Disusun oleh:
2
Data laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan Januari s/d
Desember 2019 kasus DBD sebanyak 190 kasus. Untuk di Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto sendiri kasus Demam Berdarah selama tahun 2019 berjumlah 45
kasus yang terjadi pada Laki-laki sebanyak 23 kasus, perempuan 22 kasus dan banyak
terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun sebanyak 22 orang.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari Penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di
Kecamatan Dlanggu ini adalah :
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu sebesar 100%.
2. Tujuan Khusus
a. Menetapkan Program-program Prioritas terkait Pencegahan dan Pengendalian
yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu
b. Menentukan Sasaran Strategis dan target indikator yang akan dicapai
c. Menentukan analisis SWOT
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
DBD di Kecamatan Dlanggu ini adalah :
1. Untuk menurunkan angka kejadian Penyakit DBD yang ada di Kecamatan
Dlanggu sebesar 100%,
2. Untuk menetapkan program-program prioritas terkait Pencegahan dan
Pengendalian yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit DBD di
Kecamatan Dlanggu
3. Untuk Menentukan Sasaran Strategis dan target indikator yang akan dicapai.
4. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan program melalui analisis
SWOT
3
BAB II
RENCANA KEGIATAN
4
3. Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Berdasarkan Arah Kebijakan Kementerian Kesehatan tersebut, untuk melaksanakan
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu maka
dibuatlah beberapa strategi diantaranya :
a. Pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik
Gerakan ini dilaksanakan melalui strategi pendekatan keluarga, dimana
gerakan ini melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk untuk pencegahan dan pengendalian DBD. Gerakan
1 rumah 1 jumantik ini perlu diterapkan terutama di daerah endemis DBD, didalam
pelaksanaan gerakan 1 rumah 1 jumantik terdiri dari Supervisor (tingkat
kelurahan/desa/RW), Koordinator 1 dan 2 (tingkat RT) dan para jumantik.
Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta sebagai kader juru
pemantau jentik (Jumantik) yang melaksanakan pemantauan jentik dan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara rutin seminggu sekali,
meliputi kegiatan menguras, menutup dan mengubur atau memanfaatkan kembali
barang-barang yang bernilai ekonomis (3M). PSN 3M secara rutin dapat
membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak
antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.
Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah :
1) Melaksanakan pertemuan pembentukan kader Jumantik yang berwawasan dan
mampu menyebarkan informasi yang tepat dan benar tentang peencegahan dan
pengendalian DBD sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin.
2) Memberikan informasi tentang pentingnya kegiatan PSN sebagai tindakan
penanggulangan penyakit DBD
3) Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai Jumantik dalam pelaksanaan
PSN
4) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
5) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia
5
b. Pelaksanaan PSN Anak Sekolah
Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat
berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah
penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah
tersebar di semua wilayah Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan.
Peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dapat digunakan untuk menanamkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan
sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu,
menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam
pelaksanaan PSN.
Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah:
1) Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan
PSN
2) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
sejak usia dini.
3) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia
6
7) Guru penanggungjawab memeriksa formulir tersebut, apabila laporan
ditemukan jentik maka guru wajib memberikan arahan kepada siswa untuk
meningkatkan kegiatan PSN 3M, serta membuat rekap laporan ke Puskesmas
terdekat untuk ditindaklanjuti.
8) Dinas Kesehatan/Pokja PSN anak sekolah melalui Puskesmas setempat
melakukan pembinaan ke sekolah dalam rangka keberlangsungan kegiatan
Jumantik-PSN anak sekolah.
Dengan pelaksanaan program Promotif dan preventif tersebut diharapkan dapat
tercapainya tujuan yaitu Menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan
Dlanggu sebesar 100%.
7
8
Tabel 1. Matrik Waktu pelaksanaan Kegiatan
Bulan Ke
Tahapan Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
0
Penyiapan bahan administrasi
Pelaksanaan Kegiatan
Membuat Laporan
Evaluasi
9
Tabel 2.Rencana Usulan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu
1
bersih dan sehat - Anak-anak berupa Tembilahan
(PHBS) sejak Sekolah topi, Kota Menurun
usia dini. - Mahasiswa rompi, tas 100%
3)Mendukung Stikes kerja,
upaya penurunan Hangtuah formulir
kasus DBD di hasil
Indonesia pemeriksa
an jentik,
alat
tulis,
senter,
pipet dan
plastik
tempat
jentik dan
larvasida
2
BAB III
STRATEGI ANALISIS SWOT
3.2. Analisis SWOT Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan PSN Anak Sekolah
A. Strengths (Kekuatan)
Kader Jumantik yang dibentuk berasal dari masyarakat melalui pendekatan
keluarga, terdiri dari:
1. Jumantik rumah
Adalah kepala keluarga/anggota keluarga/penghuni dalam satu rumah yang
disepakati untuk melaksanakan kegiatan pemantauan jentik di rumahnya.
