Anda di halaman 1dari 12

Mutiara Hati Menuju Surga

Pendidikan Anak Autis Childhood Disintegrative Disorder (CDD)


STUDI KASUS (Di Sekolah Dasar Alam Baturaden)

Desti Pujiati, Melati Ismi Hapsari


Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182
Emaile: missdestyumpp@gmail.com, melshapsari@gmail.com

ABSTRAK

Pengamatan observasi bertujuan untuk ingin mengetahui perilaku apa saja yang muncul pada
anak autis, jenis autis apa saja yang diderita anak, program intervensi yang diberikan Sekolah
Alam Baturaden Purwokerto. Penelitian dilakukan tahun 2018, menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara dan
studi dokumen. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Deskripsi karakteristik
perkembangan anak autis diantara ada 6: Keterlambatan perkembangan bahasa, tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain, melakukan gerakan berulang-ulang (repetitive), masalah
perilaku, gangguan gerakan sensorik kurang terarah, ada perbedaan fungsi intelektual dengan
anak lain. Berdasarkan ciri-ciri tersebut peserta didik ini ditegakkan dengan autis Disintegrasi
(Childhood Disintegrative Disorder). Melalui Proses beberapa bulan SD Alam Baturaden
memiliki program ICGT ((Integrated and comprehensive Green Therapy) terapi ini memiliki
6 program special needs Green Therapy childhood education 1. Talenta yang diberikan
Alloh, 2. Terapi sensorik motor, 3. Terapi komunikasi, 4. Terapi self help (bantu diri), 5.
Terapi sosialisasi, 6. Terapi akademik dan non akademik. Perilaku yang ditunjukkan anak
sudah mulai terkikis dan bahwakan dapat memunculkan bakat yang belum terlihat. Terbukti
melalui observasi, wawancara dan pengambilan dokumentasi peserta didik ini mengalami
perubahan yang positif, salah satu nya yang membanggakan dapat menghafal Al Qur’an
dengan baik sesuai dengan tajwid.

Kata kunci: Autis, Pendidikan Inklusi, Sekolah Alam Baturaden, Assesmen dan
intervensi

1
PENDAHULUAN
Konsep sekolah alam adalah konsep dapat mengajarkan anak Anda atau
pendidikan mengacu kepada pemenuhan seorang guru khusus untuk mereka. Ada
dua fungsi manusia didunia, yaitu manusia kemungkinan bahwa anak autis adalah
sebagai abdullah atau hamba Alloh dan ruang kelas Clasikal atau kelas khusus.
manusia sebagai khalifah atau pemimpin Dalam beberapa tahun terakhir ini
di muka bumi. Manusia sebagai abdullah para psikolog perkembangan semakin
atau hamba Alloh memiliki tugas banyak mendapat rujukan dari dokter anak
menyembah dan beribadah kepada Alloh untuk mengkonsultasikan anak-anak usia
sang Khalik yang menciptakan alam 2-4 tahun dengan gejala-gejala seperti
berserta isi nya. Sebagai abdullah manusia ilustrasi di atas. Autisme, merupakan salah
memiliki kewajiban untuk patuh dan taat satu gangguan perkembangan yang
kepada Alloh SWT. Mengajar anak-anak semakin meningkat saat ini, menimbulkan
autis tidak hanya mungkin, tetapi penting. kecemasan yang dalam bagi para orangtua.
Seseorang dengan autisme dapat memiliki Gangguan Autis tergolong
bentuk yang berbeda ketika datang ke Childhood Disintegrative Disorder
gangguan otak. Ada yang parah di (CDD), menunjukkan perkembangan yang
berbagai kondisi cahaya. Anak-anak normal selama 2 tahun pertama usia
dengan autisme membutuhkan bantuan perkembangan, kemudian tiba-tiba
lebih dibandingkan dengan autisme ringan kehilangan kemampuan-kemampuan yang
yang mungkin memiliki lebih banyak telah dicapai sebelumnya. Observasi ini
kebebasan. akan mengarahkan kepada beberapa
Anak-anak dengan autisme memiliki gangguan autis yang dilakukan oleh sang
ketidakmampuan belajar dan gejala lain obsver di SD Alam Baturaden
dapat mengambil banyak perhatian guru Purwokerto).
mereka selain itu juga mengganggu kelas. Observasi ini ingin secara umum
Ini seharusnya tidak menjadi situasi yang mengetahui (1) perilaku apa saja yang
buruk dan dapat menguntungkan semua muncul pada anak autis, (2) Jenis autis apa
orang. Bahkan menunjukkan tanda-tanda saja yang diderita anak, (3) Program
perbaikan. Apakah anda tahu bahwa anak intervensi yang diberikan sekolah. Secara
autis akan membutuhkan lebih banyak khususnya tujuan mengetahui (1)
waktu dan perhatian satu-satu. Ini adalah Gambaran umum sekolah; (2)
apa yang terbaik bagi mereka. Orang tua Kebijakan/regulasi tentang pendidikan

