Anda di halaman 1dari 15

Nama : Futridesy Angraini

NIM : 193010206020
Mata Kuliah : Fisika Dasar
Program Studi : Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu : Yoan Theasy, S.Pd, M.Pd.

Buatlah ringkasan point 4 dan 5!

4. Energi dan Usaha pada Gerak Rotasi


a. Energi Kinetik Rotasi
b. Gerak Menggelinding
c. Usaha dalam gerak rotasi

5. Momentum Sudut
a. Hubungan Momentum Sudut dengan Momen Gaya
b. Hukum Kekekalan Momentum Sudut
c. Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum Sudut dalam kehidupan sehari-hari

Pembahasan :

4. Energi dan Usaha pada Gerak Rotasi

a. Energi Kinetik Rotasi

Suatu contoh dari energi kinetik rotasi ialah jam dinding yang memiliki jarum panjang dan juga
jarum pendek. Pada kedua jarum tersebut yang berputar pun merupakan contoh dari energi
kinetik rotasi yang putarannya pada suatu tempat tertentu. Selain itu, pergerakan dari turbin oleh
angina maupun air pun termasuk dalam contoh energi kinetik rotasi dengan merubah yang
semula dari energi gerak kemudian berubah menjadi energi potensial yang selanjutnya terus akan
dikonversikan menjadi sebuah energi listrik.

Pengertian Energi Kinetik Rotasi


Energi kinetik rotasi adalah energi yang hasilnya lewat dari sebuah gerak yang berkaitan dengan
suatu benda. Contoh singkat pada energi kinetik rotasi yang memutar ialah sebuah planet yang
putarannya berkeliling pada matahari. Hal tersebut dapat disebut dengan energi kinetik rotasi
sebab planet planet yang terdapat di dalam tata surya kita ini memutar sebab adanya medan
magnet terhadap matari secara kuat dan mempunyai orbit sendiri pula untuk berputar.
Sebuah roda yang pergerakannya dalam sumbu mobil pun dapat disebut menjadi energi kinetik
rotasi.

Contoh Energi Kinetik Rotasi


Electron yang mengelilingi inti. Di dalam setiap atom, terdapat electron yang bergerak dengan
mengelilingi suatu atom. Hal tersebut dapat pula dikelompokkan menjadi energi kinetik rotasi.
Turbin yang bergerak pada pembangkit listrik tenaga air serta angina pun termasuk sebagai
energi kinetik rotasi. Turbin dalam pembangkit listrik tersebut dapat bergerak tetapi mempunyai
posisi yang tetap pada posisi semulanya tadi. Kincir angina pun menjadi suatu contoh dari
adanya energi kinetik rotasi dimana kincir angina tersebut bergerak dengan memutar sebab
terdapat angina yang memutar tetapi posisi dari kincir angina tersebut tidak dapat berubah.
Kincir ngin tersebut lah yang nantinya dapat merubah dari yang semualanya enerdi kinetik lalu
berubah menjadi energi listrik.

Manfaat Energi Kinetik Rotasi


Penggunaan jam dinding yang putarannya terjadi sebab terdapat perubahan dari sebuah energi
kimia berubah menjadi energi gerak. Pada dua jarum yang bergerak di jam tersebut dapat
dikelompokkan daam energi kinetik yang memiliki rotasi. Untuk contoh yang lebih besarnya
ialah pergerakan dari kincir angin yang gerakannya semula dari kondisi diam lalu mencapai pada
kecepatan tertentu.

