Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS SWOT PROGRAM UNGGULAN

“PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK)”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunitas

Dosen pengampu: dr. Sajidin, S. Kep, M. Kes

Disusun oleh:

1. Sovia fitria (201601038)


2. Diniati puji A (201601060)
3. Sherly Ferdiana A.M. (201601099)
4. Erwin Putra A. (201601142)
5. Silvia Rarasanti (201601181)
6. Thad Qirotul M. (201601020)
7. Adhitiya Arsiyah F. (201601061)
8. Nurul Aziz (201601100)
9. Nur Gita K. (201601143)
10. Salwa Aini (201601182)

PROGRAM STUDY S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Salah satu Penyakit tular vektor yang ditularkan oleh nyamuk adalah Demam
Berdarah Dengue (DBD). Meskipun KLB DBD kadang-kadang masih terjadi di
Indonesia, akan tetapi berkat upaya pengendalian yang telah dilaksanakan selama lima
dasa warsa terakhir ini, angka kematian (Case Fatality Rate) DBD telah berhasil ditekan
di bawah 1% selama 14 tahun terakhir sejak tahun 2019. Angka CFR telah dapat ditekan
kurang dari 1%, berkat penatalaksanaan kasus DBD di fasilitas kesehatan yang sangat
baik.
Keberhasilan pengendalian DBD di Indonesia didukung oleh kebijakan Pemerintah di
Tingkat Pusat dan Daerah dan sumber daya yang diperlukan termasuk pembiayaan.
Upaya ini juga diperkuat dengan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) untuk melaksanakan 4M Plus, yaitu : 1) Menguras dan menyikat dinding
tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi seminggu sekali, 2) Menutup rapat
penampungan air, 3) Mengubur barang-barang bekas yang ada disekitar atau diluar
rumah yang dapat menampung ar hujan seperti kaleng bekas, botol, plastik dan
tempurung kelapa, 4) Mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air hujan
serta memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
Kegiatan ini dilengkapi dengan kegiatan Plus, seperti mengganti air vas bunga,
membuang air pada tampungan air di dispenser, menaburkan bubuk pembunuh jentik,
memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan penggunaan repellen. Pengendalian DBD
adalah bagian dari Pengendalian Arbovirosis yang mencakup juga pengendalian penyakit
Chikungunya dan Japanese Encephalitis.
Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena
penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini
disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albopictus yang hidup di genangan air bersih di sekitar rumah. Nyamuk ini
mempunyai kebiasaan menggigit pada saat pagi dan sore hari, umumnya kasus mulai
meningkat saat musim hujan.

2
Data laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan Januari s/d
Desember 2019 kasus DBD sebanyak 190 kasus. Untuk di Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto sendiri kasus Demam Berdarah selama tahun 2019 berjumlah 45
kasus yang terjadi pada Laki-laki sebanyak 23 kasus, perempuan 22 kasus dan banyak
terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun sebanyak 22 orang.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto untuk
menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari Penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di
Kecamatan Dlanggu ini adalah :
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu sebesar 100%.
2. Tujuan Khusus
a. Menetapkan Program-program Prioritas terkait Pencegahan dan Pengendalian
yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu
b. Menentukan Sasaran Strategis dan target indikator yang akan dicapai
c. Menentukan analisis SWOT

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
DBD di Kecamatan Dlanggu ini adalah :
1. Untuk menurunkan angka kejadian Penyakit DBD yang ada di Kecamatan
Dlanggu sebesar 100%,
2. Untuk menetapkan program-program prioritas terkait Pencegahan dan
Pengendalian yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit DBD di
Kecamatan Dlanggu
3. Untuk Menentukan Sasaran Strategis dan target indikator yang akan dicapai.
4. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan program melalui analisis
SWOT

