Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Di antara
Angiospermae, Poaceae paling banyak menghasilkan pangan yang berasal dari bij
Fabaceae menempati tempat kedua dalam kepentingan itu, Selain untuk pangan, bij
menjadi sumber minuman (kopi, coklat, bir), obat, seat (kapas), dan minyek yang
digunakan dalam industri.
22.4 Bagian biji
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan, tabung,
sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti
gamet jantan padanya. Satu di antaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain
bersatu dengan dua inti polar atau hasil penyatuannya, yakni inti sekunder.
Penyatuan gametjantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi
embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti
Sel endosperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan jaringan
endosperm. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut
dinamakan pembuahan ganda.. Biji masak terdiri dari tiga bagian: embrio dan
endosperm (keduanya hasil pembuahan ganda), serta kulitbiji yang dibentuk oleh
dinding bakal bij, termasuk kedua integumennya,
Embrio adalah sporofit muda yang tidak segera melanjutkan pertumbuhannya,
melainkan memasuki masa istirahat (dorman). Saat itu biji biasanya tahan sires:
Kekurangan air, panas atau dingin yang berlebihan, penckanan, dan serangan
Kimiawi, Embrio senantiasa diringi oleh cadangan makanan baik organi maupun
‘Anorganik yang berada di sekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Kulit
Difi atau testa bersfat tahan atau kadang-kadang memiliki permukaan yang
memudahkan penyebarannya oleh angin. Biji mampu bertahan dalam lingkungan
yang eras. Karena itu, suatu spesies dapat bertahan dalam iklim miskin (kurang
‘menguntungkan pertumbuban) dengan memiliki daur pertumbuhan yang sesuai
dengan masa musim yang menguntungkan atau optimal. Daur pertumbuhan itu
Giikuti oleh mekanisme pertahanan dalam fase biji jika lingkungan terlalu keras,
Selain toleransi techadap stres sepert itu, biji juga merupakan alat untuk bergerak
melalui lingkungan atau berpindah tempat, Setelah mencapai tempat yang cocok, bij
menyerap air, dan sporofit muda di dalamnya dapat segera tumbuh, didukung oleh
makanan cadangan yang ada padanya,
Cadangan makanan dalam biji menunjang sporofit muda yang muncul dari biji yang
berkecambah sampai mampu berfotosintesis. Sebab itu, penyimpanan eadangan
2a7‘makanan merupakan salah satu fungsi utama biji. Penyimpanan makanan dilakukan
terutama di luar embrio, yakni dalam endosperm atau perisperm. Endosperm
dibentuk oleh hasil pembelahan penyatuan inti sel jantan dengan inti sel sentral,
Perisperm adslah jaringan nusclus yang menyimpan cadangan makanan, Namuny di
banyak tumbuhan dikotil, kedva jaringan tersebut hidup singkat saja dan makanan
diserap oleh embrio yang sedang berkembang sebelum biji, memasuki masa istirahat.
Dalam hal itu makanan disimpan dalam tubuh embrio, yakni dalam keping bijinya.
Dalam perkembangan bakal biji menjadi bij, bagian terbesar volume biji ditempatt
oleh embrio atau oleh embrio bersama dengan endosperm, sedangkan integumen
tertekan’ketika bagian di dalamnya berkembang menjadi besar dan berkurang
tebalnya. Mikropil dapat terlihat sebagai pori kecil atau Kurang jelas. Scbagian @tau
seluruh funikulus lepas dari biji dan meninggalkan bekas yang disebut hilum. Pada
biji anatrop, bagian funikulus yang melckat pada bij tetap bertahan dan dikenali
sebagai alur memanjang atau rafe di satu sisi biji. Setelah pembuahan, bagian ujung
distal dari funikulus dapat tumbuh menghasilkan tonjolan, disebut ari, yang tumbuh
menyelubungi bij. Aril sering terdapat di tumbuhan tropika dan subtropiks, seperti
Intsiabijuga, Pithecellobium dulce, duren (Durio zibethinus), dan pala (Myristica
fragrans) Diperkirakan aril merupakan alat adaptasi, untuk penyebaran oleh hewan.
