Anda di halaman 1dari 15

Bab I

Pendahuluan

A. Definisi

Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapatnya udara pada


rongga potensial diantara pleura visceral dan pleura parietal1,2,3. Pada keadaan
normal rongga pleura di penuhi oleh paru – paru yang mengembang pada saat
inspirasi disebabkan karena adanya tegangan permukaaan ( tekanan negatif )
antara kedua permukaan pleura,adanya udara pada rongga potensial di antara
pleura visceral dan pleura parietal menyebabkan paru-paru terdesak sesuai dengan
jumlah udara yang masuk kedalam rongga pleura tersebut, semakin banyak udara
yang masuk kedalam rongga pleura akan menyebabkan paru –paru menjadi kolaps
karena terdesak akibat udara yang masuk meningkat tekanan pada intrapleura.4,5
Secara otomatis terjadi juga gangguan pada proses perfusi oksigen kejaringan atau
organ, akibat darah yang menuju kedalam paru yang kolaps tidak mengalami
proses ventilasi, sehingga proses oksigenasi tidak terjadi.1,2
Pneumothorax adalah adanya udara dalam rongga pleura. Pneumothorax
dapat terjadi secara spontan atau karena trauma (British Thoracic Society 2003).
Tension pneumothorax disebabkan karena  tekanan positif pada saat udara masuk
ke pleura pada saat inspirasi. Pneumothorax dapat menyebabkan cardiorespiratory
distress dan cardiac arrest.
 Pneumothorax ialah didapatkannya udara didalam kavum pleura (Hendra Arif,
2000)

Kolaps paru-paru / pneumothoraks (Pneumothorax) adalah penimbunan


udara atau gas di dalam rongga pleura. Rongga pleura adalah rongga yang terletak
diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.

Pneumotoraks adalah pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura,


yang berada antara paru-paru dan toraks. Pneumotoraks dapat terjadi secara
spontan pada orang tanpa kondisi paru-paru kronis (biasa disebut Pneumotoraks
Primer) dan orang dengan penyakit paru-paru (Pneumotoraks Sekunder). Selain
itu, banyak juga ditemui kasus pneumotoraks yang disebabkan trauma fisik pada
dada, cedera akibat ledakan atau komplikasi dari berbagai pengobatan.

Udara dapat ke luar dari paru-paru ke rongga pleura saat kantung udara di paru-
paru, atau bulla, meledak. Latihan fisik secara berlebihan dapat mendorong
terjadinya pneumotoraks. Komplikasi kondisi paru-paru seperti asma dan chronic
obstructive pulmonary disease juga dapat memicu kondisi ini.

Pneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum


pleura. Pada kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru
dapat leluasa mengembang terhadap rongga dada. Udara dalam kavum pleura ini
dapat ditimbulkan oleh :
1. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari
alveolus akan memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai
closed pneumothorax. Apabila kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai
katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak akan dapat keluar dari kavum
pleura pada saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin lama semakin banyak
sehingga mendorong mediastinum kearah kontralateral dan menyebabkan
terjadinya tension pneumothorax.
2. Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara
kavum pleura dengan dunia luar. Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari 2/3
diameter trakea, maka udara cenderung lebih melewati lubang tersebut dibanding
traktus respiratorius yang seharusnya. Pada saat inspirasi, tekanan dalam rongga
dada menurun sehingga udara dari luar masuk ke kavum pleura lewat lubang tadi
dan menyebabkan kolaps pada paru ipsilateral. Saat ekspirasi, tekanan rongga
dada meningkat, akibatnya udara dari kavum pleura keluar melalui lubang
tersebut.
Kondisi ini disebut sebagai open pneumothorax.
B. Etiologi

Di RSU Dr. Sutomo, lebih kurang 55% kasus Pneumothoraks disebabkan oleh
penyakit dasar seperti tuberkulosis paru aktif, tuberkulosis paru disertai fibrosis
atau emfisema lokal, bronchitis kronis dan emfisema. Selain penyakit tersebut
diatas, pneumotorak dapat terjadi pada wanita dapat terjadi saat menstruasi dan
sering berulang, keadaan ini disebut pneumothoraks katamenial yang disebabkan
oleh endometriosis di pleura.

