Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK HUKUM DAGANG

TENTANG

“WESEL CEK (PEMBAYARAN)

OLEH :

KELOMPK IV

1. FADILA PARMAN
2. NURANI WALI
3. BENO LEWANGKEI
4. JHODI C. RIHYA
5. RACHEL SOLISSA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianyalah yang mempermudah kami dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya
terselesaikan tepat waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa.

Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada
manusia yang sempurna kecuali Tuhan. Oleh karenanya itu, kami memohon adanya kritikan
yang dapat membangun makalah ini agar lebih baik lagi

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Ambon, Kamis, 12 Desember 2019

Penulis

KELOMPOK IV
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN

1. Kata pengantar……………………………………………………………………4
2. Rumusan masalah………………………………………………………………...4
3. Tujuan penulisan………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WESEL………………………………………………………….5
B. UNSUR-UNSUR WESEL……………………………………………………….5
C. SYARAT-SYARAT WESEL……………………………………………………6.
D. JENIS PEMBAYARAN WESEL………………………………………………..7

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ……………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan jaman serta teknologi informasi dan sarana prasarana membawa
perdagangan tidak lagi hanya dilakukan dalam lingkup lokal ataupun nasional saja akan
tetapi perdagangan juga terjadi antar Negara atau sering kita sebut sebagai perdagangan
internasional. Dengan demikian pembayaran tersebut juga menggunakan valuta asing,
yang mungkin akan mengalami berbagai kesulitan misalnya perbedaan nilai uang,
kesulitan memperoleh valuta asing dan sebagainya. Hal tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan jasa bank yang biasanya dalam hal lalu lintas pembayaran menggunakan
surat berharga dalam hal ini menggunakan wesel. Dalam perdagangan internasional
biasanya dokumen yang digunakan tidak hanya wesel, melainkan juga dokumen –
dokumen seperti bill of lading, policy (polis pertanggungan), dan invoice.Dokumen
dokumen itu dilampirkan pada surat wesel yang digunakan sehingga dapat dijadikan
bukti bahwa barang yang diekspor oleh penjual itu telah dikirimkan kepada alamat yang
bersangkutan dan bagi penerima atau pemegangnya berhak atas penyerahan barang dan
ganti kerugian. Surat wesel yang demikian disebut surat wesel berdokumen.

2. Rumusan Masalah :
a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan wesel?
b. Apa saja unsur-unsur wesel?
c. Apa saja syarat-syarat dalam wesel?
d. Apa saja unsur-unsur wesel?
e. Apa saja jenis pembayaran wesel ?

3. Tujuan Penulisan
a. Agar pembaca dapat mengerti apa yang diaksud dengan wesel
b. Agar pembaca dapat mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam wesel
c. Agar pembaca dapat mengetahui syarat-syarat yang terdapat di dalam wesl
d. Apa pembaca dapat mengetahui unsur-unsur yang terdapat di dalam wesel
e. Agar pembaca dapat mengetahui jenis pembayaran apa saja yang terdapat di dalam
wesel
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wesel

Secara bahasa (etimologi), wesel berasal dari Bahasa Belanda yaitu ‘wessle’, yang mana istilah
tersebut dalam Bahasa Inggris memiliki arti ‘bill of exchange’, dan dalam Bahasa Prancis
memiliki arti ‘Letter de Change’. Wesel bisa diartikan sebagai surat perintah yang dibuat oleh
kreditur yang diperuntukkan kepada debitur untuk membayar uang sejumlah tertuntu pada waktu
yang telah ditentukan sesuai dengan yang tertera pada surat wesel.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dijelaskan bahwa wesel adalah surat
yang memuat kata wesel yang diterbitkan dengan tanggal dan tempat tertentu yang mana
penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada yang tersangkut untuk membayar sejumlah  uang
kepada pemegang atau penggantinya pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa wesel memiliki dua arti, yaitu:

1. Surat pos untuk mengirimkan uang


2. Surat pembayaan yang dapat diuangkan ke bank oleh pemegangnya.

B. Macam-Macam Wesel

- Dalam KBBI juga dijelaskan macam-macam wesel, yaitu:

1. Wesel Bank, yaitu wesel yang ditarik oleh suatu bank atas bank lain
2. Wesel bayar, yaitu janji tertulis yang ditandatangani oleh pembuatnya agar pada saat
yang ditetapkan dan atas permintaan tertentu membayarkan sejulah uang.
3. Wesel cek, yaitu alat pembayaran berupa surat berharga yang mana dapat ditukarkan
dengan uang
4. Wesel luar, yaitu wesel yang ditarik oleh negara, tetapi pembayarannya dilakukan di
negara lain
5. Wesel tagih, yaitu janji tertulis yang tidak bersyarat, dibuat oleh pihak yang satu untuk
pihak yang lain, ditandatangai oleh pihak pembuatnya untuk membayar sejumlah uang
atas permintaan atau pada suatu tanggal yang ditetapkan pada masa yang akan datang
kepada pihak yang memerintahkan atau membawanya
6. Wesel tunai, yaitu wesel yang langsung dibayarkan atas penunjukan