Kadang-kadang tonjolan itu tumbuh tidak di vjung funikulus, melainkan di salah satu
tempat lain pada biji. Struktur seperti itu disebut ariloid, Contohnya adalah pads bij
jarak (Ricinus communis) yang bertempat di dekat mikropil dan discbut karunkula
‘Selain itu, ada struktur serupa sumbat yang dibentuk di daerah mikropil yang
sewaktu perkecambahan akan lepas dengan batas pelepasan yang bundar. Alat seperti
itu disebut operkulum dan ditemukan misalnya pada biji enau (Arenga pinnata).
22.2 Perkembangan biji
Pembuahan ganda merupakan rangsangan yang memulai peristiwa perkembangan
yang menghasilkan bij. Pertumbuhan dan diferensiasi bakal biji, kantung embrio,
serta endosperm dan embrio berlangsung menurut stadium yang saling terkait serta
‘mengikuti urutan yang khas. Setelah pembuahan, pertumbufan bakal biji segera
iikuti oleh pertumbuhan endosperm. Peningkatan volume endosperm berkaitan
dengan pertambahan kantung embrio. Embrio akan menunjukkan pertambahan vukuran
dengan cepat setelah endosperm mencapai volume maksimum. Pada kapri,
pertumbuhan embrio terjadi seiring dengan pengurangan volume endosperm sehingga
embrio hampir memenuhi kantung embrio sebelum masa dorman.
Penyerapan bahan oleh embrio dari endosperm telah ditunjukkan pada ‘Aesculus.
‘Atom 14C yang disuntikkan ke dalam kantung embrio akan terlokalisasi dalam
keping biji. Kantung embrio yang tumbuh merupakan wadah tempat masuknya air
dan bahan terlarut dari jaringan di dekatnya. Jaringan tersebut dipasok dengan air,
hasil fotosintesis, dan nitrogen dari bagian vegetatif tumbuhan melalui jaringan
pembuluh dalam funikulus. Pemindahan makanan ke kantung embrio melibatkan
proses pencernaan sebagian besar jaringan bakal biji. Jadi, ‘embriogenesis juga
merupakan persiapan bagi masa perkecambahan yang sukses. Pada saat
248 EstiiB, Hidayet, Anatom tumbunan borbil‘embriogenesis, jaringan hara di luar embrio dan di dalam embrio sendiri akan
mensintesis dan menyimpan sejumlah besar bahan makanan. Pada waktu
perkecambahan, scl yang sama akan membalikkan proses metabolisme dan akan
‘menghidrolisis zat hara yang tersimpan, Dalam pembalikan metabolisme yang
‘mendasar itu diduga terlibat aktivasi dan deaktivasi gen.
22.3 Kulit biji
Kulit biji berbeda-beda strukturnya schubungan dengan sifat khas biji, seperti jumlah
dan tebal integumen, pola jaringan pembuluh, serta perubahan dalam integumen
sewaktu biji menjadi masak. Perubahan yang terjadi pada kulit biji tomat
(Lycopersicum esculentum) merupakan contoh yang menarik. Pada integumen,
ketebalan bakal biji tomat terlihat di 4 wilayah, yakni epidermis luar, jaringan
parenkim di bawahnya yang terdiri atas bagian Iuar dan bagian dalam, serta
epidermis dalam yang mengandung pigmen (gambar 22.1 A). Seiring dengan
perkembangan biji, sel parenkim bagian Iuar bertambah jumlahnya serta terbentuk
penebalan pada dinding tangensial dalam dan di dasar dinding radial dari scl
epidermis luar (gambar 22.1 B, C). Di saat biji separuh masak, sel epidermis luar
tampak memanjang ke arah radial dan penebalan dinding dalam arah panjang sel