2
inklusif yang dijadikan dasar; (3) ABK bicara, tetapi pada umumnya tetapi
yang belajar di sekolah inklusif (jenis dan memiliki keterampilan motorik yang
karakteristiknya); (4) Kondisi SDM di relatif baik (Dewi, 2005: 203). “Autism is
sekolah (kemampuan, sikap, persepsi) a developmental disability that
mencakup guru, kepala sekolah, tenaga significantly affect a student’s verbal and
administratif, dll; (5) Kurikulum khusus non verbal communication, social
dan bagaimana modifikasi kurikulum interaction, and educational performance
dilakukan; (6) Proses pembelajaran and often manifests in children by the age
berlangsung di kelas (metode, strategi, of three” (Turn bull, NewYork:242).
pengaturan kelas; (7) Dukungan Autisme adalah gangguan perkembangan
lingkungan dan sarana belajar di kelas dan yang signifikan mempengaruhi
di sekolah, aksesibilitas, peralatan belajar komunikasi verbal dan non verbal siswa ,
khusus; (8) Pelaksanaan evaluasi; (9) interaksi sosial, dan akademik sering
Kondisi faktor pendukung dan terjadi pada anak usia tiga tahun.
penghambat, sikap orang tua, masyarakat, Pada awalnya istilah “autisme”
pengawas, pejabat dinas, apakah ada ruang diambilnya dari gangguan schizophrenia,
sumber dan pusat sumber; (10) Proses dimana Bleuer memakai autisme ini untuk
seleksi masuk/recruitment peserta didik menggambarkan perilaku pasien
berkebutuhan khusus. skizofrenia yang menarik diri dari dunia
luar dan menciptakan dunia fantasinya
KAJIAN TEORI sendiri. Namun ada perbedaan yang jelas
Pengertian Autis Adalah gangguan antara penyebab dari autisme pada
perkembangan yang bersifat neurologis penderita skizofrenia dengan penyandang
dan perpasi/kompleks yang ditandai autisme infantile. Pada skizofrenia,
dengan adanya hambatan pada aktivitas autisme disebabkan dampak area
komunikasi, interaksi, perilaku, emosi dan gangguan jiwa yang didalamnya
sensori. Autisme merupakan suatu terkandung halusinasi dan delusi yang
kelainan perkembangan yang berlangsung minimal selama 1 bulan,
menyebabkan gangguan dan hambatan sedangkan pada anak-anak dengan autisme
pada komunikasi dan keterampilan sosial. infantile terdapat kegagalan dalam
Gejala autis ini muncul dalam berbagai perkembangan yang tergolong dalam
tingkatan, mulai dari tingkat yang ringan kriteria Gangguan Pervasif dengan
sampai berat. Sebagian besar anak kehidupan autistik yang tidak disertai
penyandang autis mengalami gangguan

