Anda di halaman 1dari 26

UJIAN AKHIR SEMESTER

TEORI AKUNTANSI

Dosen Pengampu matakuliah :

Prof Dr Sutrisno SE MSi Ak

Oleh
Wisnu Dian Prawita ( NIM 2015261056 )

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

2016
1. Pengungkapan informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam pengungkapan

wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Jelaskan menurut pendapat saudara!

Pengungkapan laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenai

kebijakan akuntansi yang ditempuh, kontijensi, metode persediaan, jumlah saham yang

beredar dan ukuran alternatif, misalnya pos-pos yang dicatat berdasarkan historical cost.

Adapun jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi

kepada stakeholders Menurut Na’im dan Rakhman, 2000, pengungkapan dibagi menjadi

dua jenis apabiala yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela

Menurut Na’im dan Rakhman, 2000 Pengungkapan sukarela atau voluntary

disclosure merupakan pengungkapan yang secara sukarela diberikan oleh perusahaan di

luar butir-butir pengungkapan yang telah ditentukan), Pengungkapan yang dilakukan oleh

perusahaan melalui media website adalah merupakan kategori pengungkapan sukarela

yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan Pengungkapan sukarela menurut Healy dan

Palepu, 1993 yang dilakukan oleh perusahaan akan membantu investor untuk lebih

mengerti tentang strategi yang digunakan oleh manajemen perusahaan. Pengungkapan

sukarela akan lebih banyak dilakukan oleh perusahaan jika kualitas informasi yang

dimiliki oleh manajer perusahaan relatif tinggi atau terdapat asimetris informasi yang

cukup besar (Penno, 1997). Dengan pengungkapn yang lebih luas, perusahaan akan lebih

diperhatikan oleh investor, mengurangi estimasi resiko, mengurangi asimetris informasi

yang pada akhirnya akan mengurangi biaya modal dari peusahaan (Lang dan Lundholm,

1996). Perusahaan semakin memperluas pengungkapan sukarela laporan keuangan

mereka ketika mereka berusaha untuk menarik perhatian publik dan investor (Salamon

dan Dhaliwal, 1980). Beberapa teori dapat digunakan untuk menjelaskan pengungkapan
sukarela yaitu teori keagenan,signaling theory dan analisa biaya – manfaat.Teori

keagenan memberikan pemahaman dan analisa insentif pelaporan keuangan. Teori

keagenan menyatakan bahwa dengan adanya asimetri informasi, manajer akan memilih

seperangkat kebijakan untuk memaksimalkan kepentingan manajer sendiri. Beberapa

penelitian menguji bagaimana masalah teori keagenan dapat dikurangi dengan

meningkatkan pengungkapan. Ball (2006) menyatakan bahwa peningkatan transparansi

dan pengungkapan akan memberikan kontribusi untuk menyelaraskan kepentingan

manajer dan pemegang saham. Sehingga dapat disimpulkan, dalam teori keagenan,

pengungkapan sukarela adalah merupakan mekanisme untuk mengendalikan kinerja

manajer dan mengurang terjadinya asimetri informasi dan memonitor biaya keagenan

Dalam melakukan pengungkapan sukarela, manajemen mempertimbangkan antara biaya

dan manfaat yang diperoleh dari pengungkapan tersebut. Jika manfaat yang diperoleh

lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan, manajemen akan mengungkapkan

informasi secara sukarela. Biaya modal yang rendah merupakan manfaat utama yang

dirasakan oleh manajemen dalam melakukan pengungkapan informasi yang dibuat untuk

pengambilan keputusan (Elliot dan Jacobson, 1994). Banyak studi yang sudah

membuktikan bahwa pengungkapan laporan keuangan secara sukarela akan membantu

dalam mengontrol konflik kepentingan di antara shareholders, debtholders, dan

manajemen (Holthausen dan Leftwich, 1983; Kelly, 1983; Watts dan Zimmerman; 1996

dalam Chow dan Wong-Boren, 1987)

Dalam Pengungkapan wajib atau mandatory disclosure dapat didefinisikan

sebagai pengungkapan informasi-informasi yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku

di negara tersebut (Suripto, 1999). indeks pengungkapan yang diperoleh melalui daftar
item dapat menunjukkan tingkat pengungkapan wajib dapat dinyatakan dengan yang

merupakan pengembangan dari peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang sesuai

dan relevan, antara lain peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Bapepam

dan PSAK (Fitriany, 2001). Pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk

mengungkapkan informasi yang telah ditentukan (Darrough, 1993).

3. Apa yang saudara ketahui dengan earnings management, sifat earnings management

yang natural dan artificial?

