Anda di halaman 1dari 14

No.

Aspek Keterangan
1. 16 Tipe Jenis Penelitian Murni
Penelitian : Penelitian murni, disebut juga penelitian dasar, adalah jenis penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah
atau menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya penelitian murni dilakukan tujuan untuk
1 pengembangan ilmu pengetahuan.
Penelitian murni digunakan untuk mengembangkan teori yang sudah ada atau menemukan teori baru. Meski begitu, bukan tidak
mungkin hasil penelitian murni akan digunakan untuk keperluan praktis dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut
Tujuannya
Penelitian Terapan
Penelitian terapan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Dengan kata lain, hasil dari penelitian terapan akan langsung digunakan untuk keperluan praktis lain.
2
Penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Contohnya saat ada sebuah proyek
pembangunan, maka dilakukan penelitian untuk menentukan arsitektur bangunan dan tata letak di sekitarnya

Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan data-data kualitatif. Yang termasuk data kualitatif adalah kalimat,
kata, skema, pernyataan, gambar, dan indeks tertentu. Asalkan bukan angka, maka termasuk data kualitatif.
3 Umumnya data kualitatif juga berkaitan dengan pendapat responden, seperti setuju atau tidak setuju terhadap suatu kebijakan,
puas atau tidak puas terhadap suatu layanan, atau penilaian terhadap layanan tertentu, apakah baik atau buruk.
Menurut
Jenis Data
dan Penelitian Kuantitatif
Analisinya Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian menggunakan data kuantitatif, yakni data yang berupa angka atau data yang dapat
dikonversi menjadi angka. Bisa berupa angka biasa seperti 1, 2, 3 dan seterusnya, atau bisa juga konversi skor untuk kriteria
4 tertentu, misalnya seperti baik sekali = 5, baik = 4, biasa = 3, buruk = 2, sangat buruk = 1.
Data kuantitatif juga bisa dibedakan menjadi data diskrit (nominal) dan data kontinum. Data nominal adalah data dalam bentuk
kategori atau diskrit, berkebalikan dengan data kontinum.

Penelitian Historis
Penelitian historis atau penelitian sejarah adalah jenis penelitian yang berkaitan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-
kejadian yang telah terjadi dan berlangsung di masa lalu. Kegiatan penelitian yang difokuskan untuk menyelidiki, memahami,
dan menjelaskan keadaan yang telah lalu.
5 Tujuan penelitian historis adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari
kejadian yang telah berlangsung. Nantinya hasilnya digunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang dan sebagai antisipasi
kejadian yang akan datang.

Penelitian Survei
Penelitian surei adalah jenis penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi. Artinya penelitian dilakukan mengambil sampel tertentu untuk merumuskan keseluruhan
populasi penelitian.
6 Dalam penelitian, pengambilan sampel menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Bagaimana caranya dengan pengambilan
sampel pada jumlah tertentu mampu menggeneralisir dan merumuskan kesimpulan dari keseluruhan populasi yang ingin diteliti.

Penelitian Ex Post Facto


Penelitian ex post facto adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk meneliti sebuah peristiwa atau kejadian yang
7 telah terjadi untuk kemudian dapat mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya kejadian tersebut.
Artinya dalam penelitian dicari apa saja faktor dan variabel yang mungkin dapat mempengaruhi sebuah kejadian yang telah
terjadi dan memiliki dampak signifikan

Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah jenis penelitian yang bertujuan mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
kondisi terkontrol secara ketat. Penelitian ini mendorong dilakukannya eksperimen untuk mengetahui pengaruh variabel tertentu.
Jenis penelitian ini berupaya mengisolasi serta kontrol di masing-masing situasi-situasi yang sesuai dengan situasi yang hendak
8 diteliti lalu mengamati pada efek maupun pengaruhnya. Terdapat 4 bentuk metode eksperimen ini, antara lain adalah pre
experimental, true experimental, factorial, dan quai experimental

Penelitian Deskriptif
Selanjutnya juga ada jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat
deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
9 Jenis penelitian ini mendeskripsikan peristiwa dan fakta yang ada, baik yang masih terjadi sampai sekarang atau yang terjadi
pada waktu yang lalu. Penelitian deksriptif sedikit berbeda dengan eksperimen karena tidak melakukan perubahan terhadap
Menurut variabel-variabel bebasnya
Metodenya
Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan atau research development adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan produk sehingga produk tersebut menjadi lebih baik dan lebih berkualitas. Biasanya jenis penelitian ini
dilakukan oleh perusahaan produk tertentu.
10
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan produk baru atau proses baru dalam menghasilkan produk tertentu. Artinya penelitian
bukan dilakukan untuk memformulasi atau menguji hipotesis tertentu. Output yang dihasilkan adalah produk baru.
Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dari suatu kejadian, kegiatan dan
produk. Jenis penelitian diharapkan mampu memberi evaluasi dari sebuah kejadian dan kegiatan tertentu.
11
Evaluasi yang dimaksud dapat berupa kritik, saran, masukan, atau bentuk evaluasi lain guna mendukung pengambilan
keputusan tentang kejadian serupa yang akan dilaksanakan.

Penelitian Naturalistik
Penelitian naturalistik adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah. Jenis penelitian ini juga
disebut sebagai metode kualitatif. Nantinya hasil penelitian lebih menekankan makna, bukan sebuah generalisasi atau
12 kesimpulan.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dimana teknik pengumpulan data akan dilakukan secara
triangulasi, serta analisis datanya bersifat induktif.

Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan atau disebut juga dengan action research adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode
kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat.
13
Jenis penelitian ini dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah dan problematikan tertentu pada lingkup organisasi atau
kelompok, bukan untuk tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Penelitian Kebijakan
Selanjutnya ada jenis penelitian kebijakan atau policy research, yakni penelitian yang dilakukan terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak dalam
menyelesaikan masalah.
14 Dalam penelitian ini, umumnya meneliti aktivitas dan kegiatan pada masyarakat, biasanya dilakukan oleh lembaga dan instansi
pemerintah guna membantu pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan berkaitan dengan masyarakat tersebut.