terlihat pada semua sudut sel. Penebalan itu bertambah panjang hingga mencapai
dinding tangensial luar (gambar 22.1 D). Pada stadium perkembangan terakhir,
seluruh isi sel epidermis berubah menjadi lendir. Dua sampai tiga lapisan sel
plasenta yang letaknya berdekatan tetap melekat pada epidermis berlendir itu ketika
biji masak dan membentuk selubung lendir sekeliling biji. Selubung akan tanggal
bbersama dengan isi sel dan ba; 1g epidermis testa (kulit biji) yang tetap
‘Yang tinggal hanyalah bagian dinding yang menebal. Bagian itu merupakan
struktur serupa rambut atau sisik yang menutupi permukaan biji yang masak (gambar
22.1 B). Bersamaan dengan proses itu, parenkim hancur secara bertahap mulai dari
bagian dalam ke arah luar, Pada biji masak yang tinggal hanyalah remukan dinding
yang membentuk selaput homogen. Epidermis dalam yang berisi pigmen tetap
bertahan dan membentuk tepi dalam dari testa
Beberapa Angiospermae memiliki struktur tambahan yang berair seperti lapisan
epidermis Ivar pada delima (Punica Pgranatm) yang banyak mengandung air. Pada
Gymnospermae adanya kulit biji yang berdaging sudah umum dijumpai. Selain
berfungsi melindungi, beberapa macam kulit biji tampaknya mengendalikan
perkecambahan. Hal itu mungkin didasari oleh sifat impermeabel kulit biji terhadap
air, terhadap oksigen, atau terhadap keduanya, Efek itu mungkin disebabkan lapisan
kutikula dan penyebarannya. Senyawa fenolik tampaknya juga berperan dalam sifat
impermeabel biji tethadap ai
Hilangnya sifat dorman bergantung pada keseimbangan antara penghambat dan
pemacu pertumbuhan. Di antara senyawa penghambat pertumbuhan yang jumlahnya
besar itu, beberapa bertempat di kulit buah atau kulit biji. Penanggalan kulit biji dan
sebagian dari penutup tambahan di luarnya temnyata merangsang perkecambahan. Hal
By 249
4
wi PEIN SG
Gambar 22.1 A-E, bagian dari sayatan ‘Melintang kulit biji Lycopersicon esculentum, menunjukan
tahap perk F, sayatan mor engeh Kult bj melalui hilum Pheseolve aureus,
(AF dari Hayward, 1998; F dant Chowdury & Buth, 1970; semua dalam Fahn, 1950)
itu mendukung anggapan bahwa ada bagian dari biji dan jeringan sekitamnya yang
‘merupakan salah satu sumber penghambat perkecambahan,
Sifat kulit biji yang dapat membantu penyebarannya mencakup adanya testa yang
kkeras, yang tak dapat dicerna hewan atau manusia. Epidermis yang terdiri dari sel
250 Esti 8. Hidayat, Anatom! wmbuhen beriIendir, setelah kontak dengan air, akan menyerap air dan membengkak serta mudah
melekat. Dalam keadaan itu biji dapat melekat pada hewan dan dibawa ke tempat
‘yang lebih sesuai atau dapat melekat pada tanah dan tak terbawa ke tempat yang
kurang cocok
22.4 Beberapa contoh struktur biji
Biji jarak (Ricinus communis)
BBiji jarak berkembang dari bakal biji berintegumen dua helai (bitegmik). Nuselusnya
ersifat krasinuselat, yakni sel induk megaspora tertanam beberapa lapisan di bawah
epidermis. (gambar 22.2 A). Scbuah berkas pembuluh meluas lewat funikulus ke
dacrah Kalaza dan bercabang di integumen dalam. Pada penampang melintang,
percabangan tampak seperti cincin (gambar 22.2 B).
