES
FLUIDA FLUIDA – PADAT PADAT
f1 Memasang peralatan 0,40 0,45 0,50
f2 Pipa terpasang 0,70 0,45 0,20
f3 Instrumen terpasang 0,20 0,15 0,10
f4 Alat listrik 0,10 0,10 0,10
f5 Bangunan 0,30 0,20 0,15
f6 Utility 0,50 0,45 0,25
f7 Tempat penampungan 0,15 0,20 0,25
f8 Pekerjaan tanah 0,05 0,05 0,05
Fe. Desain engineering 0,30 0,25 0,2,0
Fc. Kontigensi 0,10 0,10 0,10
ff. Fee kontraktor 0,05 0,05 0,15
Contoh : Buat Perkiraan total biaya proyek industri yang memproses bahan
cair bila total biaya peralatan utama = Rp 1000 juta.
Harga pengadaan peralatan utama PCE = Rp 1000 M.
Jumlah f1 + f2 + f3 + ... f8 = 2,4
PPC = (Rp 1000 M) (I + 2,4) = Rp 3.400 M.
Jumlah fb + fe + ff = 0,45
Modal tetap FCC = PPC (1 + 0,45) = Rp 4.930 M.
Total biaya proyek = FCC + 10% = Rp 5.423 M.
PCE = harga pengadaan peralatan utama (sampai
di lokasi proyek)
Peralatan terpasang PPC = PCE (1+f1+f2+...+fn)
Diperhitungkan faktor pemakai material dan jam-
orang sampai perlatan berfungsi.
Modal Tetap FCC = PPC (1+fe+fc+ff)
Diperhitungkan faktor biaya engineering
Kontigensi dan fee
Modal Kerja = 5 ~ 10% (Modal Tetap)
Total Biaya Proyek = Modal Tetap + Modal Kerja

Anda mungkin juga menyukai