- Scott (2003:369)mendefinisikan earning management sebagai ”the choice by a

manager of accounting policies so as to achieve some specific objective” yang kurang

lebih meiliki arti : pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan

akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Menurut Sugiri (1998) yang dikutip

oleh Widyaningdyah (2001), definisi earning management dibagi dalam dua definisi,

yaitu:

a. Definisi sempit

Earning management dalam arti sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk

“bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya

earnings. Earning management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode

akuntansi.

b. Definisi luas

Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi)

laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa

mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit

tersebut.
Menyatakan bahwa Konsep earning management menggunakan pendekatan teori

keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa ”praktek earning management

dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan manajemen (agent) dan pemilik (principal)

yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan

tingkat kemakmuran yang dikehendakinya”. Agency theory memiliki asumsi bahwa

masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri

sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal

termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas

yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman,

maupun kontrak kompensasi. principal tidak dapat memonitor aktivitas manajemen

sehari-hari untuk memastikan bahwa manajemen bekerja sesuai dengan keinginan

pemegang saham (pemilik) mengakibatkan Konflik kepentingan semakin meningkat.

Menurut Healy dan Wahlen yang dikutip oleh Riduwan (2001)menyatakan bahwa

earning management terjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam

pelaporan keuangan dan dalam melakukan penyusunan transaksi untuk mengubah

laporan keuangan baik untuk menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholder

tentang kinerja ekonomis perusahaan, ataupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual

yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.

Ada kemungkinan agen untuk melakukan kecurangan dalam Dalam hubungan

keagenan, principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Agent

mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan

perusahaan secara keseluruhan. Yang nantinya informasi tersebut berkaitan dengan


pengukuran kinerja agent. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah yang disebut

sebagai earning management (Widyaningdyah, 2001).

 Eckel (1981) menyatakan bahwa terdapat dua jenis perataan laba yaitu naturally

smooth dan intentionally smooth. Intentionally smooth terbagi atas artificial

smoothing dan real smoothing. Aliran perataan laba yang alami (naturally

smooth) secara sederhana menyatakan bahwa sifat dari proses menghasilkan laba

itu sendiri yang menimbulkan aliran laba yang rata sedangkan artificial smooth

dan real smooth merupakan aliran perataan yang dibuat oleh manajemen.

Sifat artificial eranings management menurut Scott (2009) terdapat pada definisi

manajemen laba itu sendiri bahwa pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Scott juga mengatakan bahwa kita dapat

memikirkan manajemen laba sebagai sikap oportunitis manajer untuk memaksimalkan

kepuasannya ketika berhadapan dengan kompensasi dan perjanjian utang. Dalam hal

kompensasi, perusahaan akan mengantisipasi kesempatan manajer untuk melakukan

manajemen laba. Pemberi pinjaman akan melakukan hal yang sama dalam menentukan

tingkat bunga yang mereka minta. Manajemen laba memberikan fleksibilitas kepada

manajer untuk melindungi mereka sendiri dan perusahaan dalam berhadapan dengan

realisasi keadaan yan tidak dapat diantisipasi terhadap kontrak tersebut.

Menurut General Accepted Accounting Principe (GAAP) Manajemen laba adalah suatu

proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima

umum baik didalam maupun diluar batas.


Menurut Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994) keuntungan

ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan

merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi

laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai, dalam jangka panjang

tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan.

Bagi investor, informasi akuntansi merupakan dasar dalam melakukan analisis

saham serta untuk memprediksi prospek earning di masa mendatang.. Laba memiliki

potensi informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Pasar memiliki kecenderungan utnuk bereaksi terhadap segala informasi yang

berhubungan dengan perusahaan emiten karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai

investasi mereka di perusahaan tersebut.

Sifat artificial eranings management dapat dilihat dari pengertian menurut Scott

(2009) bahwa definisi manajemen laba adalah pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Scott juga mengatakan bahwa kita

dapat memikirkan manajemen laba sebagai sikap oportunitis manajer untuk

memaksimalkan kepuasannya ketika berhadapan dengan kompensasi dan perjanjian

utang. Dalam hal kompensasi, perusahaan akan mengantisipasi kesempatan manajer

untuk melakukan manajemen laba. Pemberi pinjaman akan melakukan hal yang sama

dalam menentukan tingkat bunga yang mereka minta. Manajemen laba memberikan

fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi mereka sendiri dan perusahaan dalam

berhadapan dengan realisasi keadaan yan tidak dapat diantisipasi terhadap kontrak

tersebut.
4. Sebutkan sisi baik dan buruknya earnings management, dan jelaskan perbedaan

earnings management dengan kecurangan akuntansi (fraud).

