Kajiankerjasamapengelolaankebunkelapasawit 151212092022 PDF
Kajiankerjasamapengelolaankebunkelapasawit 151212092022 PDF
UNDIP UNIVERSITAS
DIPONEGORO
Becomes an excellent research university
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
1 PENDAHULUAN
Kerjasama Pemerintah dan Swasta disingkat KPS atau dikenal dengan Public Private
Partnership (PPP) adalah bentuk perjanjian antara pemerintah baik pusat maupun daerah
dengan mitra swasta. Melalui perjanjian ini kedua belah pihak (pemerintah dan swasta)
bekerjasama dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat.
Kerjasama Pemerintah dan Swasta sudah dilaksanakan lebih dahulu dibeberapa negara lain
seperti Amerika, Inggrfis, Korea Selatan, India, Thailand, Filipina dan Afrika Selatan.
Sementara di Indonesia sendiri, kerjasama pemerintah dan swasta mulai dikenal sejak
pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1998 tentang Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha Swasta Dalam Pembangunan dan atau Pengelolaan
Infrastruktur. Kerjasama ini merupakan pilihan Pemerintah untuk mensiasati datangnya
krisis moneter. Namun KPS ini baru terdengar gaungnya setelah dikeluarkannya Peraturan
Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastuktur yang telah beberapa kali diubah dan terakhir diubah dan perubahan
terakhir adalah Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 sebagai pengganti Keppres No. 7
Tahun 1998.
Di sisi lain, kerja sama antara pemerintah dan swasta juga diatur dalam Peraturan Pemerintah
No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah. Dalam peraturan
pemerintah ini, tidak hanya mengatur tentang kerjasama pemerintah dan swasta dalam
penyediaan infrastruktur tapi juga meliputi seluruh urusan yang menjadi kewenangan daerah
otonom, aset daerah dan potensi daerah serta penyediaan pelayanan umum. Kerjasama
sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah ini adalah kerjasama daerah yang
merupakan wahana dan sarana untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah
yang satu dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,
menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar daerah dan/atau dengan
pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiscal.
Kerja sama daerah dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan sumber pendapatan
asli daerah.
Melalui kerja sama daerah juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam
penyediaan pelayanan umum khususnya yang ada di wilayah terpencil, perbatasan antar
1
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
daerah dan daerah tertinggal sebagaimana dimaksudkan PP Nomor 50 tahun 2007 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah. Intinya daerah harus memiliki inisiatif untuk
membaca potensi daerahnya -sebagaimana urusan wajib maupun pilihan yang telah menjadi
kewenangannya- yang dapat dikembangkan melalui kerjasama daerah dan/atau pihak ketiga
yang pada hakikatnya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Inisiatif Pemerintah Daerah untuk melaksanakan kerjasama bahkan telah diprakarsai
sebelum ditetapkannya PP nomor 50 tahun 2007, artinya dengan hanya mempedomani Pasal
195 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, daerah telah berinisiatif untuk melakukan
perjanjian kerjasama dengan daerah lainnya dan/atau pihak ketiga oleh karena desakan hati
nurani untuk segera mensejahterakan masyarakatnya.
Adapun bentuk-bentuk kerjasama pemerintah yang dilakukan dapat dibedakan antara
kerjasama dengan masyarkarat, daerah lain dan kerjasama dengan pihak ketiga yang dikenal
dengan sebutan swasta. Dalam hal bentuk kerjasama pemerintah dan swasta kita mengenal
dengan adanya kontrak layanan, kontrak managemen, BOT, BOO dan lain sebagainya.
Magister Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro dalam salah satu
matakuliahnya yaitu Kelembagaan Penataan Ruang mencoba memberikan pemahaman pada
mahasiswa tentang pentingnya kelembagaan. Sebagaimana yang diketahui bersama, proses
perencanaan penataan ruang tidak hanya berhenti dengan selesainya produk perencanaan,
tetapi bagaimana mengimplementasikan rencana tersebut sesuai dengan yang diharapkan
dan untuk implementasi tersebut, pemerintah tidak bisa melaksanakan sendiri tanpa
dukungan dari masyarakat dan swasta. Salah satu dukungan tersebut dapat ditempuh melalui
kerjasama dengan perangkat dan aturan-aturan yang diberlakukan didalam kerjasama
tersebut. Untuk lebih memahami bagaimana kerjasama pemerintah dan swasta dimaksud,
contoh yang diambil yang dijadikan studi kasus adalah Kerjasama Pemerintah dan Swasta
yang berada di daerah asal penulis yaitu Kab. Pasaman Barat. Salah satu kerjasama tersebut
adalah Kerjasama Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Tanah Kas Desa Muaro Kiawai.
