Anda di halaman 1dari 7

Sport and Fitness Journal

E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 69-75

PERCEPTUAL MOTOR APPROACH LEBIH BAIK DARIPADA SPECIFIC


BALANCE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN
DINAMIS PADA ANAK DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD)
DERAJAT 1 DI PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR

I Made Adi Widiantara1, Susy Purnawati2, Muh. Irfan3, Cokorda Bagus Jaya Lesmana4,
Desak Made Wihandani5, Ketut Tirtayasa6
1
Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan Universitas Udayana, Denpasar
2,6
Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar
3
Program Studi Fisioterapi Universitas Aisyiyah,Yogyakarta
4
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas Udayana, Denpasar
5
Departemen Ilmu Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar

E-Mail: imadeadiwidiantara@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Anak dengan ASD termasuk dalam gangguan kesehatan mental yang
menunjukkan gangguan pada kontrol motorik dasar, gangguan pada kinerja otot dan ketrampilan
motorik konsisten dengan dispraksia yang sering menimbulkan gangguan berupa keseimbangan
dinamis. Tujuan: Untuk menganalisis intervensi fisioterapi berupa Perceptual Motor Approach dan
Specific Balance Training dalam meningkatkan keseimbangan dinamis anak dengan ASD. Metode:
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental penelitian two group pre and post test design.
Responden pada penelitian melibatkan 22 anak ASD di Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Denpasar
yang dibagi menjadi dua kelompok. Sebelas orang anak pada Kelompok I diberikan Perceptual
Motor Approach, sebelas orang anak pada Kelompok II diberikan Specific Balance Training.
Latihan diberikan tiga kali seminggu selama delapan minggu. Keseimbangan dinamis diukur
dengan Four square step test. Waktu saat melakukan Four square step test diukur dengan
stopwatch. Semakin lama waktu yang diperlukan maka keseimbangan dinamis semakin buruk.
Hasil: Hasil analisis data keseimbangan dinamis menggunakan paired sample t-test pada Kelompok
I menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,000 pada rerata sebelum intervensi 15,6±3,09
detik dan setelah intervensi 11,7 ± 2,90 detik. Paired sample t-test pada Kelompok II menunjukkan
perbedaan bermakna dengan nilai p=0,010 pada rerata sebelum intervensi 15,1±2,83 detik dan
sesudah intervensi 14,6 ± 2,88 detik. Uji beda antara Kelompok I dan Kelompok II setelah
intervensi menggunakan Independent sample t-test mendapat nilai p=0,030 (p< 0,05). Simpulan:
Perceptual Motor Approach lebih baik daripada Specific Balance Training dalam meningkatkan
keseimbangan dinamis pada anak dengan ASD derajat 1 di Pusat Layanan Autis Kota Denpasar.

Kata Kunci : Autism Spectrum Disorder, Perceptual Motor Approach, Specific Balance Training,
Keseimbangan Dinamis.

69
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 69-75

PERCEPTUAL MOTOR APPROACH INCREASES DYNAMIC BALANCE BETTER


THAN SPECIFIC BALANCE TRAINING IN FIRST DEGREES AUTISM SPECTRUM
DISORDER (ASD) CHILDREN IN AUTISM CARE CENTRE AT DENPASAR

ABSTRACt

Background: Children with ASD are included in mental health disorders that show
disturbances in basic motor control, disruptions in muscle performance and motor skills consistent
with dyspraxia which often leads to disorders of dynamic balance. Purpose: To analyze
physiotherapy interventions in the form of Perceptual Motor Approach and Specific Balance
Training in improving the dynamic balance of children with ASD. Methods: This study uses an
experimental research design of two groups pre and post test design. Respondents in the study
involved 22 ASD children in the Autism Service Center (PLA) of Denpasar City which were
divided into two groups. Eleven children in Group I were given the Perceptual Motor Approach,
eleven children in Group II were given Specific Balance Training. The exercise is given three times
a week for eight weeks. Dynamic balance is measured by Four square step test. The time when
doing the Four square step test is measured with a stopwatch. The longer the time needed, the worse
the dynamic balance. Results: The results of dynamic balance data analysis using paired sample t-
test in group I showed significant differences with the value of p = 0,000 in the mean before
intervention 15.6 ± 3.09 seconds and after the intervention 11.7 ± 2.90 seconds. Paired sample t-test
in group II showed significant differences with p = 0.010 in the mean before intervention 15.1 ±
2.83 seconds and after intervention 14.6 ± 2.88 seconds. Different test between group I and group II
after the intervention using Independent sample t-test got a value of p = 0.030 (p <0.05).
Conclusion: Perceptual Motor Approach is better than Specific Balance Training in improving
balance dynamics on children with first degree ASD in autism care centre at denpasar.