Pneumotorak dapat terjadi secara artificial, dengan operasi atau tanpa operasi,
atau timbul spontan.

Pneumotoraks artifisial disebabkan tindakan tertentu atau memang disengaja


untuk tujuan tertentu, yaitu tindakan terapi dan diagnosis.2

Pneumotorak traumatik terjadi karena penetrasi, luka tajam pada dada, dan karena
tindakan operasi.

Pneumotoraks spontan terjadi tanpa adanya trauma. Pneumotoraks jenis ini dapat
dibagi dalam:

-          pneumotoraks spontan primer. Disini etiologi tidak diketahui sama sekali

-          Pneumothorak spontan sekunder. Terdapat penyakit paru atau penyakit


dada sebagai faktor predisposisinya.

C. Epidemiologi

Kekerapan pneumotoraks berkisar antara 2,4 – 17,8 per 100.000 penduduk


per tahun.
Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki : perempuan 5:1.
Pneumotoraks lebih sering ditemukan pada hemitoraks kanan daripada
hemitoraks kiri.
Pneumotoraks bilateral kira-kira 2% dari seluruh pneumotoraks spontan.
Kekerapan pneumotoraks ventil 3 – 5% dari pneumotoraks spontan.

Laki-laki lebih sering daripada wanita (4: 1); paling sering pada
usia 20¬30 (4, 14) tahunPneumotoraks spontan yang timbul pada
umur lebih dan 40 tahun sering disebabkan oleh adanya bronkitis
kronik dan empisema. Lebih sering pada orang -orang dengan
bentuk tubuh kurus dan tinggi (astenikus) terutama pada mereka
yangmempunyai kebiasaan merokok (2, 4). Pneumonotoraks kanan lebih
sering terjadi dari pada kiri.

D. Patofisiologi

Rongga dada mempunyai dua struktur yang penting dan digunakan untuk
melakukan proses ventilasi dan oksigenasi, yaitu pertama tulang, tulang – tulang
yang menyusun struktur pernapasan seperti tulang klafikula, sternum, scapula.
Kemudian yang kedua adalah otot-otot pernapasan yang sangat berperan pada
proses inspirasi dan ekspirasi 6 .Jika salah satu dari dua struktur tersebut
mengalami kerusakan, akan berpengaruh pada proses ventilasi dan oksigenasi.
contoh kasusnya, adanya fraktur pada tulang iga atau tulang rangka akibat
kecelakaan, sehingga bisa terjadi keadaaan flail chest atau kerusakan pada otot
pernapasan akibat trauma tumpul, serta adanya kerusakan pada organ viseral
pernapasan seperti, paru-paru, jantung, pembuluh darah dan organ lainnya
4 di abdominal bagian atas, baik itu disebabkan oleh trauma tumpul, tajam, akibat
senapan atau gunshot.6,8
Tekanan intrapleura adalah negatif, pada proses respirasi, udara tidak akan
dapat masukkedalam rongga pleura. Jumlah dari keseluruhan tekanan parsial dari
udara pada kapiler pembuluh darah rata-rata (706 mmHg). Pergerakan udara dari
kapiler pembuluh darah
ke rongga pleura, memerlukan tekanan pleura lebih rendah dari -54 mmHg (-
36cmH2O) yang sangat sulit terjadi pada keadaan normal. Jadi yang
menyebabkan masuknya udara pada rongga pleura adalah akibat trauma yang
mengenai dinding dada dan merobek pleura parietal atau visceral, atau disebabkan
kelainan konginetal adanya bula pada subpleura yang akan pecah jika terjadi
peningkatan tekanan pleura.7,8

