Neuron adalah unit fungsional sel saraf dalam sistem saraf yang terdiri dari badan
sel dan perpanjangan sitoplasma.
a) Otak
Otak sebagai pusat pengontrol tubuh adalah salah satu organ tubuh orang
dewasa yang terbesar, terdiri dari sekitar 100 milyar neuron. Otak manusia
mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengonsumsi 25% oksigen, dan
menerima 1,5% curah jantung. Otak mempunyai lipatan-lipatan (fissures) guna
meningkatkan luas permukaan untuk korteks. Manusia memiliki otak lebih
besar yang harus bekerja jauh lebih keras. Lipatan-lipatan tambahan dalam otak
kita berfungsi meningkatkan luas permukaan untuk pembuluh-pembuluh darah
yang berfungsi membuang kelebihan panas dari kerja otak yang ekstra keras.
(Gerald Legg Brighton, West Sussex, Inggris)
Source : https://www.academia.edu/7389342/Makalah_Sistem_Saraf_Manusia
Produksi CCS
- Pleksus koroid yaitu jaringan kapilar berbentuk bunga kol yang
menonjol dari piameter kedalam dua ventrikel otak
- Sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral
dan melapisi kanal sentral medulla spinalis
Fungsi CCS
Sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis, sebagai
media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta
medulla spinalis
Pembagian Otak Manusia
Otak manusia dibedakan atas tiga bagian yaitu, otak depan, otak tengah, dan
otak belakang. Pola pembagian otak tersebut tampak jelas selama
perkembangan otak pada masa embrio.
I. Otak Depan atau
Prosensefalon
Otak depan atau prosensefalon terdiri atas dua
bagian utama, yaitu telensefalon dan diensefalon.
(i) Telensefalon
Merupakan bagian otak yang berkembang secara
cepat, baik ukuran maupun kompleksitasnya.
Komponen utama telensefalon adalah Cerebrum
dan Bulbus Olfaktori.
Cerebrum
atau otak
besar
Merupakan bagian otak utama dan paling
berkembang. Semua informasi sensori
diterima dibagian ini. Cerebrum terdiri atas 2
belahan (kanan dan kiri) yang disebut
hemisfer serebral. Kedua belahan otak
tersebut dihubungkan oleh serangkaian saraf
yang disebut Korpus Kalosum.
Gambar 5
Gambar 6
Source staff.uny.ac.id/sites/...St/materi%20kuliah
%20neurologi202013.pdf
Gambar 8
Source : staff.uny.ac.id/sites/...St/materi%20kuliah%20neurologi%202013.pdf
Pada permukaan cerebrum terdapat lapisan tipis berupa substansi kelabu
yang menutupi hemisfer serebral. Lapisan ini disebut korteks cerebrum.
Korteks memiliki bentuk berupa lipatan-lipatan yang dapat memperbesar
luas permukaannya. Korteks mengandul lebih dari 1 miliar badan sel
saraf. Pada bagian inilah intelegnsi, ingatan, kemampuan berpikir, dan
semua kegiatan mental ataupun fisik ditentukan. Adapun area fungsional
pada korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik primer,
dan area asosiasi atau sekunder.
- Area motorik primer
Terdapat area pramotorik korteks yang mengendalikan aktivitas
motorik terlatih dan berulang seperti mengetik. Area Broca adalah
area yang berhubungan dengan wicara
- Area sensorik korteks
Area sensorik primer terdapat neuron yang menerima informasi
sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu,
sentuhan. Area visual primer terletak dalam lobus oksipital dan
meneroma informasi dari retina mata. Area auditori primer terletak
pada tepi atas lobus temporal, dan menerima impuls saraf yang
berkaitan dengan pendengaran. Area olfakori primer terletak pada
permukaan medial lobus temporal dan berkaitan dengan penciuman.
Area pengecap primer (gustatori) terletak dalam lobus parietal dan
berkaitan dengan persepsi rasa.
- Area asosiasi
Area asosiasi frontal terletak pada lobus frontal, merupakan sisi
fungsi intelektual dan fisik yang lebih tinggi. Area asosiasi somatik
terletak dalam lobus parietal, berkaitan dengan interpretasi bentuk
dan tekstur suatu objek dan keterkaitan dengan bagian-bagian tubuh
secara posisional. Area asosiasi visual yang terletak pada lobus
oksipital dan area asosiasi auditori yang terletak dalam lobus
temporal. Berperan untuk menginterpretasi pengalaman visual dan
auditori. Area wicara wernicke terletak dalam superior lobus
temporal. Berkaitan dengan bahasa dan wicara. Bagian ini
berhubungan dengan area broca.