3
dengan halusinasi dan delusi (DSM IV, 2. Asperger’s Syndrome, hambatan
1995 ). perkembangan interaksi sosial dan
Beberapa pengertian menurut para adanya minat dan aktivitas yang
ahli di atas autis memiliki perkembangan terbatas. Secara umum tidak
bersifat neurologi dan kompleks yang menunjukkan keterlambatan bahasa
ditandai hambatan aktivitas komunikasi, dan bicara, serta memiliki tingkat
perilaku, interaksi, emosi dan sensori. intelegensia rata-rata hingga di atas
Perkembangan otak juga mengalami rata-rata.
hambatan karena beberapa faktor yang 3. Rett’s Syndrome, lebih sering terjadi
mengakibatkan kerja otak lambat. pada anak perempuan dan jarang
Gangguan autis ini ada beberapa terjadi pada anak laki-laki. Sempat
klasifikasi yang memiliki ciri khusus di mengalami perkembangan yang
masing-masing ragam autis. Oleh karena normal kemudian terjadi
itu, fasilitator tidak hanya berdiri sendiri kemunduran/kehilangan kemampuan
dalam mendeteksi anak spesial. Fasilitator yang dimilikinya; kehilangan
harus memiliki TIM baik dengan psikolog, kemampuan fungsional tangan yang
kedokteran dan pihak praktisi yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan
memang berkecimpung didunia ABK tangan yang berulang-ulang pada
(Anak Berkebutuhan Khusus). Sehingga rentang usia 1 – 4 tahun.
dapat menegakkan dengan benar dan tepat 4. Childhood Disintegrative Disorder
mengintervensi anak. (CDD), menunjukkan perkembangan
yang normal selama 2 tahun pertama
Klasifikasi/ragam usia perkembangan, kemudian tiba-
Autism menurut Dsm Iv Pervasive tiba kehilangan kemampuan-
Developmental Disorder (Pdd) gangguan kemampuan yang telah dicapai
perkembangan yang bersifat sebelumnya.
menyebar/merembet yaitu: 5. Pervasive Developmental Disorder –
1. Autistic Disorder (Autism), Not Otherwise Specified (PDD-
gangguan perkembangan yang muncul NOS), merujuk pada istilah atypical
sebelum usia 3 tahun yang autism, diagnosa PDD-NOS berlaku
ditunjukkan dengan adanya hambatan bila seorang anak tidak menunjukkan
dalam interaksi sosial, komunikasi keseluruhan kriteria pada diagnosa
serta adanya perilaku stereotip pada tertentu (Autisme, Asperger atau Rett
minat dan aktivitas. Syndrome).

