Anda di halaman 1dari 7

53

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Asuhan Keperawatan Kasus 1 Dengan Intervensi Pemberian

buah Pepaya Dengan Masalah konstipasi Pada pekerja sopir Menggunakan

Pendekatan Teori Model Self Care Agency (Dorothea Orem).

Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa : tn, "N" 36 tahun mengeluhkan

sulit buang air besar, hasil pengamatan keadaan umum, terjadi perubahan

konstipasi, sudah ±4 hari, tidak buang air besar.

Berdasarkan model keperawatan Orem's yang terkait dengan Self Care Theory.

Orem dalam teori sistem keperawatannya menggaris bawahi tentang bagaimana

kebutuhan self-care klien dapat penuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya.

Apabila ada self-care dificit yaitu defisit antara apa yang bisa di lakukan dan apa

yang perlu di lakukan untuk mempertahankan fungsi optimum disinilah

keperawatan diperlukan. Untuk memenuhi kaidah tersebut pada klien yang

mengalami masalah konstipasi diperlukan tindakan yang saling melengkapi antara

perawat dan klien. Berbagai upaya intervensi dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah konstipasi, salah satunya dengan upaya memberikan buah pepaya yang

dapat dipercaya membantu memperlancar pencernaan pada sopir, sehingga proses

BAB menjadi lancar. Intervensi pemberian buah pepaya akan di lakukan dua kali

dalam sehari (pagi - sore) selama dua hari. Selain memberikan buah pepaya

peneliti juga menyarankan pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi serat

seperti sayuran, dan asupan cairan yang cukup. Ini bertujuan agar BAB kembali

53
54

normal. Penelitian ini mengajarkan tentang manfaat mengkonsumsi dari buah

pepaya, untuk meningkatkan tingkat kemandirian pasien. Dengan harapan dapat

meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri. Selain itu peneliti juga

menekankan agar pasien bisa melanjutkan dan menerapkan intervensi yang sudah

diberikan secara mandiri.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa klien mengalami masalah konstipasi,

penyebabnya tidak dapat diketahui secara langsung, mengingat dari hasil

anamnesa tidak terungkap secara pasti atau kondisi fisik klien yang dapat

menyebabkan terjadinya konstipasi. Pada umumnya konstipasi terjadi karena

kurangnya asupan serat, kurangnya aktifitas dan sering menunda saat buang air

besar. Sehingga dalam penelitian ini bertujuaan untuk menerapkan intervensi

pemberian buah papaya dalam sehari-hari. Klien mengatakan sering mengalami

konstipasi dan mengatakan bahwa penyakitnya disebabkan karena kurang makan

sayur sayuran. Terkait pengetahuan terhadap masalah yang dialami klien, klien

mengatakan saat mengalami kesulitan buang air besar

Intervensi: Menerapkan intervensi pemberian buah pepaya. Evaluasi: konstipasi

dapat teratasi. Klien paham tentang masalah konstipasi dan klien dapat

menerapkan intervensi yang sudah di berikan.


55

4.2 Identifikasi Asuhan Keperawatan Kasus 2 Dengan Intervensi Pemberian

Buah Pepaya Dengan Masalah Konstipasi Pada Pekerja Sopir Menggunakan

Pendekatan Teori Model Self Care Agency (Dorothea Orem).

Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa : tn “S” 45 tahun mengeluhkan

tidak bisa buang air besar, hasil pengamatan keadaan umum, terjadi perubahan

konstipasi, sudah ± 3 hari, tidak buang air besar.

Berdasarkan model keperawatan Orem's yang terkait dengan Self Care Theory.

Orem dalam teori sistem keperawatannya menggaris bawahi tentang bagaimana

kebutuhan self-care klien dapat di penuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya.

Apabila ada self-care dificit yaitu defisit antara apa yang bisa di lakukan dan apa

yang perlu di lakukan untuk mempertahankan fungsi optimum disinilah

keperawatan diperlukan. Untuk memenuhi kaidah tersebut pada klien yang

mengalami masalah konstipasi diperlukan tindakan yang saling melengkapi antara

perawat dan klien. Berbagai upaya intervensi dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah konstipasi, salah satunya dengan upaya memberikan buah pepaya yang

dapat dipercaya membantu memperlancar pencernaan pada pekerja sopir,

sehingga proses BAB menjadi lancar. Intervensi pemberian buah pepaya akan di

lakukan dua kali dalam sehari (pagi – sore) selama dua hari. Selain memberikan

buah pepaya peneliti juga menyarankan pasien mengkonsumsi makanan yang

tinggi serat seperti sayuran, dan asupan cairan yang cukup serta menganjurkan

agar jangan sering menahan BAB. Ini bertujuan agar BAB kembali normal.
56

Penelitian ini mengajarkan tentang manfaat mengkonsumsi dari buah pepaya,

untuk meningkatkan tingkat kemandirian pasien. Dengan harapan dapat

meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri. Selain itu peneliti juga

menekankan agar pasien bisa melanjutkan dan menerapkan intervensi yang sudah

diberikan secara mandiri.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa klien mengalami masalah konstipasi,

penyebabnya tidak dapat diketahui secara langsung, mengingat dari hasil

anamnesa tidak terungkap secara pasti atau kondisi fisik klien yang dapat

menyebabkan terjadinya konstipasi. Pada umumnya konstipasi terjadi karena

kurangnya asupan serat, kurangnya aktifitas dan sering menunda saat buang air

besar. Sehingga dalam penelitian ini bertujuaan untuk menerapkan intervensi

pemberian buah papaya dalam sehari-hari. Klien mengatakan sering mengalami

konstipasi dan mengatakan bahwa penyakitnya disebabkan karena kurang makan

sayur sayuran, sering menahan bab kurangnya aktifitas.