Keywords: Autism Spectrum Disorder, Perceptual Motor Approach, Specific Balance Training,
Dynamic Balance.

Pendahuluan sehari-hari. Dalam aspek ketrampilan gerak


aspek kontrol gerak, keseimbangan,
Kesehatan mental adalah isu yang diangkat penguasaan gerak, dan pemahaman gerakan
dalam hari fisioterapi dunia tahun 2018. Isu dasar. Pada anak dengan ASD yang termasuk
ini menjadi sangat penting dalam peran fungsi dalam gangguan kesehatan mental juga
fisioterapi dalam menangani gangguan menunjukkan gangguan pada kontrol motorik
kesehatan mental. Studi epidemiologis dasar, gangguan pada kinerja otot dan
menunjukkan bahwa depresi, kondisi yang ketrampilan motorik konsisten dengan
berhubungan dengan stress, gangguan dyspraxia2 dalam jurnal specificity of
muskuloskeletal yang berlangsung lama dan dyspraxia in children with autism. Kondisi
kecemasan mempengaruhi jutaan individu di dispraksia pada anak dengan ASD sangat erat
seluruh dunia sering memiliki konsekuensi hubungannya dengan koordinasi gerak serta
negatif untuk kemampuan mereka untuk gangguan keseimbangan tubuh. Anak dengan
bekerja dan kualitas hidup1. Hal ini pun ASD sering mengalami gangguan pada
terjadi pada anak-anak yang mengalami keseimbangan. Gangguan keseimbangan
gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD). dinamis pada anak dengan ASD dapat dilihat
Dampak biopsikososial yang juga dari sikap berdiri dan berjalan yang terlihat
mempengaruhi kualitas anak berpengaruh goyah. Hal tersebut karena anak dengan ASD
luas seperti dampak komunikasi sosial, memiliki koordinasi yang buruk dari anggota
prilaku berulang, gangguan ketrampilan gerak bawah selama kegiatan yang
gerak, serta pengaruh aktivitas kehidupan membutuhkan keseimbangan3. Fungsi
70
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 69-75