4
Karakteritik Perkembangan 2. Faktor Kandungan atau Pranatal
Deskripsi karakteristik perkembangan Kondisi kandungan juga dapat
anak autis diantara ada 6: 1). menyebabkan gejala autisme. Ini di
Keterlambatan perkembangan bahasa, 2). sebabkan oleh virus yang menyerang pada
Tidak mampu berinteraksi dengan orang trimester pertama, yaitu virus syndroma
lain, 3). Melakukan gerakan berulang- rubella selain itu kesehatan lingkungan
ulang (repetitive), 4). Masalah perilaku, 5). juga mempengaruhi kesehatan otaka janin
Gangguan gerakan sensorik kurang dalam kandungan. Polusi udara
terarah, 6). Ada perbedaan fungsi berdampak negatif pada perkembangan
intelektual dengan anak lain (Turbull, otak dan pisik janin sehingga
2013: 242) meningkatkan kemungkinan bayi lahir
Faktor penyebab dengan resiko autis bahkan bayi lahir
Para ahli telah melakukan riset dan prematur dan berat bayi kurang juga
menghasilkan hipotesa mengenai merupakan resiko terjadinya autis.
kemungkinan pemicu autisme, dan
3.  Faktor kelahiran
digolongkan menjadi enam faktor, yaitu :
Bayi yang lahir dengan berat
1. Faktor genetis atau keturunan
rendah, prematur, dan lama dalam
Gen menjadi faktor kuat yang
kandungan (lebih dari 9 bulan) beresiko
menyebabkan anak autis. Jika dalam satu
mengidap autisme. Selain itu, bayi yang
keluarga memiliki riwayat penderita autis,
mengalami gagal nafas (hipoksa) saat lahir
maka keturunan selanjutnya memiliki
juga beresiko mengalami autis.
peluang besar untuk menderita autis. Hal
a. Faktor Lingkungan
ini di sebabkan karena terjadi gangguan
Bayi yang lahir sehat belum tentu
gen yang memengaruhi perkembangan,
tidak mengalami autisme faktor
pertumbuhan dan pembentukan selsel otak
lingkungan (eksternal) juga dapat
kondisi genetis pemicu autis ini bisa di
menyebabkan bayi menderita autisme ,
sebabkan karena usia ibu saat
seperti lingkungan yang penuh tekanan
mengandung sudah tua atau usia ayah
dan tidak bersih. Lingkungan yang tidak
yang sudah tua. Diketahui bahwa sperma
bersih dapat menyebabkan bayi alergi
laki - laki berusia tua cenderung mudah
melalui ibu. Karena itu hindari paparan
bermutasi dan memicu timbulnya autisme.
sumber alergi berupa asap rokok, debu,
Selain itu, ibu yang mengidap diabetes
atau makanan yang menyebabkan alergi.
juga di tengarai sebagai peicu autisme
b. Faktor Obat
pada bayi.

5
Obat untuk mengatasi rasa mual, Penelitian melakukan observasi
muntah ataupun menenang yang di dengan guru/fasilitator terhadap
konsumsi ibu hamil beresiko perkembangan dan pendidikan anak autis
menyebabkan anak autis, karena itu anda dengan disintegrasi di SD Alam
harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Baturaden. Gambaran yang lengkap
dokter sebelum mengkonsumsi obat jenis tentang sasaran penelitian maka dalam
apapun saat hamil. penelitian ini digunakan beberapa teknik
c. Faktor Makanan pengumpulkan data beserta instrumen
Zat kimia yang terkandung dalam yang digunakan yaitu wawancara, dalam
makanan sangat berbahaya untuk penelitian ini wawancara mendalam
kandungan. Salah satunya, perstisida yang dilakukan pada sasaran penelitian, yaitu
terpapar pada sayuran, di ketahui bahwa wawancara dilakukan pada siswa reguler
pestisida mengganggu fungsi gen pada terutama teman sekelas siswa
syaraf pusat, menyebabkan anak autis. berkebutuhan khusus, wawancara
dilakukan untuk mengetahui pendapat
METODE guru siswa-siswa reguler terhadap siswa
Penelitian ini menggunakan jenis berkebutuhan khusus pada saat kegiatan
metode penelitian studi kasus, untuk belajar mengajar di dalam kelas. Adapun
meneliti dan memperoleh gambaran umum penggunaan instrumen berdasarkan
mengenai perkembangan dan pendidikan sasaran penelitian adalah instrumen. b.
Anak Autis. Pendekatan kualitatif di Kegiatan wawancara adalah bebas.
dipilih untuk mengungkapkan situasi Wawancara dilakukan secara mengalir dan
sosial tertetu dengan mendeskripsikan wawancara dilakukan ketika jam istirahat
kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata berlangsung. Dokumentasi, teknik
kata berdasarkan teknik pengumpulan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah
dan analisis data yang relevan yang digunakan untuk mengumpulkan catatan
diperoleh dari situasi yang alamiah (Satori peristiwa yang sudah berlalu. Observasi,
& Komariah, 2012:24) dalam penelitian observasi dalam penelitian ini dilakukan
ini dideskripsikan secara detail aspek- dengan melibatkan secara langsung
aspek yang mempunyai nilai penting yang peneliti pada situasi yang diteliti.
terkait dengan sasaran penelitian. Tempat
penelitian ini dilakukan di kawasan HASIL DAN PEMBAHASAN
Baturaden Purwokerto. Alloh SWT telah menyediakan
alam dan lingkungan sekitar sebagai media