Priatinah (2008) menjelaskan beberapa sisi baik dan buruk dalam sudut pandang antara

agen dengan principal :

1. Sisi Baik Manajemen Laba

Manajemen laba di butuhkan dalam praktek akuntansi karena memiliki beberapa

kelebihan diantaranya.: manajemen laba bisa dilihat dari perspektif kontrak dan

pelaporan keuangan. Dari perspektif kontrak, tingkat manajemen laba bisa dianggap baik

apabila terkait dengan kontrak yang efisien vs bentuk oportunistik dari PAT. Dalam

kontrak yang efisien, maka diinginkan untuk memberi manajer kemampuan untuk

mengelaola laba dalam menghadapi kontrak yang rigid dan tidak lengkap. Sehingga

interpretasi terhadap manajemen laba harus hati-hati untuk bonus, perjanjian hutang dan

alasan politik sebagai hal yang buruk. Seperti interpretasi yang mungkin hanya akan valid

apabila manajer terlalu jauh dan oportunistk terhadap kontrak yang ada, sehingga bisa

diekspektasikan manajemen laba akan eksis untuk alasan kontrak yang efisien.

Manajemen laba bisa juga menjadi alat untuk menyampaikan informasi internal ke pasar,

mengokohkan harga saham untuk dengan lebih baik merefleksikan prospek masa depan

perusahaan.

2. Sisi Buruk Manajemen Laba

terdapat juga bukti bahwa manajemen laba adalah buruk. Disamping terdapat teori dan

bukti tentang penggunaan manajemen laba yang efisien, Dalam perspektif kontrak, hal ini

dapat dihasilkan dari perilaku manajer yang oportunistik. Kecenderungan yang di

lakukan manajer maksimisasi bonus dengan menggunakan manajemen laba . Dechow,


Sloan dan Sweeney (1996) juga menguji praktek manajemen laba, hasil investigasi

mereka mengungkap sejumlah motif manajemen laba. Salah satunya adalah kedekatan

terhadap batasan perjanjian hutang. Perusahaan yang melakukan manajemen laba

memiliki rata-rata leverage yang lebih besar dan secara signifikan memiliki lebih banyak

pelanggaran kontrak hutang daripada sampel kontrol. Dye (1988) memodelkan

manajemen laba dari perspektif pasar modal. Dia mempertimbangkan dua generasi

pemegang saham, sekarang dan masa depan.

Perbedaan earnings management dengan kecurangan akuntansi IAI (2001) menjelaskan

kecurangan akuntansi sebagai:

a) Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji

atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan

untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan,

b) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali

disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva

entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas

dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang,

pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas membayar barang atau jasa

yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat

disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat

menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

Dari perspektif kriminal, kecurangan akuntansi dikategorikan sebagai kejahatan

kerah putih (white-collar crime). Sutherland, sebagaimana dikutip oleh Geis dan Meier
(1977), dalam Wilopo (2006), menjelaskan bahwa kejahatan kerah putih dalam dunia

usaha diantaranya berbentuk salah saji atas laporan keuangan, manipulasi di pasar modal,

penyuapan komersial, penyuapan dan penerimaan suap oleh pejabat publik secara

langsung atau tidak langsung, kecurangan atas pajak, serta kebangkrutan. Dari definisi-

definisi di atas, tampak perbedaan pengertian dari kecurangan akuntansi. IAI tidak secara

eksplisit menyatakan bahwa kecurangan akuntansi merupakan kejahatan. Sebaliknya

Sutherland (1940) sebagai pakar hukum menganggap kecurangan akuntansi sebagai

kejahatan.

Earning management oleh sebagian kalangan dianggap sebagai ‘proffesional

judgement’ atas laporan keuangan, tetapi dapat menyesatkan (mislead) pihak stakeholder

dalam melakukan interpretasi terhadap performa ekonomi suatu perusahaan. Earning

management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan ataupun mengurangi laba

yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggungjawab, tanpa

mengakibatkan peningkatan atau penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang unit

tersebut Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen telah dengan

sengaja melakukan tindakan manipulasi atau tindakan lainnya yang dapat mempengaruhi

laporan keuangan. Lebih mengerucut lagi, perbedaan antara kecurangan akuntansi dan

earning management ini dapat dilihat dari faktor yang mendorongnya. Menurut Scott

(2009) beberapa motivasi terjadinya Earnings Management antara lain:

i. Bonuse Schemes (Rencana Bonus)

ii. Contractual Motivations (Motivasi Kontrak)

iii. Political Motivations (Motivasi Politik)

iv. Taxation Motivation (Motivasi Perpajakan)


v. Changes of Chief Executive Officer (Penggantian CEO)

vi. Initial Public Offering (IPO)

5. Dalam Efficient Market Hypothesis seharusnya tidak ada reaksi pasar atas perubahan

prosedur akuntansi, tetapi mengapa manajer masih melakukan manajemen laba.