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain.
15
Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian
mengenai status terakhir dari subyek penelitian tertentu, guna memperoleh deskriptif lengkap dan akurat dari suatu situasi.
Menurut
Tingkat
Eksplanasi Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membandingkan objek tertentu. Dalam penelitian ini akan
16 dilakukan perbandingan atau komparasi mengenai dua atau lebih objek tertentu yang akan diteliti.
Nantinya hasil penelitian akan menemukan manakah yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat digunakan untuk bahan
pengambilan keputusan terkait topik yang sedang diteliti.

2. Tema Masing-Masing Jenis


Penelitian, Bidang :
Manajemen Keuangan 1 Pengaruh Sistem Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah terhadap Kinerja Pembangunan Daerah
Analisis Laporan Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan
Manajemen Operasional 2 Analisis Manajemen Operasional Dalam Peningkatan Mutu Produk Pada Pusat Pengembangan Bisnis

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4

Perilaku Organisasi 5

Manajemen Bisnis Syariah 6

Manajemen Strategi 7

3. Problem dari Setiap Tema Penelitian Bidang :

Manajemen Keuangan 1 Masalah dalam Tema ini adalah karena ketergantungan dana dari Pusat sehingga menyebabkan daerah menjadi tidak mandiri untuk
mengelola anggaran, sehingga bagaimana jadinya jika daerah diberikan sistem otonomi untuk mengembangkan dan menggali sumber-
sumber keuangannya sendiri, tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja pembangunan daerah setempat
Masalah dalam Tema ini adalah Laporan keuangan yang disajikan harus transparan dan sesuai dengan aktivitas yang dijalankan sehingga
dapat menunjukan kinerja keuangan yang baik oleh perusahaan Leader Supermarket dan Kinerja keuangan yang baik dapat dilihat dari
penyajian laporan keuangan yang efisien dan efektif dalam perusahaan Leader Supermarket

Manajemen Operasional 2 Masalah dalam Tema ini adalah Manajemen operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis serta Faktor
penghambat dan pendukung manajemen operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4

Perilaku Organisasi 5

Manajemen Bisnis Syariah 6

Manajemen Strategi 7
4. Riset Problem dari Setiap Tema Penelitian

Manajemen Keuangan 1 Pendapatan Daerah menjadi merupakan cerminan dari potensi ekonomi daerah, oleh karena itu tidak mengherankan pemerintah pusat
menjadikan PAD sebagai kriteria utama dalam pemberian otonomi daerah, di tambah dengan sistem pengelolaan keuangan daerah akan
menjadi indikator mulai dari tahap perencanaan hingga tahap Pelaporan.Hal inilah yang harus benar-benar di pahami karena akan berakibat
pada kinerja pembangunan daerah.

Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk mengukur keadaan keuangan perusahaan,
setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan pengukuran yang benar,
akan terlihat kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta, kewajiban serta modal dalam neraca yang dimiliki.
Kemudian, juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode tertentu. Dengan
demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan.

Manajemen Operasional 2 1.Manajemen operasional tentang produk pusat pengembangan bisnis ,


2.Faktor penghambat dan pendukung manajemen operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis .
3. Program-program pusat pengembangan bisnis yang bisa dimanfaatkan untuk mempraktekkan teori kewirausahaan
4. Tugas Utama Pusat pengembangan Bisnis
5. Program-program dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis yang bisa dimanfaatkan untuk
mempraktekkan teori kewirausahaan.
6. Peran Pusat Pengembangan Bisnis

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4
Keuangan
Perilaku Organisasi 5
Pemasaran
Manajemen Bisnis Syariah 6
Manajemen
Operasional
Produksi dan Operasi
Manajemen Strategi 7
5 Gambaran Kerangka Pemikiran dari Setiap Tema Penelitian dalam Setiap Bidang:
Manajemen Keuangan 1 SDM

Neraca Likuiditas

Laba Rugi Solvabilita


s
Laporan Rasio
Keuangan Perubaha Aktivitas
n Modal

Arus Kas Profabilita


s

Manajemen Operasional 2

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4

Perilaku Organisasi 5

Manajemen Bisnis Syariah 6

Manajemen Strategi 7

6 Uraian Gambar Kerangka Pemikiran dari Setiap Tema Penelitian dalam Setiap Bidang secara sistematis:
Manajemen Keuangan 1 a. Sistem Pendapatan daerah atau biasa disebut PAD merupakan sumber daya tersendiri yang bisa mereka pakai guna menghasilkan
pendapatan (income) untuk menjalankan roda perekonomiannya. Dengan tujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah
untuk mendanai pelaksanaan otonominya sesuai dengan potensi sebagai perwujudan desentralisasi, tidak mengherankan PAD ini berasal
dari beberapa sumber. Sebagai salah satu sumber penerimaan daerah, Pendapatan Asli Daerah akan mencerminkan tingkat kemandirian
daerah. b. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan
Daerah. Dari dua Variabel tersebut maka akan teliti bagaimana
pengaruh Sistem Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah terhadap Kinerja Pembangunan Daerah

Dari kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan modal dan arus
kas akan dianalisis dengan mengunakan rasio keuangan yang terdiri dari empat rasio yaitu : Rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas, untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada akhir tahun dalam Leader Supermarket apakah kinerja keuangannya
meningkat, berfluktuasi atau menurun.

Manajemen Operasional 2 Dari Kerangka Pemikiran dapat dijelaskan bahwa 4 hal yang akan dijadikan dasar dalam perbandingan yaitu
a. Keuangan perusahaan dengan rincian Kondisi keuangan UKM; Sistem manajemen keuangan; Biaya- biaya.
b. Produksi dan Operasi UKM dengan rincian Proses produksi; Bahan baku; Tenaga kerja; Kapasitas sarana dan prasarana; Perkembangan
teknologi yang dimiliki; Pengawasan produksi; Kualitas produk yang dihasilkan. c. Pemasaran Perusahaan
dengan rincian Jenis produk yang dihasilkan beserta harga produk; Keunggulan produk; Jumlah penjualan produk setiap periode perbulan);
Saluran distribusi; Daerah pemasaran; Strategi penetapan harga; Promosi penjualan dan periklanan; Variasi kemasan.
d. SDM perusahaan dengan rincian Efektifitas intensif yang digunakan untuk memotivasi prestasi; Tingkat keluar masuk karyawan;
keterampilan khusus, dan pengalaman.