Alveoli disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek,
apabila alveol tersebut melebar dan tekanan di dalam alveol meningkat maka
udara dengan mudah menuju ke jaringan peribronkovaskular. Gerakan nafas yang
kuat, infeksi dan obstruksi endobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi
yang memudahkan terjadinya robekan. Selanjutnya udara yang terbebas dari
alveol dapat mengoyak jaringan fibrotik peribronkovaskular. Robekan pleura ke
arah yang berlawanan dengan hilus akan menimbulkan pneumotorak sedangkan
robekan yang mengarah ke hilus dapat menimbulkan pneumomediastinum.  Dari
mediastinum udara mencari jalan menuju ke atas, ke jaringan ikat yang longgar
sehingga mudah ditembus oleh udara. Dari leher udara menyebar merata ke
bawah kulit leher dan dada yang akhirnya menimbulkan emfisema subkutis.
Emfisema subkutis dapat meluas ke arah perut hingga mencapai skrotum.2

Tekanan intrabronkial akan meningkat apabila ada tahanan pada saluran


pernafasan dan akan meningkat lebih besar lagi pada permulaan batuk, bersin dan
mengejan. Peningkatan tekanan intrabronkial akan mencapai puncak sesaat
sebelum batuk, bersin, mengejan, pada keadaan ini, glotis tertutup. Apabila di
bagian perifer bronki atau alveol ada bagian yang lemah, maka kemungkinan
terjadi robekan bronki atau alveol akan sangat mudah.

Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Di antara pleura
parietalis dan visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi
sedikit cairan serous jaringan. Tekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif.
Tekanan negatif pada intrapleura membantu dalam proses respirasi. Proses
respirasi terdiri dari 2 tahap : fase inspirasi dan fase eksprasi. Pada fase inspirasi
tekanan intrapleura : -9 s/d -12 cmH2O; sedangkan pada fase ekspirasi tekanan
intrapleura: -3 s/d -6 cmH2O.
Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum
pleura menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga
akan mengganggu pada proses respirasi.
Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya :
1. Pneumotorak spontan karena primer (ruptur bleb), sekunder (infeksi,
keganasan), neonatal
2. Pneumotorak yang didapat karena iatrogenik, barotrauma, trauma

Pneumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis :


1. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-shock
2. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock
Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan hubungan luar
menjadi :
1. Open pneumotorak
2. Closed pneumotorak
Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi
yang hampir sama. Pneumotorak spontan terjadi karena lemahnya dinding
alveolus dan pleura visceralis. Apabila dinding alveolus dan pleura visceralis yang
lemah ini pecah, maka akan ada fistel yang menyebabkan udara masuk ke dalam
cavum pleura. Mekanismenya pada saat inspirasi rongga dada mengembang,
disertai pengembangan cavum pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa
ikut mengembang, seperti balon yang dihisap.
Pengembangan paru menyebabkan tekanan intralveolar menjadi negatif sehingga
udara luar masuk. Pada pneumotorak spontan, paru-paru kolaps, udara inspirasi
ini bocor masuk ke cavum pleura sehingga tekanan intrapleura tidak negatif. Pada
saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi cavum pleura akibatnya menekan
mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal kembali lagi
keposisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal flutter.
Pneumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi
sebaliknya masih bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan
sempurna. Terjadinya hiperekspansi cavum pleura tanpa disertai gejala pre-shock
atau shock dikenal dengan simple pneumotorak. Berkumpulnya udara pada cavum
pleura dengan tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan
closed
pneumotorak.
Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena
elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses
ini semakin berlanjut, hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan
mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan
cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup, terjadilah penekanan vena
cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya
dapat timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava.
Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak.
Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan
lingkungan luar. Open pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan
dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan
visceralis). Bilamana terjadi open pneumotorak inkomplit pada saat inspirasi
udara luar akan masuk ke dalam cavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat
mengembang karena tekanan intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi
hiperekspansi cavum pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat.
Saat ekspirasi mediastinal bergeser ke mediastinal yang sehat. Terjadilah
mediastinal flutter.
Bilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi
hiperekspansi cavum pleura mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat
ekspirasi udara terjebak pada cavum pleura dan paru karena luka yang bersifat
katup tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke
paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala
preshock atau shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal
dengan tension pneumotorak.