Kantung embrio tertanam cukup dalam pada nuselus. Mikropil dibentuk oleh kedua
integumen. Suatu struktur yang tumbuh dari plasenta, yakni obturator, sedikit
rmenjorok ke dalam mikropil. Obturator adalah struktur yang dianggap menuntun
tabung polen ke mikropil. Setclah pembuahan terdapat perubahan berikut. Pada
integumen luar, sel epidermis luar meluas tangensial dan menyimpan bahan yang
‘Gambar 22.2 Bij jarek (Ricinus communis, Euphorbiaceae). A, penampang memanjang melalui bake if
carreetaganding kantung embro malang. B, penempeng maintang baka il supe dengan pade A.C,
Yara pay mameriong Oi Yeng belum matang. (A.C dar Singh, 1954; eemus dalam Esau, 1876)‘mengakibatkan wama coklat dari biji. Sel epidermis-dalam memanjang seperti tiang.
tetapi mesofil di antara kedua lapisan itu rusak tertckan. Dekat mikropil terbentuk
karunkula yang mendorong obturator ke arah plasenta. Sel epidermis luar dari
integumen-dalam memanjang radial, memperolch susunan tiang dan tersklerifikasi.
Sewaktu endosperm dan embrio berkembang, sel nuselus di dekat mikropil
membesar dan membentuk vakuola, dan yang ada di daerah kalaza mengalami
pembelahan berulang kali. Kegiatan meristematik inilah yang terutama menyebabkan
pertumbuhan biji. Kecuali adanya sisa sedikit di tempat embrio melekat, jaringan
nuselus dekat mikropil, remuk. Jaringan nuselus dekat kalaza masih ada di sekeliling
kantung embrio yang membesar (gambar 22.2 C). Seiring dengan perkembangan
endosperm, jaringan nuselus terdorong ke arah lateral dan menjadi suatu lapisan sel
remuk yang melapisi kulit biji. Pada keadaan masak, endosperm merupakan bagian
terbesar dari biji, dan embrio berada sepanjang sumbu panjang dari biji (gambar 222
D).
Bili Fabaceae
Biji Fabaceae berdiferensiasi dari bakal biji berintegumen dua. Integumen-dalam
hilang sewaktu perkembangan biji, sedangkan integumen-luar berkembang menjadi
berbagai lapisan sel. Lapisan terluar, yakni epidermis, tetap uniseriat dan berkembang.
menjadi lapisan tiang yang terdiri dari sklereid dengan dinding menebal tak rata. Di
daerah hilum terdapat dua lapisan tiang (gambar 22.1 F). Lapisan terluarnya berasal
dari funikulus. Sel pada lapisan subepidermal berdiferensiasi menjadi macam-macam
sel, antara lain sel tiang, osteosklereid, atau lagenosklereid, bergantung pada macam
penebalan dinding dan bentuk sc! (gambar 223). Jaringan yang lebih dalam dapat
berbentuk parenkim yang sering tertckan dan rusak. Sistem jaringan pembuluh
biasanya berkembang dengan baik. Dari funikulus, berkas pembuluh memasuki
daerah kalaza dan bercabang di sana.
‘Struktur tiang dalam beberapa biji Leguminosae yang keras dianggap berkaitan
dengan tingkat impermeabilitasnya yang tinggi. Suatu struktur yang disebut ‘garis
terang’ (gambar 22.3) diduga merupakan daerah yang amat impermeabel. Efek garis
terang diduga akibat pemantulan intensif pada daerah tertentu pada dinding sel
epidermis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penampakan garis terang
disebabkan oleh arah tumbuh mikrofibril. Pada sayatan biji, daerah itu berorientasi
tangensial di sebelah atas tengah atau di dekat dinding Ivar. Dinding sel pada daerah
‘garis terang tampak amat kompak.
Biji Fabaceae yang keras mencapai dan mempertahankan kadar air yang rendah
sekali, yang tidak dipengaruhi oleh luktuasi kadar air udara di sekeliling bij
K mampuan untuk memperoleh tingkat kekeringan yang demikian tinggi dianggap
‘merupakan akibat adanya testa yang amat impermeabel dan mekanisme katup di
hilum. Hilum berlaku sebagai katup higroskopik: sepanjang alur hilum terdapat celah;
celah ini membuka jika udara sekeliling biji itu kering dan menutup jika udara itu
lembap. Jadi, masuknya air dicegah, namun hilangnya air dimungkinkan,
‘252 _ Esti 8. Hayat, Anatom! wembunan borRapreesaas.
