Anda di halaman 1dari 6

BAB II

( KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI


KEUANGAN )

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi (constitution);
suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan,
yang menjadi ladasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta
batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Banyak pihak yang menganggap
konstribusi rill FASB bergantung pada kualitas dan utilitas dari kerangka kerja konseptual.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual


Mengapa kerangka konsep kerja diperlukan ? Pertama, agar bermanfaat, maka penetapan
standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan
fundamental. Sekelompok standar dan aturan-aturan yang koheren harus dihasilkan. Kerangka
kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas
pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antarlaporan keuangan perusahaan.
Kedua, masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika
mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. Sulit, atau bahkan tidak mungkin bagi FASB
untuk langsung menentukan perlakuan akuntansi yang tepat dalam situasi semacam itu. Akan
tetapi, melalui pertimbangan yang baik dan dengan bantuan kerangka kerja konseptual yang
diterima secara universal, para akuntan praktisi diharapkan fokus pada perlakuan yang rasional
dan dapat diterima.

Perkembangan kerangka kerja konseptual


Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi telh mengembangkan serta mempublikasikan
kerangka kerja konseptualnya sendirin, tetapi tidak ada kernagka kerja yang diterima secara
universal dan diandalkan dalam praktek. FASB pada tahun 1976 mulai mengembangkan
kerangka kerja konseptual yan akan menjadi dasar bagi standar akuntansi dan pemecahan
kontroversi pelaporan keuangan. Sejak dokumentasi tersebut dipublikasikan , FASB telah
menerbitkan enam statements of Financial Accounting Concepts yang berhungan dengan
pelaporan keuangan entitas bisnis yaitu:
1. SFAC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprise tahun 1978.
Yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi
2. SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of Accounting Information tahun 1980. Yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
3. SFAC No. 3 : Elemennts of Financial Statements of Business Enterprises tahun 1980.
Yang memberikan definisi dari pos pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti
aktiva , kewajiban , pendapatan dan beban
4. SFAC No. 5 : Recognition dan Measurement in Financial Statement of Business
Enterprises tahun 1984. Yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran
fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukan dalam
laporan keuangan dan kapan waktunya
5. SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements: A Replacement of FASB Concepts
Statement No. 3 tahun 1985. Yang menggantikan SFAC No 3 dan memperluas SFAC No
3 dengan memasukan organisasi nirlaba
6. SFAC No. 7 : Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurement. Yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan
yang diharapkan dengan nilai sekarang ( present value ) sebagai dasaar pengukuran.

Tingkat Pertama : Tujuan Dasar


Tujuan pelaporan keuangan (objectives of reporting) adalah untuk menyediakan informasi
: 1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomi untuk membuat keputusan investasi secara kredit; 2) untuk membantu investor dan
kreditor yang ada dan potensial serta pemakai lainnya dalam dalam menilai jumlah, waktu dan
ketidakpastian arus kas masa depan; dan 3) tentang suber daya ekonomi, klaim terhadap sumber
daya tersebut dan perubahan di dalamnya.
Karena itu tujuan dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna
bagi investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit pada
kepentingan investor dan kredito atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam , atau
dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Akhirnya , tujuan berfokus pada
laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas
yang akan diterima entitas bisnis yaitu, arus kas yang menjjadi harapan investor dan kreditor.
Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan.

Tingkat Kedua : Konsep-Konsep Fundamental


Tujuan ( tingkat pertama ) berhubungan dengan dengan tujuan dan sasaran dari akuntansi,
( tingkat ketiga ) tujuan dan sasaran implementasi. Diantara kedua tingkat ini , diperlukan tiang-
tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan
mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan. Tiang -tiang konseptual ini akan membentuk
jembatan atara mengapa akuntansi ( tujuan) dengan bagaimana akuntansi ( pengakuan dan
pengukuran )
Karakteristik kualitatif dari Informasi Akuntansi
Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus
diungkapkan, serta format penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang
menyediakan informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan (decision
usefullness). FASb telah mengidentifikasikan karakteridstik kualititatif (qualitative
caharacteristic) dari informasi akuntansi yang membedakan infomasi yang lebih baik dengan
informasi yang inferior.
Pengambil keputusan (pemakai) dan kemampuan memahami
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat bervariasi , begitu juga dengan
metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan , informasi yang mereka telah miliki atau
dapatkan dari sumber -sumber lain dan kemampuan mereka untuk memproses informasi. Agar
informasi menjadi bermanfaat , harus ada hubungan kaitan antara para pemakai ini dengan
keputusan yang mereka buat. Kaitan ini yaitu kemampuan memahami adalah kualitas informasi
yang memungkinkan pemakai merasakan signifikan dari informasi tersebut.

Kualitas Primer : Relevansi dan Reliabilitas


Relevansi. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Jika tidak mempengarruhi keptusaan, maka informasi tersebut dikatakan tidak
relevan dengan keputusan yang diambil. Kemudian memiliki ketepatan waktu, memiliki nilai
prediktif atau nilai umpan balik dan disajikan secara tepat waktu.
Reliabilitas. Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverivikasi, disajikan secara
tepat serat bebas dari kesalahan dan bias. Daya uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur-
pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapat hasil
yang serupa. Ketepatan penyajian (representational faithfullness) berarti bahwa angka-angka dan
penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang beetul-betul ada dan terjadi. Netralitas
(neutrality) berarti informasi tidak berpihak pada kepentingan tertentu.
Kualitas Sekunder : Komparabilitas dan Konsistensi
Informasi tentang sebuah perusahaan akan lebih berguna jika bisa di perbandingkan dengan
informasi serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbedda ( konsistensi)
Komparabilitas informasi dan berbagai perusahaan dipandang memiliki komprabiltas jika telah
diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komprabilitas memungkinkan pemakai
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan rill dalam ekonomi antarperusahaan.
Konsistensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk
kejadian-kejadian yang serupa dari periode ke periode , maka entitas tersebut dianggap konsisten
dalam menggunakan standar akuntansi.

