BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sedangkan sisanya 333 juta di negara maju.3 Jumlah kematian akibat hipertensi setiap
tahunnya mencapai 9,4 juta orang dan juga ditemukan bahwa hipertensi penyebab
45% komplikasi terhadap penyakit jantung.4
Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan data dari Riset Kesehatan
Dasar pada tahun 2013 di temukan rata-rata 25,8% masyarakat Indonesia menderita
hipertensi, dapat diambil kesimpulan, apabila penduduk Indonesia berjumlah sekitar
252.1 juta jiwa maka terdapat sekitar 65 juta jiwa mengidap hipertensi dan dari data
yang ditemukan bahwa daerah yang masyarakatnya menderita hipertensi terbanyak
ialah Provinsi Bangka Belitung sebesar 30,9% dan terendah di Provinsi Papua sebesar
16,8%, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan Indonesia, prevalensi penyakit
hipertensi di Provinsi Aceh di temukan 9,7% masyarakat menderita hipertensi dari
keseluruhan populasi.4
estrogen sedikit demi sedikit hingga masuk masa menopause. Wanita yang
menopause mulai kehilangan kuantitas estrogen sehingga hal inilah yang
menyebabkan pelindung pembuluh darah mulai berubah dan sedikit-demi sedikit
mengalami kerusakan. Hal ini terus berlanjut seiring proses penuaan, umunya
proses ini terjadi mulai usia 45-55 tahun.1
d. Stres
Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan.
Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau
keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar . Seseorang
yang mengalami stres terjadi peningkatan kadar adrenalin yang menyebabkan
jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darah meningkat. Hal ini
biasanya terjadi secara tiba-tiba tergantung suasana perasaan seseorang.1
Mekanisme stres yang dapat menyebabkan hipertensi melalui mengaktivasi
hipotalamus ketika dalam situasi stres yang selanjutnya mengendalikan dua
sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem
saraf simpatik berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan
mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah
pengendaliannya, contohnya meningkatkan kecepatan denyut jantung dan
mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medula adrenal
untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah kedua hormon ini
berperan dalam meningkatkan kerja jantung.8
e. Kurang berolahraga
Hipertensi merupakan salah-satu penyakit tidak menular, olahraga merupakan
salah-satu cara untuk mencegah penyakit tidak menular dalam hal ini yaitu
hipertensi. Berolahraga dapat membuat isotonik tubuh teratur sehingga dapat
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah bagi penderita
hipertensi. Selain itu, olahraga yang teratur juga dapat melatih otot jantung
sehingga otot jantung akan terbiasa apabila berkerja berat dalam kondisi tertentu.
Orang yang jarang beraktivitas fisik atau kurang berolahraga mempunyai risiko
mengalami kegemukan atau obesitas sehingga hal ini berisiko mengalami
6
dan jantung akan berkerja lebih keras memompa darah sehingga akan terjadi
hipertensi. Selain CO, dalam rokok juga mengandung nikotin, dimana nikotin ini
dapat menyebabkan peningkatan viskositas darah dan penggumpalan darah
sedingga tubuh akan meningkatan absorbsi cairan dari jaringan ekstraseluler
sehingga volume darah akan meningkat dan pada akhirnya jantung berkerja keras
untuk mempa darah lebih kuat.9
a. Aksi pertama
Peningkatan hormon antidiuretik (ADH) dan respon haus. ADH memiliki peran
untuk mengontrol osmolaritas dan volume urin, ADH merupakan hormon yang
berkerja pada ginjal yang diproduksi oleh kelenjar pituitari. Apabila terjadi
peningkatan ADH maka pengeluaran urin akan sangat sedikit sehingga komposisi
urin akan sangat pekat dan osmolaritasnya meningkat, untuk menanggulanginya
maka tubuh akan meningkatkan volume ekstraseluler dengan cara menarik cairan
dari intraseluler. Akibatnya dari mekanisme ini maka volume darah akan
meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
9
b. Aksi kedua
Pengaruh lain angiotensin II adalah perangsangan kelenjar adrenal, yaitu organ
yang terletak diatas ginjal, yang membebaskan hormon aldosteron. Hormon
aldosteron bekerja pada tubula distal nefron, memiliki peran dalam mengontrol
jumlah cairan di ekstraseluler dengan cara mengurangi ekskresi NaCl (garam)
melalui absorpsi langsung dari tubulus ginjal. Hal tersebut akan memperlambat