C. Syarat-Syarat Wesel

Selain menjelaskan mengenai jenis-jenis wesel, KUHD juga mejelaskan mengenai syarat-syarat
pembuatan wesel. Aturan tersebut tertuang dalam buku ke VI KUHD pasal 100 hingga pasal
173. Syarat-syarat suatu surat bisa dikatakan menjadi wesel adalah sebagai berikut:
1. Kata “Surat Wesel” yang dimuat dalam teks dan dituliskan dalam bahasa yang digunakan
untuk menulis wesel tersebut.
2. Adanya perintah tidak bersyarat dalam membayar sejumlah uang tertentu.
3. Nama pembayar/tertetarik/betrolene/drawee
4. Tanggal pembayaran
5. Penetapan tempat dimana pembayaran dilakukan.
6. Nama orang atau pihka kepada siapa, atau pihak lain yang ditnjuk olehnya, pembayaran
harus dilakukan/nemer.
7. Tanggal dan tempat wesel ditarik/diterbitkan.
8. Tanda tangan penerbit.

8 syarat tersebut harus ada dalam surat wesel. Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, maka
surat tersebut tidak bisa dikatakan sebagai wesel. Akan tetapi, ada kondisi-kondisi yang
membuat surat tersebut sah dikatakan sebagai wesel. Kondisi-kondisi tersebut adalah:

1. Jika tidak ditetapkan hari bayarnya maka wesel itu dianggap harus dibayar pada hari
ditunjukkannya (wesel unjuk).
2. Jika tidak ditetapakan tempat pembayarannya yang dtulis disamping nama tertarik
dianggap sebagai tempat pembayaran dari tempat dimana tertarik berdomisili.
3. Jika tidak disebutkan tempat wesel itu ditarik, maka tempat yang disebutkan tersebut
disamping penarik diangggap tempat tertariknya wesel itu.

- menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), wesel dibagi menjadi:

1. Surat Wesel atas Pengganti Penerbit

Dasar dari wesel jenis ini adalah pasal 102 ayat 1 KUHD. Wesel jenis ini diterbitkan dengan
menunjuk sendiri sebagai pemegang pertama, sehingga penerbit dan pemegang pertama adalah
orang atau pihak yang sama

2. Wesel atas Penerbit Sendiri

Dasar dari wesel atas Penerbit sendiri adalah pasal 102 ayat 2 KUHD. Wesel ini adalah wesel
yang diterbitkan dengan menjadikan penebitnya sebagai tersangkut, sehingga penerbit dengan
pihak tersangkut merupakan pihak yang sama.

3. Wesel untuk Perhitungan Orang Ketiga

Dasar dari wesel untuk perhitungan orang ketiga adalah pasal 102 ayat 3 KUHD. Wesel ini
diterbitkan atas perintah orang ketiga dan pembayarannya dibebankan kepada rekening pihak
ketiga, umumnya, pihak penerbit adalah bank.

4. Wesel Inkaso atau Wesel untuk Menagih


Wesel jenis ini didasarkan pada pasal 102a ayat 1 KUHD. Wesel inkaso diterbitkan dengan
tujuan untuk memberikan kuasa kepada pemegang pertama untuk menagih sejumlah uang dari
tersangkur dan tidak dimaksudkan untuk dipindahtangankan atau diperjualbelikan.

5. Wesel Berdumisili

Wesel ini didasarkan pada pasal 103 KUHD. Wesel ini diterbitkan dengan cara yang dilakukan
dengan pembayarannya ditentukan pada tempat tinggal dari pihak ketiga (baik di tempat tinggal
tersangkut maupun dari tempat lain). Tujuan dari pembuatan wesel ini adalah untuk
mempermudah pembayaran.

6. Wesel Berdumisili Blangko

Wesel ini memiliki dasar pasal 126 KUHD. Wesel ini msiterbitkan melalui ketentuan
pembayaran yang dilakukan di tempat lain yang berbeda dengan tempat berdumisili yang
bersangkutan. Pada wesel ini tidak ditunjuk nama dan tempat yang membayar. Barulah pada saat
wesel diakseptasi akan ditunjuk nama dan tempat pembayaran oleh akseptan.