Bulbus Olfaktori
Bulbus olfaktorius adalah struktur otak vertebrata yang memengaruhi
penciuman hewan. Semakin baik perkembangannya, semakin tajam
penciuman suatu hewan. Bulbus olfaktorius berfungsi untuk
memperbesar penciuman, memperbesar sensitivitas deteksi bau,
menyaring bau untuk mengdeteksi suatu bau.
Sistem Limbik
Diterapkan untuk bagian otak yang terdiri dari jaringan korteks
disekeliling hilus hemisfer serebri bersama srtuktur yang letaknya
lebih dalam. Fungsi sistem limbik berpengaruh pada perilaku makan,
bersama dengan talamus mempengaruhi perilaku seksual, emosi serta
motivasi. Perubahan tekanan darah, pernafasan, hiperfagia
(meningkatnya nafsu dan asupan makan) dan komnifagia.
(ii) Diensefalon
Terdapat didepan otak tengah. Bagian otak ini terdapat talamus,
hipotalamus, kelenjar pineal, dan kelenjar pituitari.
Talamus
Terdiri atas substansi kelabu yang dibangun oleh sejumlah badan sel,
dendrit, dan akson yang tidak berselubung meylin. Talamus
merupakan tempat penerimaan semua informasi sensori kecuali
penciuman. Informasi tersebut akan dikirim ke cerebrum. Talamus
mempengaruhi kerja cerebrum dan ikut juga meningkatkan fungsi
mental seperti ingatan dan emosi.
Hipotalamus
Berada dibawah talamus dan berfungsi untuk mengatur berbagai
proses. Misalnya mengatur temperatur tubuh, dorongan seks,
metabolisme karbohidrat, rasa lapar, dan rasa haus serta berfungsi
untuk mengatur kelenjar pituritari
Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak
besar. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar utama yang
menghasilkan bermacam-macam hormon dan mengatur kegiatan
kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar pituitari (hipofisis) disebut
kelenjar pengendali (master of gland).
Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri,
epiphysis, conarium ) adalah sebuah kelenjar endokrin pada otak
vertebrata. Ia memproduksi serotonin turunan dari melatonin, sebuah
hormon yang mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi
musiman.
Gambar 9
Source : http://belajarbiologi.com/2014/05/apa-itu-kelenjar-pinealis.html
b) Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan massa jaringan saraf yang berbentuk silinder
pipih yang memanjang dan membujur di dalam saluran ruas0ruas tulang
belakang (vertebra). Panjang rata-rata nya adalah 45 cm pada laki-laki dewasa
dan 42 cm pada wanita dewasa. Medula spinalis juga dilindungi oleh selaput
meninges. Diantara slapisan dalam dan tengah terdapat cairan cerebrospinal
sebagai bantalan dan memberi zat-zat makanan.
Medula spinalis memiliki 2 bagian utama yaitu substansi kelabu (bagian
dalam) dan substansi putih (bagian luar). Pada penampang melintang, substansi
kelabu tampak seperti huruf H dikelilingi oleh substansi putih. Substansi putih
bertindak sebagai penghantar impuls saraf dari atau ke otak, sedangkan
substansi kelabu sebagai pusat distrbusi jalur sensori dan motor. Serat-serat
saraf sensori dan serat-serat saraf mototr keluar melalui bagian ventral medula
spinalis. Medula spinalis berfungsi untuk mengendalikan aktivitas refleks dalam
tubuh.
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri
dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang
dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen
koxigeus
Gambar 10
Saraf Kranial
Source : http://blog.uad.ac.id/novi1300001298/2015/01/09/psikologi-faal/
Gambar 11
Source : https://books.google.co.id
Saraf Spinal
Saraf spinal merupakan serat saraf yang melekat pada kedua sisi tulang
belakang. Saraf spinal berfungsi membawa impuls saraf dari dan ke medula
spinalis. Pada manuisa terdapat 31 pasang saraf spinal yang keluar dari akar
dorsal dan akar ventral di kedua sisi tulang belakang. Akar dorsal terdiri atas
serat saraf sensori yang menghantarkan impuls saraf dari reseptor sensori ke
medula spinalis. Akar ventral terdiri atas serat saraf motor yang
mengahntarkan impuls saraf ke luar medula spinalis. Akar dorsal dan akar
ventral bercabang pendek kemudian bergabung kembali dan keluar melayani
bermacam-macam bagian tubuh.