6
terbaik untuk anak belajar. Justru banyak masing. Menurut tokoh pendidikan KH.
sekolah yang membelenggu anak dengan Dewantara “ Pendidikan pada umumnya
kegiatan “monoton di dalam kelas”. Anak berarti daya upaya untuk memajukan budi
menerima teori tanpa diberikan banyak pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran
keleluasaan untuk mencari tahu proses dan jasmani anak-anak selaras dengan
sebab akibat. Padahal anak sejatinya alam dan masyarakatnya. Mendukung
menjadi pembelajar yang tangguh. Mereka tokoh KH. Dewantara Melalui program
penuh rasa ingin tahu, selalu takjub dengan bermain alam assesmen ini dilakukan.
apa yang terjadi di sekitarnya, gemar Assesmen yang diterapkan oleh SD SABar
bergerak dan bertanya. adalah assesmen melalui bermain,
Sekolah Dasar alam baturaden diartikan bahwa suatu kegiatan yang
menjadi oase segar, terutama bagi anak- menempatkan bermain sebagai medium
anak yang memiliki gaya belajar yang atau wahana untuk mengassesmen
spesial, dan anak-anak yang memiliki berbagai pencapaian perkembangan anak.
kebutuhan kurikulum yang Asesmen adalah proses yang
berdifferegensiasi. Saya melihat penerapan sistimatis dalam mengumpulkan data
active learning di SD SABar, melalui seorang anak. Dalam kontek pendidikan
media alam dan lingkungan sekitarnya, asesmen berfungsi untuk melihat
serta kurikulum dan seluruh fasilitator kemampuan dan kesulitan yang dihadapi
yang mampu menerapkan prinsip “ seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
penerimaan positif tanpa syarat”. SABar menentukan apa yang sesungguhnya
dapat membuka potensi yang dimiliki anak dibutuhkan. Berdasarkan informasi itulah
yang sebelumnya tidak terlihat. Kurikulum seorang guru akan dapat menyusun
yang ada di SABar Green education yaitu program pembelajaran yang bersifat
kurikulum berbasis lingkungan dan realistis sesuai dengan kenyataan obyektif
mendidik anak pentingnya menjaga bumi. dari anak tersebut. Sebagai contoh; dari
Anak spesial adalah anugerah Tuhan hasil asesmen diperoleh informasi bahwa
yang memiliki kelebihan dan kekurangan. anak itu mengalami kesulitan dalam hal
Mereka di ciptakan dengan memiliki bicara, dan bukan kepada pelabelan bahwa
berbagai talenta. Oleh sebab itu, anak itu Autis. Selanjutnya instrumen
penanganan yang diberikan harus spesial asesmen disusun untuk menemukan hal-
juga. Sekolah alam baturaden memiliki hal yang sangat spesifik berkaitan dengan
TIM yang membuat program anak spesial masalah bicara tadi dan bukan untuk
sesuai dengan kebutuhan anak masing-

