Dosen : Defirson
Antimikroba ialah obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia
(dalam bahasan ini, terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk parasit)
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri, fungi,
aktinimisetes) atau dihasilkan secara sintetis yang dapat membunuh atau menghambat
perkembangan bakteri dan organisme lain.
1. Bakteriostatik
Yaitu menghambat atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Tidak terdapat lagi
multiplikasi atau perkembangan.
Contoh : sulfonamide, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, linkomisin, klindamisin,
nitrofurantoin (dosis rendah), PAS (para amino salicylic acid), novobiosin
2. Bakterisid
Yaitu bersifat membunuh bakteri. Jumlah bakteri akan berkurang atau habis, tidak
terdapat lagi multiplikasi atau perkembangan mikroba.
Contoh : penisilin, sefalosforin, streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin,
kotrimoksazol, polimiksin, kolistin, INH, vankomisin, basitrasin, nitrofurantoin (dosis
tinggi )
A. Golongan PENISILIN
- Merupakan AB betalaktam
- Mekanisme kerja : dengan menghambat pembentukan mukopeptida yang
diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba, meningkatkan pecahnya dinding sel.
- Bersifat bakterisid pada mikroba yang aktif membelah, yang tidak membelah tidak
dipengaruhi.
1. Penisilin G dan V
- Sangat aktif terhadap kokus gram positif
- Mudah terhidrolisis oleh penisilinase, sehingga tidak aktif untuk sebagian besar
stafilokokus
- Penisilin G (benzyl penisilin) , rute pemberian : im, iv, intratekal, berisi 200 ribu –
20 juta unit
- Penisilin V (fenoksietil penisilin), peroral, 250 mg/tab dan sirup 100 mg/5ml
- Penisilin G, efektif untuk semua pneumokokus, meningitis, faringitis, ototis
media, urethritis
2. Penisilin yang resisten terhadap penisilinase (metisilin, nafsilin, oksasilin, kloksasilin,
dikloksasilin,flukloksasilin
- Kurang peka terhadap mikroorganisme yang sensitive terhadap penisilin G
- Dikloksasilin oral 1g/hari, untuk anak 25 mg/kg BB
- Kloksasilin oral 1-2 g/hari, untuk anak 50 mg/kg BB
3. Aminopenisilin : Ampisilin, amoksisilin, dll, grup penisilin yang aktivitas
antimikrobanya lebih luas, termasuk mikroba Gram negative seperti Haemophilus
influenza, E.coli, Proteus mirabilis.
- Mudah dihidrolisis oleh stafilokokus (penghasil penisilinase)
- Untuk ISPA, ISK (ampisilin), meningitis, infeksi salmonella
- Dosis: dewasa 2-4g/hari, anak 50-100 mg/kg BB/hari
o Absorbsi :
- Pada pemberian peroral, 1/3 dosis diabsorbsi melalui usus
- 2/3 dosis oral diteruskan ke kolon dan terjadi pemecahan oleh bakteri
- Sejumlah kecil diabsorbsi melalui lambung
- Pada pH 2, segera memusnahkan antibiotic ini karena tidak tahan asam
- Kadar maksimal dalam darah tercapai dalam waktu 30-60 menit
- Adanya makanan dapat mengganggu absorbs semua penisislin diusus
- Diberikan 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan
o Ekskresi : umumnya melalui ginjal
o Efek samping :
- Reaksi alergi : ruam kulit, anafilaktik, edema angioneurotik
- Terapinya : dengan antihistamin dan kortikosteroid, adrenalin (syok anafilaktik)
B. Golongan SEFALOSFORIN
- Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium
- Mekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel bakteri, mirip kerja penislin
- Aktif terhadap gram positif dan gram negative
