CA MAMAE
1.1 Pengertian
Ca mamae atau sering kita kenal dengan sebutan kanker payudara (KPD) adalah
suatu penyakit neoplasma ganas yang merupakan suatu pertumbuhan jaringan
payudara abnormal yang berbeda dengan jaringan sekitarnya. Kanker payudara
ini bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada
payudara (Kartini dkk, 2018).
1.2 Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat
banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap tingginya
kejadian kanker payudara, faktor tersebut diantaranya seperti: riwayat menarche,
paritas, status menyusui, usia, riwayat konsumsi alkohol, ada riwayat keluarga,
hormonal, obesitas, faktor lingkungan.
Menurut penelitian Isnaini dan Elpiana (2017:105) umur seorang wanita
merupakan faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara.
Perempuan yang berumur lebih dari 40 tahun mempunyai resiko kanker payudara
lebih besar dibanding perempuan yang berumur kurang dari 40 tahun. Hal ini
terjadi karena semakin bertambahnya umur, maka jumlah kumulatif eksposur yang
diterima sepanjang umur tersebut semakin tinggi pula, selain itu secara fisiologi
terjadi penurunan fungsi-fungsi organ dan menurunnya daya tahan tubuh (Mukti
dkk, 2016).
1.3 Manifestasi Klinis
Gejala umum kanker payudara menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009) adalah
adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dan biasanya semakin
mengeras, tidak beraturan, serta terkadang menimbulkan nyeri. Gejala lain yang
tampak, misalnya perubahan bentuk dan ukuran, kerutan pada kulit payudara
sehingga tampak menyerupai kulit jeruk, adanya cairan tidak normal berupa
nanah, darah, cairan encer, atau air susu pada ibu tidak hamil atau tidak sedang
menyusui yang keluar dari puting susu. Gejala kanker payudara umumnya juga
tampak dari adanya pembengkakan di salah satu payudara, tarikan pada puting
susu atau puting susu terasa gatal, serta nyeri. Pada kanker payudara stadium
lanjut, dapat timbul nyeri tulang, pembengkakan lengan, ulserasi kulit, atau
penurunan berat badan (Dewi dan Lucia, 2015).
1.4 Patofisiologi
Suatu keadaan dimana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan
kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya, menyerang ke jaringan sekitar dan
menyebar keseluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini
dinamakan tumor. Namun tidak semua tumor dinamakan kanker. Tumor yang
tidak menyebar dan tidak menyerang ke jaringan sekitar dinamakan tumor jinak.
Sedangkan tumor yang dapat menyerang kejaringan sekitar dan menyebar
keseluruh tubuh dinamakan tumor ganas atau kanker. Sel normal bisa menjadi sel
kanker melalui proses yang rumit yang disebut tranformasi. Terdapat fase inisiasi
akan mengalami perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas karena adanya karsinogen atau penyebab kanker baik berupa bahan kimia
virus, radiasi ataupun sinar matahari. Akan tetapi tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap karsinogen. Kelainan genetik menyebabkan sel
lebih rentan terhadap paparan karsinogen, difase promosi Suatu sel yang telah
mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas atau kanker. Adapun pada fase
metastasi, sel-sel kanker dapat menyebar atau bermetastase kebagian tubuh yang
lain selain itu sel kanker bisa bersarang dibawah tulang, paru-paru, dan bawah
kulit. Di fase metastase ini, kanker dapat terjadi pada kelenjar getah bening,
ketiak ataupun diatas tulang belikat.
1.5 Pathway
1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram (EKG) untuk melihat apakah terdapat sinus takikardi
dengan hipertropi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung penyebab gagal
jantung, gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia.
2. Laboratorium
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (Carsino Embrionik Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari puting payudara, cairan krista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi.
f. Mamografi
Pengujian mamae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini. Memperlihatkan struktur internal mamae untuk mendeteksi kanker
yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mamografi
pada tahap menopouse kurang bermanfaat karena gambaran kanker
diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
g. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mamae . ultrasonografi berguna untuk membedakan tumor dengan kista.