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4

Perilaku Organisasi 5

Manajemen Bisnis Syariah 6

Manajemen Strategi 7

7. Uraian Pertanyaan Penelitian dari Setiap Tema Penelitian dalam Setiap Bidang secara sistematis:
Manajemen Keuangan 1 1. Bagaimana mendeskripsikan pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pembangunan?
2. Bagaimana Pengaruh pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pembangunan?
3. Apakah pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah sangat berpengaruh terhadap kinerja pembangunan?
1. Sejauh manakah laporan keuangan dapat menunjukkan efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan yang baik oleh perusahaan Leader
Supermarket?.
2. Sejauh manakah laporan keuangan dipakai untuk mengukur kinerja keuangan?.

Manajemen Operasional 2 1. Bagaimana manajemen operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis ?
2. Bagaimana analisis manajemen operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis ?

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4

Perilaku Organisasi 5

Manajemen Bisnis Syariah 6

Manajemen Strategi 7
8. Teori-Teori yang berpeluang menjadi dasar ditemukannya informasi untuk menyelesaikan pertanyaan setiap tema penelitian tersebut
Manajemen Keuangan 1

Manajemen Operasional 2

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4

Perilaku Organisasi 5

Manajemen Bisnis Syariah 6

Manajemen Strategi 7
9 Alasan menggunakan teori
tersebut
Manajemen Keuangan 1

Manajemen Operasional 2

Manajemen Pemasaran 3

Manajemen SDM 4

Perilaku Organisasi 5

Manajemen Bisnis Syariah 6

Manajemen Strategi 7

10 Uraian Teori-Teori mencakup


Brief Description Teori

Peran Teori bagi


Pengembangan Bidang Ilmu
Keuangan
Keterangan

juga penelitian dasar, adalah jenis penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah
penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya penelitian murni dilakukan tujuan untuk
getahuan.
an untuk mengembangkan teori yang sudah ada atau menemukan teori baru. Meski begitu, bukan tidak
murni akan digunakan untuk keperluan praktis dalam jangka waktu yang panjang.

h jenis penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
ari penelitian terapan akan langsung digunakan untuk keperluan praktis lain.
uan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Contohnya saat ada sebuah proyek
kukan penelitian untuk menentukan arsitektur bangunan dan tata letak di sekitarnya

h jenis penelitian yang menggunakan data-data kualitatif. Yang termasuk data kualitatif adalah kalimat,
gambar, dan indeks tertentu. Asalkan bukan angka, maka termasuk data kualitatif.
uga berkaitan dengan pendapat responden, seperti setuju atau tidak setuju terhadap suatu kebijakan,
adap suatu layanan, atau penilaian terhadap layanan tertentu, apakah baik atau buruk.

ah jenis penelitian menggunakan data kuantitatif, yakni data yang berupa angka atau data yang dapat
a. Bisa berupa angka biasa seperti 1, 2, 3 dan seterusnya, atau bisa juga konversi skor untuk kriteria
baik sekali = 5, baik = 4, biasa = 3, buruk = 2, sangat buruk = 1.
dibedakan menjadi data diskrit (nominal) dan data kontinum. Data nominal adalah data dalam bentuk
ebalikan dengan data kontinum.

enelitian sejarah adalah jenis penelitian yang berkaitan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-
di dan berlangsung di masa lalu. Kegiatan penelitian yang difokuskan untuk menyelidiki, memahami,
n yang telah lalu.
adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari
ngsung. Nantinya hasilnya digunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang dan sebagai antisipasi
ng.

nis penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dari populasi. Artinya penelitian dilakukan mengambil sampel tertentu untuk merumuskan keseluruhan

mbilan sampel menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Bagaimana caranya dengan pengambilan
ntu mampu menggeneralisir dan merumuskan kesimpulan dari keseluruhan populasi yang ingin diteliti.

dalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk meneliti sebuah peristiwa atau kejadian yang
ian dapat mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya kejadian tersebut.
dicari apa saja faktor dan variabel yang mungkin dapat mempengaruhi sebuah kejadian yang telah
pak signifikan

alah jenis penelitian yang bertujuan mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
ketat. Penelitian ini mendorong dilakukannya eksperimen untuk mengetahui pengaruh variabel tertentu.
aya mengisolasi serta kontrol di masing-masing situasi-situasi yang sesuai dengan situasi yang hendak
da efek maupun pengaruhnya. Terdapat 4 bentuk metode eksperimen ini, antara lain adalah pre
mental, factorial, dan quai experimental

s penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat
is, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
eskripsikan peristiwa dan fakta yang ada, baik yang masih terjadi sampai sekarang atau yang terjadi
nelitian deksriptif sedikit berbeda dengan eksperimen karena tidak melakukan perubahan terhadap
ya

n
n atau research development adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
sehingga produk tersebut menjadi lebih baik dan lebih berkualitas. Biasanya jenis penelitian ini
an produk tertentu.
ah mendapatkan produk baru atau proses baru dalam menghasilkan produk tertentu. Artinya penelitian
emformulasi atau menguji hipotesis tertentu. Output yang dihasilkan adalah produk baru.
h jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dari suatu kejadian, kegiatan dan
diharapkan mampu memberi evaluasi dari sebuah kejadian dan kegiatan tertentu.
dapat berupa kritik, saran, masukan, atau bentuk evaluasi lain guna mendukung pengambilan
an serupa yang akan dilaksanakan.

alah jenis penelitian yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah. Jenis penelitian ini juga
kualitatif. Nantinya hasil penelitian lebih menekankan makna, bukan sebuah generalisasi atau

eliti bertindak sebagai instrumen kunci dimana teknik pengumpulan data akan dilakukan secara
datanya bersifat induktif.

disebut juga dengan action research adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode
sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat.
kan untuk memecahkan sebuah masalah dan problematikan tertentu pada lingkup organisasi atau
ujuan mengembangkan ilmu pengetahuan.