Klasifikasi sefalosforin berdasarkan aktivitas antimikroba :
2. Demeklosiklin :
- Absorbs gastrointestinal dipengaruhi makanan dan susu, sama seperti tetrasiklin
- Digunakan untuk mengobati SIADH (syndrome of inappropriate anti diuretic
hormone) yang disebabkan oleh diabetes insipidus yang nefrogenik
4. Oksitetrasiklin
- Sama seperti tetrasiklin, tetapi kurang menyebabkan perubahan warna gigi
dibanding tetrasiklin
D. Golongan MAKROLIDA dan LINKOSAMIDA
- Contoh : eritromisin, klindamisin
- Mekanisme kerja : melalui pengikatan subunit 50S ribosom bakteri dan mengganggu
sintesis protein
1. Eritromisin
- Kebanyakan obat diakumulasi dihati dan dieksresikan oleh empedu
- Spectrum antibakteri sama seperti Pensilin G
- Aktif terhadap gram positif
- Kebanyakan gram negative resisten, stafilokokus juga banyak yang resisten
- Aktif terhadap Mycoplasma pneumoniae, treponema, klamidia, riketsia, legionella
- Indikasi :
Pilihan utama untuk Mycoplasma pneumoniae dan legionnaire
Pasien yang kontraindikasi dengan penisilin
Pencegahan untuk endocarditis dan demam rematik kambuhan
Alternative penisilin untuk pengobatan sifilis
Alternative tetrasiklin untuk pengobatan infeksi klamidia
- Toksisitas :
alergi, gangguan gastrointestinal, hilangnya pendengaran akibat pemakaian
dosis besar.
- Interaksi :
Meningkatkan efek digoksin (menurunkan metabolism dan meningkatkan
absorbs)
Meningkatkan efek teofilin (menurunkan metabolism)
2. Klindamisin
- Didistribusi luas ke tulang, jaringan, dan cairan
- Spectrum aktivitas sama dengan eritromisin
- Pilihan utama untuk infeksi berat yang disebabkan oleh organisme anaerob
bakteroides,fusobakterium, dan peptokokus
- Aktif terhadap gram positif, tapi bukan pilihan utama
- Tidak aktif terhadap gram negative
- Indikasi :
Abses paru primer oleh kuman yang rentan, pneumonia
Sepsis intraabdominal, infeksi intrapelvik
Infeksi ortopedik dengan kuman yang rentan
Baik sekali untuk Infeksi B.fragilis
- Toksisitas : diare
E. KLORAMFENIKOL
- Terikat pada subunit 50S dan 70S ribosom bakteri dan menghambat sintesis protein,
memblok kerja dari peptidil tranferase
- Penetrasi baik ke SSP
- Fenitoin dan barbiturate meningkatkan metabolism dari kloramfenikol
- Aktif terhadap gram positif dan gram negative, riketsia, klamidia, mikoplasma
- Indikasi :
Demam tifoid akut dan infeksi salmonella yang berat
Infeksi H.influenza
Mengobati meningitis yang disebabkan oleh N.meningitidis dan
S.pneumoniae dan pasien yang hipersensitif terhadap penisilin
Terapi alternative terhadap infeksi riketsia bila sulfonamide dan tetrasiklin
tidak dapat digunakan
- Toksisitas :
Anemia aplastic
Penekanan sumsum tulang
Mual, muntah, stomatitis, diare
Grey baby syndrome karena fungsi hati yang imatur pada neonates
F. Golongan KUINOLON
- Contoh : siprofloksasin, norfloksasin
- Turunan asam nalidiksat (antiseptic saluran kemih)
- Bersifat bakterisid
- Mekanisme kerja : menghambat DNA girase
- Spectrum antibakteri meliputi : gram negative (enterebakteriaceae, serratia,
providencia, P.aeruginosa), stafilokokus, N.gonorrhaeae, H.influenzae, klamidia
- Dosis peroral berkisar 400-600 mg/hari
- Indikasi :
Siprofloksasin, terutama digunakan untuk infeksi kulit dan infeksi saluran
nafas bawah yang tidak dapat menggunakan antibiotic betalaktam atau
aminoglikosida
Norfloksasin, digunakan untuk infeksi saluran kemih akibat mikroba resisten
terhadap obat lain atau infeksi yang sering kambuh
