Anda di halaman 1dari 3

OLEH :

NAMA : I PUTU HENDRA ADI PURNAMA


NIM : 1704742010216
KELAS : Khusus C

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR

2020
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
Teori dan Penerapan Hukum
1. Dalam problem hokum normative, ada norma kabur, norma kosong dan norma konlik,
bagaimana menyelesaikan masing2 diatas?
2. Dalam teori Roscoe Pound, ada 3 langkah dalam penerapan hokum, jelasakan?
3. Hakim dalam memutus perkara, bisa menafsirkan, menemukan dan membentuk hokum,
jelaskan
4. Hukum sebagai ketertiban social, hokum sebagai penggerak pembangunan dan hokum
untuk keadilan social, jelaskan?

Kumpul paling lambat pd saat UAS Ketik rapi dg nama/identitas lengkap

Jawaban
1. Soal no 1. Problem hokum normatif :
a. Norma Normativ,
b. Norma kabur
c. Norma konflik
2. 3 langkah penerapan hokum, menurut teori roscue
a. Menemukankaidahhukum: menetapkanpilihan di antarasekianbanyakhukum yang
sesuaidenganperkarahukum yang akandiperiksaoleh hakim;
b. Menafsirkankaidahhukum: menafsirkanmaknakaidahhukum yang telahdipilih agar
sesuaidenganmaknaketikakaidahhukumtersebutdibentuk; dan
c. Menerapkankaidahhukum: menerapkankaidahhukum yang
telahditemukandanditafsirkanterhadapperkarahukum yang hendakdiputuskan.
3. Penafsiran hakim. Sering disebut dengan AliranRechtsvinding, Aliran yang berada di
tengah-tengah. Hakim bebasuntukmenyelaraskanperundang-
undangandengankondisiriilmasyarakat. Kebebasaninitidakbolehmelewatibatas-
batasperundang-undangan. Hakim terikatuntuktidakkeluardaribatas-batasperundang-
undangan, namun hakim diberikebebasanmenyelaraskanperundang-undangan, terutama
yang sudahketinggalanjaman.
a. Penafsirkanhukum (rechtsinterpretatie):
Mencarimaknaketentuannormatif,
karenaadanyakaidahnormatifkurangdantidakjelasmaksudnya (vagenormen),
bahkantidakjarangterjadipertentanganmaknaantarkaidahnormatif (antinomi),
danjugakarenaperundang-undanganseringkaliketinggalanjaman.
b. PenemuanHukum (rechtsvinding):
Tidakjarangterjadiadanyakekosonganhukum (leemten in het recht) padasaat hakim
hendakmemeriksadanmemutusperkara. Dalamhalini, Hakim
dituntutharusmampumenemukanhukumgunamengisikekosonganhukumtersebut.
Apabila hakim tidakdapatmenemukandalamhukumtertulis,
makadiaharusmencaridalamhukumtidaktertulis yang hidupdalammasyarakat
(living law).
c. PembentukanHukum (rechtsvorming):
Setelahmenemukanhukumdanmenyatakan ’apahukumnya’ untukkasustertentu,
berartitelahmembuatsuatukaidahnormatifmeskipunhanyaberlakuuntukkasusterseb
ut.Hakimtidaklagisekedarmenerapkanperundang- undangan,
melainkanturutsertamembentuknormahukum (kaidahnormatif)
sebagaimanalayaknyapembentukperundang-
undangan.Tdklagisekedarmengkonstatatiratausekedarmenegaskankembalikaidahn
ormatif yang sudahada, namunsudahmenciptakansuatukaidahnormatif yang baru.

4. Hukum sebagai ketertiban social, hokum sebagai penggerak pembangunan dan hokum
untuk keadilan social,
a. Hukum sebagai Ketertiban sosial adalah Karena hukum digunakan sengai alat
mengatur masyarakat supaya hidup tertib.
b. Hukum sebagai Sosial Engeneering yaitu sebagai perekayasa sosial, sebagai alat
untuk merubah masyarakat ke suatu tujuan yang diinginkan bersama, hukum yang
dapat diarahkan untuk merubah pola-pola tertentu dalam suatu
masyarakat,menjadi masyarakat yang lebih baik.
c. Hukum sebagai Penggerak pembangunan adalah Hukum yang merupakan sarana
pembaruan masyarakat didasarkan atas anggapan bahwa adanya keteraturan atau
ketertiban dalam usaha pembangunan atau pembaruan itu merupakan sesuatu yang
diinginkan atau bahkan dipandang (mutlak) perlu, karena hukum sebagai alat
penggerak pembangunan karena ia mempunyai daya mengikat dan memaksa
dapat dimanfaatkan sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat ke arah
yg maju

Anda mungkin juga menyukai