nelitian kebijakan atau policy research, yakni penelitian yang dilakukan terhadap masalah-masalah
ehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak dalam

mnya meneliti aktivitas dan kegiatan pada masyarakat, biasanya dilakukan oleh lembaga dan instansi
ntu pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan berkaitan dengan masyarakat tersebut.

ah jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih
mbuat perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain.
kan dengan metode mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian
dari subyek penelitian tertentu, guna memperoleh deskriptif lengkap dan akurat dari suatu situasi.

lah jenis penelitian yang bertujuan untuk membandingkan objek tertentu. Dalam penelitian ini akan
atau komparasi mengenai dua atau lebih objek tertentu yang akan diteliti.
akan menemukan manakah yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat digunakan untuk bahan
erkait topik yang sedang diteliti.

ngelolaan Keuangan daerah terhadap Kinerja Pembangunan Daerah


ngukur Kinerja Keuangan Perusahaan
m Peningkatan Mutu Produk Pada Pusat Pengembangan Bisnis

a ketergantungan dana dari Pusat sehingga menyebabkan daerah menjadi tidak mandiri untuk
mana jadinya jika daerah diberikan sistem otonomi untuk mengembangkan dan menggali sumber-
aja akan berpengaruh terhadap kinerja pembangunan daerah setempat
an keuangan yang disajikan harus transparan dan sesuai dengan aktivitas yang dijalankan sehingga
ang baik oleh perusahaan Leader Supermarket dan Kinerja keuangan yang baik dapat dilihat dari
en dan efektif dalam perusahaan Leader Supermarket

jemen operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis serta Faktor
en operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis
an cerminan dari potensi ekonomi daerah, oleh karena itu tidak mengherankan pemerintah pusat
a dalam pemberian otonomi daerah, di tambah dengan sistem pengelolaan keuangan daerah akan
encanaan hingga tahap Pelaporan.Hal inilah yang harus benar-benar di pahami karena akan berakibat

n pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk mengukur keadaan keuangan perusahaan,
dasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan pengukuran yang benar,
maksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta, kewajiban serta modal dalam neraca yang dimiliki.
pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode tertentu. Dengan
hasil usaha yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan.

duk pusat pengembangan bisnis ,


manajemen operasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis .
ngan bisnis yang bisa dimanfaatkan untuk mempraktekkan teori kewirausahaan
Bisnis
an mutu produk pada pusat pengembangan bisnis yang bisa dimanfaatkan untuk

Keuangan

Pemasaran
Peningkatan Mutu

Operasi

SDM

Likuiditas

Sangat
Solvabilita Baik
s
Kinerja Baik
Aktivitas Keuangan
Perusahaa
n Kurang
Profabilita Baik
s

etiap Bidang secara sistematis:


sa disebut PAD merupakan sumber daya tersendiri yang bisa mereka pakai guna menghasilkan
an roda perekonomiannya. Dengan tujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah
nya sesuai dengan potensi sebagai perwujudan desentralisasi, tidak mengherankan PAD ini berasal
satu sumber penerimaan daerah, Pendapatan Asli Daerah akan mencerminkan tingkat kemandirian
b. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
aran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan
Dari dua Variabel tersebut maka akan teliti bagaimana
ngelolaan Keuangan daerah terhadap Kinerja Pembangunan Daerah

dijelaskan bahwa dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan modal dan arus
an rasio keuangan yang terdiri dari empat rasio yaitu : Rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
keuangan perusahaan pada akhir tahun dalam Leader Supermarket apakah kinerja keuangannya

kan bahwa 4 hal yang akan dijadikan dasar dalam perbandingan yaitu
an Kondisi keuangan UKM; Sistem manajemen keuangan; Biaya- biaya.
rincian Proses produksi; Bahan baku; Tenaga kerja; Kapasitas sarana dan prasarana; Perkembangan
roduksi; Kualitas produk yang dihasilkan. c. Pemasaran Perusahaan
silkan beserta harga produk; Keunggulan produk; Jumlah penjualan produk setiap periode perbulan);
Strategi penetapan harga; Promosi penjualan dan periklanan; Variasi kemasan.
ektifitas intensif yang digunakan untuk memotivasi prestasi; Tingkat keluar masuk karyawan;
n.

idang secara sistematis:


patan dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pembangunan?
apatan dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pembangunan?
n pengelolaan keuangan daerah sangat berpengaruh terhadap kinerja pembangunan?
dapat menunjukkan efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan yang baik oleh perusahaan Leader

dipakai untuk mengukur kinerja keuangan?.

dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis ?


erasional dalam peningkatan mutu produk pada pusat pengembangan bisnis ?

menyelesaikan pertanyaan setiap tema penelitian tersebut


No. Aspek Keterangan
1. Judul : The impact of Womens’s representation on performance in project-based and non-project based organizations (Dampak representasi
Wanita dalam Kinerja Organisasi Berbasis Proyek dan Non Proyek)
2. Tujuan : 1. Dampak perempuan dalam manajemen terhadap kinerja
2. Manfaat keanekaragaman gender terhadap kinerja
3 Pentingnya keragaman gender dalam kinerja di tingkat organisasi
3. Masalah : Masalah dalam penelitian ini dikarenakan Jumlah Partisipasi Wanita dalam Organisasi PBO dan Non-PBO Berpengaruh terhadap
Kinerja Organisasi
4. Masalah Penelitian : 1. Bagaimana dampak partisipasi perempuan terhadap representasi kinerja di organisasi berbasis Proyek (PBO) di Indonesia?

2. Bagaimana dampak partisipasi perempuan terhadap representasi kinerja di organisasi berbasis Non-Proyek (Non-PBO) di
Indonesia?
3. Apakah jenis industri berpengaruh terhadap keberhasilan kinerja organisasi perempuan yang berbasis PBO dan Non-PBO ?