- Efek samping : gangguan saluran cerna, ruam kulit, halusinasi, vertigo
G. Golongan AMINOGLIKOSIDA
- Contoh : gentamisin, tobramisin, amikasin, netilmisin, streptomisin, kanamisin,
neomisin
- Bersifat bakterisida
- Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein secara reversible, berkumpul dalam
dinding sel bakteri , terikat pada subunit 30S
- Hanya dapat diberikan secara perenteral
- Penting pada pengobatan infeksi oleh bakteri gram negative
1. Gentamisin
- Aktif terhadap : enterobacter, E.coli, klebsiela, proteus, pseudomonas, Neisseria,
serratia, shigella
- Indikasi :
Infeksi gram negative
Digunakan secara topical pada infeksi luka bakar dan infeksi pada mata
- Efek samping : ototoksik, nefrotoksik
2. Tobramisin
- Aktif terhadap : pseudomonas, klebsiela, enterobacter, proteus, citrobacter,
providensia
- Indikasi : Infeksi pada semua tempat kecuali cairan serebrospinal
- Efek samping : kurang ototoksik, nefrotoksik
3. Amikasin
- Aktif terhadap : pseudomonas, klebsiela, enterobacter, citrobacter, providensia
- Indikasi :
merupakan obat pilihan untuk infeksi luka bakar dengan pseudomonas
yang resisten
untuk mikroorganisme yang resisten terhadap aminoglikosida lainnya
- Efek samping : toksik, sehingga perlu dimonitor kadarnya dalam plasma
-
4. Netilmisin
- Spectrum antibakterinya mirip tobramisin
- Indikasi : untuk infeksi gram negative tertentu yang resisten terhadap gentamisin
- Efek samping : ototoksik, nefrotoksik
5. Streptomisin
- Aktif terutama terhadap M.tuberkulosis
- Indikasi :
tuberculosis, tularemia, glanders, bruselosis
bersama penisilin untuk mengobati endokarditis oleh stafilokokus
- Efek samping : ototoksik, nefrotoksik, kemerahan pada kulit, anemia aplastic,
trombositopenia, neutropenia, agranulositosis
6. Kanamisin
- Jarang digunakan karena kurang aktif dibanding gentamisin dan tobramisin
- Efek ototoksiknya paling kuat
7. Neomisin
- Aktif terhadap : E.coli, klebsiela, enterobacter, proteus, dan S.aereus
- Indikasi :
infeksi pada permukaan kulit (diberikan secara topical)
penderita koma hepatikum, untuk mengurangi jumlah bakteri penghasil
ammonia pada saluran cerna (diberikan peroral)
profilaksis pada penderita yang akan operasi usus (peroral sebelum operasi)
- efek samping : ototoksik, nefrotoksik, diare, malabsorbsi
8. Vankomisin
- Bersifat bakterisid
- Aktif terhadap bakteri gram positif
- Tidak aktif terhadap gram negative
- Absorbs peroral kurang baik
- Indikasi :
Utamanya untuk septikemi dan endocarditis yang disebabkan oleh
stafilokokus, streptokokus, enterobakter yang resisten terhadap metisilin
Untuk penderita yang alergi penisilin dan sefalosforin
Koilitis pseudomembranosa, yang disebabkan C.difficile (peroral),
Pemberian secara i.v terutama untuk infeksi stafilokokus yang resisten
terhadap metisilin
- Efek samping :
ototoksik (permanen) dan nefrotoksik (fatal) bila diberikan dalam dosis
besar, jangka lama, atau pada pasien payah ginjal
thrombophlebitis, pada pemberian secara i.v yabg lama
eritema dimuka dan leher (red man syndrome)
pada pemberian perinfus secara cepat
H. Golongan MONOBAKTAM
- Contoh : aztreonam
- Merupakan senyawa sintetik yang mengandung cicncin betalaktam
- Aktif terhadap : bakteri gram negative
- Diabsorbsi dengan baik dalam jaringan
- Ekskresi melalui urin
- Indikasi :
Infeksi intraabdomonal
Pneumonia oleh gram negative