E. Manifestasi klinis

Pada pneumotoraks spontan, sebagai pencetus atau auslosend moment adalah


batuk keras, bersin, mengangkat barang-barang berat, kencing atau mengejan.
Penderita mengeluh sesak nafas yang makin lama makin berat setelah mengalami
hal-hal tersebut diatas.Tetapi pada beberapa kasus gejala –gejala masih gampang
ditemukan pada aktifitas biasa atau waktu istirahat.2,5

Keluhan utama pneumotoraks spontan adalah sesak nafas, bernafas terasa berat,
nyeri dada dan batuk. Sesak sering mendadak dan makin lama makin berat. Nyeri
dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada
gerakan pernafasan.2

Rasa sakit tidak selalu timbul. Rasa sakit bisa menghebat atau menetap bila terjadi
perlengketan antara pleura viseralis dan pleura parietalis.1

Pasien dengan pneumotoraks spontan primer biasanya ditandai dengan nyeri dada
pleura ipsilateral dan variasi derajat dipsneu. Karena fungsi paru normal, dipsnae
biasanya ringan sampai sedang, bahkan pasien dengan pneumotoraks yang luas.
Gejala biasanya hilang dalam 24 jam, bahkan jika pneumotorak masih ada.
Takikardi dan takipnea adalah gejala yang sangat sering ditemukan.3

Serangan pada pneumotoraks spontan sekunder bermanifestasi sebagai nyeri dada.


Bahkan pada kasus pneumotoraks yang sedikit, akut dipsnea dapat berkembang
menjadi keadaan paru yang dicurigai. Tanda-tanda lain dari kardiopulmonal dapat
munculseperti hipoksemia akut (rata-rata PO2, 60 mmHg), hipotensi, sianosis,
nafas berat, status mental berubah dan hiperkapnia.

Pneumothoraks lebih sering terjadi  pada penderita dewasa yag berumur


sekitar 40 tahun. Laki-laki lebih sering dari pada wanita. Pneumothorax sering
dijumpai pada musim penyakit batuk.
Terdapat beberapa jenis pneumotoraks yang dikelompokkan berdasarkan
penyebabnya:
1.  Pneumotoraks spontan
                Terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumotoraks spontan primer terjadi
jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru. Pneumotoraks ini diduga
disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang
disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur
tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan
riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Pneumotoraks spontan sekunder
merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru obstruktif
menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan).
2. Pneumotoraks traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa
bersifat menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan
kendaraan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu
(misalnya torakosentesis).
3. Pneumotoraks karena tekanan
 Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-paru
mengalami kolaps.
Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah oleh jantung
secara efektif sehingga terjadi syok.

F. Penatalaksanaan

Dasar pengobatan pneumotoraks tergantung pada: berat dan lamanya keluhan atau
gejala, adanya riwayat pneumotoraks sebelumnya, jenis pekerjaan penderita.
Sasaran pengobatan adalah secepatnya mengembangkan paru yang sakit sehingga
keluhan- keluhan juga berkurang dan mencegah kambuh kembali.1,3

Pneumotorak mula-mula diatasi dengan pengamatankonservatif bila kolaps paru-


paru 20% atau kurang. Udara sedikit demi sedikit diabsorpsi melaului permukaan
pleura yang bertindak sebagai membran basah, yang memungkinkan difusi
oksigen dan karbondioksida.

Tindakan Dekompresi,

 Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara:

1. menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk ronga pleura


2. membuat hubungan dengan dunia luar melalui kontra ventil:
o Dapat memakai infus set
o Jarum abbocath
o Pipa water sealed drainage (WSD)

 Penghisapan terus-menerus (Continous suction)


 Pencabutan drain

Tindakan bedah

 Dicari lubang penyebab pneumotoraks dan dijahit


 Dekortikasi
 Reseksi
 pleurodesis

Pengobatan tambahan2:

Bila terdapat proses lain di paru, pengobatan ditujukan terhadap proses


penyebabnya:

-          terhadap bronkitis kronis:

-          terhadap proses tuberkulosis paru

-          untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defakasi

Istirahat total

1. Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma secara


umum (primary survey – secondary survey).
2. Tidak dibenarkan melakukan langkah-langkah : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik, penegakan diagnosis dan terapi secara konsekutif
(berturutan).
3. Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil),
adalah : portable x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak
dibenarkan melakukan pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang
emergency.
4. Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama
untuk menemukan masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan
penyelamatan nyawa.
5. Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan
atau setelah melakukan prosedur penanganan trauma.