Rumus Energi Kinetik Rotasi


Benda bisa disebut mempunyai energi kinetik rotasi (Ekr) apabila benda itu mempunyai momen
inersia (I) dan juga berotasi dengan kecepatan sudut (ω). Pada saat sebuah benda sedang berotasi,
maka besarnya dari energi kinetik rotasi yang di punya oleh benda itu ialah sebanding dengan
hasil perkalian momen inersia dan kuadrat dengan kecepatan sudutnya. Secara Matematis :
𝟏 𝟏 𝟏
𝑬𝒌𝒓 = 𝟐 m𝒗𝟐 = m 𝒓𝟐 𝝎𝟐 = I 𝝎𝟐
𝟐 𝟐
Keterangan :
Ekr = Energi Kinetik Rotasi (Joule)
I = Momen Inersia (kg m𝟐 )
𝜔 = Kecepatan Sudut ( rad/s)
m = massa benda (kg)
r = Jari-jari benda (m)

Jika ada sejumlah n titik massa yang bervariasi jaraknya dari poros rotasi, membentuk suatu
benda, semuanya berotasi dengan kecepatan berotasi dengan kecepatan sudut 𝜔, maka energy
kinetic rotasi adalah
n n
1 1
Ekr = ∑ mi vi = [∑ mi ri 2 ] ω2
2
2 2
i=1 i=1
Contoh Soal Energi Kinetik Rotasi

1. Sebuah benda berbentuk bola pejal memiliki massa 5kg dan jari-jari 20 cm. Jika benda
berotasi dengan kecepatan sudut 40 rad/s, maka tentukanlah energi kinetic rotasi benda!

Pembahasan :

Diketahui : m = 5 kg ; r = 0,2 m ; 𝜔 = 𝑟𝑎𝑑/𝑠

Ditanya : Energi kinetik rotasi benda (Ekr) = … ?

Jawab :

Momen Inersia benda pejal dihitung dengan rumus :


2
𝐼 = 5 𝑚. 𝑟 2
2
= 5 (5)(0,2)2
= 0,08 kg m𝟐

Maka energi kinetik rotasi benda adalah :


1
𝐸𝑘𝑟 = 2 I 𝜔2
𝟏
= (0,08)(4)2
𝟐
= 0, 64 Joule

Jadi, energi kinetik rotasi benda tersebut adalah 0,64 Joule.

b. Gerak Menggelinding

Bola yang menggelinding di atas bidang akan mengalami dua gerakan sekaligus, yaitu rotasi
terhadap sumbu bola dan translasi bidang yang dilalui. Oleh karena itu, benda yang melakukan
gerak menggelinding memiliki persamaan rotasi dan persamaan translasi. Besarnya energi
kinetik yang dimiliki benda mengelinding adalah jumlah energi kinetik rotasi dan energi kinetik
translasi.

1. Menggelinding pada Bidang Datar


Sebuah silinder pejal bermassa m dan berjari-jari R menggelinding sepanjang bidang datar
horizontal. Pada silinder diberikan gaya sebesar F. Berapakah percepatan silinder tersebut jika
silider menggelinding tanpa selip? Jika silinder bergulir tanpa selip, maka silinder tersebut
bergerak secara translasi dan rotasi. Pada kedua macam gerak tersebut berlaku persamaan-
persamaan berikut.

Untuk gerak translasi berlaku persamaan F – f = m a dan N – m g = 0


Untuk gerak rotasi berlaku persamaan τ = I x α

Karena silinder bergulir tanpa selip, maka harus ada gaya gesekan.
Besarnya gaya gesekan pada sistem ini adalah sebagai berikut

Jika disubstitusikan ke dalam persamaan F – f = m a, maka persamaanya


menjadi seperti berikut

Contoh Soal:
Sebuah bola pejal bermassa 10 kg berjari-jari 70 cm menggelinding di atas bidang datar karena
dikenai gaya 14 N. Tentukan momen inersia,percepatan tangensial tepi bola, percepatan sudut
bola, gaya gesekan antara bola dan bidang datar, serta besarnya torsi yang memutar bola!
Pembahasan :
2. Menggelinding pada Bidang Miring

Gerak translasi diperoleh dengan mengasumsikan semua gaya luar


bekerja di pusat massa silinder. Menurut hukum Newton:
a. Persamaan gerak dalam arah normal adalah N – mg cos Θ = 0.
b. Persamaan gerak sepanjang bidang miring adalah mg sin Θ – f = ma.
c. Gerak rotasi terhadap pusat massanya τ = I x α .