5. Review Literatur : 1. Ada Segregasi horizontal mengacu pada sejauh mana perbedaan jumlah pria dan wanita dalam sektor industri (Blackburn
et.al.,2002). Ada juga Segregasi Vertikal tingkat tinggi di industri Australia (wanita yang memiliki status lebih rendah dan upah yang
lebih rendah di dalam organisasi) di industri tersebut (Blackburn et.al.,2002;Agensi Kesetaraan Gender Tempat Kerja
(WGEA),2015).Gender dan keragaman lainnya cenderung memberikan berbagai keterampilan, perspektif, dan wawasan yang
menghasilkan peningkatan kreativitas kelompok, kemampuan pemecahan masalah dan oleh karena itu hasil kinerja organisasi
yang lebih baik (Cox,1983;Cox Jr.dan Blake,1991;Ely,2004;Halaman 2007;Thomas dan ely,1996)

2. Barney (2001) berpendapat bahwa sumber daya seperti karyawan dan beragam keterampilan,pengalaman dan perspektif tidak
dapat dengan mudah di tiru dan karena itu menghadirkan sumber signifikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Karenanya
organisasi mendapat manfaat dari sumberdaya unik ini dan mendapatkan keunggulan kompetitif yang ditujukan dalam peningkatan
kinerja organisasi (Barney,1991).Penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan bakat perempuan menciptakan keunggulan
kompetitif dan meningkatkan organisasi dan kinerja keuangan. Sebagai contoh, McMillan-Cape (2003) menunjukkan hubungan
positif antara keragaman gender organisasi dan kinerja organisasi, khususnya dalam pengembalian ekuitas, secara historis karena
PBO cenderung didominasi laki-laki.

3. Loosemore dan Galea (2008) yang melakukan studi empiris di industri konstruksi Australia menunjukkan bahwa tingkat konflik
dalam indutri konstruksi dapat dikurangi dengan meningkatkan partisipasi perempuan dan feminisme pendekatan komunikatif dan
perilaku terhadap konflik. Efek positif dari representasi wanita dalam manajemen dan non-manajemen pada kinerja organisasi akan
lebih kuat untuk PBO dan lebih lemah oleh Non-PBO. Kami mendasarkan argumen ini pada perbedaan yang ditawarkan oleh PBO
berbeda dengan Non-PBO, termasuk struktur operasional berbasis proyek yang lebih fleksibel (Bredin,2008;Davies dan
Hobday,2005), praktik manajemen berbasis proyek yang inovatif (Buckle dan Thomas,2003;Hobday,2000) dan tenaga kerja otonom
dan fleksibel dengan kekuatan pengambilan keputusan di tangan manager proyek (Chasserio dan Legault,2010;Child dan
McGrath,2001;Legault,2005). Whitley(2006) menunjukkan bahwa PBO berbeda dari organisasi lain dengan mengorganisir pekerja
yang sangat terampil yang berurusan dengan masalah kompleks dengan mengintegrasikan berbagai bentuk keahlian dalam
periode waktu yang tetap.

4. PBO memiliki potensi untuk mendorong daya saing, yang mengarah pada kinerja yang lebih tinggi (Grant,1991;Sodelund dan
Bredin,2006).Nilai sumberdaya dalam tim proyek multi-fungsional dan beragam gender(misalnya gaya manajemen,perspektif,profil
risiko dalam pengambilan keputusan, wawasan pasar, inovasi, dan lain-lain. Mungkin lebih tinggi dalam PBO,meningkatkan
keunggulan kompetitif mereka (Ali et al.,2011).Misalnya penelitian menunjukkan bahwa beragam kelompok kerja yang ditingkatkan
oleh perspektif dan pengalaman berbeda dari anggota kelompok yang berbeda dapat menawarkan wawasan yang berbeda ke
dalam segmen pasar (ox Jr dan Blake,1991;Daily et.al.,1999)

5. Psikologi ekonomi menunjukkan bahwa wanita lebih menolak resiko daripada pria dan bahwa mereka mengadopsi strategi yang
berbeda dalam pengambilan keputusan keuangan mereka (Powell dan Arisic,1997;Francis et.al.,2009). Perbedaan gender tingkat
individu dikumpulkan melalui komposisi kelompok untuk menciptakan perbedaan sistematis dalam hasil tingkat organisasi dan
dengan demikian rentan terhadap pemikiran kelompok dan dapat membuat keputusan keuangan yang lebih baik (Opstrup dan
Viladsen,2014) mengarah ke kinerja yang lebih baik. Jenis industri memengaruhi kekuatan hubungan antara Representasi
perempuan dan kinerja (Ali e.al.,2011). Sebagai contoh Ali et.al.,(2011) menemukan bahwa lingkungan industri dapat memperkuat
atau mengurangi efek keragaman gender pada kinerja organisasi.

6. Hipotesis : 1. Efek positif perempuan dalam manajemen pada kinerja organisasi akan lebih kuat di Organisasi PBO dan lebih lemah di Organisasi
Non-PBO
a. Barney (1991) mengemukakan hasil positif dari keanekaragaman pada kinerja melalui kreativitas dan inovasi, didorong oleh
kombinasi dari berbagai keterampilan, perspektif dan latar belakang (Basset-Jones,2005;Danilda dan
Thorslund,2011;egan,2005;Latimer,1998). Lebih banyak perempuan dalam manajemen dapat memperkenalkan pola dan strategi
pemikiran yang berbeda, generasi ide yang lebih inovatif (Diaz-Garcia et al.,2013;Morinova et al.,2010;Ostergarrd et al.,2011) Pada
gilirannya tingkat inovasi dan kreativitas yang lebih tinggi di tingkat manajemen dapat meningkatkan kinerja organisasi.
b. Tingkat keragaman gender dalam manajemen memberi sinyal kepada karyawan di tingkat hierarki yang lebih rendah bahwa ada
iklim keragaman yang mendukung dan inklusif (Allen,2001;Casper dan Harris,2008). Studi telah menyarankan bahwa kecerdasan
kolektif dari suatu tim sangat berkorelasi dengan proporsi perempuan dalam tim, membuat tim lebih efektif. Dalam Studinya (Adler ,
2009) tentang perusahaan-perusahaan Fortune 500 Amerika Serikat selama periode 19 tahun dari tahun 1980 hingga 1998
menemukan korelasi antara wanita dalam manajemen senior dan profitabilitas tinggi.Dia mengidentifikasi bahwa perusahaan paling
progresif dalam mempromosikan perempuan ke peran tingkat tinggi mengungguli organisasi lain, dengan laba keseluruhan yang
lebih tinggi. Katalisator (2004) studi perusahaan US Fortune 500 dengan perwakilan wanita tertinggi di tim manajemen puncak
mereka,organisasi-organisasi tersebut mengalami kinerja keuangan yang lebih baik dalam hal pengembalian ekuitas dan lebih
tinggi pada total pengembalian kepada pemegang saham dibandingkan organisasi dengan representasi wanita terendah.