7
menemukan syndroma global atau berbeda. Dalam hubungannya dengan
pelabelan. pengembangan program pembelajaran
Program pendidikan didasarkan individual (PPI), asesmen menjadi sangat
kepada kebutuhan, dan bukan pada sentral dibanding-kan dengan tes,
kecatatan seorang anak. Di lapangan diagnostik dan evaluasi, sebab berdasarkan
assesmen dan evaluasi sering menjadi hasil asesmen itulah program
samar dan digunakan secara tidak tepat. pembelajaran individual (PPI) dapat
Evaluasi dan assesmen memang memiliki disusun dan dikembangkan. Namun
kemiripan, namun keduanya sangat demikian tes, diagnostik dan evaluasi tetap
berbeda. Dilihat dari pelaksanaannya; penting untuk mengetahui keberadaan
evaluasi dilakukan diakhir proses belajar anak, tetapi bukan untuk kepentingan
atau di saat proses belajar berlangsung dalam penyusunan program. Tujuan
sesuai dengan keadaan yang di evaluasi utama assesmen pada prinsipnya adalah
(Arikunto, 2010, p.26), sementara tindakan untuk menentukan bagaimana keadaan
asesmen bukan hanya dilakukan diakhir anak Autistik saat ini. Untuk mendapatkan
dan disaat proses belajar berlangsung, gambaran mengenai kondisi anak Autistik
tetapi jauh sebelum proses belajar itu pada saat ini perlu dilakukan modifikasi
terjadi, asesmen telah dilakukan dan asesmen, sehingga program pembelajaran
proses ini akan terus bergulir tanpa henti. yang disusun cocok dengan keadaan dan
Dilihat dari kontennya (instrumen); kebutuhan setiap anak.
evaluasi diambil dari materi yang Asesmen Perkembangan
diberikan, sementara asesmen didasarkan (developmental assessment), asesmen ini
kepada masalah dan kemampuan yang digunakan untuk melihat urutan dan tahap
dimiliki anak Dilihat dari tujuan; evaluasi perkembangan anak yang dapat membantu
semata-mata hanya untuk mengukur guru dalam memahami tingkat dan
seberapa jauh materi itu dapat diserap atau kemampuan anak Teknik Observasi
dikuasai, sementara asesmen untuk melihat (observation prosedure). Tujuan utama
kondisi anak saat itu dalam rangka observasi adalah untuk melihat
menyusun suatu program pembelajaran kemampuan dan keterampilan anak dalam
sehingga dapat melakukan intervensi situasi lingkungan yang alamiah. Perilaku
secara tepat. itu muncul tanpa ada intervensi dan
Tes, diagnosis, evaluasi dan asesmen manipulasi dari guru. Data yang
satu sama lain saling berhubungan, tetapi dikumpulkan dari kegiatan observasi
keempatnya mempunyai makna yang mungkin berkaitan erat dengan manusia

8
(orang), material atau benda, dan berbagai 1. Terapi adanya telenta yang diberikan
situasi yang berhubungan dengan peserta oleh Alloh, 2. Sensori motorik, 3.
didik. Komunikasi, 4. Self help ( bantu diri),
Menurut Hapidin, 2015: 107, upaya bantu diri, yaitu mengurus atau
Penggunaan lingkungan yang merawat diri (self care), menolong diri
menstimulasi dan teknik fasilitatif dan (self help), dan kegiatan sehari-hari atau
memberikan informasi relevan untuk Activities of Daily Living (ADL). Dalam
intervensi. Beberapa keterampilan yang bina diri dilatihkan keterampilan-
dapat diassesmen dengan pendekatan keterampilan yang dibutuhkan untuk
bermain. merawat diri anak sehari-hari, seperti
Program ini masih memiliki prinsip aktivitas makan dan minum secara
program terapi pada umumnya, hanya saja mandiri, membersihkan diri secara mandiri
anak-anak berkebutuhan khusus memiliki (cuci tangan, cuci kaki, mandi, gosok gigi,
ruang lebih dalam bergerak untuk BAB, BAK), menyisir rambut,
mendapatkan pengalaman, menerima mengenakan pakaian, dan lain sebagainya,
wawasan, mengasah skill, dan 5. Sosialisasi, ada dengan kebutuhan autis
mengembangkan bakat dalam satu Disintegrasi membutuhkan lingkungan
program yang terintegrasi dengan alam sosial yang dapat menerima mereka.
sebagai media utama. Bermain salah satu program yang
Intervensi yang dilakukan oleh dilakukan agar anak dapat bersosial isai
SABar dengan anak yang mengalami baik itu melalui bermain peran, permainan
kebutuhan khusus dengan Program ICGT yang berkelompok dll. 6. Terapi akademik
(Integrated and comprehensive Green dan non akademik. Pendidikan yang
Therapy) ada 6 program diantaranya : dilakukan sabar secara terintegrasi dengan
anak-anak lain, yang berbeda adalah
penanganan masing-masing anak ketika
memiliki kebutuhan khusus. Fasilitator
memberi tahukan kepada anak lain dalam
satu kelas agar mengerti tentang kondisi
anak yang mengalami berkebutuhan
khusus. Terapi ICGT dilakukan setiap
Gambar Terapi ICGT anak tidak tidur itu adalah waktu terapi ini
dapat dilakukan baik di rumah dan
sekolah. TIM terapis anak spesial ada 3

