FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI
UJI TONIKUM
DOSEN PENGAMPU:
Santi DwiAstuti, M. Sc., Apt
Kelompok 1 (I)
1. Ike Setyaningrum (21154395A)
2. Yuli Wuryani (23175101A)
3. Aulia Apriani (23175167A)
4. Laicando Wahyu Dihata (23175193A)
5. Sukma Rahayu (24185620A)
LABORATORIUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lelah bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif.
kelelahan merupakan kondisi kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja
serta ketahanan tubuh. Rasa lelah merupakan hubungan dengan aktivitas fisik berarti
ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas tertentu. Rasa lelah dapat terjadi karena
aktivitas fisik atau mental dan dapat merupakan gejala suatu penyakit. Rasa lelah
yang lama akan disertai gejala nyeri otot, nyeri sendi, nyeri tenggorokan, demam
ringan dan nyeri kelenjar. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan
kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri
pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton),
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan
psikologis, status kesehatan, dan gizi. Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di
dalam tubuh manusia dan menimbulkan perasaan lelah yang dapat menyebabkan
seseorang berhenti beraktivitas.
Tonik digunakan untuk memacu dan memperkuat semua sistem dan organ
serta menstimulasi perbaikan sel-sel tonus otot. Efek tonik ini terjadi karena efek
stimulan yang dilakukan terhadap system syaraf pusat. Efek tonik ini dapat
digolongkan ke dalam golongan psikostimulansia. Senyawa psikostimulansia dapat
meningkatkan aktivitas psikis, menghilangkan rasa kelelahan dan penat, serta
meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan kapasitas yang bersangkutan
Kafein merupakan derivat xantin yang paling kuat, menghasilkan stimulasi
korteks dan medula dan bahkan stimulasi spiral pada dosis yang besar, sedangkan
teobromin merupakan stimulan sistem saraf pusat yang paling lemah dan mungkin
bahkan tidak aktif pada manusia. Kafein merupakan senyawa yang memberikan efek
psikotonik yang paling kuat yang dapat menghilangkan gejala kelelahan dan
meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan kapasitas yang bersangkutan
Tonikum merupakan sediaan cair yang mengandung vitamin dan mineral,serta
zat pahit, antara lain: cola, cardamon, orange dan aloe, serta komponenlainnya, yakni
gliserofosfat dan senyawa besi. Efek tonikumdisebut efek tonik, yaitu efek yang
memacu dan memperkuat semua sistem danorgan serta menstimulan perbaikan sel-
sel tonus otot. Efek tonik ini terjadi karenaefek stimulan yang dilakukan terhadap
sistem saraf pusat. Efek tonik ini dapatdigolongkan ke dalam golongan
psikostimulansia. Senyawa psikostimulansia dapat meningkatkan aktivitas psikis,
menghilangkan rasa kelelahan dan penat, sertameningkatkan kemampuan
berkonsentrasi dan kapasitas yang bersangkutan.Stimulan yang dihasilkan bekerja
pada korteks yang mengakibatkan efekeuforia, tahan lelah, stimulasi ringan. Pada
medula menghasilkan efek peningkatan pernapasan, stimulasi vasomotor, stimulasi
vagus. Euforia dapat menimbulkanpenundaan timbulnya sikap negatif terhadap kerja
yang melelahkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tonikum?
2. Bagaimana efek tonikum pada hewan coba?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang tonikum.
2. Untuk mengetahui efek tonikum bahan alam dibandingkan obat tonikum pada
hewan coba.
D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Hairdryer
2. Kain kering
3. Aquarium
4. Stopwatch
5. Spuit 1 cc
Bahan yang digunakan :
1. Hewan uji mencit
2. Larutan Kafein
3. Larutan Hemaviton
4. Larutan Extrajoss
5. Aquadest
6. Infusa buah mengkudu
E. CARA KERJA
Kelompok no To T1 To-T1
I aquadest 1 248 315 67
2 156 120 -36
3 140 145 5
4 150 330 180
5 88 229 143
x́ 156,4 227,8 71,4
SD 57,83 95,56 90,28
kofein 1 138 392 253
2 95 89 -6
3 237 150 -123
4 180 120 -60
5 120 304 184
x́ 154,2 211 56,8
SD 55,74 130,67 152,43
Hemaviton 1 168 70 -53
2 123 70 -53
3 132 876 744
4 233 280 27
5 139 205 -47
x́ 163 318,2 155,2
SD 53,06 320,95 332,06
extrajoss 1 201 186 -15
2 141 84 -57
3 175 84 15
4 280 314 -57
5 105 285 173
x́ 180,4 283,4 103
SD 66,35 163,25 129,92
buah 1 214 464 250
mengkudu
2 123 77 -46
3 163 162 -6
4 300 250 -50
5 79 199 120
x́ 175,8 218,4 42,6
SD 85,45 154,3 137,99
RATA-RATA T1-T0
155.2
RATA-RATA T1-T0 DALAM DETIK
160
140 103
120
100 71.4
80 56.8
42.6
60
40
20
0
Aquadest Kafein Hemaviton Extrajoss Infusa buah
mengkudu
KELOMPOK UJI
BAB II
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk menentukan efek tonikum bahan
alam Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia) dibandingkan obat tonikum dengan
metode Natatory Exhaustion.Kontrol negatif yang digunakan adalah Aqudest 0,2
ml / 20g BB mencit, kontrol positif menggunakan Kafein 150 ml / Kg BB mencit
dan sampel menggunakan Hemaviton 0,2 ml / 20g BB mencit, Extrajoss 0,2 ml / 20g
BB mencit, dan bahan alam yang digunakan adalah infusa Buah Mengkudu 0,2 ml /
20g BB mencit.