Source : https://books.google.co.id
Saraf parasimpatis
Saraf parasimpatis disebut juga saraf kraniosakral. Pada sistem saraf ini,
saraf-saraf muncul dari daerah kranial dan daerah vertebra sakral (bagian
paling bawah dari medula spinalis). Sistem saraf parasimpatis memiliki
praganglion yang berukuran panjang dan serat-serat pascaganglion berukuran
pendek. Artinya, ganglia pada sistem saraf parasimpatis dekat dengan organ
atau berada di dalam organ. Neurotransmitternya adalah asetilkolin.
Source : https://books.google.co.id
Source : https://books.google.co.id
b) Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks
berlangsung sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap rangsangan.
Gerak refleks pada dasarnya suatu mekanisme respon yang bertujuan untuk
menghindari suatu rangsangan yang dapat membahayakan tubuh. Pada gerak refleks,
impuls diolah bukan di otak melainkan di medula spinalis. Reseptor yaitu penerima
rangsangan atau impuls. Reseptor dapat berupa alat indera atau otot. Kemudian,
impuls tersebut dikirimkan ke medula spinalis melalui neuron sensorik. Di dalam
medula spinalis, impuls tersebut diolah dan hasil dari pengolahan tersebut berupa
pesan atau tanggapan. Selanjutnya, pesan tersebut diteruskan ke neuron motorik
melalui interneuron. Kemudian, neuron motorik membawa impuls yang berisi
tanggapan tersebut ke efektor. Efektor dapat berupa alat indera atau otot.
Source : http://hikmah-d.blogspot.co.id/2013/08/sistem-saraf-manusia.html
1.6. Sistem Persarafan yang Berkaitan dengan Perempuan dan Anak
1.6.1. Perubahan Fisiologis Sistem Neurologis pada Bayi Baru Lahir (BBL)
Pada saat lahir sistem saraf BBL belum terintegrasi sempurna namun sudah
cukup berkembang untuk bertahan dalam kehidupan ekstra uterin. Fungsi tubuh
dan respon-respon yang diberikan sebagian besar dilakukan oleh pusat yang lebih
rendah dari otak dan reflek-reflek dalam medulla spinalis. BBL baru dapat
menjalankan fungsi pada tingkat batang otak. Kontrol saraf dari pusat yang lebih
tinggi secara bertahap berkembang, membuat lebih memungkinkannya perilaku
yang kompleks dan bertujuan. (Hamilton, 1995). Kebanyakan fungsi neurologis
berupa reflek primitif. Evaluasi reflek primitif dan tonus otot merupakan
pengkajian perilaku saraf (neuro behavioral) pada neonatus. BBL memiliki
banyak reflek yang primitif. Waktu, saat reflek BBL ini muncul dan menghilang,
menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem syaraf yang baik. Reflek
yang sering ditemukan pada BBL normal adalah menghisap dan membuka mulut
(rooting), menelan, menggenggam telapak tangan dan kaki, menjulurkan lidah,
reflek moro, dll (Bobak, 2005).
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf
yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak
lengkap seperti pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek
ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan akan menghilang karena
dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal.
Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru lahir.Macam-
macam Reflek Primitif pada Bayi Baru Lahir
a) Reflek Ketuk Glabella : Reflek ini diperiksa dengan mengetuk secara berulang
pada dahi. Ketukan akan diterjemahkan sebagai sinyal yang diterima oleh
saraf sensori aferen yang akan dipindahkan oleh nervus trigeminal dan sinyal
saraf eferen akan kembali ke otot orbicularis oculi melalui saraf facial yang
akan menggerakkan reflek pada mata yaitu berkedip.
b) Reflek Mata Boneka : Reflek ini diperiksa sebagai salah satu cara untuk
menentukan mati batang otak. Jika kepala diputar-putar (ditolehkan ke
samping kanan dan kiri) maka bola mata akan bergerak. Namun jika pada
pemeriksaan ini bola mata tetap berhenti atau tidak bergerak sama sekali
berarti dimungkinkan ada kematian batang otak.
c) Reflek Rooting : Reflek ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan
membantu proses menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia
sekitar empat bulan dan berangsur-angsur akan terbawa di bawah sadar.
Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yang
menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari obyek tersebut dengan
menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek
tersebut.
d) Reflek tonick neck dan asymmetric tonick neck ini disebut juga posisi
menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar
usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi
tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-
kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak
mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga
lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron
motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonick neck merupakan suatu
tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi
untuk mencapai gerak sadar.
e) Reflek Palmar Grasping : Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan
menetap hingga usia 5 sampai 6 bulan. Saat sebuah benda diletakkan di
tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan
menutup dan menggenggam benda tersebut. Genggaman yang ditimbulkan
sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga dimungkinkan
akan mendorong berat badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam
tiba-tiba dan tanpa rangsangan. Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya
dengan menggosok punggung atau bagian samping tangan bayi.
f) Reflek Plantar : Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak
lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini
dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-
jari kakinya akan melekuk secara erat.
g) Reflek Babinsky : Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga
kira-kira satu tahun. Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak
kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki
ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya myelinasi traktus corticospinal
pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf seperti
lesi neuromotorik atas pada orang dewasa.
h) Reflek Galant : Reflek ini juga dikenal sebagai reflek Galant’s infantile,
ditemukan oleh seorang neurolog dari Rusia, Johann Susman Galant. Reflek
ini muncul sejak lahir dan berlangsung sampai pada usia empat hingga enam
bulan. Pada saat kulit di sepanjang sisi punggung bayi diigosok, maka bayi
akan berayun menuju sisi yang digosok. Jika reflek ini menetap hingga lewat
enam bulan, dimungkinkan ada patologis.
i) Reflek Swimming : Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam
yang berisii air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan
berenang. Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan.
Reflek ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam.
j) Reflek Moro :muncul sejak lahir, paling kuat pada usia satu bulan dan akan
mulai mengjilang pada usia dua bulan. Reflek ini terjadi jika kepala bayi tiba-
tiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara drastis atau pada saat bayi
dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan tangan akan melakukan gerakan
ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan
ibu jarinya bergerak fleksiReflek ini normalnya akan menghilang pada usia
tiga sampai empat bulan, meskipun terkadang akan menetap hingga usia enam
bulan. Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan
kiri) menandakan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara
tidak adanya reflek moro unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan
adanya trauma persalinan seperti fraktur klavikula atau perlukaan pada
pleksus brakhialis.
k) Reflek Walking / Stepping : Reflek ini muncul sejak lahir, walaupun bayi tidak
dapat menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada
suatu permukaan yang rata, bayi akan terdorong untuk berjalan dengan
menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain. Reflek ini akan
menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai
kebiasaan secara sadar pada sekitar usia delapan bulan hingga satu tahun
untuk persiapan kemampuan berjalan.
1.6.2. Kelainan Fungsi Otak Dan Syaraf Pada Bayi dan Anak-Anak
a) Cerebral Palsy
Merupakan suatu kelainan fungsi otak dan syaraf yang menyebabkan
gangguan keseimbangan dan gerakan. Disebabkan oleh kerusakan otak yang
mengakibatkan gangguan pada fungsi motorik, koordinasi, alat indera dan
fungsi ingatan. Secara lahiriah anak-anak CP mengalami cacat jasmani, namun
tetap memiliki potensi-potensi bawaan sebagaimana anak-anak normal. Cara
mendetesi dini Cerebral Palsy adalah
i) Pada saat lahir bayi CP dapat terlihat lemah dan terkulai atau mungkin
normal
1.7. Neurontrasmitter
Senyawa kimia sebagai transmisi sinyal berupa bahan-bahan zat kimia.
No Substansi Tempat Fungsi Sifat Kerja
Transmitter
1 Amine Otak, batang otak, Transmisi dan Eksitasi,
*asetilkolin basal ganglia, sistem otot, saraf inhibisi
saraf otonom simpatis dan
parasimpatis
2 Asam Amino Otak, interneuron sensasi Eksitasi
*aspartic acid medula spinalis
3 Gamma Otak, batang otak, Transmisi saraf Inhibisi
Aminobutirie Acid basal ganglia, medula dan otot
(GABA) spinalis, cerebelum
4 Histamin Otak Belum Masih
medula spinalis, diketahui dipertanyakan
SST
5 Serotonin Batang otak tengah, Kesadaran Inhibisi
hipotalamus, medula tidur, kontrol
spinalis perasaan,
penghambat
nyeri
6 Katekolamin Substansia nigra, basal Pergerakan Inhibisi
*dopamin ganglia kompleks,
pengatur emosi,
perhatian
7 Norepineferin Hipotalamus, batang Menjaga Eksitasi
otak, cerebelum, saraf kesadaran dan
simpatik pengaturan rasa
8 Asam glutamik dan Saraf sensori Sensori Eksitasi
glisin
9 Polypeptida Otak dan medula Transmisi nyeri Eksitasi
spinalis
10 Endorphin Talamus, hipotalamus, Rasa senang Eksitasi
medula spinalis,
pituitari