motorik kasar seperti kontrol postur dan feedforward dalam mengontrol


koordinasi gerak pun melibatkan struktur keseimbangan, proses pengolahan informasi
kortikal dan subkortikal yang luas. Sehingga sensorik dan kognitif pun menjadi kompenen
defisit motor adalah inti potensial yang yang harus diperhatikan saat latihan
melengkapi ASD sehingga adanya gangguan keseimbangan.
keseimbangan yang mempengaruhi kontrol
keseimbangan4. Tindakan terapi saat ini pun HASIL PENELITIAN
merujuk kepada intervensi dini dan
berkesinambungan untuk mengurangi 1. Karakteristik subjek penelitian
disabilitas pada anak dikemudian hari 5. Yaitu
tindakan latihan seperti perceptual motor Subjek adalah anak dengan ASD
approach dan Specific Balance Training atau derajat satu yang telah didiagnosa secara
pelatihan pada umumnya. Perceptual motor bersama-sama oleh tim (Psikologi klinis,
mampu meningkatkan hubungan perseptual psikologi, orthopedagogi, fisioterapi, okupasi
dan motorik anak karena fungsi taktil, terapi, dan terapi wicara) berusia 7-14 tahun
pengelihatan, pendengaran, proprioseptif, yang mengalami gangguan keseimbangan.
keseimbangan akan ditingkatkan Karakteristik subjek penelitian meliputi:
kesadarannya sehingga daya paham akan umur, jenis kelamin, berat badan, ,tinggi
meningkat. Sedangkan pada Specific Balance badan, dan IMT. Deskripsi karakteristik
Training peningkatan kontrol postural subjek penelitian pada kedua kelompok
menjadi landasan dalam meningkatkan disajikan pada Tabel 1.
keseimbangan, latihan ini pun sering
dikombinasikan dengan latihan membuka dan Tabel 1
menutup mata agar fungsi vestibular system Karakteristik subjek penelitian
meningkat6. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dan Karakteristik Kelompok 1
kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak
subjek Rerata±SB Min Maks
dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan
sistem regulasi yang berperan dalam Umur (th) 10,8±1,54 8 13
pembentukan keseimbangan. Tujuan tubuh
mempertahankan keseimbangan adalah Berat badan (kg) 35,0±5,31 26 43
menyangga tubuh melawan gravitasi dan
faktor eksternal lain, untuk mempertahankan Tinggi badan (cm) 141,7±8,90 128 158
pusat massa tubuh agar sejajar dan seimbang
dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi IMT (kg/m2) 17,3±1,08 15,9 19,1
bagian tubuh ketika bagian tubuh lain
bergerak7. Kelompok 2
Penelitian ini pun dapat Karakteristik
Rerata±SB Min Mak
menunjukkan kontribusi yang lebih tinggi subjek
dalam mencari keseimbangan7.
Keseimbangan statis dan dinamis dilakukan
Umur (th) 9,9±2,43 7 14
dengan mata terbuka karena dominasi visual
lebih tinggi dari rasa propioseptif untuk
Berat badan (kg) 32,1±6,72 23 43
keseimbangan statis dan dinamis8. Kondisi ini
pun melibatkan kontribusi aferen dari sistem Tinggi badan (cm) 137,7±12,64 122 160
kinestetik ke kontrol keseimbangan statis
secara terus-menerus. Proses informasi visual IMT (kg/m2) 16,7±0,95 15,3 18,6
ini pun penting untuk kontrol keseimbangan
berbasis umpan balik. Di sisi lain, postural Keterangan
kontrol yang kurang seimbang juga Min : Minimal
berhubungan dengan kecepatan respon gerak,
71
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 69-75

Mak : Maksimal sebelum


IMT : Indeks Massa Tubuh intervensi
(detik)
Keseimbang
an dinamis
2. Uji Normalitas dan Homogenitas 0,03
setelah 11,7±2,90 14,6±2,88
0
intervensi
Berdasarkan Tabel 2, uji normalitas dan
(detik)
homogenitas keseluruhan data memiliki nilai
p>0,05 dan menunjukan seluruh data pada Tabel 4
masing-masing kelompok berdistribusi Hasil analisis statistik pada kelompok 1 dan
normal dan data keseimbangan homogen. kelompok 2
menggunakan paired sample t-test
Tabel 2
Hasil uji normalitas (Saphiro Wilk Test)dan Sebelum Setelah
homogenitas (Levene’s Test) Variabel intervensi intervensi p
rerata±SB rerata±SB
Uji Uji Keseimban
Normalitas Homoge gan dinamis
nitas kelompok 1 15,6±3,09 11,7±2,90 0,000
Kel1 Kel 2 Nilai p (detik)
nilai p nilai p
Keseimban
Keseimbangan
gan dinamis
Dinamis kelompok 2 15,1±2,83 14,6±2,88 0,010
Sebelum 0,339 0,075 0,777 (detik)
Intervensi

Setelah 0,571 0,353 0,982 Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa


Intervensi terjadi penurunan waktu dalam menyelesaikan
Keterangan tes (tes diselesaikan dengan cepat) yang
Kel 1 : Kelompok 1 berarti terdapat peningkatan keseimbangan
Kel 2 : Kelompok 2 dinamis pada kelompok 1 yang dilihat dari
rerata keseimbangan dinamis sebelum
3. Uji Beda Pengukuran intervensi nilai reratanya adalah 15,6±3,09
Keseimbangan Dinamis Sebelum Dan (detik), dan terjadi peningkatan setelah 8
Setelah Perlakuan Pada Kedua Kelompok minggu diberikan Perceptual Motor
Approach dengan nilai reratanya adalah
Tabel 3 11,7±2,90 (detik). Hasil uji analisis dengan
Hasil analisis statistik pada kelompok 1 dan menggunakan Paired sample t-test didapatkan
kelompok 2 nilai p= 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha
menggunakan independent sample t-test diterima yaitu yaitu Perceptual Motor
Approach dapat meningkatkan keseimbangan
Kelompok Kelompok dinamis pada anak dengan Autism Spectrum
1 2 Disorder (ASD) derajat 1.
Variabel p
rerata ± rerata ± Pada Tabel 4 juga menunjukkan bahwa
SB SB terjadi peningkatan keseimbangan dinamis
Keseimbang 0,68 pada kelompok 2 yang dilihat dari rerata
15,6±3,09 15,1±2,83
an dinamis 1 waktu untuk melakukan four square step test
sebelum intervensi pada kelompok 2 nilai
reratanya adalah 15,1±2,83 detik, dan terjadi
72
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 69-75

penurunan waktu setelah pelatihan dengan Stimulasi propioseptif juga ditambahkan pada
nilai reratanya adalah 14,6±2,88 detik. program pelatihan dengan memberikan
Penurunan waktu untuk melakukan four pelatihan yang merangsang timbulnya
square step test menunjukkan bahwa terjadi propioseptif. Setiap gerakan yang terjadi
peningkatan keseimbangan dinamis. Hasil uji dalam satu sirkuit latihan, tidak hanya
analisis dengan menggunakan Paired sample meningkatkan satu komponen dalam
t-test didapatkan nilai p= 0,010 (p<0,05) yang keseimbangan, namun keseluruhan komponen
berarti Specific Balance Training dapat yang bekerja seperti organ visual9. Seperti
meningkatkan keseimbangan dinamis pada pada pelatihan memantulkan bola ke bawah
anak dengan Autism Spectrum Disorder dan bergiliran melewati holahop yang sudah
(ASD) derajat 1. tersusun (merupakan latihan pada unilateral
Tabel 3 menunjukan hasil analisis dengan activity station 5) yang dapat meningkatkan
menggunakan independent sample t-test pada input visual.
kelompok 1 sebesar 11,7±2,90 detik dan pada Saat latihan melompat melewati
kelompok 2 sebesar 14,6±2,88 detik dengan tongkat yang dipasang di cone, serta melalui
nilai p= 0,030 (p<0,05). Data tersebut tiga holahop yang diletakan di bawah lantai
memiliki arti ada perbedaan keseimbangan dengan jarak 20 cm (yang merupakan gerakan
dinamis yang signifikan setelah perlakuan bilateral activity station 1) diperlukan
antara kelompok 1 dan kelompok 2, dimana kemampuan mempertahankan posisi atau
ada peningkatan keseimbangan dinamis pada untuk memastikan sesuai transisi antara
latihan Perceptual Motor Approach dari posisi, kontrol postural beradaptasi dengan
rerata keseimbangan dinamis sebesar aktivitas sistem muskuloskeletal.
11,7±2,90 sedangkan peningkatan pada Sistem propioseptif akan meningkat
latihan Specific Balance Training dari rerata dengan kontraksi otot dan menstimulasi
keseimbangan dinamis sebesar 14,6±2,88. mekanoreseptor yang berada pada golgi
Maka dapat disimpulkan bahwa Perceptual tendon otot. Dengan sinyal yang dibawa
Motor Approach lebih baik dari Specific menuju korteks serebri akan mengatur kerja
Balance Training dalam meningkatkan otot agonis dan antagonis yang akan
keseimbangan dinamis pada anak dengan menyeimbangkan otot10. Gerakan melompat
Autism Spectrum Disorder (ASD) derajat 1 di trampolin serta melakukan lompat tali
atau Ha diterima. (yang merupakan gerakan bilateral activity
station 2) adalah latihan yang dapat
PEMBAHASAN merangsang proprioseptif dengan intensitas
gerakan yang berulang-ulang akan memberi
Perceptual Motor Approach Dapat dampak proprioseptif yang baik.
Meningkatkan Keseimbangan Dinamis
Pada Anak Dengan Autism Spectrum Specific Balance Training Dapat
Disorder (ASD) Derajat 1 Meningkatkan Keseimbangan Dinamis
Pada Anak Dengan Autism Spectrum
Latihan Perceptual Motor Approach Disorder (ASD) Derajat 1
yang dilihat dari rerata keseimbangan dinamis
sebelum intervensi nilai reratanya adalah Penurunan waktu dalam kel latihan
15,6±3,09 detik, dan terjadi peningkatan Specific Balance Training menunjukkan
setelah 8 minggu perlakuan dengan nilai bahwa terjadi peningkatan keseimbangan
reratanya adalah 11,7±2,90 detik. dinamis.. Dalam hal ini latihan single leg
Pelatihan Perceptual Motor Approach stance, balance path, dynamic balanced,
yang diberikan menstimulasi banyak double leg yang dilakukan dengan repitisi dan
komponen yang mempengaruhi durasi sebagai acuan tubuh untuk menjaga
keseimbangan seperti mekanisme adaptasi, kontrol postur tubuh secara seimbang11.
strategi sensori, internal representasi,kekuatan Latihan kontrol postur pada papan
otot, postural kontrol, visual, dan vestibular. keseimbangan juga dapat meningkatkan
73
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 69-75

propioseptif. Saat berjalan pada papan rencana tindakan dan untuk mengikuti ini
keseimbangan tubuh akan mengaktifkan sambil menghadapi rintangan14. Bentuk
propioseptif untuk merespon tubuh dalam latihan seperti “track” yang berkelanjutan
menjaga keseimbangan. Propioseptif dapat meningkatkan atensi anak dan
membantu sinergis komponen otot bekerja kemampuan anak akan berkembang dalam
dengan baik.12Pada penelitian pada 13 anak menghadapi rintangan.
dengan autism dengan diberikan intervensi Dalam konsep pemprosesan sensorik
latihan keseimbangan dan stimulasi dan motorik itu melibatkan banyak komponen
propioseptif. (multisensor) dalam autisme. Pemprosesan
multisensor merupakan konstruksi yang
Perceptual Motor Approach lebih baik dari berguna untuk membuat konsep, proses
Specific Balance Training dalam sensomotorik, dan pengalaman persepsi anak
meningkatkan keseimbangan dinamis pada dengan autisme. Pada Specific Balance
anak dengan Autism Spectrum Disorder Training komponen sensorik tidak bekerja
(ASD) derajat 1. penuh, dan lebih menekankan fokus latihan
untuk komponen yang bekerja di dalamnya
Keseimbangan dinamis setelah musculoskeletal, internal representasion,
pelatihan pada kel Perceptual Motor adaptasi mekanisme, neuromuscular synergis,
Approach sebesar 11,7± 2,90 detik dan pada visual tracking. Latihan Perceptual-Motor
kel Specific Balance Training sebesar Training akan melatih anak dalam mencapai
14,6±2,88 detik. Data tersebut memiliki arti postural security, bilateral body awareness,
ada perbedaan yang signifikan setelah motor plan, body scheme, dan ability to
perlakuan antara ke dua kel. Komponen screen input yang memerlukan fokus serta
latihan dan bentuk latihan berkelanjutan atensi yang tinggi. Sedangkan anak-anak
menjadi faktor lain mengapa pelatihan dengan ASD memiliki kebutuhan sensorik,
Perceptual Motor Approach lebih baik dalam emosi, dan komunikasi yang unik sehingga
meningkatkan kesimbangan dinamis. Seperti diperlukan pengalaman sensomotorik yang
dibahas dalam penelitian “The effect of berulang dan menantang15.
perceptual-motor activities training on gross
motor skills of autistic children“ di mana SIMPULAN
tugas persepsi dan motorik mengukur aspek-
aspek kunci “perilaku motorik” yang 1. Perceptual Motor Approach dapat
digunakan untuk pemprosesan visual atau meningkatkan keseimbangan dinamis
gerakan visual yang terpadu13. anak dengan ASD derajat 1
Ketika anak-anak dengan ASD belajar 2. Specific Balance Training dapat
kemampuan motorik banyak faktor seperti meningkatkan keseimbangan dinamis
kognitif, fisik, kebugaran fisik, keterampilan pada anak dengan ASD derajat 1
gerak, berbagai tingkat keterampilan, 3. Perceptual Motor Approach lebih baik
motivasi, dan tujuan mungkin menjadi dari pada latihan Specific Balance
keunggulan untuk fasilitasi dalam hambatan Training dalam meningkatkan
dalam pembelajaran. Seperti diketahui keseimbangan dinamis pada anak dengan
keterampilan motorik salah satu keterampilan ASD derajat 1
dasar untuk sekolah dan akademik belajar.
Peran komponen lain seperti atensi DAFTAR PUSTAKA
dalam latihan juga dapat membantu
meningkat kontrol gerak pada anak dengan 1. WHO. 2016 Seth Mnookin, World
ASD. Penelitian “The effect of perceptual- Bank Group, and World Health
motor training on attention in the children Organization. Making Mental Health a
with autism spectrum disorders” menunjukan Global Development Priority
peran persepsi dan perhatian mencakup
kemampuan untuk merumuskan tujuan dan
74
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 69-75

2. Lindsey K. M. & Stewart H. M. 2012. 9. Kolb, H. 2011. Simple Anatomy of the


Specificity of Dyspraxia in Children with Retina, The Organization of the Retina
Autism Published in final edited form as: and Visual System (serial online. Update
Neuropsychology. March p. 165–171 2011. Available from : URL :
3. Bhat, A.N., Landa, R.J., & Galloway, http://webvision.med.utah.edu/book/part-
J.C. 2011.Current Perspectives On Motor i-foundations/simple-anatomy-of-the-
Functioning In Infants, Children, And retina/. Accessed date 29 Maret 2018.
Adults With Autism Spectrum Disorders. Page 67
Journal Of Physical Therapy. 10. Watson, M. A & Black, F. O. 2008. The
4. Jamie M., Toby M., Fred B. 2018. Human Balance System-A complex
Relationships Between Gross Motor Skills Coordination of Central and Peripheral
and Social Function in Young Boys With Systems. Vestibular Disorders
Autism Spectrum Disorder. Pediatric Association.Page 140.
Physical Therapy : The Official 11. Strang, J. F., Kenworthy, L., Dominska,
Publication Of The Section On Pediatrics A., Sokoloff, J., Kenealy, L. E., & Berl,
Of The American Physical Therapy M. Wallace. 2010 Increased gender
Association variance in autism spectrum disorders and
5. Ozonoff S., Gregory S. Y., Stacy G., attention deficit hyperactivity disorder.
Laura G., Adriana M. H., Joel S., Suzanne Archives of Sexual Behavior vol. 8 page 3
M., Susan H., Sally J. R. 2008. Gross 12. Rudiyanto. 2014. “Pemberian Latihan
Motor Development, Movement Keseimbangan Dan Stimulasi
Abnormalities, and Early Identification of Proprioseptif Meningkatkan Postural
Autism. Journal Of Autisme And Control Pada Anak Dengan Autism”
Developmental Disorder (skripsi). Jakarta : Universitas Esa
6. Cheldavi H., Saeid S. B., Seyedeh N., Unggul.
Shetab B.A, Mehdi Z.A., 2013. The 13. Chen, K. C., Chu, C. L., Yang, Y. K.,
effects of balance training intervention on Yeh, T. L., Lee, I. H., Chen, P. S. 2005.
postural control of children with autism The relationship among insight, cognitive
spectrum disorder: Role of sensory function of patients with schizophrenia
information : Research in Autism and their relatives’ perception. Psychiatry
Spectrum Disorders Clinical Neuroscience.
7. Winter, D. A., Patla, A. E., Ishac, M., & 14. Afshari J. 2012 The effect of perceptual-
Gage, W. H. 2003. Motor mechanisms of motor training on attention in the children
balance during quiet standing. Journal of with autism spectrum disorders Research
Electromyography and Kinesiology in Autism Spectrum Disorder.
8. Assaiante, C., & Amblard, B. 1995. An 15. Hemant K. 2018 A Comparative Study on
ontogenetic model for the sensorimotor Relationship between Quality of Life of
organization of balance control in Children with Autism Spectrum Disorder
humans. Human Movement Science, 14, and Normal. International Journal of
13–43. Research in Engineering, IT and Social
Sciences. vol. 7 page 4

75

Anda mungkin juga menyukai