3
BAB II
RENCANA KEGIATAN

2.1. Kebijakan Perencanaan Strategis


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap Kementerian perlu menyusun Rencana
Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN).
Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019, maka Kementerian Kesehatan
menyusun Renstra Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam
penyusunan perencanaan tahunan.
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah :
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
2. Meningkatnya pengendalian penyakit;
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan;
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama, yaitu paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional :
1. Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi, penguatan promotif preventif
dan pemberdayaan masyarakat;
2. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan;

4
3. Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Berdasarkan Arah Kebijakan Kementerian Kesehatan tersebut, untuk melaksanakan
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu maka
dibuatlah beberapa strategi diantaranya :
a. Pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik
Gerakan ini dilaksanakan melalui strategi pendekatan keluarga, dimana
gerakan ini melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk untuk pencegahan dan pengendalian DBD. Gerakan
1 rumah 1 jumantik ini perlu diterapkan terutama di daerah endemis DBD, didalam
pelaksanaan gerakan 1 rumah 1 jumantik terdiri dari Supervisor (tingkat
kelurahan/desa/RW), Koordinator 1 dan 2 (tingkat RT) dan para jumantik.

Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta sebagai kader juru
pemantau jentik (Jumantik) yang melaksanakan pemantauan jentik dan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara rutin seminggu sekali,
meliputi kegiatan menguras, menutup dan mengubur atau memanfaatkan kembali
barang-barang yang bernilai ekonomis (3M). PSN 3M secara rutin dapat
membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak
antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.
Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah :
1) Melaksanakan pertemuan pembentukan kader Jumantik yang berwawasan dan
mampu menyebarkan informasi yang tepat dan benar tentang peencegahan dan
pengendalian DBD sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin.
2) Memberikan informasi tentang pentingnya kegiatan PSN sebagai tindakan
penanggulangan penyakit DBD
3) Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai Jumantik dalam pelaksanaan
PSN
4) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
5) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia

5
b. Pelaksanaan PSN Anak Sekolah
Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat
berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah
penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah
tersebar di semua wilayah Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan.
Peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dapat digunakan untuk menanamkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan
sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu,
menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam
pelaksanaan PSN.
Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah:
1) Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan
PSN
2) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
sejak usia dini.
3) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia

Mekanisme pelaksanaan Jumantik-PSN anak sekolah sebagai berikut :


1) Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dalam wadah Pokja PSN anak sekolah memberikan
pembinaan/pelatihan Jumantik-PSN anak sekolah kepada guru-guru di sekolah.
2) Kepala Sekolah membuat tim pelaksana Jumantik-PSN anak sekolah dan
menunjuk seorang guru penanggung jawab PSN anak sekolah.
3) Guru penanggungjawab PSN anak sekolah menyusun program kerja/kegiatan
JumantikPSN anak sekolah.
4) Guru yg sudah dilatih mengajarkan Jumantik-PSN kepada anak sekolah
5) Setiap minggu siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan
rumah/tempat tinggalnya masing-masing dan melakukan pencatatan hari dan
tanggal pelaksanaan, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk, ada tidaknya
jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan.
6) Formulir pencatatan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di
Rumah/Tempat Tinggal dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di
Sekolah dilaporkan setiap minggu ke guru penanggung jawab dan diparaf oleh
guru penanggung jawab.

6
7) Guru penanggungjawab memeriksa formulir tersebut, apabila laporan
ditemukan jentik maka guru wajib memberikan arahan kepada siswa untuk
meningkatkan kegiatan PSN 3M, serta membuat rekap laporan ke Puskesmas
terdekat untuk ditindaklanjuti.
8) Dinas Kesehatan/Pokja PSN anak sekolah melalui Puskesmas setempat
melakukan pembinaan ke sekolah dalam rangka keberlangsungan kegiatan
Jumantik-PSN anak sekolah.
Dengan pelaksanaan program Promotif dan preventif tersebut diharapkan dapat
tercapainya tujuan yaitu Menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan
Dlanggu sebesar 100%.