Kadang-kadang kista sampai sebesar 2 cm.
h. Thermography
Mengukur da mencatat emisi panas yang yang berasal dari mamae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
penngkatan suplay darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
i. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam anatara pebuluh
darah da jaringa yang lebih pdat . menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar tumor.
j. Biopsi
Untuk menentukan secara meyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengan pengambilan massa.
k. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain.
l. Kemoterapi
Kemoterapi yang dilakukan setelah bedah (adjuvant chemotherapy),
bertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal saat
prosedur bedah, atau sel kanker sudah menyebar namun tidak terlihat
meski dengan tes pemindaian. Sel kanker yang tertinggal tersebut bisa
tumbuh dan membentuk tumor baru di organ lain.
Sedangkan kemoterapi yang dilakukan sebelum bedah (neoadjuvant
chemotherapy) bertujuan untuk menyusutkan ukuran tumor agar bisa
diangkat dengan pembedahan. Kemoterapi jenis ini biasanya dilakukan
untuk menangani kanker yang ukurannya terlalu besar untuk dibuang
melalui operasi
1.7 Diagnosa Banding
1. Fibroadenoma
2. Tumor phylloides
3. Mastitis
4. Nekrosis lemak
5. Papilloma intraduktal
6. Ekstasia dektal
1.8 Komplikasi
Komplikasi utama dari kanker payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase
ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada
paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara dapat berupa pembedahan, radioterapi,
kemoterapi, terapi target, maupun terapi hormonal.
a. Pembedahan
Tipe pembedahan yang dapat dilakukan untuk kanker payudara adalah biopsi
eksisi dengan lokalisasi lesi, mastektomi radikal, breast conserving surgery,
serta rekontruksi payudara dan dinding dada.
b. Biopsi Eksisi dengan Lokalisasi Lesi
Biopsi eksisi dengan lokalisasi lesi dilakukan dengan mengangkat seluruh
jaringan kanker dan menyisakan tepi jaringan tampak sehat dibantu metode
mamografi dan lokalisasi lesi oleh sebuah kawat yang dilabel secara radiasi
yang ditempatkan dekat dengan lokasi lesi.
c. Mastektomi Radikal
Mastektomi radikal dapat dilakukan dengan metode Halstedt maupun
modifikasi Patey. Metode Halstedt dilakukan dengan mengangkat seluruh
jaringan payudara, kulit, kompleks puting-areola, m. pectoralis mayor dan
minor, serta kelenjar getah bening level I, II, dan III. Pada metode modifikasi
Patey, m. pectoralis mayor dan n. pectoralis lateral tetap dipertahankan.
d. Breast Conserving Surgery
Breast conserving surgery memerlukan reseksi lesi kanker primer dengan
margin jaringan yang tampak sehat, terapi radiasi ajuvan, dan penilaian status
kelenjar getah bening regional.
e. Rekonstruksi Payudara dan Dinding Dada
Rekonstruksi payudara dan dinding dada dapat menjadi pilihan pada kasus
dengan pengangkatan jaringan kulit dan subkutan yang masif
f. Oksigenasi
1. Diberikan dalam konsentrasi yang adekuat untuk menghilangkan hipoksia
dan dipsnea.
2. Oksigen dengan tekanan intermiten atau tekanan positif kontinu, jika
tanda-tanda hipoksia menetap.
3. Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik jika terjadi gagal napas.
g. Farmakoterapi
1. Furosemol
obat golongan diuretik yang digunakan untuk membuang cairan atau
garam berlebih di dalam tubuh melalui urine dan meredakan
pembengkakan yang disebabkan oleh gagal jantung. penyakit hati,
penyakit ginjal atau kondisi terkait.
2. Cefotaxim
Salah satu obat antibiotik sefalosporin yang berfungsi untuk membunuh
bakteri penyebab infeksi. Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri dan
mencegah pertumbuhannya.
3. Omeprazol
Omeprazole adalah obat untuk mengatasi gangguan lambung, seperti
penyakit asam lambung dan tukak lambung. Obat ini dapat mengurangi
produksi asam di dalam lambung
4. Ondancetron
adalah obat yang digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan
muntah yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi, atau
operasi.