2. Jenis industry memoderasi hubungan antara perempuan dalam kinerja non manajemen dan organisasi sehingga lebih kuat untuk
PBO dan lebih lemah untuk PBO

Barney (1991) mengemukakan lebih banyak perempuan di tingkat non-manajemen dalam PBO dapat mengarah pada proses
kelompok kerja yang lebih positif (Ancona dan Caldwell,1992) menciptakan nilai sumber daya dan keunggulan kompetitif, dan
mengarah pada kinerja organisasi yang lebih tinggi (cox Jr dan Blake,1991). Dibandingkan dengan pria, wanita memiliki gaya
kognitif cenderung menekankan harmoni yang dapat menyebabkan lebih sedikit konflik dan kohesi tim dan pada gilirannya ke
dinamika tim campuran gender yang lebih besar dimana kekuatan yang berbeda dari masing-masing gender dapat ditingkatkan
(Khrisnan dan park,2005;Opstrup dan Viladsen,2014).Semakin banyak perempuan dalam non-manajemen dalam PBO di mana
kerja tim yang efektif sangat penting (Hobday,2000). Berbeda dengan struktur hierarkis non-PBO yang lebih tradisional, cenderung
memberikan manfaat keberagaman gender ini dan memiliki dampak nyata pada kinerja (Crawford et al.,2013 Yang et al.,2011)

7. Metode Penelitian : Desain Penelitian Time-Lagged digunakan untuk menguji efek moderasi dari jenis industri pada hubungan antara wanita dalam
kinerja manajemen dan organisasi serta wanita dalam kinerja non-manajemen dan organisasi. Studi ini menggunakan data arsip
dari database WGEA dan data keuangan dari database ORBIS, dengan jeda waktu 2 tahun . File Data WGEA 2014 dan Data
Keuangan ROA dan ABITDA dari database ORBIS 2016. Populasinya adalah Semua organisasi Nirlaba Australia dengan
kerangka sampling yang mewakili semua organisasi kesetaraan gender ke WGEA. Sampel Akhir 932 organisasi, Mereka mewakili
19 Kelompok industry sector swasta dan Klasifikasi Industri standar Selandia Baru Australia (ANZSIC) 472 organisasi PBO(51%)
dan 460 organisasi Non-PBO(49%). Data pada variabel kontrol ukuran organisasi dan variabel moderator dari jenis industri juga di
unduh dari database ORBIS.

8. Temuan penelitian : 1. Hubungan positif yang signifikan antara wanita dalam manajemen 2014 dan EBITDA 2016 dalam Organisasi PBO, konsisten
dengan Hipotesis 1
2. Manajemen industry memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap ROA 2014 dan EBITDA 2016 , tidak ada dukungan dengan
hipotesis 2
9. Limitasi : 1. Penelitian tidak memberikan dukungan langsung kepada RBV perusahaan

2. Walaupun fokus pada keragaman gender penting untuk penelitian,mungkin saja karakteristik organisasi lainnya (Strategi, tuntutan
lingkungan dan politik, komposisi manajemen) dan karakteristik demografis (pengalaman indutri, pengalaman manajemen, usia)
memperkuat atau mengurangi efek gender.
3. Penelitian tidak dapat mengendalikan dampak dari bentuk-bentuk keanekaragaman lainnya seperti ras dan etnis, karena organisasi
sampel (organisasi yang melapor ke WGEA) tidak diharuskan secara hokum untuk mengambil data ini
4. Penelitian ini berfokus pada organisasi ukuran sedang hingga besar(sebagian besar di atas 100 karyawan) dan karenanya sulit
untuk menggeneralisasi hasil ini ke organisasi yang lebih kecil.

Future Riset : 1. Penelitian kedepan Dapat menyelidiki apakah PBO lebih berhasil dengan dimasukkannya lebih banyak perempuan daripada yang
didominasi laki-laki
2. Penelitian kedepan Dapat fokus pada indikator kinerja keuangan lainnya seperti laba per saham,margin laba atau utang terhadap
ekuitas dan juga untuk indicator non keuangan lainnya
10 Rencana Tema : Pengaruh Diversity Gender di Sektor Pemerintahan terhadap Kinerja Organisasi Perangkat Daerah di Sulawesi Tenggara
Penelitian
No. Aspek Keterangan
1. Judul : Does Diversity Management matter in a traditionally Homogeneous culture? (Apakah Pengelolaan Keanekaragaman penting dalam
budaya yang secara tradisional homogen ? )
2. Tujuan : Membangun dan menguji teori tentang apakah pemahaman saat ini tentang efek keanekaragaman dan perspektif keanekaragaman
kinerja tidak berlaku di organisasi Korea
3. Masalah : Masalah dalam penelitian ini dikarenakan berbeda dengan literatur Barat, yang telah menghasilkan temuan campuran mengenai
apakah keragaman memiliki efek positif atau negatif pada kinerja , sedangkan peneliti memiliki asumsi bahwa keragaman gender
memiliki efek negatif pada kinerja organisasi di Korea dikarenakan budaya yang berbeda tidak bisa disamakan dengan budaya
barat.

4. Masalah Penelitian : 1. Apakah persentase wanita dalam suatu organisasi memiliki efek yang negatif atau postif terhadap kinerja organisasi?