Kepala keluarga sebagai penanggungjawab jumantik rumah.
2. Jumantik lingkungan
Adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk oleh pengelola tempat-tempat
umum (TTU) seperti, pasar, terminal, pelabuhan, bandara, stasiun, tempat
ibadah, tempat pemakaman, tempat wisata atau tempat-tempat institusi (TTI)
seperti, perkantoran, sekolah, dan rumah sakit, untuk melaksanakan
pemantauan jentik
3. Koordinator jumantik
Adalah satu atau leih jumantik/kader yang ditunjuk oleh ketua RT untuk
melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan jumantik rumah dan
jumantik lingkungan (crosscheck).
4. Supervisor jumantik
Adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD atau orang yang ditunjuk
oleh ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan pengolahandata dan
pemantauan pelaksanaan jumantik di lingkungan RT.
Dimana pembentukan dan pengawasan kinerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya
oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung
program akan berjalan lebih efektif, karena masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya
pencegahan dan pengendalian DBD di lingkungan sekitarnya.
Gerakan ini merupakan program pemberantasan sarang nyamuk yang mengajak
seluruh masyarakat berperan aktif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk,
khususnya jentik nyamuk Aedes. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini sudah digaungkan
sejak ASEAN Dengue Day (ADD) 2019 yang lalu di Indonesia. Program ini diyakini
akan berjalan dengan baik jika ada dukungan dan peran serta masyarakat.
B. Weaknesses (Kelemahan)
Belum semua masyarakat paham dan mengerti tentang program Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik
C. Opportunities (Kesempatan/peluang)
Melalui gerakan ini, berharap sosialisasi DBD kepada masyarakat akan terus berlanjut,
sehingga masyarakat akan lebih memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan setiap
anggota keluarga. Gerakan ini kembali digaungkan untuk mendapatkan dukungan dan
peran serta masyarakat lebih luas lagi.
D. Threats (Ancaman)
Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masalah kesehatan terutama
pencegahan dan pengendalian DBD hanya menjadi peran dan tanggungjawab petugas
kesehatan.
1
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup,
menguras dan memanfaatkan barang bekas yang masih berniai (yang dikenal dengan
istiah 3M). Kegiatan PSN anak sekolah maupun Gerakan 1 Rumah 1 Jumntik meliputi
pengamatan jentik dan kegiatan 3M (menutup, menguras,memanfaatkan barang-barang
bekas yang masih bernilai ekonomis).
PSN 3M merupakan kegiatan terencana secara terus menerus dan berkesinambungan.
Gerakan ini merupakan kegiatan yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit
DBD serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat.
4.2 Saran
Agar Jumantik-PSN dapat bertugas dan berfungsi sebagaimana yang
diharapkan maka diperlukan dukungan biaya operasional. Dukungan dana tersebut dapat
berasal dari beberapa sumber misalnya APBD, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK),
dan lain sebagainya.
Adapun komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain adalah:
a. Transport/insentif bagi petugas pembina teknis di lapangan.
b. Penyediaan PSN kit berupa topi, rompi, tas kerja, formulir hasil pemeriksaan
jentik, alat tulis, senter, pipet dan plastik tempat jentik dan larvasida.
c. Penyediaan alat lainnya misalnya media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
seperti leaflet, stiker, lembar balik (flipchart), buku saku, juknis/juklak dan lain-
lain.
d. Biaya monitoring dan evaluasi
2
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kab. Inhil. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2014. Riau
Kabupaten Indragiri Hilir.
Kemenkes RI. (2019). Petunjuk Teknis Jumantik-PSN Anak Sekolah. Jakarta. Dirjen PP dan
PL Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2019). Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M-Plus dengan Gerakan 1
Rumah 1 Jumantik. Jakarta. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor
dan Zoonotik.