5. Cefriaxone
antibiotik sefalosporin yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
seperti kencing nanah (gonore) dan infeksi bakteri lainnya. Obat ini juga
digunakan sebelum operasi untuk mencegah infeksi.
6. Antrain
Obat bermerek yang mengandung natrium metamizole. Metamizole
sendiri merupakan obat analgetik, antispasmodik, dan antipiretik untuk
meringankan rasa sakit, seperti sakit gigi, sakit kepala, nyeri sendi,
nyeri otot, dismenore (nyeri haid), nyeri kolik dan lain-lain. Terkadang di
gunakanuntuk menurunkan demam.
1.10 Konsep Keperawatan
1.1.1 Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku, alamat, status, tanggal MRS, tanggal pengkajian, diagnose
medis).
2) Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, pekerjaan, alamat,
hubungan dengan pasien).
b. Riwayat Kesehatan
1) Diagnosa Medis
Diagnosa yang ditegakkan oleh dokter yang menangani kasus penyakit
tersebut mengenai masalah yang dihadapi pasien..
2) Keluhan Utama
Perasaan atau keadaan yang paling utama di keluhkan oleh pasien akibat
perasaan yang tidak nyaman, paling mengganggu aktivitas yang membuat
pasien datang ke pelayanan kesehatan. Pasien mengalami sesak nafas berat,
batuk berdahak melebihi 1 bulan, nyeri pada bagian payudara yang telah
dilakukan operasi.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Kronologis peristiwa terkait penyakit pasien yang sekarang dialami sejak
pasien mengalami keluhan pertama kalinya sampai pasien memutuskan ke
pelayanan kesehatan. Kronologis kejadian yang harus diceritakan meliputi
waktu kejadian, cara atau proses, tempat, suasana, tanda dan gejala, riwayat
pengobatan, persepsi tentang penyebab dan penyakit. Pada penderita kanker
payudara pasien mengalami sesak nafak nyeri dada, dyspnea, edema
kaki/tungkai, batuk, sianosis, nokturia. Perawat menanyakan mengenai
penggunaan obat, vitamin, alergi obat, alergi makanan, kebiasaan hidup
(merokok, konsumsi alcohol).
4) Riwayat kesehatan dahulu
Sebuah keadaan dimana berhubungan dengan masalah kesehatan pasien
terdahulu sebelum muncul masalah kesehatan terbaru. Perawat menanyakan
kepada pasien mengenai penyakit sebelumnya seperti pneumonia, TBC,
tromboflebitis, emboli paru, infark miokard, edema paru, penyakit tiroid, atau
nyeri dada. Selain itu, perawat juga menanyakan pajanan terhadap
kardiotoksik di lingkungan kerja dan bedah jantung, bedah vaskuler atau
intervensi yang pernah diterima pasien.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga merupakan faktor bawaan yang bisa dibawa oleh
penderita. Anggota keluarga (orang tua, kakek-nenek, saudara, anak, atau
cucu) pasien terdapat masalah kardiovaskuler seperti hipertensi, kolesterol,
penyakit arteri coroner, infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler perifer.
c. Pengkajian Gordon
a. Pola persepsi
Pada pasien dengan kanker payudara dapat terjadi perubahan persepsi dan tata
laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat
sehingga tidak mengetahui dampak terburuk dari kanker payudara.
b. Pola nutrisi
Pola makan dan minum sehari – hari, jumlah makanan dan minuman yang
dikonsumsi, jenis makanan dan minuman, waktu berapa kali sehari, nafsu
makan menurun / tidak, jenis makanan yang disukai, penurunan berat badan.
Kaji terkait dengan Antropometri, Biomedical sign, Clinical, dan Dietary.
c. Pola eliminasi
Mengkaji adanya perubahan ataupun gangguan pada kebiasaan BAB dan
BAK pada saat sebelum masuk rumah sakit dan saat berada di rumah sakit.
d. Pola aktivitas dan latihan
Mengkaji bagaimana perubahan pasien dalam beraktivitas pada saat sebelum
masuk rumah sakit dan setelah masuk rumah sakit. Pada pasien dengan kanker
payudara akan mudah lelah dalam beraktivitas karena adanya gangguan pada
pola nafas.