Gaya normal N dan gaya berat mg tidak dapat menimbulkan rotasi


terhadap titik O. Hal ini disebabkan garis kerja gaya melalui titik O, sehingga lengan momennya
sama dengan nol. Persamaan yang berlaku adalah sebagai berikut.
Menggelinding pada Bidang Miring

1
Karena 𝐼 = m 𝑟 2 maka persamannya menjadi seperti berikut.
2
Berapakah kelajuan benda yang menggelinding saat sampai di dasar bidang miring?
Misalnya selisih tinggi vertikal puncak bidang miring dengan dasarnya adalah h meter. Besarnya
perubahan tenaga potensial gravitasi menjadi tenaga kinetik yang dialami benda adalah sebagai
berikut

.
Jadi, kecepatan benda di dasar bidang miring setelah menggelinding adalah sebagai berikut.
c. Usaha dalam Gerak Rotasi

Roda berotasi pada sumbu tetap

Usaha yang dilakukan pada benda yang berotasi dapat ditentukan berikut ini.

Sebuah roda berotasi pada sumbu tetap dalam selang waktu Δt, sebuah titik pada roda tersebut
menempuh sudut T dan lintasan sejauh s. Usaha yang dilakukan gaya F adalah :

W = F.s
Karena s = r . θ dan τ = r . F, maka:
W=τ.θ

dengan:
W = usaha ( J)
τ = momen gaya (Nm2)
θ = sudut yang ditempuh

Usaha yang dilakukan oleh momen gaya sama dengan perubahan energi kinetik rotasi:
1 1
W = Δ Ekrot = 2 I. ω22 – 2 I. ω12

Contoh Soal :
Suatu roda gila (flywheel) yang berjari-jari 20 cm dan momen inersia 0,5 kg 𝑚2 dililiti dengan
seutas tali. Tali ini ditarik oleh gaya tegangan yang tetap sebesar 50 N sehingga roda berputar
melalui sudut 4 radian. Jika kecepatan sudut awal 3 rad/s, cari kecepatan sudut roda!

Pembahasan :

Diketahui : r = 0,2 m ; F = 50 N ; 𝜃 = 4 𝑟𝑎𝑑 ; 𝜔1 = 3 𝑟𝑎𝑑/𝑠 ; 𝐼 = 0,5 𝑘𝑔 𝑚2

Diketahui : 𝜔1 = ⋯ ?

Jawab :
Torkas yang dihasilkan gaya 50 N pada tali di pinggir roda adalah perkalian jari-jari roda dengan
gaya, dengan gaya tegak lurus pada jari-jari roda. Torkas ini bekerja melalui sudut θ = 4 radian
Kerja yang dillakukannya :

W = τ . θ = rF𝜃 = 0,2 m . 50 N . 4 rad = 40 J


Dengan menggunakan teori kerja-energi kinetik :
1 1
W = 2 I. ω22 – 2 I. ω12

1
40 J = 2 (0,5 𝑘𝑔 𝑚2).ω22 – (0,5 𝑘𝑔 𝑚2 ).( 3 𝑟𝑎𝑑/𝑠)2

80 𝐽
𝜔2 2 = + 9𝑟𝑎𝑑 2 /𝑠 2
0,5 𝑘𝑔 𝑚2

𝜔2 = 13 rad/s

5. Momentum Sudut

a. Hubungan Momentum Sudut dengan Momen Gaya

Gaya F adalah turunan fungsi momentum linear p terhadap waktu atau ditulis F = dp/dt. Dari
persamaan ini akan diturunkan kaitan antara momentum sudut L dengan momen gaya 𝜏
𝑑𝑝 𝑑 (𝑚𝑣)
𝐹= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Kecepatan linear v = 𝜔𝑟, sehingga
𝑑(𝑚𝑟𝜔)
𝐹=
𝑑𝑡

Dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan r, diperoleh :