ana
Gambar 22.3 Bagen deri sayatan melintang kult bil seta jaringan yang berkaltan oi dekatnya pada
Crotalaria intermecia (Fabaceae). Fincian dari atas ke bawah, Kull bij: ev, Kutkula H, gris Yorang: me,
makrosklreid; I, lagenoshiereid (berbentck boil) dengan is, ang antarsel di antaranyai ps, perenkim,
‘sebagian besar rusak. Jaringan yang berkatan dengan Kult bij al, lapisan aleuron deri endosperm; en,
endosperm gi bawah iapisan slouron; co, keping bij. Dinding sekundor divamal abu-abu; protein
simpenen, tk-tk hitam:; bulatan Fpida, lngkaran terbuka. (dar Miler, 1967 dalam Esau, 1976)
22.5 Jaringan cadangan makanan
Biji yang menyimpan cadangan makanan dalam endosperm (terutama pada
monokotil) atau perisperm (Amaranthaceae, Chenopo diaceae, Polygonaceae) disebut
biji beralbumin, sedangkan Yang tidak memilikinya dinamakan biji non-albumin.
Namun, perbedaan itu tidak mutlak karena biasanya tampak kombinasi antara
penyimpanan dalam embrio dan yang di luarnya.
Endosperm merupakan jaringan yang khas bagi Angiospermae dan merupakan hasil
penyatuan tiga inti, yakni dua inti polar dan satu inti gamet jantan. Ada tiga macam
cara pembentukan endosperm, yakni nuklir, seluler, dan helobial. Pada endosperm
nuklir, pembelahan inti menghasilkan sejumlah besar inti bebas (23.2 D). Endosperm
seperti itu dapat tetap berinti bebas atsu kemudian mengalami pembentukan dinding
di sckeliling setiap inti. Contohnya pada Capsella bursa-pastoris. Pada endosperm
seluler, pembentukan dinding dimulai pada mitosis pertama dan berlanjut selama
endosperm tumbuh, Pada endosperm helobial (nama menurut kelompok Helobiae),
kantung embrio terbagi menjadi dua sel yang tak sama besar. Sel yang besar
(biasanya di daerah kalaza) umumnya berkembang nonseluler, sedangkan sel di dekat
ey 253,mikropil, selain berukuran lebih kecil juga beragam perilakunya. Jenis helobial
ditemukan terutama pada monokotil.
ada jenis endosperm nuklir, inti bebas biasanya berkumpul di lapisan sitoplasma
parietal (di tepi) dan di tengah sel terdapat vakuola yang besar. Namun, pada
Capsella, inti endosperm berhimpun di kedua ujung kantung embrio. Endosperm di
‘ujung kalaza terlibat dalam pencemnaan sel nuselus. Pada sejumlah tumbuhan, sel
rnuselus seperti itu mula-mula amat membesar dan bersitoplasma banyak sebelum
hancur di hadapan kantung embrio yang membesar. Ketika tumbuh, sel nusclus yang,
berhipertrofi itu, sebagaimana tampak pada Capsella, menunjukkan adanya protein
dan asam nukleat.
Pembentukan dinding sel terjadi saat inti ada di daerah parietal (tepi). Dalam
pembentukan dinding, tampak adanya fragmoplas dan papan sel. Endosperm seluler
mula-mula ditemukan di ujung mikropil dan secara bertahap memenuhi ruang tengah
yang berisi cairan vakuola, Pada kelapa (Cocos nucifera) yang termasuk kelompok
berjenis endosperm nuklit, ruang tengah tidak terisi oleh sel, melainkan berisi cairan
air kelapa di waktu buah masak.
Bahan makanan utama yang disimpan dalam biji adalah karbohidrat, protein, dan
lipid. Ketiga senyawa itu terdapat bersama-sama, namun jumlahnya beragam dalam
Ditihat dari berat keringnya, biji serealia mengandung pati 70 - 80%, pada ercis
dan kacang sekitar 50%, Pada biji jagung, meskipun cadangan makanan utama
adalah pati yang terutama ditemukan dalam endosperm, embrionya mengandung,
minyak sebanyak 50%. Biji kedelai berisi 20% minyak dan 40% protein.