2. Bagaimana pengaruh perspektif Keberagaman, Diskriminasi kriminal dan keadilan di korea terhadap kinerja organisasi dan
keragaman gender ?
5. Review Literatur : 1. Berbeda dengan literatur Barat, yang telah menghasilkan temuan campuran mengenai apakah keragaman memiliki efek positif atau
negatif pada kinerja (mis. Van Knippenberg dan Schippers, 2007) Paradigma informasi / pengambilan keputusan menunjukkan
bahwa keragaman dalam tim dan organisasi yang berpengaruh terhadap kinerja mungkin karena masing-masing individu memiliki
pengetahuan, sudut pandang, wawasan, dan keterampilan yang berbeda dengan tugas-tugas inti (Ely dan Thomas, 2001; van
Knippenberg dan Schippers, 2007). Misalnya, individu yang memiliki identitas etnis atau budaya berbeda mungkin memiliki
pengalaman yang berbeda yang memiliki sumber pengetahuan, informasi, dan keterampilan yang beragam dan beragam, yang,
pada gilirannya, memfasilitasi kinerja tim dan organisasi (mis. King et al., 2011; McKay et al., 2009, 2011)

2. Konsisten dengan dua tradisi penelitian tentang keanekaragaman tempat kerja, penelitian empiris telah menemukan bahwa
keragaman tim dan organisasi, berkaitan dengan gender dan karakteristik demografis lainnya, dapat secara positif atau negatif
mempengaruhi kinerja (Ali et al., 2011; Bell et al., 2011 ; Frink et al., 2003; Joshi dan Roh, 2009; Richard et al., 2013; van Dijk et al.,
2012; van Knippenberg dan Schippers, 2007). Oleh karena itu para ahli telah menyimpulkan bahwa keragaman adalah "pedang
bermata dua" yang dapat meningkatkan kreativitas dan, pada gilirannya, kinerja atau meningkatkan ketidakpuasan dan konflik dan,
pada gilirannya, menurunkan kinerja (Milliken dan Martins, 1996).

3. Korea adalah budaya Konfusianisme, yang mempromosikan iklim ketidaksetaraan gender yang tinggi (House et al., 2004). Tradisi
Konfusianisme, yang telah ada selama lebih dari dua milenium sejarah yang tercatat, menentukan bahwa ada hierarki yang jelas
antara jenis kelamin, sehingga laki-laki melambangkan surga di atas dan perempuan mewakili bumi di bawah (Sung, 2003). Strategi
Kepemimpinan Global dan Pembelajaran Organisasi Efektif, yang mengukur egalitarianisme gender tingkat masyarakat pada skala
tujuh poin, memberikan bukti lebih lanjut tentang ketidaksetaraan gender di Korea. Korea menerima skor 2,50, dibandingkan
dengan 3,34 untuk Amerika Serikat (House et al., 2004) Penempatan laki-laki di atas perempuan dalam hierarki gender semakin
diperkuat oleh fakta bahwa Korea adalah masyarakat jarak jauh yang berkekuatan tinggi, di mana perbedaan kekuasaan dan hak
istimewa yang terkait untuk individu berkuasa tinggi diterima dan didukung secara luas (House et al., 2004). Dibandingkan dengan
negara-negara dengan kekuatan yang rendah, seperti Amerika Serikat, negara dengan daya yang tinggi secara konsisten
memberikan negara yang berkuasa (Hofstede, 2001). Oleh karena itu, dipertimbangkan bahwa laki-laki, jenis kelamin yang lebih
kuat, harus memiliki kekuasaan untuk diri mereka sendiri

6. Hipotesis : 1. Di Korea, persentase wanita dalam suatu organisasi berhubungan negatif dengan kinerja organisasi.

a Korea juga merupakan budaya kolektif. Budaya kolektivisme yang tinggi menekankan bahwa hubungan vertikal dengan aturan
moral (Hofstede, 2001) dan sangat menghargai kerja kelompok dan kohesi (House etal., 2004). Oleh karena itu, ketika mereka yang
menikmati kekuatan tinggi, seperti laki-laki, dihadapkan dengan perubahan sosial yang menantang hierarki yang ada, seperti
peningkatan keragaman gender, mereka cenderung menolak. Kolektivisme yang tinggi juga dapat mendorong laki-laki untuk
merespons peningkatan keragaman gender dengan meningkatkan kesetiaan mereka kepada kelompok (yaitu laki-laki lain) dan
mencegah kelompok luar (yaitu perempuan) mendapatkan kekuasaan dan sumber daya. Secara keseluruhan, tradisi
Konfusianisme dan tingginya tingkat jarak kekuasaan dan kolektivisme yang menjadi ciri budaya Korea berkontribusi pada hierarki
gender yang kaku di mana laki-laki memiliki lebih banyak status dan kekuasaan daripada perempuan

b (Statistik Korea, 2017), karena keterwakilan perempuan di tempat kerja meningkat, laki-laki mungkin merasa terancam dan percaya
bahwa perempuan adalah secara tidak adil mengambil peluang dan pekerjaan mereka. Reaksi seperti itu terhadap peningkatan
keragaman gender cenderung menghasilkan proses kategorisasi sosial, termasuk tingkat konflik yang tinggi dan tingkat kohesi yang
rendah, yang, pada gilirannya, berdampak negatif terhadap kinerja organisasi

2. Di Korea, interaksi antara perspektif keberagaman dan diskriminasi kriminal dan keadilan memprediksi kinerja organisasi; adopsi
perspektif diskriminasi dan keadilan terkait positif dengan kinerja organisasi untuk organisasi yang tinggi, tetapi tidak rendah, dalam
keragaman gender
Organisasi yang berada pada tahap awal terkait dengan manajemen keanekaragaman cenderung untuk pertama-tama merangkul
perspektif diskriminasi dan keadilan, dan kemudian mengadopsi perspektif akses dan legitimasi, dan, akhirnya, perspektif integrasi
dan pembelajaran ( Thomas dan Ely, 1996). Yang meningkatkan gender di tempat kerja adalah fenomena yang relatif baru di
Korea, organisasi Korea yang baru saja berada di panggung pertama sehubungan dengan perspektif keragaman mereka. Oleh
karena itu kami berharap bahwa karyawan di organisasi Korea cenderung merespons perspektif keragaman dan keadilan yang
lebih menguntungkan daripada perspektif keanekaragaman berorientasi bisnis, dengan hasil bahwa penerapan perspektif
diskriminasi dan keadilan lebih mungkin untuk meningkatkan kinerja organisasi Korea yang beragam gender. Antara organisasi
Korea yang tidak memiliki keragaman gender, adopsi perspektif diskriminasi dan keadilan tidak mungkin mempengaruhi kinerja,
memberikan bahwa keanekaragaman hayati mungkin tidak terorganisir secara organisasional yang tidak penting, yang tidak
beragam.