Unsur-Unsur Dasar
Salah satu aspek penting dalam pengembangan struktur teoritis adalah unsur-unsur dasar
(basic elemens) atau definisi yang akan dimasukkan kedalam suatu struktur. Unsur-unsur
tersebut adalah
 Aktiva
Aktiva atau biasa kita kenal sebagai asset merupakan sumber daya di bidang ekonomi yang
di masa mendatang diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi perusahaan.
 Kewajiban
Kewajiban merupakan suatu pengorbanan di bidang ekonomi yang bisa saja terjadi di masa yang
akan datang dan timbul dari suatu kewajiban yang berjalan di dalam sebuah entitas.
 Ekuitas
Ekuitas merupakan pengurangan dari aktiva yang dikurangi dengan kewajiban yang dimiliki oleh
suatu entitas atau perusahaan.
 Investasi oleh pemilik
Investasi oleh pemilik merupakan suatu kenaikan dari aktiva bersih sebuah entitas yang timbul
dari suatu transfer yang bernilai dari entinitas lain kepada entitas tersebut yang berfungsi
menaikan kepentingan pemilik yang terdapat di dalamnya.
 Distribusi kepada pemilik/ Dividen
Jika sebuah perusahaan mendapatkan laba dari kegiatannya selama sau periode, maka dapat
dimungkinkan aka nada pembagian sebagia dari laba tersebut kepada pemegang saham atau yang
biasa dikenal dengan dividen.
 Laba komprehensif
Perusahaan yang melakukan aktivitas sudah seharusnya mendapatkan laba yang dikenal dengan
sebutan laba komprehensif perusahaan.
 Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu aliran arus masuk atau merupakan peningkatan di bidang lannya
atas aktiva dari sebuah perusahaan atau juga merupakan pelunasan dari suatu kewajiban di dalam
suatu periode tertentu.
 Beban
Beban merupakan suatu aliran arus keluar atas terjadinya suatu kewajiban dalam satu periode
dari pengiriman maupun produksi barang penyediaan jasa, maupun aktivitas lainnya di mana
merupakan kegiatan operasional utama dari sebuah entitas atau perusahaan.
 Keuntungan
Keuntungan merupakan kenaikan dari suatu ekuitas bersih entitas yang berasal dari transaksi
peripheral dan insidentil atau dari transaksi-transaksi lainnya.
 Kerugian.
Kerugian merupakan suatu penurunan ekuitas bersih dari entitas yang disebabkan adanya
transaksi peripheral dan insidentil atau dari transaksi- transaksi yang lain.

Tingkat ketiga : konsep-Konsep Pengakuan dan Pengukuran


Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri atas konsep-konsep yang digunakan dalam
melaukan impelentasi terhadap tujuan dasar yang berasal dari tingkatan pertama. Konsep yang
ada tersebut memperjelas bagaimana unsur dan juga kejadian keuangan haruslah diakui, diukur,
serta dilakukan pelaporan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Asumsi-Asumsi Dasar
1. Asumsi Entitas Ekonomi. Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat
diidentifikasikan dengan unit pertanggungjwaban tertentu.
2. Asumsi Kelangsungan Hidup (going concern assumption). Meskipun banyak mengalami
kegagalan bisnis, perusahan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.
3. Asumsi unit moneter (monetary unit assumption). Mengandung arti bahwa uang adalah
denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi
pengukuran dan analisis akuntansi.
4. Asumsi periodisasi (periodicity assumption). Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi
sebuah perusahaan dapat dipisahkan kedalam periode waktu artifisial. periode waktu ini
bervariasi , tetapi yang paling umum adalah secara bulanan, kuartalan dan tahunan.

Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi


1. Prinsip Biaya Historis (historical cost principle). Adalah dimana aktiva dan kewajiban
diberlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi sesuai yang diwajibkan oleh
GAAP.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (revenue recognition principle). Dimana pendapatan pada
umumnya diakui jika : 1) telah direalisasi atau dapat direalisasi dan 2) telah dihasilkan.
3. Prinsip Penandingan (matching principle). Adalah prinsip yang menyatakan usaha
(beban) ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan
dapat diterapkan.
4. Prinsip Perngungkapan Penuh (full disclosure principle). Adalah prinsip yang mengakui
bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan
mencerminkan serangkaian trade-off penilaian.
Kendala
Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya
menjadi berguna , dua kendala yang dominan harus diperhitungkan (1) hubungan biaya manfaat
dan (2) materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang dominan , namun merupakan bagian dari
lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan konservatisme
1. Hubungan Biaya Manfaat (cost-benefit relationship). Yang harus diperhitungkan adalah :
biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari
pemakaian informasi tersebut.
2. Materialitas (materiality). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah pemakaian seorang pemakai
laporan keuangan.
3. Praktek industri (industry practice). Dalam industri utilitas publik, aktiva tidak lancar
dilaporkan terlebih dahulu dalam neraca untuk menunjukkan karakteristik industri utilitas
yang padat modal.
4. Konservatisme (conservatism). Memiliki arti : jika ragu, maka pilihlah solusi yang s
angat kecil kemungkinannya akan menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva
dan laba.

Anda mungkin juga menyukai