Pneumothoraks Makalah
Pneumothoraks Makalah
Pendahuluan
A. Definisi
Udara dapat ke luar dari paru-paru ke rongga pleura saat kantung udara di paru-
paru, atau bulla, meledak. Latihan fisik secara berlebihan dapat mendorong
terjadinya pneumotoraks. Komplikasi kondisi paru-paru seperti asma dan chronic
obstructive pulmonary disease juga dapat memicu kondisi ini.
Di RSU Dr. Sutomo, lebih kurang 55% kasus Pneumothoraks disebabkan oleh
penyakit dasar seperti tuberkulosis paru aktif, tuberkulosis paru disertai fibrosis
atau emfisema lokal, bronchitis kronis dan emfisema. Selain penyakit tersebut
diatas, pneumotorak dapat terjadi pada wanita dapat terjadi saat menstruasi dan
sering berulang, keadaan ini disebut pneumothoraks katamenial yang disebabkan
oleh endometriosis di pleura.
Pneumotorak dapat terjadi secara artificial, dengan operasi atau tanpa operasi,
atau timbul spontan.
Pneumotorak traumatik terjadi karena penetrasi, luka tajam pada dada, dan karena
tindakan operasi.
Pneumotoraks spontan terjadi tanpa adanya trauma. Pneumotoraks jenis ini dapat
dibagi dalam:
- pneumotoraks spontan primer. Disini etiologi tidak diketahui sama sekali
C. Epidemiologi
Laki-laki lebih sering daripada wanita (4: 1); paling sering pada
usia 20¬30 (4, 14) tahunPneumotoraks spontan yang timbul pada
umur lebih dan 40 tahun sering disebabkan oleh adanya bronkitis
kronik dan empisema. Lebih sering pada orang -orang dengan
bentuk tubuh kurus dan tinggi (astenikus) terutama pada mereka
yangmempunyai kebiasaan merokok (2, 4). Pneumonotoraks kanan lebih
sering terjadi dari pada kiri.
D. Patofisiologi
Rongga dada mempunyai dua struktur yang penting dan digunakan untuk
melakukan proses ventilasi dan oksigenasi, yaitu pertama tulang, tulang – tulang
yang menyusun struktur pernapasan seperti tulang klafikula, sternum, scapula.
Kemudian yang kedua adalah otot-otot pernapasan yang sangat berperan pada
proses inspirasi dan ekspirasi 6 .Jika salah satu dari dua struktur tersebut
mengalami kerusakan, akan berpengaruh pada proses ventilasi dan oksigenasi.
contoh kasusnya, adanya fraktur pada tulang iga atau tulang rangka akibat
kecelakaan, sehingga bisa terjadi keadaaan flail chest atau kerusakan pada otot
pernapasan akibat trauma tumpul, serta adanya kerusakan pada organ viseral
pernapasan seperti, paru-paru, jantung, pembuluh darah dan organ lainnya
4 di abdominal bagian atas, baik itu disebabkan oleh trauma tumpul, tajam, akibat
senapan atau gunshot.6,8
Tekanan intrapleura adalah negatif, pada proses respirasi, udara tidak akan
dapat masukkedalam rongga pleura. Jumlah dari keseluruhan tekanan parsial dari
udara pada kapiler pembuluh darah rata-rata (706 mmHg). Pergerakan udara dari
kapiler pembuluh darah
ke rongga pleura, memerlukan tekanan pleura lebih rendah dari -54 mmHg (-
36cmH2O) yang sangat sulit terjadi pada keadaan normal. Jadi yang
menyebabkan masuknya udara pada rongga pleura adalah akibat trauma yang
mengenai dinding dada dan merobek pleura parietal atau visceral, atau disebabkan
kelainan konginetal adanya bula pada subpleura yang akan pecah jika terjadi
peningkatan tekanan pleura.7,8
Alveoli disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek,
apabila alveol tersebut melebar dan tekanan di dalam alveol meningkat maka
udara dengan mudah menuju ke jaringan peribronkovaskular. Gerakan nafas yang
kuat, infeksi dan obstruksi endobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi
yang memudahkan terjadinya robekan. Selanjutnya udara yang terbebas dari
alveol dapat mengoyak jaringan fibrotik peribronkovaskular. Robekan pleura ke
arah yang berlawanan dengan hilus akan menimbulkan pneumotorak sedangkan
robekan yang mengarah ke hilus dapat menimbulkan pneumomediastinum. Dari
mediastinum udara mencari jalan menuju ke atas, ke jaringan ikat yang longgar
sehingga mudah ditembus oleh udara. Dari leher udara menyebar merata ke
bawah kulit leher dan dada yang akhirnya menimbulkan emfisema subkutis.