𝑑(𝑚𝑟 2 𝜔)
𝑟𝐹 =
𝑑𝑡

Karena rF sebagai momen gaya 𝜏 dan m𝑟 2 sebagai momen inersia I sehingga

𝑑 (𝐼𝜔)
𝜏=
𝑑𝑡

Karena I𝜔 adalah momentum sudut L, sehingga

𝑑𝐿
𝜏=
𝑑𝑡
Persamaan ini menyatakan kaitan antara momentum sudut L dengan momentum gaya 𝜏. Momen
gaya adalah turunan dari fungsi momentum sudut terhadap waktu. Pernyataan ini merupakan
pernyataan yang lebih umum dari hokum kedua Newton untuk gerak rotasi.
Contoh Soal :

Sebuah bola bermassa 𝑚1 dan balok bermassa 𝑚2 dihubungkan dengan seutas tali tak bermassa
yang dilewatkan pada katrol bermassa M dan jari-jari R. Jika tidak ada gesekan antara
permukaan meja dan balok, tentukan percepatan kedua benda dengan menggunakan konsep
hubungan momentum sudut dan torsi!

Pembahasan :

Diketahui : Massa Bola = 𝑚1


Massa Balok = 𝑚2
Massa Katrol = M
Jari-jari = R
Ditanya : Percepatan kedua benda (a) = … ?

Jawab :

Momentum sudut sistem adalah


L = 𝑚1 𝑣𝑅 + 𝑚2 𝑣𝑅 + 𝑀𝑣𝑅 = (𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 )𝑣𝑅

Maka

𝑑𝐿 𝑑
𝜏= = ((𝑚1 + 𝑚2 + 𝑀)𝑣𝑅)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Karena total torsi luar yang bekerja pada sistem adalah terhadap poros katrol adalah
∑ 𝜏 = 𝑚1 𝑔𝑅, sehingga
𝑑𝑣
𝑚1 𝑔𝑅 = ((𝑚1 + 𝑚2 + 𝑀)𝑅
𝑑𝑡
Karena dv/dt = a , maka
𝑚1 𝑔
𝑎=
(𝑚1 + 𝑚2 + 𝑀)
b. Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Hukum kekekalan momentum linear menyatakan bahwa jika pada suatu sistem tidak bekerja
resultan gaya luar (∑ 𝐹 = 0), momentum linear system adalah kekal (tetap besarnya). Pada gerak
rotasi kita menjumpai hokum kekekalan momentum sudut. Untuk resultan torsi luar sama dengan
nol (∑ 𝜏 = 0), maka dari persamaan diatas diperoleh :
𝑑𝐿
𝜏= = 0 , 𝐿 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑑𝑡
𝐿𝑎𝑤𝑎𝑙= 𝐿𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

Atau dengan kata lain, momentum sudut sistem adalah kekal (tidak berubah).
Hukum Kekekalan Momentum Sudut berbunyi : jika tidak ada resultan momen gaya luar yang
bekerja pada sistem (∑ 𝜏 = 0), momentum sudut system adalah kekal (tetap besarnya).

Kekekalan momentum sudut dapat didemonstrasikan dengan baik oleh seorang penari es. Penari
memulai rotasinya dengan kedua lengan terentang. Dengan melipat kedua lengannya, penari itu
memperkecil momen inersianya terhadap poros dan sebagai akibatnya penari berputar lebih
cepat (kecepatan sudut bertambah besar).
Jika 𝐿1 = 𝐼1 𝜔1 adalah momentum awal penari dan 𝐿2 = 𝐼2 𝜔2 adalah momentum sudut akhir
penari, dan pada penari tidak bekerja resultan torsi (∑ 𝜏 = 0), momentum sudut penari kekal,
atau ditulis :
𝐿1 = 𝐿2
𝐼1 𝜔1 = 𝐼2 𝜔2