Fama (1970) memberikan pengertian bahwa konsep pasar yang efisien berarti harga

saham yang sekarang mencerminkan segala informasi yang ada. Hal ini berarti bahwa

informasi baik dari informasi masa lalu, sekarang dan ditambah oleh informasi dari

perusahaan itu sendiri (insider information).

Manajemen laba muncul dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi

karena manajer atau para pembuat laporan mengharapkan suatu manfaat dari tindakan

yang dilakukannya .Manajemen laba merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual

dalam penyusunan laporan keuangan. Pada dasarnya, basis akrual dipilih dengan tujuan

untuk menjadikan laporan keuangan lebih informatif yaitu laporan keuangan yang benar-

benar mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Namun dalam kenyataannya, penggunaan

dasar akrual membuka peluang bagi manajemen untuk melakukan praktik manajemen

laba. Karena itulah, walaupun dalam EMH manajer tetap melakukan praktik manajemen

laba.

untuk dalam mempengaruhi angka laba secara sistematis dan sengaja dengan cara

memilih kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi tertentu yang bertujuan untuk

memaksimumkan utility manajer dan harga sahamamanajer menggunakan Manajemen

laba .Dari definisi tersebut, jelas bahwa manajemen laba merupakan intervensi langsung

manajer dalam proses pelaporan keuangan dengan maksud untuk mendapatkan

keuntungan atau manfaat tertentu, baik bagi manajer maupun bagi perusahaan.
Adapun teori-teori yang menjelaskan adanya manajemen laba pada suatu perusahaan yaitu:

 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal (signaling theory) berkaitan dengan asimetri informasi yang dapat terjadi

apabila salah satu pihak mempunyai sinyal informasi yang lebih lengkap daripada pihak

lain.

 Teori Keagenan (Agency Theory)

Dalam teori ini dijelaskan bahwa terdapat kontrak yang menjadi landasan satu pihak

(principal/pemilik) mempekerjakan pihak lain (agent) untuk mengelola perusahaan atas

nama perusahaan..

 Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)

Teori akuntansi positif atau positive accounting theory (PAT) berusaha

mengungkapkan pengaruh faktor-faktor ekonomi terhadap perilaku manajer untuk

memilih suatu metode akuntansi. Terdapat tiga hipotesis yang diungkapkan oleh

Zimmerman (1986) yang mendorong timbulnya fenomena manajemen laba, yaitu

hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis), hipotesis kontrak utang (debt covenant

hypothesis) dan hipotesis biaya politis (political cost hypothesis)..

6. Salah satu karakteristik standar akuntansi adalah bahwa standar tersebut tidak

mengatur prosedur akuntansi, namun merupakan pedoman yang lengkap tentang

fungsi akuntansi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan. Jelaskan dan

uraikan landasan apa saja yang diatur dalam standar akuntansi keuangan?

Standar akuntansi memiliki prinsip yang memiliki karasteristik yang diyakini sebagai

unsur pelaporan keuangan yang berkualitas, landasan-landasan yang diatur sebagai

karasteristik –karasteristik dalam standar akuntansi keuangan adalah sebagai berikut :


 Realitas Ekonomi.

Laporan keuangan merupakan sumber utama informasi bagi investor. Untuk itu,

standar akuntansi yang berbasis prinsip harus menghasilkan laporan keuangan yang

menyajikan dengan sebenarnya konsekuensi ekonomis setiap transaksi, realitas ekonomi

saldo yang disajikan dan realitas ekonomi bisnis secara keseluruhan.

 Transparan

Laporan keuangan ditujukan untuk pengguna akhir yaitu investor. Investor akan

kesulitan dalam memahami informasi yang disajikan di laporan keuangan jika laporan

keuangan sangat kompleks dan rumit. Agar investor memahami dan percaya terhadap

laporan keuangan yang didasarkan pada standar akuntansi yang berbasis prinsip, maka

laporan keuangan harus memuat pengungkapan yang transparan. Standar akuntansi

berbasis harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas untuk menyempurnakan

pelaporan keuangan, sehingga investor dapat dengan mudah menemukan dan memahami

informasi yang mereka butuhkan.

 Konsisten dengan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual harus dirancang untuk memberikan pemahaman yang jelas bagi

penyaji laporan keuangan, auditor, dan investor atas pendekatan yang mendasari berbagai

standar. Setiap standar harus menggambarkan dengan jelas bahwa standar tersebut sesuai

dengan Kerangka Konseptual. IASB menekankan bahwa standar yang berbasis prinsip

didasarkan pada Kerangka Konseptual, bukan pada aturan rinci.