Infeksi saluran kemih
Infeksi ginekologis
- Efek samping : nefrotoksik, anafilaktik, iritasi local dan bengkak pada tempat
suntikan
I. POLIMIKSIN B
- Bersifat bakterisid
- Aktif terhadap bebagai kuman gram negative seperti : Pseudomonas aeuroginosa
(paling sensitive), E.coli, haemophilus, klebsiela, enterobacter, salmonella, shigella,
vibrio, pasteurella, bordetella
- Pemberian peroral tidak diabsorbsi
- Pemberian parenteral jarang digunakan karena efek nefrotoksinya kuat
- Hanya untuk pemakaian local
- Indikasi :
penggunaan topical untuk infeksi pada mata dan telinga
penggunaan sistemik jarang, terbatas hanya pada infeksi yang berbahaya dari
enterobacter pseudomonas
- Efek samping : peracunan saraf (parestesi, pusing, ataksia), gangguan ginjal
J. METRONIDAZOL
- Bersifat bakterisid
- Aktif terhadap bakteri aerob sperti bakteroides dan klostridium, juga sebagai
antiprotozoa, dan gardenella vaginalis
- Terdistribusi baik pada pemberian peroral
- Efek samping iritasi saluran cerna, sakit kepala,
K. BASITRASIN
- Gabungan polipeptida anti stafilokokus yang digunakan secara topikal
- Pemberian sistemik merusak ginjal (nefrotoksik)
L. GOLONGAN SULFONAMIDA
- Umumnya bersifat bakteriostatik, dan pada dosis besar dapat bersifat bakterisid
- Aktif terhadap : streptokokus pyogenes grup A, pneumokokus, bacillus antracis,
corynebakterium difteriae, H.influensa, H.ducreyi, brusella, vibrio kolera, pateurella
pestis, actinomyces, glanuloma dinovani, klamidia, gonokokus, meningokokus,
shigella, E.coli
- Mekanisme kerja : kompetitif dengan PABA, PABA ektrasel diperlukan mikroba
untuk membentuk asam folat yang dibutuhkan pembentukan akhir asam nukleat,
sehingga pertumbuhan mikroba terhambat.
- Absorbs terbaik melalui saluran cerna, dapat juga melalui kulit dan vagina
- Indikasi : banyak tergeser oleh antibiotic golongan lain, tapi masih digunakan untuk
Infeksi saluran kemih akut
Disentri basiler, toksoplasmosis, dermatitisherpetiformis
Profilaksis infeksi streptokokus pada penderita rematik, infeksi shigelosis,
meningitis, infeksi akibat kateterisasi, membebaskan kolon dari kuman
sebelum operasi
Pengobatan plasmodium falciparum yang resisten tehadap klorokuin
Diabetes mellitus, contoh ; sulfonylurea
Diuretic, contoh ; asetazolamida
Hipertiroid, contoh ; tiourasil
- Berdasarkan kecepatan absorbs dan ekskresinya, digolongkan menjadi :
1. Sulfonamide yang absorbsi dan ekskresinya cepat
a. Sulfadiazin, pemberian oral dan parenteral
b. Sulfamerazin dan sulfametazin, peroral
c. Sulfisoksazol, peroral
d. Sulfametoksazol, peroral
e. Sulfametizol, peroral
2. Sulfonamide yang absorbsinya sedikit dalam saluran cerna
a. Sulfaguanidin
b. Suksinilsulfatiazol
c. Sulfasalazine
M. KOTRIMOKSAZOL
- Kombinasi tetap trimetoprim dengan sulfametoksazol yang memberikan efek
sinergistik dan bersifat bakterisid
- Efektif terhadap : S.pyogenes, S.viridans, S.faecalis, E.coli, P.mirabilis, P.morganni,
P.rettgeri, enterobacter, aerobacter sp, salmonella, shigella, P.pseudomallei, seratia,
klebsiella, brucella abortus, pasteurella haemolityca, Y.pseudotuberculosis,
Y,enterocolita, nocardia asteroids, stafilokokus
- Mekanisme kerja : kompetitif inhibitor PABA
- Indikasi :
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran nafas
Alternative terapi infeksi salmonellosis dan oleh V.kolera
- Efek samping : hemopoetik dam hipersensitif