9
yang khusus menangani anak spesial. Autisme merupakan gangguan
Ketika anak special itu dikelas langsung perkembangan masa anak yang jumlahnya
ditangani oleh guru kelas yang juga semakin meningkat saat ini. Namun hal ini
diberikan bekal tentang ilmu anak tidak berarti anak yang menderita
berkebutuhan khusus. gangguan perkembangan lainnya seperti
Tanggapan orangtua tentang hasil lambat bicara, sangat aktif dan kurang
penanganan berupa terapi yang dilakukan konsentrasi selalu menderita autisme.
TIM luar biasa, orangtua lebih senang Diperlukan ketelitian dalam mendiagnosa
ketika anak-anak mereka berkembang baik gejala karena sering sekali antara satu
karena berada di SD SABar. gejala gangguan tumpang tindih dengan
Dn saat itu Dn duduk di Kelas 1, gejalan lainnya. Untuk itu diperlukan
Dn memiliki ciri-ciri karakter badan pemeriksaan yang terpadu dari berbagai
seperti robot, sikap tantrum, gangguan ahli agar diagnosa gangguan yang
pencernaan menolak makan nasi, dan ditegakkan tepat. Diagnosa yang tepat
gangguan komunikasi perfasif, akan menghasilkan prognosa dan
keterlambatan bicara. Ketika guru melihat intervensi yang tepat.
tingkah yang spesial beda dengan teman- Dalam pengklasifikasian gangguan
teman yang lain makan guru tergugah autisme untuk tujuan ilmiah dapat
hatinya akan menelusuri apa yang digolongkan atas autisme ringan-sedang
menyebabkan Dn seperti itu. Melalui dan berat. Namun pengklasifikasian ini
bantuan Tim terapi selama hampir 3 tahun jarang dikemukakan pada orangtua karena
perkembangan Dn sangat pesat berbedaan diperkirakan akan mempengaruhi sikap
menjadi anak yang patuh, santun dan dan intervensi yang dilakukan. Padahal
sudah tidak tantrum. Program ICGT untuk penanganan dan intervensi antara
disesuaikan dengan kebutuhan peserta autisme ringan, sedang dan berat tidak
didik. Sampai Dn hafal Alquran. Hafal berbeda. Penanganan dan intervensinya
alquran ini tidak dipaksa orangtua Dn harus intensif dan terpadu sehingga
tetapi ia senang dengan mendengarkan memberikan hasil yang optimal.
kaset atau video tartil Al Quran. Sampai
terbawa dalam hidup Dn jika makan dan DAFTAR PUSTAKA
minum harus ada gambar atau tulisan AL Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar
qur’an. Evaluasi Pendidikan, Revisi (Jakarta:
Bumi Aksara), h. 26
KESIMPULAN

10
Autism Spectrum Disorders: Signs &
Symptoms. 2010. Centers for Disease
Control and Prevention.
Dunia Psikologi. 2011. Autisme,
Pengertian dan Defenisinya. Artikel,
september   2011
Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah
Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
DIKTI.
Hapidin. 2015. Asesmen dan Evaluasi
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
LPP Press Universitas Negeri Jakarta.
Hasdianah. 2013. Autis pada Anak;
Pencegahan, perawatan dan
Pengobatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Trubull, Ann, Turnbul Rud dkk.
Exceptional Lives. Amerika: Pearson
Education

11
12

Anda mungkin juga menyukai