 Ruang lingkup

Kelemahan utama standar akuntansi yang berbasis aturan adalah terlalu kompleks

dalam menjelaskan setiap unsur laporan keuangan. Standar akuntansi berbasis prinsip
memecahkan masalah ini dengan menetapkan ruang lingkup yang luas. Standar berbasis

prinsip terdiri dari; 1) Kerangka konseptual 2) Sejumlah standar inti yang ditujukan untuk

beberapa kategori seperti aset keuangan, aset non keuangan, liabilitas keuangan, liabilitas

non-keuangan, ekuitas konsolidasi, pendapatan, dan penghasilan 3) Standar tertentu yang

menggambarkan bagaimana standar inti diterapkan pada kategori transaksi khusus seperti

sewa, pensiun, dan lainnya. Pengecualian dari ruang lingkup atau prinsip sedapatnya

dihindari. Ruang lingkup dan prinsip harus ditetapkan dengan tujuan bahwa semua

transaksi dapat tercakup di dalamnya.

 Jelas, Ringkas, dan Sederhana

Investor berhak untuk memperoleh informasi yang dinyatakan dengan jelas dan dapat

dimengerti. Oleh karena itu, ruang lingkup standar, istilah-istilah dan definisi yang

digunakan di dalamnya harus diartikulasikan dengan jelas. Standar berbasis prinsip yang

ditulis dengan tepat akan mengurangi kebutuhan akan interpretasi atau pedoman

implementasi.

 Masuk Akal

Standar berbasis prinsip tidak memberikan pedoman yang cukup untuk menerapkan

standar. Oleh karena itu, standar berbasis prinsip mengharuskan penyaji laporan

keuangan dan auditor untuk menggunakan pertimbangan dalam menerapkan standar yang

umum ke transaksi dan peristiwa yang lebih khusus. Standar berbasis prinsip harus

memungkinkan penggunaan pertimbangan yang masuk akal. Sebaliknya, sistem yang

berbasis aturan kurang memberikan ruang bagi pertimbangan profesional.


7. Terdapat perdebatan pandangan apakah akuntansi perlu diregulasi atau tidak.

Jelaskan bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi, serta

implementasi dalam praktik

Scott (2009:484) menjelaskan bahwa terdapat dua teori regulasi akuntansi dalam

industri, yaitu: teori kepentingan publik (The Public Interest Theory) dan (2) teori

kelompok kepentingan (The Interest Group Theory).Belkaoui (2006:175) menyatakan

bahwa regulasi umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan

dirancang serta dioperasikan terutama untuk keuntungannya sendiri. Scott (2009:484)

menjelaskan bahwa terdapat dua teori regulasi akuntansi dalam industri, yaitu: teori

kepentingan publik (The Public Interest Theory) dan (2) teori kelompok kepentingan

(The Interest Group Theory).

Teori kepentingan publik berbicara tentang seberapa banyak informasi akuntansi yang

harus diregulasi untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial sebagai dasar permintaan

publik untuk mengoreksi kegagalan pasar. Tujuan akhirnya ialah melindungi kepentingan

publik.

Deegan (2004:36) menjelaskan bahwa teori kepentingan publik mengasumsikan

badan regulator (biasanya pemerintah) bersifat netral memperjuangkan kepentingan

publik dan tidak memasukkan kepentingan pribadi ke dalam penyusunan aturan. Singkat

kata, badan regulator melakukan tindakan yang terbaik untuk memaksimalkan

kesejahteraan sosial.

Teori regulasi lainnya ialah capture theory. Menurut Deegan (2004:36) capture

theory berargumentasi bahwa walaupun regulasi awalnya bertujuan untuk melindungi

publik, mekanisme regulasi seringkali dikendalikan atau diambil alih untuk melindungi
kepentingan dari kelompok-kelompok kepentingan di dalam masyarakat, khususnya

pihak-pihak yang aktivitasnya paling banyak terpengaruh regulasi. Diyakini bahwa

pendirian DSAK IAI sebagai badan regulator akuntansi merupakan contoh dari capture

theory

Pentingnya Regulasi dan Implementasinya Dalam Praktik

Scott (2009:486) menjelaskan bahwa penyusunan standar akuntansi selalu

berkaitan dengan due process yaitu melibatkan perwakilan konstituen penyusun laporan

keuangan dan memfasilitasi public hearing, exposure drafts, dan secara umum, untuk

keterbukaan, mensyaratkan voting terbanyak sebelum suatu standar diluncurkan.

Karakteristik due process ini konsisten dengan teori interaksi konstituen berdasarkan

konflik. Badan standar akuntansi adalah para pemain dalam permainan kompleks dimana

konstituen-konstituen yang berkaitan dengan standar akan memilih strategi lobi untuk

atau melawan suatu standar baru.

