Anda di halaman 1dari 2

Sarana-sarana Sekualisme Dalam Merubah Dan Memutarbalikan Agama

Dalam Jiwa Umat Islam


Ideologi sekularisme memiliki berbagai sarana dalam rangka merubah agama dalam diri-diri
muslimin,diantaranya:
1. Merayu orang-orang yang memiliki jiwa dan iman yang lemah dengan pesona-
pesona dunia, berupa harta dan jabatan atau wanita, supaya mereka terus
menyuarakan slogan-slogan sekularisme kepada khalayak. Namun sebelum itu,
orang-orang tersebut harus di prmosikan secara rutin melalui media-media informasi
yang mereka kuasai. Yang demikian mereka dapat dikenal oleh masyarakat sebagai
ulama, cendekiawan dan pakar-pakar yang memiliki pengetahuan luas. Sehingga
ucapan mereka nantinya bias diterima oleh khalayak ramai dan berpotensi besar
melakukan pengelabuhan kepada masyarakat.

2. Mendidik sebagian masyarakat dikampus-kampus secular di negara-negara barat


dan memberikan gelar-gelar “doctor” atau “professor”. Kemudian setelah
itu,memulangkan mereka supaya menjadi pengajar di perguruan-perguruan tinggi
agar bisa melakukan pemutarbalikan dan pemalsuan ajaran agama pada jiwa kaum
terdidik dalam skala yang seluas-luasnya. Bilamana kita tahu bahwa kaum terdidik
dari para alumnus berbagai universitas dan lembaga pendidikan tinggi, adalah
kelompok mayoritas yang memegang kendali pemerintahan di negara-negara
masing-masing, niscaya kita sudah bias menilai sejauh mana kerusakan yang timbul
akibat keberadaan kaum secular di berbagai lembaga pendidikan universitas.

3. Memisah-misah bagian dari agama,memperbanyak pembahasan,diskusi dan menulis


tentang berbagai masalah furu’ (cabang), menyibukkan muslimin dengan masalah-
masalah tersebut dan melakukan perdebatan-perdebatan.

ISYARAT-ISYARAT JAMAN
Pendahuluan
Sewaktu saya berpartisipasi dalam forum diskusi ilmiah mengenai
pendidikan di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta,saya berjumpa dengan
pimpinan Redaksi Majalah Tebuireng,yang menyampaikan permintaan menulis
artikel untuk edisi Maret-April yang bertema “isyarat-isyarat jaman”. Bagi saya
keterbukaan Majalah Tebuireng terhadap ide-ide yang saya ungkapkan dalam forum
diskusi dan dalam buku-buku saya merupakan salah satu isyarat jaman, yakni
kenyataan bahwa “pesantren lebih progresif daripada perguruan tinggi”. Seperti
telah saya ungkapkan dalam beberapa tulisan saya,kini giliran perguruan tinggi untuk
menjadi suatu lembaga gereja baru yang memelihara konservatisme dan ortodoksi
yang sifatnya berbeda dengan konservatisme dan ortodoksi pesantren dahulu.
Tetapi konservatisme dan ordoksi tetap konservatisme dan ortodoksi, kea rah mana
pun kedua istilah itu berkembang.

Anda mungkin juga menyukai