e. Pola istirahat dan tidur
Mengkaji terkait dengan waktu pasien untuk tidur selama 24 jam dan apakah
ada gangguan selama tidur (sering terbangun). Pasien dengan kanker payudara
apabila mengalami nyeri dada sering terbangun sehingga kualitas dan
kuantitas tidurnya menjadi terganggu.
f. Kognitif persepsi
Mengkaji bagaimana pengetahuan pasien atas penyakit yang dialami oleh
pasien. Kognitif persepsi pasien dengan kanker payudara tergantung
keparahan penyakitnya.
g. Persepsi dan konsep diri
Mengkaji terkait dengan perubahan konsep diri pada pasien pada saat sebelum
dan saat sakit yang meliputi body image, identitas diri, peran diri, ideal diri,
dan harga diri. Pasien dengan edema paru (kepala keluarga) biasanya akan ada
gangguan pada peran dirinya karena tidak mampu bekerja akibat penyakitnya
apabila tidak ada mekanisme koping yang baik.
h. Peran hubungan
Mengkaji tentang bagaimana hubungan antar keluarga, apakah keluarga
memberikan dukungan pada pasien ketika pasien sakit, bagaimana
interaksinya, pola komunikasi, dan cara berkomunikasi.
i. Peran reproduksi dan seksualitas
Mengkaji terkait dengan pola reproduksi dan seksual pada pasien yang telah
menikah apakah terdapat perubahan pada saat sebelum dan saat sakit.
j. Koping toleransi
Mengkaji terkait dengan bagaimana pasien menyikapi penyakitnya terkait
dengan emosi, ketakutan terhadap penyakitnya, kecemasan yang muncul
tanpa alasan yang jelas, termasuk dengan memutuskan untuk menjalani
pengobatan yang intensif.
k. Nilai kepercayaan
Mengkaji terkait dengan agama pasien, perubahan ibadah saat sebelum dan
saat sakit, ketaatan dalam berdo’a dan beribadah.
d. Pengkajian Fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan pasien secara umum, tingkat kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
Tanda – tanda vital normal:
1. Nadi : 70 – 80 x/menit
2. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
3. Suhu tubuh : 36,6oC – 37,20C
4. Pernafasan/Respirasi : 16 – 24 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe )
1. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2. Sistem integumen
Turgor kulit apakah menurun, kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan
kuku.
Subjektif :-
Objektif : kulit pucat, sianosis, turgor kulit menurun akibat dehidrasi,
keringat banyak, suhu meningkat, kemerahan.
3. Sistem pernafasan
Amati ada atau tidaknya sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
Subjektif : sesak nafas, dada tertekan.
Objektif : pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk dengan
banyak sputum, penggunaan otot atau alat bantu nafas, pernafasan diafragma
atau perut meningkat, laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, dan ronchi
pada lapang paru.
4. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
Subjektif : sakit dada.
Objektif : nadi meningkat, vasokontriksi pembuluh darah, penurunan
kualitas darah, denyut jantung tidak teratur, terdapat suara jantung tambahan.
5. Sistem gastrointestinal
Terdapat dhearea, mual, muntah, dehidrase, perubahan berat badan.
Subjektif : mual muntah.
Objektif : konsistensi feses normal, diare.
6. Sistem urinari
Poliuri, retensio urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
Subjektif :-
Objektif : urin menurun produksinya.
7. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri.
Subjektif : lemah, mudah lelah.
Objektif : tonus otot menurun, nyeri otot, retraksi paru, penggunaan otot
aksesoris pernafasan.
8. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, mengantuk, reflek lambat, kacau mental,
disorientasi.
Subjektif : gelisah, kesadaran menurun, kejang.
Objektif : GCS menurun, reflek menurun, letargi.
1.1.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri
5. Resiko Infeksi ditandai dengan gangguan integritas kulit
1.1.3 Perencanaan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN NOC DAN INDIKATOR NAMA
DITEGAKKAN / URAIAN AKTIVITAS
NO TANGGAL SERTA SKOR AWAL DAN SKOR DAN TTD
KODE RENCANA TINDAKAN (NIC)
TARGET PERAWAT
DIAGNOSA
KEPERAWATAN