Teori regulasi akuntansi lainnya ialah teori kelompok kepentingan. Teori

kelompok kepentingan menekankan adanya konflik dan negosiasi antar konstituen

akuntansi di dalam proses penyusunan standar akuntansi. The interest group theory of

regulation suggests that individuals form coalitions, or constituencies, to protect and

promote their interest by lobbying the government. These coalitions are viewed as being

in conflict with each other to obtain their share of benefits from regulation. We shall

conclude that the process of standard setting is most consistent with the interest group

theory. (Scott, 2009:484)

Oleh karena itu, teori regulasi kelompok kepentingan sangat sesuai untuk

menggambarkan konflik dari para konstituen daripada suatu proses hitungan. Kehendak
para pemain untuk menerima suatu standar baru meningkat jika mereka merasa bahwa

pandangan mereka diakomodasi. Hal ini menjelaskan perhatian pada due process sebagai

suatu langkah akomodasi konflik dalam penyusunan standar. Pertimbangan-pertimbangan

ini menjadikan teori regulasi kelompok kepentingan menjadi prediktor yang lebih baik

akan standar baru, karena teori kelompok kepentingan secara formal mengakui eksistensi

konflik konstituen.

Menurut saya konvergensi tersebut memiliki banyak keuntungan yang dapat

diperoleh apabila sebuah negara melakukan adopsi terhadap IFRS. Meskipun terdapat

perbedaan penggunaan bahasa manfaat utama dari adopsi standar akuntansi adalah

laporan keuangan dapat dibandingkan.

Scott (2009:485) menyatakan bahwa teori kelompok kepentingan memiliki

pandangan bahwa suatu industri beroperasi karena terdapat sejumlah kelompok

kepentingan. Otoritas politik atau legistatif juga dapat digolongkan sebagai suatu

kelompok kepentingan yang memiliki kekuatan untuk memasok regulasi untuk

mempertahankan kekuasaannya. Oleh sebab itu, Deegan (2004:69) menyimpulkan bahwa

regulasi dapat dipandang sebagai suatu komoditas dimana terdapat penawaran dan

permintaan. Komoditas akan dialokasikan kepada para konstituen dengan efektif secara

politis dan dengan meyakinkan legislatif memberikan bantuan regulasi kepadanya. “Versi

utama teori kelompok kepentingan adalah teori regulasi kaum elit yang menguasai politik

(The Political-Ruling Elite Theory of Regulation) yang menekankan pada kekuatan

politik untuk mendapatkan pengendalian regulator dan teori regulasi ekonomi (The

Economic Theory of Regulation) yang menekankan pada kekuatan ekonomi” (Ghozali

dan Chariri, 2007:218).


keuntungan yang diperoleh oleh sebuah negara di seluruh dunia dalam

mengadopsi IFRS, yaitu: 1) informasi keuangan menjadi lebih baik dan berguna bagi

pemegang saham, 2) informasi keuangan menjadi lebih baik dan berguna bagi

pemerintah, 3) laporan keungan lebih dapat dibandingkan, 4) meningkatkan transparansi

perusahaan, 5) managemen perusahaan lebih baik dalam operasional global, 6)

mengurangi biaya modal dinyatakan oleh Gordon (2008).

9. Dalam perumusan standar akuntansi ada tiga pendekatan, yaitu diatur oleh

pemerintah, swasta, dan diserahkan langsung pada pasar bebas. Jelaskan kelebihan

dan kekurangannya.

Ø Pendekatan sektor publik

Kelebihan regulasi ini adalah :

 Regulasi sektor publik dalam standar akuntansi dimotivasi oleh kebutuhan untuk

melindungi kepentingan umum

 Secara umum sudah diketahui bahwa proses inovasi dalam akuntansi didasarkan

pada peran lebaga pemerintah

 Lembaga pemerintah mempunyai legitimasi yang lebih besar melalui kewenangan

statutori yang lebih jelas. Selain itu lembaga pemerintah memeiliki kekuatan

memaksa yang lebih besar dari pada lembaga sektor swasta

 Keinginan untuk meyajikan tingkat pengungkapan kepada publik yang dianggap

perliu dan memadai dalam pembuat keputusan

 Sejumlah tuntutan agar sektor publik menjadi pengawas dan pengendali muncul

disaat suatu tujuan bertentangan dengan kepentingan umum


Kelemahan regulasi ini :

 Umumnya diketahui bahwa diperlukan biaya yang besar untuk memenuhi

ketentuan pemerintah dalam penyajian informasi

 Beberpa kalangan mempertanyakan tentang perlunya sistem pemerintahan yang

didukung kekuatan kepolisian

 Akan timbul kondisi yang berbahaya apabila penyususn standar bersifat politis

 Beberapaorang beragumen bahwa birokrat mempunyai kecendrungan untuk

memaksimalkan total aggaran biro mereka.