Uji dilakukan dengan cara memasukkan hewan uji ke dalam tangki air,
kemudian dicatat waktu lelahnya. Hewan uji dikatakan lelah ketika hewan uji
membiarkan kepalanya berada di bawah permukaan air selama lebih dari 4 - 5 detik.
Waktu lelah dicatat sebagai interval dari waktu memasukkan hewan uji ke dalam
tangki air hingga timbul lelah. Prinsip kerja adalah pengujian efek dari sediaan
stimulan pada hewan uji berdasarkan peningkatan aktivitas yang terlihat dari
peningkatan kerja secara langsung berupa penambahan waktu lelah hewan uji
selama direnangkan dalam tangki berisi air.
Bahan alam yang digunakan adalah buah Mengkudu (Morinda Citrifolia).
Berdasarkan jurnal, buah Mengkudu mengandung flavonoid. Mekanisme kerja
flavonoid sebagai tonikum yaitu flavonoid akan menghambat penyerapan ion Ca2+
masuk kedalam retikulum sarkoplasma. Adanya hambatan ini menyebabkan kadar
ion Ca2+ di sarkoplasma tinggi dan mendukung timbulnya efek tonik. Senyawa
flavonoid akan meningkatkan stimulan. Stimulan pada tonikum memiliki efek
menaikkan efektifitas. Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatik dan
sistem saraf pusat. Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegirangan yang
berlebihan, terutama jenis yang memberi efek pada SSP.
Dari diagram batang diatas dapat dilihat bahwa terdapat selisih waktu lelah
mencit. Pada kelompok uji aquadest memiliki rata-rata selisih waktu sebesar 71,4
detik. Pada kelompok uji kafein memilki rata-rata selisih waktu lelah sebesar 56,8
detik. Pada kelompok uji Hemaviton memiliki rata-rata selisih waktu lelah sebesar
155,2 detik. Pada kelompok uji Extrajoss memiliki rata-rata selisih waktu lelah
sebesar 103 detik. Pada kelompok uji infusa buah mengkudu memiliki rata-rata
selisih waktu lelah sebesar 42,6 detik. Semakin tinggi rata-rata selish waktu lelah
berarti semakin tinggi efek tonikum yang dihasilkan.
Dari data diatas menunjukkan bahwa rata-rata selisih waktu lelah mencit
kelompok Hemaviton dan Extrajoss sebagai control positif lebih tinggi dari pada
aquadest yang sebagai yang control negative. Hal ini berarti hemaviton, Extrajoss
memiliki efek tonikum pada mencit. Sedangkan untuk kelompok perlakuan Infusa
buah mengkudu dan kafein memiliki selisih rata-rata waktu lelah mencit lebih
rendah daripada control negative aquadest. Hal ini dapat terjadi karena dosis infusa
buah mengkudu yang diberikan pada mencit terlalu kecil sehingga tidak
memberikan efek tonikum atau dikarenakan buah mengkudu tidak mengandung zat
aktif yang berkhasiat sebagai tonikum dan dikarenakan larutan kafein itu tidak
masuk semua ke dalam tubuh mencit ketika pemberian perlakuan larutan kafein
pada mencit.
Dari pengujian tersebut kelompok perlakuan yang memberikan respon rata-
rata selisih waktu lelah mencit paling tinggi yaitu kelompok perlakuan Hemaviton.
Hal ini dapat terjadi karena hemaviton mengandung zat aktif taurin. Taurin adalah
bentuk asam amino yang memiliki sejumlah manfaat dalam pembentukan energi dan
membantu tubuh menjadi lebih segar bugar selain itu juga membantu menjaga
kesehatan fungsi saraf pusat dan membantu menormalkan kondisi system daya tahan
tubuh. Sedangkan kelompok perlakuan yang memberikan respon selisih rata-rata
selisih waktu lelah mencit paling rendah yaitu kelompok perlakuan infusa buah
mengkudu.
Dilakukan uji statistic terhadap waktu lelah mencit menggunakan ANOVA
yang didapat harus memenuhu dua syarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas.
Sedangkan data yang didapat dari uji statistic ini tidak valid karena tidak memenuhi
dari kedua syarat tersebut
BAB III
KESIMPULAN
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
/STATISTICS
DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=TUKEY
ALPHA(0.05).
[DataSet0]
Descriptives
95% Confidence
Interval for
Mean
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
T0 ,904 4 18 ,482
T2 1,515 4 18 ,240
ANOVA
Total 60979,826 22
Total 759606,609 22
Total 730349,913 22
Multiple Comparisons
Tukey HSD
95% Confidence
Interval
Mean
Dependent Difference Std. Lower Upper
Variable (I) kel_uji (J) kel_uji (I-J) Error Sig. Bound Bound
Homogeneous Subsets
T0
Tukey HSDa,b
kel_uji N 1
kafein 5 141,80
hemaviton 5 144,60
infusa_buahmengkudu 5 177,00
aquades 3 181,33
ekstrajoss 5 181,80
Sig. ,808
T2
Tukey HSDa,b
kel_uji N 1
aquades 3 193,33
ekstrajoss 5 220,60
kafein 5 238,00
infusa_buahmengkudu 5 288,40
hemaviton 5 306,00
Sig. ,916
Tukey HSDa,b
kel_uji N 1
aquades 3 12,00
ekstrajoss 5 38,80
kafein 5 96,20
infusa_buahmengkudu 5 111,40
hemaviton 5 161,40
Sig. ,779