BIOKIMIA
Penetapan Kadar Gula Pereduksi Secara Oksidireduktometri
Kelas : Kimia 4B
Kelompok :1
Anggota Kelompok : 1. Adelya Aprilya (11180960000041)
2. Usnia Maharani Fadhilah (11180960000038)
3. Riyan Ardhiansyah (11180960000042)
Dosen Pengampu : Tarso Rudiana, M.Si
Nurul Amilia
Laboratorium Kimia
Pusat Laboratorium Terpadu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat
banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik.
sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan
amilum/selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan
karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan
cadangan energi, yang melalui proses metabolisme (Sediaoetama, 2004).
Kusnandar (2011), menyebutkan bahwa karbohidrat memegangperanan yang penting
dalam kehidupan manusia. Karbohidrat (terutama pati)merupakan salah satu sumber pangan
manusia yang murah, yang menyediakansekitar 40 - 75% asupan energi, yang berfungsi
sebagai cadangan energi dalamtubuh manusia dalam bentuk glikogen, dan sebagai sumber
serat yang diperlukanoleh tubuh manusia. Karbohidrat memberikan nilai energi sebesar 4
Kkal/gram.Dalam Rohman (2013) disebutkan karbohidrat hampir secara ekslusif berasal
daritanaman, kecuali susu laktosa yang berasal dari hewan.
Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Gula pereduksi adalah golongan gula
(karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa- senyawa penerima elektron. Contohnya adalah
glukosa dan fruktosa.Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus
aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida
(laktosa, maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi
(Almatsier, 2004).
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Sifat
mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. Ujung dari suatu
gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida (kecuali fruktosa) dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltose. (Lehinger, 1982)
Kandungan karbohidrat (gula pereduksi) dalam bahan pangan dapat ditentukan
dengan berbagai metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif ada
beberapa uji seperti test molish, moore, bennedict, barfood, Iodium dan selliwanoof. Metode
kuantitatif ada Luff Schoorl dan Lane Eynon (Winarno, 2004).
Analisis pangan adalah salah satu sub-bidang ilmu pangan yangberhubungan dengan
cara-cara atau metode analitik dalam mendeteksi danmenetapkan komponen-komponen yang
terdapat dalam bahan pangan baik segarmaupun olahan. Dengan analisisi pangan, produk-
produk yang dihasilkan dapatdipantau segi kemanannya bagi konsumen selain segi mutu
yang sangatmempengaruhi perdagangannya. Analisis pangan menghasilkan data-data
yangsangat dibutuhkan untuk mendukung suatu keputusan dalam menentukan mutupangan
ataupun tingkat keamanannya. Oleh karena itu, analisis harus dilakukandengan baik agar data
yang diperoleh mempunyai ketepatan dan ketelitian yangtinggi serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. (Andarwulan, 2011)
Menurut Rohman (2013), Analisis karbohidrat merupakan sesuatuyang penting
ditinjau dari berbagai sudut. Analisis kualitatif akan menjaminbahwa komponen yang terlabel
menunjukkan informasi komposisi yang akurat,sementara itu analisis kuantitatif dapat
memberikan kandungan tiap komponenyang terdapat dalam label bahan makanan. Baik
analisis kualitatif ataupun analisiskuantitatif dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
pemalsuan.
Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl
ini didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan
mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan
dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan
larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri
karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana
proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I 2) bebas dalam larutan. Apabila
terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit
asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan
membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Underwood,
1996).
BAB III
METODE PERCOBAAN
B. Bahan
1. Sampel buah pepaya
2. Larutan H2SO4 4N sebanyak 25 mL
3. Na2S2O3 0,1N sebanyak ± 50 mL
4. Larutan amilum 1% sebanyak ± 1 mL
5. Larutan Luff-Schoorl sebanyak 25 mL
6. Larutan KI 30% sebanyak 10 mL
3.2 Prosedur
a. Ekstraksi Gula Pereduksi
Buah Pepaya
Hasil
10 mL Ekstrak
gula + 10 mL luff-
schrool dan
Didinginkan Campuran dititrasi
ditepatkan hingga
selama 5 menit dengan Na2S2O3
50 mL pada labu Direfluk selama
lalu ditambahkan [0,1N] dengan
Erlenmeyer 10 menit
10ml KI 30% dan indikator amilum
dengan akuades.
25 mL H2SO4 1 mL
Membuat larutan
yang sama tanpa
sampel (blanko)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hermanto, Sandra, dkk. 2017. Pedoman Praktikum Biokimia. Jakarta: UIN Jakarta.
Kusnandar, Feri. 2011. Kimia Pangan: Komponen Makro. Jakarta: Dian Rakyat.
3,1 × [0,1 𝑁] × 90 × 10
% 𝑔𝑢𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = × 100%
10.000
% 𝑔𝑢𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 2,79%
2. Pertanyaan
A. PRA PERCOBAAN
1. Apakah yang dimaksud Gula Pereduksi? Jelaskan!
Gula pereduksi adalah golongan gula ( Karbohidrat ) yang mereduksi senyawa
penerima elektron. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah gugus
Aldehid/Keton.
B. PASCA PERCOBAAN
1. Tuliskan reaksi yang terjadi antar senyawa gula pereduksi dengan pereksi luff-
schoorl!
R-COH + CuO Cu2O + R-COOH
H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O
CuSO4 + 2 KI CuI2 + K2SO4
2 CuI2 Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + NaI
3. Jelaskan makna angka 90, 10 dan 10.000 yang terdapat pada rumus penetapan
kadar gula pereduksi di atas!
90 adalah untuk massa molekul relative dari gula. 10 adalah untuk massa dari
larutan ekstrak gula pereduksi yang digunakan. 10.000 adalah berat sampel
dalam milligram.