Ø Pendekatan sektor swasta

Kelebihan regulasi ini adalah :

 FASB terlihat respontif terhadap berbagai konstituen

 FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang

memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan sistem pengukuran dan penggunaan alternatif

 FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari beberapa konstituensinya

dan dalam menanggapi sejumlah masukan.

Kelemahan regulasi ini adalah :

 FASB tidak memiliki kewenangan statutori dan kekuatan untuk memaksakan

aturan yang dibuatnya, serta menghadapi tantangan penolakan oleh kongres

maupun oleh lembaga pemerintah lainnya

 FASB sering dituduh tidak independen dari konstituenya yang besar, kantor

akuntan publik
 FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi

sejumlah konstituennya

Ø Pendekatan pasar bebas

Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar

bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersipat ekonomis, sama

seperti barang atau jasa lainnya.

Kelebihan pendekatan ini

 Pengungkapan informasi yang optimal sebanding dengan harga yang optimal dari

informasi tersebut

kelemahan pendekatan ini lebih cenderung diakibatkan karena adanya kegagalan pasar,

kegagalan pasar bisanya terjadi karena adanay alokasi informasi yang belum optimal dan

dapat disebabkan oleh ;

 Keenggangan perusahaan mengungkapkan informasi,

 Adanya penyelewenga informasi

 Penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.

10. Jelaskan apa yang dimasud dengan standar akuntansi keuangan adalah hasil dari

proses politis?

penetapan standar akuntansi adalah hasil dari tindakan politik seperti juga hasil logika

atau pemnemuan empiris. Karena penetapan standar merupakan keputusan sosial. Standar

memberikan pembatasan perilaku, karena itu, standar harus diterima oleh pihak yang

terkait, Penerimaan dapat dipaksakan, sukarela atau keduanyua. Pada msayarakat

demokratis untuk mendapatkan persetujuan merupakan proses yang rumit yang

membutuhkan keahlian pemasaran dalam arena politik, Banyak pihak rumit yang terkait
dengan sesuatu usulan standar ikut campur untuk melindungi kepentingan mereka sambil

untuk melindungi kepentingan mereka sambil menutupi motivasi mereka secara teoritis.

Mereka sring berkata Jika anda menyukai jawabanya, Anda akan menyukai teorinya,Hal

ini juga berarti bahwa mereka yang diatur melalui proses penetapan standar memiliki

pengaruh besar pada proses peraturan tersebut, Salah satu anggota FSAB menyatakan :

"Komunitas usaha memiliki pengaruh yang besar terhadap penetapan standar

dibandingkan sebelumnya. Saya rasa ini tiddak sehat,Hal yang diatur dalam proses ini

adalah komunitas penyusun dan jika mereka yang sedang diatur memiliki peranan

dominan dalam proses pengatur , maka ini merupakan maaslh besar "..

11. Saat ini topic CSR semakin banyak dibahas dan dijadikan isu besar, padahal

sebagian hanyalah isu saja dan belum merupakan kewajiban bagi perusahaan.

Berikan penjelasan singkat tentang isu CSR dan keterkaitannya dengan GCG

(Good Corporate Government) yang saudara fahami.

Corporate social responsibility diterapkan oleh perusahaan dikarenakan beberapa

dorongan. Faktor yang mendorong tersebut adalah :

1.CSR merupakan bagian dari Good Coorporate Governance terutama untuk perusahaan

Go Public.

Melalui penerapan prinsip GCG diharapkan perusahaan dapat menyadari bahwa

kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan dampak eksternal yang harus

ditanggung oleh stakeholders. Oleh karena itu, wajar bila perusahaan juga

memperhatikan kepentingan dan nilai tambah bagi stakholders-nya

Konsep GCG menerapkan lima elemen yang harus diterapkan oleh perusahaan

yaitu accountability, responsibility, fairness, transparancy, dan independency. Elemen


responsibility adalah elemen yang paling mendukung adanya CSR. Prinsipnya adalah

melalui penekanannya terhadap apa yang harus diberikan kepada para pemangku

kepentingan dan masyarakat sekitar.

2. CSR dinilai dapat meningkatkan citra perusahaan.

Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur tentang penerapan

CSR diantaranya seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas (UU PT) dan Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

(UU Penanaman Modal) serta Peraturan Pelaksana No. 47 Tahun 2012 Tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

CSR umumnya dilakukan dengan mengadakan kegiatan sosial untuk lingkungan

maupun masyarakat sekitar perusahaan. CSR dinilai merupakan tindakan yang

menguntungkan bagi perusahaan untuk menciptakan dan membangun nama baik

perusahaan dimata masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang dilakukan

perusahaan terkadang membawa berbagai kerugian untuk pihak lain. Maka dari itu CSR

dilakukan untuk membangun nama baik perusahaan setelah pa yang mereka lakukan.