kenaikan volume cairan ekstraseluler yang kemudian meningkatkan tekanan arteri
selama berjam-jam dan berhari-hari. Akibat naiknya konsentrasi NaCl maka
tubuh akan melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan cairan di
ekstraseluler dan pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Mekanisme terjadinya hipertensi dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Diuretik
Diuretik berperan dalam menurunkan sistolik dan diastolik tekanan darah pada
sebagian besar pasien hipertensi. Diuretik dapat diberikan tunggal atau kombinasi
dengan obat antihipertensi lain dalam terapi awal untuk sebagian besar pasien. Kelas
obat diuretik ditunjukkan pada tabel berikut:
Petunjuk JNC 7, tiazid paling efektif untuk menurunkan tekanan darah, dan
umumnya dikombinasi dengan obat antihipertensi lain. Diuretik loop, seperti
furosemida biasanya digunakan untuk hipertensi yang resisten. Diuretik
diresepkan kepada pasien karena memiliki keutamaan, efikasinya yang tinggi,
harga terjangkau, efek sampingnya kecil, serta memberi efek sinergi jika
dikombinasi dengan obat antihipertensi lain. Fakta menunjukkan bahwa diuretik
dapat mengatasi retensi garam dan cairan.
14
β-blocker (BB)
Ada perbedaan farmakodinamik dan farmakokinetik diantara penyekat beta
yang ada, tetapi efek menurunkan tekanan darah hampir sama. Ada tiga karakteristik
farmakodinamik penyekat beta yang membedakannya yaitu efek kardioselektif
17
Nondihidropiridin
• Diltiazem SR 180-360 1
• Verapamil SR 180-480 1
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap dan
target tekanan darah tinggi dicapai secara progresif dalam beberapa minggu.
Dianjurkan untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau
yang memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan memulai
terapi dengan 1 jenis obat antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung tekanan
darah awal dan ada tidaknya komplikasi. Jika terapi dimulai dengan 1 jenis obat
20
dalam dosis rendah dan kemudian tekanan darah belum mencapai target, maka
langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut atau berpindah ke
antihipertensi lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa dihindarkan
dengan dosis rendah baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien
memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah
tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan
kepatuhan pasien karena jumlah obat yang semakin bertambah.
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien
hipertensi adalah:
CCB dan BB
CCB dan ACEI atau ARB CCB dan diuretika
AB dan BB
2.8 Prognosis
Hipertensi dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang tepat.
Terapi dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan antihipertensi
biasanya dapat menjaga tekanan darah pada tingkat yang tidak akan menyebabkan
kerusakan pada jantung atau organ lain. Kunci untuk menghindari komplikasi serius
dari hipertensi adalah mendeteksi dan mengobati sebelum kerusakan terjadi.1
24
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi essensial atau hipertensi primer adalah kondisi dimana tekanan darah
140/90 mmHg keatas dengan penyebab yang tidak diketahui. Pengukuran dilakukan
dua kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian diambil reratanya pada dua kali
atau lebih kunjungan. Hipertensi primer merupakan penyakit yang bukan hanya
disebabkan oleh satu macam mekanisme, akan tetapi bersifat multifactorial, yang
timbul akibat dari interaksi dari berbagai macam faktor risiko. Berbagai faktor dan
mekanisme tersebut antara lain faktor genetik dan lingkungan, mekanisme neural,
renal, hormonal dan vaskular. 5
Untuk menghitung secara menyeluruh risiko terjadinya kejadian
kardiovaskular, tidak cukup hanya dengan mengetahui diagnosis tekanan darah
seseorang. Diperlukan evaluasi lebih lanjut tentang penyakit yang menyertainya dan
kerusakan organ target yang terjadi. JNC VIII merekomendasikan intervensi yang
bersifat spesifik untuk kesehatan masyarakat berupa penurunan asupan kalori, asam
lemak jenuh dan garam, terutama untuk jenis makanan olahan, serta meningkatkan
aktivitas fisik di lingkungan sekolah dan masyarakat pada berbagai komunitas.
Strategi ini diharapkan dapat menurunkan populasi penderita hipertensi yang
akhirnya dapat menurunkan risiko mortalitas dan morbiditas penderita hipertensi.5
DAFTAR PUSTAKA