Kerjasama Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit ini dilaksanakan oleh Pemerintah dan Swasta
yang dalam hal ini, adalah Pemerintah Kab. Pasaman Barat selaku pemilik kebun kelapa
sawit dengan PT. Hermes Indo Jaya selaku pengelolanya. Dengan melakukan kajian
terhadap kerjasama pemerintah dan swasta ini, diharapkan dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut:
1. Apa latar belakang dilakukan kerjasama tersebut?
2. Apa konsep/ model kerjasama yang digunakan?
3. Bagaimana mekanisme kerjasama tersebut berlangsung?
4. Apa permaslaahan yang terjadi selama kerjasama tersebut berlangsung?
5. Bagaimana kaitan kerjasama tersebut dalam penyelenggaraan penataan ruang di
daerah?
2
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
2 LITERATUR
2.2 Defenisi
Dikutip dari Gede Yudi Henrayana, kerjasama didefinisikan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Moh. Jafar Hafsah menyebut kerjasama ini dengan istilah kemitraan, yang artinya
adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka
waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip salingmembutuhkan
dan saling membesarkan.
2. H. Kusnadi mengartikan kerjasama sebagai dua orang atau lebih untuk
melakukanaktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada
suatu targetatau tujuan tertentu.
3. Zainudin memandang kerjasama sebagai kepedulian satu orang atau satu pihak
dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan
yangmenguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai, dan
3
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
adanyanorma yang mengatur. Makna kerjasama dalam hal ini adalah kerjasama
dalam konteksorganisasi, yaitu kerja antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi(seluruh anggota).
4. Tangkilisan (2005:86) dalam Manajemen Publik, memandang kerjasama perlu
diadakan dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama
tersebut dapat didasarkan atas hak,kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing
orang untuk mencapai tujuan.
5. Bowo dan Andy menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus tercapai
keuntungan bersama (2007:50-51), Pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai
apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya(win-
win).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kerjasama adalah tentang orang-orang yang
bekerja bersama-sama dalam suatu hubungan yang menguntungkan, selalu mengerjakan
sesuatu hal bersama-sama yang mungkin tidak dapat dicapai sendirian.
Kerjasama Pemerintah dan Swasta adalah bentuk perjanjian tertulis antara pemerintah dan
badan usaha swasta yang dilakukan dengan mekanisme pengadaan barang/ jasa.
Dalam Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah:
Pasal 1 angka 3 Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban anggaran pendapatan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah
Pasal 1 angka 21 menjelaskan defenisi tentang Kerjasama Pemanfaatan yaitu
pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam
rangka peningkatan penerimaan daerah bukan pajak.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerja Sama Daerah ditetapkan sejumlah prinsip kerja sama daerah dengan pihak ketiga
adalah sebagai berikut :
(a) Efisiensi;
(b) Efektivitas;
(c) Sinergi;
(d) Saling menguntungkan;
(e) Kesepakatan bersama;
(f) Itikad baik;
4
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
Bentuk/ modek kerjasama pemerintah dan swasta dapat dibedakan dalam beberpa hal :
- Kepemilikan Aset
- Operasional dan Pemeliharaan
- Investasi Modal
- Resiko Komersial
- Jangka Waktu kontrak/ perjanjian
Terdapat beberapa bentuk/ model kerjasama pemerintah dan swasta dalam hal resiko yang
ditanggung kedua belah pihak seperti tertuang dalam gambar berikut:
Investasi Swasta
Publik
Konsesi
Kontrak Build
Build
Pengelolaan Operates
Kontrak Kontrak Sewa
Operates- Own/
Pelayanan Pengelolaan
Transfers Lepas
Sumber : Adaptasi dari Kumar dan Prasad, 2004 dalam Kemitraan Pemerintah Kota dengan Swasta dalam Pembangunan Daerah di Kalimantasn
Gambar diatas menunjukkan 5 (lima) tipe umum dari model kemitraan yang diklasifikasikan
berdasarkan investasi dan peran pemerintah. Bentuk Kontrak pelayanan merupakan bentuk
kontrak kemitraan yang lebih banyak menitik beratkan kepada peran pemerintah baik dari
sisi invesitasi maupun dari penyedia jasa layanan. Sebaliknya Model Build Operates Own
5
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
secara lepas merupakan bentuk PPP yang menitik beratkan investasi dan penyediaan
pelayanan pada sektor swasta, pemrintah hanya berberan sebagai fasilitator dan regulator.
Untuk membedakan tipe dimaksud dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.