CSR dilakukan karena perusahaan ingin mendapatkan sertifikat standarisasi yang juga

dapat meningkatkan citra perusahaan dimasyarakat seperti ISO 26000.

3. CSR dlakukan karena ada regulasi yang mengatur.

12. Berikan penjelasan tentang apa yang terkait dengan akuntansi lingkungan yang

saudara fahami.

Tahun 1970-an mulai berkembangnya Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang

di Eropa. komite standar akuntansi internasional (The International Accounting Standards

Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsip-prinsip akuntansi


internasional, termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-

hak azasi manusia Pada pertengahan tahun 1990-an. Di samping itu, standar industri juga

semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute of Certified

Public Auditors (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang audit

lingkungan (environmental audits).

Badan Lingkungan Hidup Jepang (The Environmental Ageency) yang kemudian

berubah menjadi Kementerian Lingkungan Hidup (Ministry of Environment)

mengeluarkan panduan akuntansi lingkungan (environmental accounting guidelines) pada

bulai Mei tahun 2000. Panduan ini kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2002 dan

2005. Semua perusahaan di Jepang diwajibkan menerapkan akuntansi lingkungan.

Perusahaan-perusahaan besar Jepang mulai menempatkan posisi akuntansi lingkungan

(environmental accounting) sederajat dengan akuntansi keuangan. Kini semakin banyak

perusahaan di Jepang sudah menerapkan akuntansi lingkungan sesuai dengan peraturan

perundangan dan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup

Jepang.

Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut

kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah

mengambil manfaat dari lingkungan. Penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi

lainnya agar dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan

secara berkelanjutan.

Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan mendorong

kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya.

Banyak perusahaan besar industri dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan.
Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan

penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental costs) dan

manfaat atau efek (economic benefit).

Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan

penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental

protection).

Beberapa alasan kenapa perusahaan perlu untuk mempertimbangkan untuk

mengadopsi akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan,

antara lain: memungkinkan untuk mengurangi dan menghapus biaya-biaya lingkungan,

memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai

dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis perusahaan,

diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap produk dari proses

lingkungan yang diinginkan dan memungkinkan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang

mengharapkan produk/jasa lingkungan yang lebih bersahabat.

Tujuan dari akuntansi lingkungan sebagai sebuah alat manajemen lingkungan dan

sebagai alat komunikasi dengan masyarakat adalah untuk meningkatkan jumlah informasi

relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya.

Guna mencapai keberhasilan dalam penerapan akuntansi lingkungan, maka

pertama dan utama sekali yang perlu diperhatikan manajemen perusahaan adalah adanya

kesesuaian antara evaluasi yang dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan yang

ditimbulkan. Langkah kedua, menentukan apa yang menjadi target perusahaan dengan

cara mengidentifikasi faktor-faktor utama yang berdampak pada lingkungan perusahaan


serta menyusun suatu perencanaan untuk mengurangi dampak lingkungan. Langkah

ketiga, memilih alat ukur yang sesuai dalam menentukan persoalan lingkungan.

Langkah keempat, melakukan penilaian administrasi untuk menetapkan target di

masing-masing segmen. Langkah kelima, menghasilkan segmen akuntansi untuk

mengukur masing-masing divisi perusahaan. Langkah keenam, melakukan pengujian

dimasing-masing devisi. Langkah terakhir adalah melakukan telaah kinerja. Pada telaah

kinerja diharapkan dapat menghasilkan segmen akuntansi yang dapat mendukung prestasi

manajemen lingkungan dimasing-masing divisi.

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah

yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam

praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak

yang timbul dari sisi keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat

dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau United States

Environment Protection Agency (US EPA) akuntansi lingkungan adalah:

“Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk menyajikan biaya-biaya

lingkungan bagi para stakeholders perusahaan, yang mampu mendorong

pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu

yang bersamaan, perusahaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan”.

Badan Perlindungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection

Agency (EPA) menambahkan lagi bahwa istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi

dua dimensi utama. Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara

langsung berdampak pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan
istilah “biaya pribadi”). Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biaya-biaya individu,

masyarakat maupun lingkungan suatu perusahaan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi konvensional dan

akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensional mengukur dampak-dampak dari

lingkungan alam pada suatu perusahaan dalam sitilah-istilah keuangan. Sedangkan

akuntansi ekologis mencoba untuk mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan

lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi

dalam kilogram, pemakaian energi dalam kilojoules, dll), akan tetapi standar pengukuran

yang digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan.

Sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian

pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan baik secara

nasional maupun regional. Bagian kedua berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk

perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya.

Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti

beberapa faktor berikut, antara lain:

1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).

2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).

3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai

satuan uang/rupiah).

Anda mungkin juga menyukai