Intervensi: Menerapkan intervensi pemberian buah pepaya. Evaluasi: konstipasi

dapat teratasi. Klien paham tentang masalah konstipasi dan klien dapat

menerapkan intervensi yang sudah di berikan.


57

4.3 Analisa Perbandingan Intervensi Pemberian Buah Papaya Kasus 1 Dan

Kasus 2 Pada Pekerja Sopir Dengan Masalah Konstipasi Menggunakan

Pendekatan Teori Model Self Care Agency (Dorothea Orem).

Dari kedua kasus diatas dapat dianalisis bahwa ada beberapa ada faktor yang

mempengaruhi seperti kurang asupan serat, defekasi yang tidak teratur, sering

menahan atau menunda BAB, dan kurangnya asupan cairan terhadap masalah

konstipasi yang dialami.

Dari hasil evaluasi 2 kasus didapatkan kasus 1, Tn. N pada awal sebelum

memberikan buah pepaya, pasien mengalami konstipasi, sudah 4 hari tidak buang

air besar dengan lancar, lalu pasien akan diberikan intervensi buah pepaya.

Sesudah pemberian buah pepaya, konstipasi dapat teratasi, eliminasi yang

kembali normal. Tn .S pada awal sebelum memberikan buah pepaya mengalami

perubahan eliminasi alvi, sudah 3 hari tidak buang air besar, lalu akan diberikan

intervensi pemberian buah pepaya. sesudah pemberian buah pepaya, konstipasi

dapat teratasi. Selain itu peneliti juga menganjurkan kepada kedua klien

mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran, asupan cairan dan aktivitas

yang cukup.

Berbagai upaya intervensi dapat dilakukan untuk mengatasi masalah konstipasi,

salah satunya adalah mengkonsumsi buah papaya, dengan mengkonsumsi buah

pepaya, maka akan memperlancar eliminasi alvi karena pepaya mengandung zat

gizi yang lengkap salah satunya adalah pectin (serat larut yang tinggi) Serat tidak
58

larut air tersebut berperan membentuk gen sehingga dapat meningkatkan volume

isi lambung. Didalam usus besar, pectin juga akan membuat volume feses

menjadi besar dan mudah untuk di keluarkan. Maka dari itu di anjurkan untuk

para pekerja sopir untuk mengkomsumsi serat yang bersifat menahan air pada

fragmen serat sehingga mengasilkan tinja yang lebih banyak dan berair

Dengan menerapkan intervensi pemberian buah pepaya yang tepat dan benar

maka buang air besar akan normal. Dari hasil evaluasi hari kedua selama 2 kali

pemberian implementasi, didapatkan kedua klien mampu menerapkan intervensi

dengan baik. Tn. N yang sudah 4 hari tidak buang air besar, sekarang rajin

menerapkan intervensi yang sudah diberikan dan BABnya kembali normal.

Begitu juga Tn. S yang udah 3 hari tidak buang air besar, setelah menerapkan

intervensi yang berikan, masalah konstipasi dapat teratasi. Selain itu, kedua klien

juga mampu mengetahui manfaat dari mengkonsumsi buah pepaya. Perbedaan

dari kedua kasus di atas adalah terletak pada keluhan dari masing masing klien.

Didapatkan dari hasil pengkajian Tn. N yang mengalami keluhan susah buang air

besar karena kurang makan sayur sayuran dan Tn. S mengalami keluhan susah

buang air besar karena kurangnya aktivitas dan sering menahan BAB. Hal ini

menandakan bahwa responden mengalami self care deficit Dengan demikian

tingkat ketergantungan klien yaitu the supportive educative nursing system

dimana perawat memberikan bantuan berupa dukungan dan pelajaran berupa

penerapan intervensi pemberian buah papaya pada klien sehingga masalah

konstipasi dapat dicegah. Dari hasil evaluasi hari kedua, kedua klien mampu
59

menerapkan intervensi secara teratur.Keberhasilan intervensi pemberian buah

pepaya tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi. seteiah dilakukan intervensi

keperawatan selama dua hari untuk klien mampu menerapkan intervensi

pemberian buah pepaya secara teratur secara mandiri dan konstipasi dapat

teratasi. Konsep model dan teori keperawatan menurut Orem yaitu Kelebihan dari

efektif dilakukan untuk mendukung, mengajarkan serta mengarahkan klien utuk

memenuhi kebutuhan dan mencapai self care. Dalam hal ini sistem keperawatan

yang digunakan adalah yaitu the supportive educative nursing system adapun

bantuan dan pelajaran yang diberikan adalah berupa penerapan intervensi yang

bertujuan mendapatkan pola eliminasi yang teratur. Pemberian buah papaya

merupakan salah satu intervensi non-farmakologis pada gangguan eliminasi alvi.

Kelebihan dari teori model orem adalah asuhan keperawatan yang diberikan juga

dijelaskan secara spesifik melalui beberapa sistem keperawatan, bentuk terapi

yang diberikan dan pengkajian kebutuhan dasar secara mandiri.

Kekurangan dari model self care Orem yaitu hasil data pengkajian pada model

konsep self care ini belum seluruhnya tergali, karena pengkajian Orem tidak

mencakup data psikologis, budaya dan spiritual. Sehingga, jika terdapat masalah

kebutuhan yang berkaitan dengan hal tersebut maka harus dikombinasikan dengan

model konsep yang lain. Asuhan keperawatan dalam teori Orem tidak

dicantumkan secara global. Hanya beberapa item yang dikaji. Dalam hal ini

perawat perlu menggali keluhan klien secara rinci untuk mengetahui kebutuhan-

kebutuhan dan terapi yang harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai