FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
1.4.2 Hipotesa........................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
besar merupakan salah satu faktor penunjang yang amat berperan dalam proses
pembangunan ekonomi dan bangsa yang sedang berkembang di era globalisasi saat
ini. Bahkan seluruh kebijakan dan program pembangunan ekonomi dan sosial
asasi warga Negara Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 27 ayat (2)
bahwa “tiap-tiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan yang layak bagi
1 angka 3 mengatur bahwa pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
1
Rachmat Trijono, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Papas Sinar Sinanti, Jakarta, h.
14.
2
Adrian Sutedi, 2009, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 1.
1
2
kecil merupakan bagian dari kekuatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa
pelindung dan pendamai bagi seluruh pihak. Sehingaa manusia bekerja bukan sebagai
obyek atau sebagai faktor produksi melainkan sebagai subyek, sebagai pelaku dalam
proses produksi maupun sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabat
yang dimilikinya.3
dalam hukum hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak,
3
F.X Djumialdi, 1997, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, h. 4.
4
I Made Udiana, 2016, Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial,
Udayana University Press, Denpasar. h. 44.
3
3. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-
potensi yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja pekerja, oleh karena
martabatnya, maka perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang
tetapi juga mencakup keselamatan dan kesehatan kerja yang diproteksi melalui
Keselamatan dan kesehatan kerja selanjutnya disebut (K3) merupakan suatu program
5
L. Meily Kurniawidjaja, 2010, Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja Universitas Indonesia,
Jakarta, h. 73.
4
(Preventif) bagi timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal–hal berpotensi yang menimbulkan
kecelakaan kerja serta penyakit akibat hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila
perundang-undangan yang berlaku.7 Maka sudah sangat jelas bahwa keselamatan dan
melaksanakan pekerjaannya.
mengikutsertakan pekerja pada jaminan sosial tenaga kerja. Jaminan untuk pekerja
minimum bagi pekerja, hal ini sering kali dikemukakan bahwa jaminan sosial
semua Negara.8
6
Adrian Sutedi, op.cit, h. 170.
7
Lalu Husni, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 133.
8
Zaeni Asyhadie, 2008, Aspek-Aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di Indonesia,
Rajawali Pers, Jakarta, h. 21.
5
bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS
sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti”. Selanjutnya pada Pasal 99 Ayat
tenaga kerja yang melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, disebabkan
perlindungan, maka perlu adanya pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja yang
memadai.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka sangat menarik untuk
dikaji dalam sebuah penelitian hukum yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
penellitian yang akan dilakukan. Demi menghindari isi serta uraian agar tidak
mengenai ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Adapun ruang lingkupnya
keselamatan dan kesehatan kerja di di Kantor Perbekel Desa Abiansemal Dauh Yeh
kerja.
yang dianalisis.9
variable, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena. Teori juga
merupakan alur penalaran atau logika (flow of reasonic/logic), yang terdiri dari
seperangkat konsep atau variabel, definisi dan proposisi yang disusun secara
9
Nasution Bahder Johan, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, h.
141.
7
keterangan yang saling berhubungan dan tersusun dalam suatu sistem deduksi yang
mengemukakan penjelasan atas suatu gejala.11 Hal ini sesuai dengan pendapat Jan
Gijssels dan Mark Van Koecke yaitu “Een degelijk inzicht in deze rechtstecoritische
kwesties wordt, blijkens het voorwoord, beschouwd als een noodzakelijke basis voor
elke wetenschappelijke studie van een konkreet positief rechtsstelsel”12 artinya dalam
teori hukum diperlukan suatu pandangan yang merupakan pendahuluan dan dianggap
mutlak perlu ada sebagai dasar dari studi ilmu pengetahuan terhadap aturan hukum
positif.
diperlukan teori yang berupa serangkaian asumsi, konsep, definisi dan proposisi
untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep. Teori juga sangat diperlukan dalam penulisan karya ilmiah
dalam tatanan hukum positif kongkrit.13 Teori hukum tidak hanya mengkaji tentang
10
J.Supranto, 2003, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, h. 194.
11
Burhan Ashshofa, 2004, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, h. 19.
12
Jan Gijssels en Mark Van Hoecke, 1982, Wat Is Rechsteorie?, Antwerpen, Nederland, h.
57.
13
Sedarmayani dan Hidayat, 2002, Metodologi Penelitian, Mandar Maju, Bandung, h. 43.
8
yaitu:
definitive. Dalam hal ini artinya perlindungan hukum yang preventif ini
preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintah yang didasarkan pada
14
Setiono, 2004, Rule of Law (Supremasi Hukum), Tesis, Magister Ilmu Hukum Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Sukarta, h. 3.
9
keputusan.
menyelesaikan sengketa.15
hak–hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta
penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja
diluar kehendaknya.
berorganisasi.
15
Philipus M.Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu
Surabaya, h. 1.
10
fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi norma yang berlaku dalam hukum tenaga
kepada pengusaha untuk menyediakan alat keamanan kerja bagi pekerja. Dalam hal
beban yang timbul secara materiil dengan memberikan penggantian dari biaya yang
perlindungan hukum dan kepastian terhadap pekerja dan tenaga kerja adalah Undang-
16
Zainal, dkk, 2012, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
h. 99.
17
Eko Wahyudi, dkk, 2016, Hukum Ketenagakerjaan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 33
18
Soedarjadi, 2008, Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, h.
53.
11
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, dan memperoleh jaminan sosial
tenaga kerja.
unsur pekerjaan, upah dan perintah”. Dari beberapa pengertian di atas yang menjadi
dasar hubungan kerja adalah perjanjian kerja. Atas dasar perjanjian kerja itu
kemudian muncul unsur pekerjaan, upah dan perintah. Dengan demikian hubungan
kerja tersebut adalah sesuatu yang abstrak, sedangkan perjanjian kerja adalah sesuatu
yang konkret atau nyata. Dengan adanya perjanjian kerja akan ada ikatan antara
pengusaha dan pekerja. Dengan perkataan lain ikatan karena adanya perjanjian kerja
kesehatan bagi pekerja juga tidak kalah pentingnya. Keselamatan dan kesehatan kerja
haruslah diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja. Tempat kerja adalah
setiap tempat yang didalamnya terdapat tiga unsur yaitu adanya suatu usaha baik
bersifat ekonomis maupun sosial, adanya sumber bahaya dan adanya tenaga kerja
19
Asri Wijayanti, 2014, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Cet IV, Sinar Grafika,
Jakarta, h. 37.
12
Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Undang-
c) Norma kerja yang berupa perlindungan kepada tenaga kerja yang berkaitan
dengan waktu kerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak,
penyakit kuman akibat perkerjaan berhak atas ganti rugi perawatan dan
20
Lalu Husni, op.,cit, h. 148.
13
Perlindungan hukum atas keselamatan kerja diatur menurut Pasal 86 ayat (1) huruf a
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu perusahaan wajib
keselamatan kerja ialah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 menyatakan Negara Indonesia
merupakan negara hukum. Secara sederhana yang dimaksud negara hukum adalah
harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Dalam
21
Kartasapoetra, G. Dan Rience Indraningsih, 1982, Pokok-pokok Hukum Perburuhan,
Armico, Bandung, h. 43.
14
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif adalah sesuatu yang ada
tujuan. Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang
sebagai a tool of social control yaitu upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di
dalam masyarakat, yang bertujuan terciptanya suatu keadaan yang serasi antara
stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. Selain itu hukum juga memiliki fungsi
lain yaitu sebagai a tool of social engineering yang maksudnya adalah sebagai sarana
pemikiran masyarakat dari pola pemikiran yang tradisional ke dalam pola pemikiran
yang rasional atau modern. Efektivikasi hukum merupakan proses yang bertujuan
Ketika kita ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum, maka kita
pertama-tama harus dapat mengukur sejauh mana hukum itu ditaati oleh sebagian
besar target yang menjadi sasaran ketaatannya, kita akan mengatakan bahwa aturan
aturan yang ditaati itu efektif, tetapi kita tetap masih dapat mempertanyakan lebih
jauh derajat efektivitasnya karena seseorang menaati atau tidak suatu aturan hukum
masyarakatnya.
sapu), yang memiliki kualitas buruk dan tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Jadi Achmad Ali berpendapat bahwa pada umumnya faktor yang banyak
pelaksanaaan peran, wewenang dan fungsi dari para penegak hukum, baik di dalam
23
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence), Kencana, Jakarta, h. 375.
24
Ibid, h. 378.
16
penjelasan tugas yang dibebankan terhadap diri mereka maupun dalam penegakan
perundang-undangan tersebut.25
1) Faktor Hukum
kalanya nilai keadilan itu tidak tercapai. Maka ketika melihat suatu
Karena hukum tidaklah semata-mata dilihat dari sudut hukum tertulis saja.
kualitas petugas kurang baik, ada masalah. Selama ini ada kecenderungan
atau penegak hukum, artinya hukum diidentikkan dengan tingkah laku nyata
citra dan wibawa penegak hukum. Hal ini disebabkan oleh kualitas yang
tidak dapat bekerja dengan baik, apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan
dan alat-alat komunikasi yang proporsional. Oleh karena itu, sarana atau
Tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak
4) Faktor Masyarakat
adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang,
5) Faktor Kebudayaan
18
mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dituruti) dan apa yang dianggap
mendasari hukum adat yang berlaku. Disamping itu berlaku pula hukum
Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya, karena menjadi hal pokok
dalam penegakan hukum, serta sebagai tolok ukur dari efektifitas penegakan hukum.
Dari lima faktor penegakan hukum tersebut faktor penegakan hukumnya sendiri
merupakan titik sentralnya. Hal ini disebabkan oleh baik undang-undangnya disusun
oleh penegak hukum, penerapannya pun dilaksanakan oleh penegak hukum dan
1.4.2 Hipotesa
27
Ibid, h.9.
19
Dasar perlindungan hak pekerja bersumber pada Pasal 27 ayat (2) UUD 1945
ayat (1) UUD 1945 mengatur bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal–hal yang
ditegaskan pada ketentuan Pasal 11 ayat (5) menyatakan bahwa dalam hal
pekerja belum terdaftar pada BPJS kesehatan maka pemberi kerja wajib
dengan pemberian hak dasar atas pemenuhan jaminan kesehatan bagi pekerja
mengungkapkan apa yang hendak dicapai oleh peneliti. 28 Karena dengan adanya
tujuan tersebut akan memberi arah yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut, baik
tujuan secara umum maupun tujuan secara khusus. Adapun tujuan tersebut yakni:
2. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada
Metode dapat diartikan, sebagai cara yang tepat untuk melakukan suatu,
dapat diartikan sebagai cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
seksama untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian berarti suatu kegiatan untuk
perundang-undangan di lapangan.
sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau untuk menentukan ada tidaknya
empiris, adapun data yang dipergunakan pada penulisan skripsi ini antara lain:
1. Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian yang dilakukan
Badung.
bahan hukum yang sudah ada. Adapun 3 (tiga) jenis bahan hukum antara
lain:
yang mengikat yang terdiri dari asas dan kaidah hukum yang
32
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h. 31.
24
Mahasaraswati.
kemudian data yang terkumpul akan dianalisis dan diuraikan. Secara umum
33
Ibid.
34
Ibid, h. 32.
35
Sulistyo-Basuki, 2010, Metode Penelitian, cet. II, Wedatama Widya Sastra, Jakarta, h. 147.
25
Kabupaten Badung..
menggunakan teknik non probability sampling, dalam hal ini tidak ada ketentuan
yang pasti berapa sampel yang harus diambil agar dapat dianggap mewakili
berdasarkan tujuan tertentu, dimana sampel yang dipilih atau ditentukan sendiri
oleh si peneliti, yang mana penunjukan dan pemilihan dari sampel ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi kriteria dan sifat-sifat atau
36
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 86.
26
Data yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut, baik berupa data primer
maupun data sekunder yang merupakan hasil dari studi dokumen dan wawancara,
kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan secara tepat mengenai hal-hal yang
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti secara jelas dan sistematis yang
kemudian dapat diolah serta disajikan dalam bentuk laporan, dimana dapat
37
Soerjono Soekanto II, h. 197.
41
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence),
Kencana, Jakarta.
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Asri Wijayanti, 2014, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Cet IV, Sinar
Grafika, Jakarta.
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju,
Bandung.
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
J.Supranto, 2003, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta,
h. 194.
Nasution Bahder Johan, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju,
Bandung.
Setiono, 2004, Rule of Law (Supremasi Hukum), Tesis, Magister Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Sukarta.
Zainal, dkk, 2012, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
PERUNDANG-UNDANGAN