2.2. Penyusunan Program Kegiatan


a. Peserta Pertemuan
Peserta pertemuan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD terdiri
dari:
- Lintas Sektor (Babinsa, Dinas Kesehatan)
- Pegawai Puskesmas Kecamatan Dlanggu
- Kader Jumantik dan masyarakat
- Kepala Desa
b. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan program Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di
Kecamatan Dlanggu dilaksanakan dengan metode tatap muka, diskusi, ceramah
dan tanya jawab dalam bentuk pertemuan yang dilaksanakan secara swakelola.
c. Tahap Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
1) Penyiapan bahan administrasi
2) Penyiapan bahan materi pertemuan
3) Penyiapan akomodasi dan perlengkapan
4) Pelaksanaan
 Paparan/ presentasi materi oleh narasumber
 Diskusi dan tanya jawab
 Penyusunan kesimpulan dan rencana tindak lanjut

7
8
Tabel 1. Matrik Waktu pelaksanaan Kegiatan

Bulan Ke
Tahapan Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
0
Penyiapan bahan administrasi

Pelaksanaan Kegiatan

Membuat Laporan

Evaluasi

9
Tabel 2.Rencana Usulan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Dlanggu

No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Indikator Sumber


Kesehatan Sumber Daya Keberhasilan Pembiay
Dana Alat Tenaga
aan
1. Promotif, Gerakan 1 1)Melaksanakan - Kepala 100% -- - Sarana - Narasum - Tk APBN
Preventif Rumah 1 pertemuan Dinas penyuluha ber pengetahuan
Jumantik pembentukan Kesehatan n DBD - Kader masyarakat/ka
kader Jumantik - Kepala - Juknis der meningkat
2)Memberikan KSOP G1R1J 95%
informasi tentang - Polsek - Seminar - Kasus
pentingnya Pelabuhan, KIT Kejadian
kegiatan PSN - KKP DBD di
3)Meningkatkan Tembilahan Kecamatan
peran serta - Pelindo Tembilahan
masyarakat - Ketua RT Kota Menurun
sebagai Jumantik 100%
- Kader
dalam
Jumantik
pelaksanaan PSN
- Mahasiswa
4)Sebagai salah
Stikes
satu upaya
Hangtuah
pembinaan
perilaku hidup
bersih dan sehat
(PHBS)
5)Mendukung
upaya penurunan
kasus DBD di
Indonesia

No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Indikator Sumber


Kesehatan Sumber Daya Keberhasilan Pembiay
Dana Alat Tenaga
aan
2. Promotif, Pelaksana 1)Meningkatkan - Kepala 100% -- - Sarana - Narasum - Tk APBN
Preventif an PSN peran serta anak Dinas penyuluha ber pengetahuan
Anak sekolah sebagai Kesehatan n DBD - Kader anak sekolah
Sekolah Jumantik dalam - KKP - Juknis meningkat
pelaksanaan PSN Tembilahan PSN anak 95%
2)Sebagai salah - Kepala sekolah - Kasus
satu upaya Sekolah - Seminar Kejadian
pembinaan - Guru/Wali KIT DBD di
perilaku hidup Kelas - PSN kit Kecamatan

1
bersih dan sehat - Anak-anak berupa Tembilahan
(PHBS) sejak Sekolah topi, Kota Menurun
usia dini. - Mahasiswa rompi, tas 100%
3)Mendukung Stikes kerja,
upaya penurunan Hangtuah formulir
kasus DBD di hasil
Indonesia pemeriksa
an jentik,
alat
tulis,
senter,
pipet dan
plastik
tempat
jentik dan
larvasida

2
BAB III
STRATEGI ANALISIS SWOT

3.1. Pengertian Analisis SWOT


Analisis SWOT merupakan perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek bisnis/perusahaan atau spekulasi bisnis. Keempat faktor
itulah yang membentuk akronim SWOT (strenghts, weaknesses, opportunities dan
threats).