Perbedaan Antar Tipe Kemitraan
Dalam Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah juga diatur bentuk kerjasama pemerintah dengan pihak ketiga yaitu Pasal 32 yang
menyatakan bahwa bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik dareah adalah :
a. Sewa
b. Pinjam Pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna
Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak ketiga tersebut dilaksanakan
dalam rangka:
a. Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah;dan
b. Meningkatkan penerimaan daerah
6
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
7
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
diperpanjang dan ada juga dengan pihak swasta yang baru, terakhir pada tahun 2013 dengan
PT. Hermes Indo Jaya.
8
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
Pihak Kedua : CV. Hermes Indo Jaya yang diwakili oleh Yan Hendra Saputra,
selaku Direktur.
(Swasta)
Keterangan:
PIHAK KEDUA berhak mengelola dan memelihara serta
mengambil hasil kebun kelapa sawit sesuai dengan ketentuan dan
syarat-syarat yang tertuang dalam surat perjanjian kerjasama.
Kedua belah pihak sepakat melakukan kerjasama dalam Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit
Tanah Kas Desa Muaro Kiawai Kab. Pasaman Barat yang akan dituangkan dalam perjanjian
kerjasama.
Perjanjian Kerjasama ini dibuat di atas Akte Notaris Jayat, SH, M.Kn No. 784/SBTB/I/2014
tanggal 17 Januari 2014 yaitu “ Akta Perjanjian Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Tanah Kas
Desa (TKD) Muaro Kiawai Kab. Pasaman Barat”. Perjanjian ini terdiri dari 11 pasal dengan
pokok-pokok perjanjian dapat dirinci sebagai berikut :
9
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
- Kerjasama ini secara teknis operasional dikendalikan dan diawasi langsung oleh
Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat
10
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
3.3.6 Laporan
Yang diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini tentang Laporan adalah :
- Laporan dibuat oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA secara berkala/
bulanan atau bersifat insidentil mengenai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
- Laporan tersebut berlaku setelah mendapatkan persetujuan dan tanda tangan PIHAK
PERTAMA
- Laporan akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan penilaian kinerja dan
presetasi kerja PIHAK KEDUA oleh tim pengawas yang akan mengevaluasi minimal
3 (tiga) bulan sekali.
3.3.8 Sanksi
Yang diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini tentang Saksi adalah :
- Apabila terjadi kegagalan dalam pengelolaan dan pemeliharaan kebun kelapa sawit
tersebut maka seagala resiko dan akibatnya ditanggung PIHAK KEDUA
- Apabila timbul perselisihan antara kedua belah pihak menyangkut perjanjian akah
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat (kekeluargaan)
- Apabila secara musyawarah dan mufakat (kekeluargaan) tidak dapat titik temu maka
akan menunjuk pihak ketiga dan apabila juga tidak dapat diselesaikan makan akan
dilanjutkan secara hukum
11
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
Masa pengelolaan kebun kelapa sawit dalam kerja sama antara Pemerintah
Kabupaten Pasaman Barat dengan pihak swasta ini adalah dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
terhitung mulai tanggal 29 November 2013 sampai dengan 30 Desember 2015. Dan dalam
jangka kurun waktu yang telah dijalani tersebut (1,5 tahun), terjadi beberapa kali fluktuasi
akibat terjadinya kondisi force mayor akibat bencana alam banjir dan fluktuasi harga Tandan
Buah Sawit (TBS) yang terjadi di pasaran dunia yang sempat anjlok.
Namun kondisi tersebut dengan sistem permusyawaratan yang dilakukan, dapat
dicarikan jalan keluarnya yang memberikan keuntungan yang bersifat win-win solution, baik
untuk Pemerintahan Daerah Pasaman Barat, maupun untuk pihak swasta selaku
pengelolanya.
Ada juga ditemukan kondisi dilapangan, dimana terhadap kebun yang
dikerjasamakan, ternyata pihak swasta selaku pihak kedua, kurang memperhatikan rawatan
terhadap pokok tanaman sawit maupun areal perkebunan, sehingga ditemukan perkebunan
yang kondisinya sudah menjadi belukar dan pohon-pohon sawit yang tidak dilakukan
proning setelah dilakukan pemanenan.
Hal ini kemudian diberikan semacam teguran dan pembinaan oleh Dinas Perkebunan
selaku leading sector yang mengurusi perkebunan dan menjadi pihak yang secara teknis
operasional mengendalikan dan mengawasi langsung perjanjian kerja sama ini.
Dalam hal perjanjia mengenai setetoran hasil panen yang telah tertuang dalam
perjanjian dimana setiap bulannya pihak swasta menyetorkan ke Kas Daerah sejumlah Rp.
