Pendahuluan :
Setiap individu berhak atas taraf hidup yang memadahi bagi kesejahteraan dirinya maupun
keluarganya, termasuk diantaranya sandang, pangan, perumahan dan perawatan kesehatan.
Mensikapi hal tersebut diatas dan untuk menyongsong era global, jajaran kesehatan perlu
melakukan pembenahan dan perubahan orientasi setrategi, khususnya pelayanan dirumah sakit.
Perubahan setrategi diperlukan agar pembangunan kesehatan normal berjalan selaras dengan
dinamika perubahan lingkuangan. Dilain pihak juga dapat mencegah terjadinya keterlambatan
proses pelayanan kesehatan.
Pelayanan dirumah sakit diupayakan menuju standar mutu yang telah ditetapkan. Demikian
halnya untuk masing-masing bidang pelayanan, salah satunya adalah bagian bedah, sehingga
komplikasi paska pembedahan dapat dihindarkan. Komplikasi yang terjadi diantaranya infeksi
pada lukajahitan, perdarahan atau yang lain, sehingga pasien yang telah dilakukan tindakan
pembedahan diharapkan sembuh tidak meninggalkan cacat secara fisik.
Kondisi kesehatan masyarakat sekarang ini memungkingkan terjadinya perubahan pada pola
penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang menyerang telinga atau biasa disebut Mastoiditis
Kronis.
Mastoiditis Kronis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol
di belakang telinga) yang berlangsung cukup lama.
Pengobatan biasanya diawali dengan pemberian suntikan antibiotik lalu disambung dengan
antibiotik per-oral (melalui mulut), minimal selama 2 minggu.
Jika pemberian antibiotik tidak berhasil mengatasi keadaan ini, dilakukan mastoidektomi
(pengangkatan sebagian tulang dan pembuangan nanah). (Sumber : www.wikipedia.com).
(sumber : http://upload.wikimedia.org)
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan
dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang
telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat
ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah
kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya
sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi
temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus
auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus
panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa
padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis.
Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung
kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut
serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian
luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan
bagi kulit.
Pendahuluan :
Setiap individu berhak atas taraf hidup yang memadahi bagi kesejahteraan dirinya maupun
keluarganya, termasuk diantaranya sandang, pangan, perumahan dan perawatan kesehatan.
Mensikapi hal tersebut diatas dan untuk menyongsong era global, jajaran kesehatan perlu
melakukan pembenahan dan perubahan orientasi setrategi, khususnya pelayanan dirumah sakit.
Perubahan setrategi diperlukan agar pembangunan kesehatan normal berjalan selaras dengan
dinamika perubahan lingkuangan. Dilain pihak juga dapat mencegah terjadinya keterlambatan
proses pelayanan kesehatan.
Pelayanan dirumah sakit diupayakan menuju standar mutu yang telah ditetapkan. Demikian
halnya untuk masing-masing bidang pelayanan, salah satunya adalah bagian bedah, sehingga
komplikasi paska pembedahan dapat dihindarkan. Komplikasi yang terjadi diantaranya infeksi
pada lukajahitan, perdarahan atau yang lain, sehingga pasien yang telah dilakukan tindakan
pembedahan diharapkan sembuh tidak meninggalkan cacat secara fisik.
Kondisi kesehatan masyarakat sekarang ini memungkingkan terjadinya perubahan pada pola
penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang menyerang telinga atau biasa disebut Mastoiditis
Kronis.
Mastoiditis Kronis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol
di belakang telinga) yang berlangsung cukup lama.
Pengobatan biasanya diawali dengan pemberian suntikan antibiotik lalu disambung dengan
antibiotik per-oral (melalui mulut), minimal selama 2 minggu.
Jika pemberian antibiotik tidak berhasil mengatasi keadaan ini, dilakukan mastoidektomi
(pengangkatan sebagian tulang dan pembuangan nanah). (Sumber : www.wikipedia.com).
(sumber : http://upload.wikimedia.org)
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan
dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang
telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat
ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah
kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya
sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi
temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus
auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus
panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa
padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis.
Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung
kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut
serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian
luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan
bagi kulit.
Pusing
Sering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan kesehatan untuk menggambarkan stiap
gangguan sensasi orientasi ruang, namun tidak spesifik dan tidak bisa menggambarkan dengan
jelas. Karena gangguan keseimbangan adalah sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh pasien,
penting untuk menentukan apa gejala yang sebenarnya dirasakan oleh pasien.
Vertigo
didefinisikan sebagaihalusinasi atau ilusi gerakan gerakan seseorang lingkungan seseorang yang
dirasakan. Kebanyakan orang yang menderita vertigo menggambarkan rasa berputar putar atau
merasa seolah-olah benda berputar mengitari. Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika te
disfungsi yang cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam).
Ataksia
adalah kegagalan koordinasi muskuler dan dapat terjadi pada pasien dengan penyakit vestibuler.
Sinkope, pingsan, dan kehilangan kesadaran bukan merupakan bentuk vertigo, juga merupakan
karakteristik masalah telinga biasanyaji menunjukkan adanya penyakit sistem kardiovaskuler.
C. Etiologi
Penyakit ini biasanya terjadi jika otitis media akut yang tidak diobati secara tuntas menyebar dari
telinga tengah ke tulang di sekitarnya, yaitu prosesus mastoideus. Hal ini terjadi karena infeksi
yang disebabkan oleh bakteri seperti kuman influensa dan virus yang menyebabkan penyakit
Gondongan (Parotitis).
D. Patofisiologi
Bakteri menyebar dari telinga tengah ke udara mastoid sel, di mana peradangan menyebabkan
kerusakan pada struktur bertulang. Bakteri yang paling sering menyebabkan mastoiditis adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan gram-negatif bacilli seperti
Pseudomonas aeruginosa. Bakteri lainnya termasuk Moraxella catarrhalis, dan spesies
Mycobacterium. Beberapa mastoiditis disebabkan oleh cholesteatoma, yang merupakan kantong
keratinizing dari squamous epithelium di tengah telinga yang biasanya hasil dari berulang-tengah
infeksi telinga.
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan:
Pengobatan biasanya diawali dengan pemberian suntikan antibiotik lalu disambung dengan
antibiotik per-oral (melalui mulut), minimal selama 2 minggu. Jika pemberian antibiotik t idak
berhasil mengatasi keadaan ini, dilakukan mastoidektomi (pengangkatan sebagian t ulang dan
pembuangan nanah).
2. Tindakan Operasi (pembedahan)
Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani
yang perforasi, mencegah terjadinya koplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat,
serta memperbaiki pendengaran.
Adapun teknik operasinya adalah sebagai berikut :
a. Mastoidektomi sederhana (Simple mastoidectomy)
b. Mastoidektomi radikal
c. Miringioplati
d. Timpanoplasti
e. Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty)
(sumber: www.hennykartika.wordpress.com)