Karbohidrat
Butir pati dibentuk sebagai butir tunggal atau majemuk. Pada keadaan masak,
endosperm yang berisi pati pada Poaceae dan beberapa familia lain berada dalam
keadaan tak hidup, dan butir pati tidak dikelilingi selubung amiloplas.
‘Sewaktu perkecambahan, butir pati terurai di permukaannya ketika mulai dihidrolisis.
Aktivitas fosforilasi oleh alfa-amilase dan maltase. Pada serealia, terurainya
kandungan endosperm bergantung pada enzim yang disekresikan oleh lapisan
aleuron. Secara umum telah diterima bahwa enzim dalam lapisan aleuron dirangsang
oleh giberelin (GA3) sebab dapat dirangsang oleh GA3 yang dibubuhkan secara
ceksogen kepada sepotong lapisan aleuron. Lokalisasi fosfatase pada jelai secara
sitokimiawi in vitro maupun in vivo menunjukkan bahwa ketika biji mengimbi
air, aktivitas enzim meningkat dengan atau tanpa pembububan GA3 dan bahwa
scbagian besar enzim berkumpul dalam dinding sel. Jika ada GA3, dinding
‘me galami korosi (penguraian) dan enzim bebas memasuki endosperm. Pengamatan
itu mengindikasikan bahwa GA3 mengendalikan pembebasan enzim dan bahwa
beberapa cara sintesis enzim mungkin tak bergantung pada GA3.
Glukosa yang terjadi sebagai hasil hidrolisis pati dalam endosperm serealia diserap
oleh skutelum, kemudian disintesis menjadi polisakarida dan diangkut ke kecambah
yang sedang tumbuh.
‘254 Esti B. Hidayt, Anatom’ tumbunan bertifPada beberapa macam biji, cadangan karbohidrat tersimpan dalam dinding yang
‘menebal. Dinding seperti itu sebagian besar terdiri dari hemiselulosa yang jika
dihidrolisis menghasilkan manosa dan monosakarida lain. Macam penyimpanan ini
terdapat pada, misalnya, sel endosperm kopi, kesemek (Diaspyros kaki), dan korma
(Phoenix dactylifera), atau pada keping biji, seperti pada Lupinus dan Impatiens.
Protein
Sintesis protein cadangan berlangsung pada saat perkembangan biji bersama-sama
dengan sintesis karbohidrat dan lipid. Protein cadangan pada Fabaceae berupa
globulin dan hanya terdapat pada biji. Protein cadangan terdapat sebagai tubuh
protein dan susunannya beregam. Ada yang tak menunjukkan kandungan butir lain
dalam matriks proteinnya, sementara yang lain mungkin mengandung satu butir atau
lebih dari senyawa berikut: globoid yang berisi garam dari asam fitat yang tak
terlarut, kristaloid protein, tubuh protein-karbohidrat, Kristal kalsium oksalat.
Penelitian struktur-ultra mengindikasikan bahwa protein cadangan berakumulasi
dalam vakuola dan tampak sebagai tubuh yang diselubungi oleh satuan membran,
yang mungkin berupa tonoplas asal. Pada saat perkecambahan, tubuh protein akan
larut dan diganti oleh vakuola kecil-kecil yang kemudian bersatu menjadi satu
vakuola besar.
Lipid
Lipid tampak sebagai tubuh minyak dalam sitoplasma sel yang menyimpan minyak,
misalnya, pada skutelum serealia. Tubuh lipid juga dinamakan vakuola berisi lip
atau sebagai sferosom dan dianggap dikelilingi satuan membran. Cadangan lipid pada
biji adalah tigliserid yang dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak oleh enzim
lipase. Asam lemak dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan
untuk pembentukan organel narmun sebagian besar diubah menjadi gula dan diangkut
ke tubuh kecambah untuk pertumbuhannya.