Perbandingan antara energi kinetik sebelum dan sesudah kedua lengan anak direntangkan
memberikan hasil bahwa kasus dimana hukum kekekalan momentum sudut berlaku, hukum
kekekalan energi tidak berlaku.
Contoh Soal :

Roda 1 pada gambar yang memiliki massa 3 kg dan jari-jari 0,4 m berotasi dengan kecepatan
sudut 50 rad/s. Roda 1 dikopel (satu poros) dengan roda 2 yang diam dan massa roda 2 kg dan
jari-jarinya 0,2 m. Tentukan kecepatan sudut akhir bersama 𝜔′ setelah keduanya didorong
sehingga bersentuhan. Apakah energi kinetik kekal selama proses ini ?

Pembahasan :

Diketahui : 𝑀1 = 3 𝑘𝑔 ; 𝑅1 = 0,4 𝑚 ; 𝑀2 = 2 𝑘𝑔 ; 𝑅1 = 0,2 𝑚

Ditanya : Kecepatan sudut akhir (𝜔′) = ⋯ ?

Jawab :

Momen inersia kedua roda adalah


1 1
𝐼1 = 𝑀1 𝑅1 2 = (3 𝑘𝑔)(0,4 𝑚)2 = 0,24 𝑘𝑔 𝑚2
2 2
1 1
𝐼2 = 𝑀2 𝑅2 2 = (2 𝑘𝑔)(0,2 𝑚)2 = 0,04 𝑘𝑔 𝑚2
2 2

Momentum awal kedua roda adalah


𝐿1 = 𝐼1 𝜔1 = (0,4 𝑚)(50 𝑟𝑎𝑑/𝑠) = 12 kg 𝑚2 / s

Momentum akhir kedua roda adalah


𝐿′ = (𝐼1 + 𝐼2 )𝜔′ = (0,28 kg. 𝑚2 )𝜔′

Maka dari hokum kekekalan momentum sudut, diperoleh :


𝐿 = 𝐿′
(𝑙1 + 𝐿2 ) = 𝐿′
12 kg 𝑚2 / s + 0 = (0,28 kg.𝑚2 ) 𝜔′
300
𝜔′ = 𝑟𝑎𝑑/𝑠
7
c. Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum Sudut dalam kehidupan sehari-hari

Lompat Indah

Saat pelompat indah akan melakukan putaran di udara, ia akan menekukkan tubuhnya untuk
mengurangi momen inersia dan meningkatkan kecepatan sudutnya.

Penari Balet

Ketika penari balet menarik tangannya ke dekat dada, ia akan berputar lebih cepat, karena
momen inersianya berkurang dan kecepatan sudutnya bertambah. Sebaliknya, ketika penari balet
mengembangkan kedua tangannya, ia akan berputar lebih lambat, karena momen inersianya
bertambah dan kecepatan sudutnya berkurang.
Gasing

Gasing yang berukuran kecil dan ringan memiliki perputaran yang lebih cepat daripada gasing
yang berukuran besar dan berat. Hal itu disebabkan karena gasing yang berukuran kecil dan
ringan memiliki momen inersia yang lebih kecil daripada gasing yang berukuran besar dan berat.

Contoh Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum Sudut dalam kehidupan sehari-hari lainnya
adalah pemain ski es yang berputar di ujung sepatunya. Karena torsi yang dilakukan es kecil
(dianggap nol) maka momentum sudut pemain ski adalah konstan. Apabila ia akan
memperlambat gerakkannya, maka ia merentangkan kedua lengannya untuk memperbesar
momen inersia
Contoh yang serupa ialah atlet loncat indah. Dorongan ketika peloncat indah meninggalkan
papan memberikan momentum sudut awal. Gaya tersebut tidak melalui pusat massa atlet yang
mencondongkan badannya ke depan saat akan meloncat. Jika atlet tersebut ingin melakukan
gerakan jungkir balik di udara, ia menarik lengan dan kakinya ke dalam. Dengan demikian,
momen inersianya menjadi kecil dan kecepatan sudutnya membesar.

Anda mungkin juga menyukai