7. Metode Penelitian : Data untuk penelitian ini dengan mensurvei manajer sumber daya manusia (SDM) dan mengumpulkan data arsip dari basis data
KISLINE, sebuah perusahaan swasta Korea yang menyediakan layanan basis data perusahaan, termasuk informasi keuangan,
seperti laporan tahunan perusahaan, neraca dan laporan laba rugi. Digunakan respons dari manajer SDM dengan manajemen
sampel yang paling lama di organisasi, yang menghasilkan sampel akhir sebanyak 177 organisasi sebagai tanggapan dari
organisasi yang dikelola oleh HR di berbagai survei.
Organisasi dalam sampel ini berasal dari berbagai industri yang berbeda, termasuk manufaktur (40,7 %), elektronik, transportasi,
komunikasi, perbankan dan asuransi (23,2 %); ritel, makanan, dan keramahtamahan (12,4 %); konstruksi (5,1 %); dan layanan
publik dan orang lain (18,1 %) . Sebagian besar responden adalah laki-laki (90,4 persen) dan memegang posisi administrator
departemen SDM atau posisi SDM tingkat yang lebih tinggi (78 persen). Kami pertama kali melakukan analisis faktor dari ukuran
survei (perspektif keragaman, kinerja yang dinilai manajer). Kami menggunakan analisis faktor eksploratori (EFA) karena ukurannya
adalah ukuran asli yang dibuat untuk penelitian ini. Kami kemudian menggunakan regresi hirarkis untuk menguji H1 dan H2.
Pengujian hipotesis, kami menggunakan analisis regresi hirarki H1 dan H2. Dalam langkah pertama, kami memasukkan variabel
kontrol. Pada langkah kedua, kami memasukkan persentase karyawan wanita dan ketiga variabel perspektif keragaman. Pada
langkah ketiga, kami memasuki interaksi antara persentase karyawan wanita dan masing-masing perspektif keragaman

8. Temuan penelitian : 1. H1 menyatakan bahwa persentase karyawan wanita akan berhubungan negatif dengan kinerja organisasi. Untuk kinerja keuangan,
persentase karyawan wanita berhubungan negatif dengan penjualan per orang (ln) (b¼ − 0,01, po0,05), tetapi efek untuk laba
bersih per orang (ln) tidak signifikan (b¼ − 0,01, ns) . Untuk kinerja organisasi berperingkat manajer, persentase karyawan wanita
berhubungan negatif dengan ketiga ukuran kinerja, meskipun efek untuk produktivitas tidak signifikan pada tingkat po0.05
tradisional (inovasi: b¼ − 0,01, po0,05; kualitas: b¼ −0.01, po0.05; produktivitas: b¼ − 0.01, po0.10). Karenanya, H1 sebagian
besar didukung.

2. H2 menyatakan bahwa perspektif diskriminasi dan keadilan akan secara positif terkait dengan kinerja organisasi ketika sebuah
organisasi memiliki persentase karyawan wanita yang tinggi. Untuk kinerja organisasi berperingkat manajer, perspektif keadilan-
diskriminasi memiliki efek positif pada produktivitas ketika persentase karyawan wanita tinggi (b¼0.40, t¼2.37, po0.05), tetapi tidak
ketika itu rendah (b¼ − 0.22 , t¼ − 1.41, ns). Dengan cara yang sama, perspektif keadilan-diskriminasi memiliki efek positif pada
inovasi (b¼0.54, t¼3.54, po0.01) ketika persentase karyawan wanita tinggi, tetapi tidak ketika itu rendah (b¼ − 0.24, t¼ − 1.68,
p¼0.09) .Jadi, H2 mendukung sebagai langkah kinerja positif

9. Limitasi : 1. Analisis kami didasarkan pada data tingkat organisasi, yang merupakan kekuatan metodologi kami, tetapi temuan kami harus
digeneralisasikan dengan hati-hati karena beberapa alasan. Pertama, kami tidak dapat mengumpulkan beberapa responden dari
semua organisasi, sehingga bias responden tunggal mungkin telah terjadi. Dua puluh tujuh dari organisasi yang berpartisipasi
memberikan beberapa tanggapan (n¼85) dan kami menemukan tingkat tinggi perjanjian dan reliabilitas antar penilai, yang
menunjukkan bahwa perspektif keragaman yang dilaporkan oleh peserta studi dibagi oleh anggota lain dari organisasi mereka

2. Kedua, bias sumber tunggal merupakan kekhawatiran potensial, terutama untuk kinerja yang dinilai manajer, mengingat bahwa
individu yang sama menyelesaikan perspektif keanekaragaman dan ukuran kinerja yang dinilai manajer. Pada saat yang sama,
kami menemukan dukungan untuk H1 dan H2 menggunakan ukuran kinerja yang dinilai manajer dan objektif. Karenanya tidak
mungkin bahwa bias sumber tunggal memberikan penjelasan alternatif untuk temuan kami.

3. Ketiga, kami mengembangkan item dalam langkah-langkah perspektif keanekaragaman kami sehingga mereka erat mencerminkan
definisi berbagai perspektif keragaman yang disediakan namun, beberapa item mereferensikan dua konstruk dan dengan demikian
dapat ditafsirkan sebagai laras ganda (mis. "menghargai keanekaragaman sebagai sumber daya penting untuk pembelajaran dan
inovasi";). Namun hal ini memiliki beban faktor yang tinggi dan memasukkannya dalam tindakan kami meningkatkan keandalannya
(yaitu, Cronbach's α), yang menunjukkan bahwa mereka tidak bermasalah. Akhirnya, kami tidak menguji pengaruh perspektif
keanekaragaman pada kinerja organisasi dari waktu ke waktu dengan data longitudinal, dan karena itu tidak dapat menarik
kesimpulan kausal yang kuat

Future Riset : 1. Studi di masa depan yang menyelidiki efek dari perspektif keragaman pada kinerja organisasi dari waktu ke waktu akan menambah
validitas lebih lanjut pada temuan kami.

Anda mungkin juga menyukai