Emfisema subkutis dapat meluas ke arah perut hingga mencapai skrotum.2
Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Di antara pleura
parietalis dan visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi
sedikit cairan serous jaringan. Tekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif.
Tekanan negatif pada intrapleura membantu dalam proses respirasi. Proses
respirasi terdiri dari 2 tahap : fase inspirasi dan fase eksprasi. Pada fase inspirasi
tekanan intrapleura : -9 s/d -12 cmH2O; sedangkan pada fase ekspirasi tekanan
intrapleura: -3 s/d -6 cmH2O.
Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum
pleura menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga
akan mengganggu pada proses respirasi.
Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya :
1. Pneumotorak spontan karena primer (ruptur bleb), sekunder (infeksi,
keganasan), neonatal
2. Pneumotorak yang didapat karena iatrogenik, barotrauma, trauma
E. Manifestasi klinis
Keluhan utama pneumotoraks spontan adalah sesak nafas, bernafas terasa berat,
nyeri dada dan batuk. Sesak sering mendadak dan makin lama makin berat. Nyeri
dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada
gerakan pernafasan.2
Rasa sakit tidak selalu timbul. Rasa sakit bisa menghebat atau menetap bila terjadi
perlengketan antara pleura viseralis dan pleura parietalis.1
Pasien dengan pneumotoraks spontan primer biasanya ditandai dengan nyeri dada
pleura ipsilateral dan variasi derajat dipsneu. Karena fungsi paru normal, dipsnae
biasanya ringan sampai sedang, bahkan pasien dengan pneumotoraks yang luas.
Gejala biasanya hilang dalam 24 jam, bahkan jika pneumotorak masih ada.
Takikardi dan takipnea adalah gejala yang sangat sering ditemukan.3
F. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan pneumotoraks tergantung pada: berat dan lamanya keluhan atau
gejala, adanya riwayat pneumotoraks sebelumnya, jenis pekerjaan penderita.
Sasaran pengobatan adalah secepatnya mengembangkan paru yang sakit sehingga
keluhan- keluhan juga berkurang dan mencegah kambuh kembali.1,3
Tindakan Dekompresi,
Tindakan bedah
Pengobatan tambahan2:
Istirahat total
PRIMARY SURVEY
Airway
Assessment
1. Perhatikan patensi airway
2. Dengar suara napas
3. Perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada
Management
1. Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw
thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas
2. Reposisi kepala, pasang collar-neck
3. Lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral/nasal)
Breathing
Assesment
1. Periksa frekwensi napas
2. Perhatikan gerakan respirasi
3. Palpasi toraks
4. Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Management
1. Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
2. Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open
pneumotoraks, hemotoraks, flail chest.
Circulation
Assesment
1. Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi
2. Periksa tekanan darah
3. Pemeriksaan pulse oxymetri
4. Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
Management
1. Resusitasi cairan dengan memasang 2 IV lines
2. Torakotomi emergency bila diperlukan
3. Operasi Eksplorasi vaskular emergency
Tindakan Bedah Emergency
1. Krikotiroidotomi
2. Trakheostomi
3. Tube Torakostomi
4. Torakotomi
5. Eksplorasi vaskular
Pneumotoraks Tension
Pneumotoraks tension adalah pneumotoraks yang disertai peningkatan tekanan
intra toraks yang semakin lama semakin bertambah (progresif). Pada
pneumotoraks tension ditemukan mekanisme ventil
(udara dapat masuk dengan mudah, tetapi tidak dapat keluar).
Ciri :
1. Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga terjadi : kolaps total
paru, mediastinal
shift (pendorongan mediastinum ke kontralateral), deviasi trakhea , venous return
menurun → hipotensi & respiratory distress berat.
2. Tanda dan gejala klinis : sesak yang bertambah berat dengan cepat, takipneu,
hipotensi, JVP meningkat, asimetris statis & dinamis.
3. Merupakan keadaan life-threatening tdk perlu foto Rontgen.
Penatalaksanaan :
1. Dekompresi segera : large-bore needle insertion (sela iga II, linea mid-
klavikula)
2. Water Sealed Drainage (WSD)
Open Pneumothorax
Open pneumothorax terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada
sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah.
Tekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar. Dikenal juga sebagai
sucking-wound. Terjadi kolaps total paru.
Penatalaksanaan :
1. Luka tidak boleh ditutup rapat (dapat menciptakan mekanisme ventil)
2. Pasang WSD dahulu baru tutup luka
3. Singkirkan adanya perlukaan/laserasi pada paru-paru atau organ intra toraks
lain .Umumnya disertai dengan perdarahan (hematotoraks)
G. Prognosis
PNEUMOTHORAKS
RESPIRASI
NAMA : SITI WAHYUNI MAHARANI .R