3.2. Analisis SWOT Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan PSN Anak Sekolah
A. Strengths (Kekuatan)
Kader Jumantik yang dibentuk berasal dari masyarakat melalui pendekatan
keluarga, terdiri dari:
1. Jumantik rumah
Adalah kepala keluarga/anggota keluarga/penghuni dalam satu rumah yang
disepakati untuk melaksanakan kegiatan pemantauan jentik di rumahnya.
Kepala keluarga sebagai penanggungjawab jumantik rumah.
2. Jumantik lingkungan
Adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk oleh pengelola tempat-tempat
umum (TTU) seperti, pasar, terminal, pelabuhan, bandara, stasiun, tempat
ibadah, tempat pemakaman, tempat wisata atau tempat-tempat institusi (TTI)
seperti, perkantoran, sekolah, dan rumah sakit, untuk melaksanakan
pemantauan jentik
3. Koordinator jumantik
Adalah satu atau leih jumantik/kader yang ditunjuk oleh ketua RT untuk
melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan jumantik rumah dan
jumantik lingkungan (crosscheck).
4. Supervisor jumantik
Adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD atau orang yang ditunjuk
oleh ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan pengolahandata dan
pemantauan pelaksanaan jumantik di lingkungan RT.
Dimana pembentukan dan pengawasan kinerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya
oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung
program akan berjalan lebih efektif, karena masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya
pencegahan dan pengendalian DBD di lingkungan sekitarnya.
Gerakan ini merupakan program pemberantasan sarang nyamuk yang mengajak
seluruh masyarakat berperan aktif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk,
khususnya jentik nyamuk Aedes. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini sudah digaungkan
sejak ASEAN Dengue Day (ADD) 2019 yang lalu di Indonesia. Program ini diyakini
akan berjalan dengan baik jika ada dukungan dan peran serta masyarakat.
B. Weaknesses (Kelemahan)
Belum semua masyarakat paham dan mengerti tentang program Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik
C. Opportunities (Kesempatan/peluang)
Melalui gerakan ini, berharap sosialisasi DBD kepada masyarakat akan terus berlanjut,
sehingga masyarakat akan lebih memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan setiap
anggota keluarga. Gerakan ini kembali digaungkan untuk mendapatkan dukungan dan
peran serta masyarakat lebih luas lagi.
D. Threats (Ancaman)
Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masalah kesehatan terutama
pencegahan dan pengendalian DBD hanya menjadi peran dan tanggungjawab petugas
kesehatan.

1
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup,
menguras dan memanfaatkan barang bekas yang masih berniai (yang dikenal dengan
istiah 3M). Kegiatan PSN anak sekolah maupun Gerakan 1 Rumah 1 Jumntik meliputi
pengamatan jentik dan kegiatan 3M (menutup, menguras,memanfaatkan barang-barang
bekas yang masih bernilai ekonomis).
PSN 3M merupakan kegiatan terencana secara terus menerus dan berkesinambungan.
Gerakan ini merupakan kegiatan yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit
DBD serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat.

4.2 Saran
Agar Jumantik-PSN dapat bertugas dan berfungsi sebagaimana yang
diharapkan maka diperlukan dukungan biaya operasional. Dukungan dana tersebut dapat
berasal dari beberapa sumber misalnya APBD, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK),
dan lain sebagainya.
Adapun komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain adalah:
a. Transport/insentif bagi petugas pembina teknis di lapangan.
b. Penyediaan PSN kit berupa topi, rompi, tas kerja, formulir hasil pemeriksaan
jentik, alat tulis, senter, pipet dan plastik tempat jentik dan larvasida.
c. Penyediaan alat lainnya misalnya media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
seperti leaflet, stiker, lembar balik (flipchart), buku saku, juknis/juklak dan lain-
lain.
d. Biaya monitoring dan evaluasi

2
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kab. Inhil. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2014. Riau
Kabupaten Indragiri Hilir.

Kemenkes RI. (2019). Petunjuk Teknis Jumantik-PSN Anak Sekolah. Jakarta. Dirjen PP dan
PL Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2019). Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M-Plus dengan Gerakan 1
Rumah 1 Jumantik. Jakarta. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor
dan Zoonotik.

Anda mungkin juga menyukai