PRIMARY SURVEY
Airway
Assessment
1. Perhatikan patensi airway
2. Dengar suara napas
3. Perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada

Management
1. Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw
thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas
2. Reposisi kepala, pasang collar-neck
3. Lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral/nasal)

Breathing
Assesment
1. Periksa frekwensi napas
2. Perhatikan gerakan respirasi
3. Palpasi toraks
4. Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Management
1. Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
2. Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open
pneumotoraks, hemotoraks, flail chest.
Circulation
Assesment
1. Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi
2. Periksa tekanan darah
3. Pemeriksaan pulse oxymetri
4. Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
Management
1. Resusitasi cairan dengan memasang 2 IV lines
2. Torakotomi emergency bila diperlukan
3. Operasi Eksplorasi vaskular emergency
Tindakan Bedah Emergency
1. Krikotiroidotomi
2. Trakheostomi
3. Tube Torakostomi
4. Torakotomi
5. Eksplorasi vaskular

PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS (UMUM)


Tindakan dekompressi yaitu membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar,
ada beberapa cara :
1. Menusukkan jarum melalui diding dada sampai masuk ke rongga pleura,
sehingga tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.
2. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil, yaitu dengan :
a. Jarum infus set ditusukkan ke dinding dada sampai masuk ke rongga pleura.
b. Abbocath : jarum Abbocath no. 14 ditusukkan ke rongga pleura dan setelah
mandrin dicabut, dihubungkan dengan infus set.
c. WSD : pipa khusus yang steril dimasukkan ke rongga pleura.

PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS (SPESIFIK)


Pneumotoraks Simpel
Pneumotoraks Simpel adalah pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan
tekanan intra toraks yang progresif.
Ciri :
1. Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total)
2. Tidak ada mediastinal shift
3. Pemeriksaan Fisis : bunyi napas menurun, hyperresonance (perkusi),
pengembangan dada menurun
Penatalaksanaan : Water Sealed Drainage (WSD)

Pneumotoraks Tension
Pneumotoraks tension adalah pneumotoraks yang disertai peningkatan tekanan
intra toraks yang semakin lama semakin bertambah (progresif). Pada
pneumotoraks tension ditemukan mekanisme ventil
(udara dapat masuk dengan mudah, tetapi tidak dapat keluar).
Ciri :
1. Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga terjadi : kolaps total
paru, mediastinal
shift (pendorongan mediastinum ke kontralateral), deviasi trakhea , venous return
menurun → hipotensi & respiratory distress berat.
2. Tanda dan gejala klinis : sesak yang bertambah berat dengan cepat, takipneu,
hipotensi, JVP meningkat, asimetris statis & dinamis.
3. Merupakan keadaan life-threatening tdk perlu foto Rontgen.
Penatalaksanaan :
1. Dekompresi segera : large-bore needle insertion (sela iga II, linea mid-
klavikula)
2. Water Sealed Drainage (WSD)

Open Pneumothorax
Open pneumothorax terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada
sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah.
Tekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar. Dikenal juga sebagai
sucking-wound. Terjadi kolaps total paru.
Penatalaksanaan :
1. Luka tidak boleh ditutup rapat (dapat menciptakan mekanisme ventil)
2. Pasang WSD dahulu baru tutup luka
3. Singkirkan adanya perlukaan/laserasi pada paru-paru atau organ intra toraks
lain .Umumnya disertai dengan perdarahan (hematotoraks)

G. Prognosis

Pasien dengan pneumotoraks spontan mengalami pneumotorak ulangan,


tetapi tidak ada komplikasi jangka panjang dengan terapi yang berhasil.5
Kesembuhan dari kolap paru secara umum membutuhkan waktu 1 sampai
2 minggu. Pneumotoraks tension dapat menyebabkan kematian secara
cepat berhubungan dengan curah jantung yang tidak adekuat atau
insufisiensi oksigen darah (hipoksemia), dan harus ditangani sebagai
kedaruratan medis.

PNEUMOTHORAKS

RESPIRASI
NAMA : SITI WAHYUNI MAHARANI .R

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Anda mungkin juga menyukai