12
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
78.500.000, tidak selalu memenuhi target tersebut tanpa ada penjelasan secara tertulis. Hal
ini belum menjadi perhatian bagi Pemerintah Kab. Pasaman Barat. Terkesan disini ada
oknum yang bermain termasuk Pemrintah Daerah sendiri. Berdasarkan Infor Laporan
penerimaan dari hasil panen tersebut dapat yang masuk ke rekening KAS daerah dapat
dilihat pada tabel 2. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi pemasukan PAD
dari hasil KPS yang mana tidak disertai alasan tentang setoran yang semestinya berjumlah
Rp. 78.500.000
Tabel 2
PAD Kab. Pasaman Barat dari Hasil KSP Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit TKD
Muaro Kiawai dengan PT. Hermes Indo Jaya
13
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
4 HASIL KAJIAN
Tabel. 3
Hasil Kajian Substansi Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Tanah Kas
desa Muaro Kiawai kab. Pasaman Barat
14
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
Pelaksanaan kerjasama Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Tanah Kas Desa yang dilakukan
oleh PT. Hermes Indo Jaya, belum sepenuhnya dilaksanakan secara optimal, mengingat
waktu perjnjian tersebut masih belum selesai yaitu akan berakhir apda November 2015 ini
(lebih kurang 6 bulan lagi). Namun demikian secara umum dapat dilakukan penilaian
terhadap pelaksanaan sampai bulan Mei 2015.
Pelaksanaan dari hak dan kewajiban yang tertuang dalam perjanjian kerjasama ini dapat
dilihat pada tabel 3.
Berpedoman pada tabel terseut, Perjanjian Kerjasama ini dirasa perlu tinjau ulang untuk
dilakukannya perpanjangan jika pihak kedua melakukan permohonan perpanjangan.
15
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
16
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
Sebagaimana yang dijelaskan pada bagian pendahuluan, bahwasanya kebun kelapa sawit ini
dimulai sejak tahun 1991 sejak Kabupaten Pasaman Barat masih bergabung dengan
Kabupaten Pasaman. Kabupaten Pasaman Barat mekar pada tahun 2003 dan baru memilki
Perda RTRW pada tahun 2012. Jika berbicara mengenai Penyelenggaraan Penataan Ruang,
kaitannya dengan pengelolaan kebun kelapa sawit adalah bagaimana dengan izin
pemanfaatan ruangnya?
Berdasarkan informasi yang di dapat, izin pemanfaatan ruang untuk kebun kelapa sawit ini
belum ada. Hal ini tentu kontradiktif sekali, disuatu sisi pemerintah semestinya
17
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
18
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
5 PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Kerjasama Pemerintah dan Swasta bisa membawa peluang bagi daerah untuk
melakukan inovasi dalam pembangunan Daerah, yang mana ini juga bisa dijadikan
refrerensi bagi daerah lain yang sesuai dengan potensi dan karakteristiknya masing-
masing seperti halnya yang terjadi pada KPS Pemda Kab. Pasaman Barat dengan PT.
Hermes Indo Jaya dalam Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Tanah Kas Desa yang
telah memberikan masukan PAD bagi Kab. Pasaman Barat
2. Pola/ Bentuk KPS yang dilakukan dalam Kerjasama Pengelolaan Kebun Kelapa
Sawit Tanah Kas Desa Muaro Kiawai Kab. Pasaman Barat adalah dengan Pola
Kontrak Pengelolaan yaitu adanya transfer tanggung jawab pengelolaan/
operasional, pemeliharaan dari Pemda Kab. Pasaman Barat kepada PT. Hermes Indo
Jaya dengan ketentuan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama.
3. Masih banyaknya kendala/ permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan KPS
tersebut baik dari sisi pemerintah maupun dari swasta dan keadaan forcemajure
diantaranya adalah kondisi fisik lahan perkebunan, fluktuasi harga sawit, monitoring
yang dilakukan pemerintah darah, pemenuhan setoran hasil panen, dan lain-lain.
19
Henny Ferniza, MPWK 2015
Tugas “Kajian Kerjasama Pemerintah dan Swasta”
6 Daftar Pustaka
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastuktur yang telah beberapa kali diubah dan terakhir
diubah dan perubahan terakhir adalah Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama
Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah
Permendagri No. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Kerjasama Daerah
Asikin Zainal. 2013. Perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur
Publik. Mimbar Hukum Volume 25 (1): 55-67 1 Februari 2013.
--------2012. Kemitraan Antara Pemerintah Kota Dengan Swasta dalam Pembangunan
Daerah di Kalimantan. PKP2A III LAN Samarinda
Utomo, Tri Widodo 2010. Pengembangan Kerjasama Pemerintah dengan Masyarakat dan Swasta
Dalam Pembangunan Daerah. http://triwidodoutomo.blogspot.com/2010/07/pengembangan-
kerjasama-pemerintah.html?m=1
20
Henny Ferniza, MPWK 2015