D. Unsur-Unsur Wesel

Adapun Unsur-unsur wesel ada 3, yaitu:

1. Mencantumkan tanggal dan tempat penerbitannya.


2. Merupakan surat perintah tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang.
3. Pihak yang terkait dalam surat wesel adalah penerbit, tersangkut atau tertarik, penerima,
pemegang, dan endosen.

E. JENIS-JENIS PEMBAYARAN WESEL

1. Alat Pembayaran Tunai (Cash Based)


Merupakan alat pembayaran yang paling konvensional, yaitu menggunakan uang
kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Di Indonesia sendiri, yang berhak
untuk mencetak uang kartal adalah Bank Indonesia melalui UU Bank Sentral No. 13
Tahun 1968 pasal 26 ayat 1. Pembayaran menggunakan uang kartal memang paling
umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena mudah digunakan untuk transaksi
dengan nominal yang kecil.
Namun, uang kartal memiliki beberapa kelemahan seperti biaya pengadaan atau
pencetakan uang yang mahal. Selain itu, ada inefisiensi waktu dalam penggunaan uang
kartal seperti ketika melakukan pembayaran di pintu masuk loket (seperti
KRL/Transjakarta), dimana pembayaran akan memakan waktu yang lama, terlebih ketika
uang yang dibayarkan tidak pas dengan harganya sehingga harus menyiapkan kembalian.
Uang kartal juga memiliki resiko lain seperti pencurian dan pemalsuan uang. Tingginya
resiko penggunaan uang kartal ini membuat Bank Indonesia mendorong pergantian alat
pembayaran tunai menjadi non tunai sehingga menciptakan cashless society.

2. Alat Pembayaran Non Tunai


Alat pembayaran non tunai adalah seluruh alat pembayaran selain tunai (uang
kartal). Alat pembayaran non tunai atau uang giral biasa digunakan untuk melakukan
pembayaran transaksi yang berjumlah besar sehingga lebih efisien dibandingkan
pembayaran dengan uang kartal. Di Indonesia, yang berhak untuk menerbitkan uang giral
adalah seluruh bank umum kecuali Bank Indonesia. Jenis-jenis alat pembayaran non tunai
adalah Cek, giro, nota debit, kartu kredit dan uang elektronik

3. Alat Pembayaran Internasional


Kita tahu bahwa setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda yang
digunakan dalam setiap transaksinya. Seperti Indonesia menggunakan Rupiah, Singapura
menggunakan Dollar Singapura, Jepang menggunakan Yen, China menggunakan Yuan,
Amerika menggunakan Dollar Amerika, Uni Eropa menggunakan Euro, dan lain-lain.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara pembayaran untuk transaksi
internasional seperti kegiatan ekspor dan impor, mengingat bahwa setiap negara memiliki
mata uang sendiri dan memiliki kurs yang berbeda-beda.
Pembayaran internasional dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik
dengan alat pembayaran tunai maupun non tunai. Contoh pembayaran tunai internasional
adalah ketika turis mancanegara melakukan transaksi tunai di negara lain. Sedangkan alat
pembayaran non tunai dapat berupa: cek, wesel pos, kartu kredit, online payment, dan
Cryptocurrency,

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Secara bahasa (etimologi), wesel berasal dari Bahasa Belanda yaitu ‘wessle’, yang
mana istilah tersebut dalam Bahasa Inggris memiliki arti ‘bill of exchange’, dan dalam
Bahasa Prancis memiliki arti ‘Letter de Change’. Wesel bisa diartikan sebagai surat
perintah yang dibuat oleh kreditur yang diperuntukkan kepada debitur untuk membayar
uang sejumlah tertuntu pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan yang tertera pada
surat wesel.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dijelaskan bahwa wesel
adalah surat yang memuat kata wesel yang diterbitkan dengan tanggal dan tempat tertentu
yang mana penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada yang tersangkut untuk
membayar sejumlah  uang kepada pemegang atau penggantinya pada tanggal dan waktu
yang telah ditentukan
syarat-syarat pembuatan wesel. Aturan tersebut tertuang dalam buku ke VI
KUHD pasal 100 hingga pasal 173.

Adapun Unsur-unsur wesel ada 3, yaitu:

1. Mencantumkan tanggal dan tempat penerbitannya.


2. Merupakan surat perintah tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang.
3. Pihak yang terkait dalam surat wesel adalah penerbit, tersangkut atau tertarik, penerima,
pemegang, dan endosen.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.simulasikredit.com/apa-itu-wesel-definisi-wesel/
2. https://lektur.id/arti-wesel-bank/
3. https://jagad.id/pengertian-wesel-bank-dan-bayar/

Anda mungkin juga menyukai