Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Diagnosis
Diagnosis sinusitis ditegakkan dengan cara:
1. Anamnesis (history-taking)
Diagnosis sinusitis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pada pasien. Pada anamnesis ditanyakan beberapa gejala
lokal maupun sistemik yang terjadi pada pasien dan juga durasi terjadinya penyakit.
Gejala lokal yang dapat ditemukan antara lain nasal discharge yang purulent, hidung
tersumbat, nyeri atau nyeri tekan pada wajah, nyeri kepala dan hiposmia atau
anosmia. Pada gejala sistemik dapat terjadi malaise, demam dan lemas.

2. Pemeriksaan klinis
Untuk melihat tanda-tanda klinis dapat dilakukan pemeriksaan, antara lain:
a. Rinoskopi anterior
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior akan tampak mukosa hidung yang hiperemis
dan edema. Selain itu juga dapat ditemukan pus pada meatus nasi media. Pada
anak sering terjadi pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.
b. Rinoskopi posterior
Pada pemeriksaan rinoskopi posterior akan tampak sekret kental di nasofaring atau
yang disebut post nasal drip
c. Transiluminasi
Pada sinus yang normal akan tampak gambaran bulan sabit yang terang di bawah
mata, apabila terdapat sinusitis akan tampak gambaran yang gelap atau suram pada
sinus yang sakit. Pemeriksaan ini bermakna apabila salah satu sinus yang sakit ,
sehingga tampak lebih suram dibandingkan sisi yang normal.

Tabel 1. Kriteria Diagnosis Sinusitis

Kriteria Mayor Kriteria Minor


Nyeri atau rasa tertekan pada wajah Sakit kepala
Sekret nasal dan post nasal purulent Batuk
Demam (fase akut) Rasa lelah
Kongesti nasal Halitosis (bau mulut)
Obstruksi nasal Nyeri gigi
Hiposmia atau anosmia Nyeri atau rasa tertekan/penuh pada telinga

Untuk menegakkan diagnosis sinusitis harus ditemukan dua kriteria mayor


atau satu kriteria mayor dengan dua kriteria minor pada pasien, dengan gejala lebih
dari 7 hari.

2.8 Diagnosis Banding

2.9 Penatalaksanaan

2.10 Komplikasi

2.11 Prognosis

Anda mungkin juga menyukai