Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FARMAKOLOGI KLINIK

OBAT VASODILATOR

Disusun Oleh :

Rahmat Utomo (1801068)

Dosen Pengampu :

Dra. Syifa Hasti, M.Farm, Apt.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
nya kami dapat menyelesaikan makalah Farmakologi Klinik mengenai Obat
Vasodilator ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Farmakologi Klinik dan juga untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai Obat
Vasodilator. Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis mendapatkan
banyak bantuandan bimbingan dari berbagai pihak. Terutama dari dosen pengampu
dari mata kuliah Farmakologi Klinik Dra. Syifa Hasti, M.Farm, Apt. Maka pada
kesempatan ini, kami selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penulis menerima kritik dan saran agar

kedepannya bisa lebih baik lagi. Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Pekanbaru, 11 Juni 2020

i
Penulis, Rahmat Utomo (1801068)

DAFTAR ISI

Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...................................................................................................................iii
1.1. Latar Belakang........................................................................................................iii
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................iv
1.3 Tujuan......................................................................................................................iv
BAB II.....................................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................................1
2.1 Pengertian Vasodilator...................................................................................................1
2.2 PENGGOLONGAN OBAT VASODILATOR..............................................................2
2.2.1 Vasodilator dapat digolongkan secara kimiawi dan menurut titik-kerjanya, yaitu:. 2
2.2.2.      Mekanisme Kerja..............................................................................................3

ii
2.3 Obat-obat Vasodilator....................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................8
KESIMPULAN........................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................8
3.2.Saran.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang


harus mampu berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan
terkanan darah, kerja dan frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler
lain merupakan resultante dari berbagai faktor pengatur yang bekerja secara
serentak.

Sistem peredaran darah atau sistem kardio vaskular adalah


suatu system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem
ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari
homeostasis). Sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian
dari kinerja  jantung dan jaringan pembuluh darah(system kardio
vascular) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup

iii
organisme, didukung oleh metabolism setiap sel dalam tubuh dan
mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

Gagal jantung adalah sindrom klinik yang disebabkan oleh


o l e h ketidak mampuan jantung dalam memompa darah dalam jumlah yang
cukup bagi kebutuhan metabolisme tubuh.gagal jantung juga dapat
disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan
pengisian ventrikel (disfungsi diastolic) dan atau kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik).
Tujuan utama pengobatan gagal jantung, mengurangi gejala akibat
bendungan sirkulasi,memperbaiki kapasitas kerja dan kualitas hidup
serta memperpanjang harapan hidup.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Vasodilator ?

2. Apa saja penggolongan Obat Vasodilator ?

3. Apa saja Obat-obat Vasodilator ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Vasodilator.

2. Untuk mengetahui penggolongan Obat Vasodilator.

3. Untuk mengetahui Obat-obat Vasodilator.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vasodilator

Vasodilator berasal dari bahasa latin yaitu vas = pembuluh, dillatatio =


memperlebar atau vasodilatansia didefenisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat
memperlebar pembuluh secara langsung. Zat-zat dengan khasiat vasodilatasi tak
langsung tidak termasuk defenisi ini, misalnya obat-obat hipertensi yang menimbulka
vasodilatasi melalui blockade saraf-saraf perifer, aktivasi sarafsaraf otak atau
mekanisme lainya seperti alfa-dan beta-blockers, penghambat ACE dan antagonis-
kalsium (Tjay & Rahardja, 2007).
Berdasarkan penggunaanya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
vasodilator, yaitu:
·         Obat-obat hipertensi : dihidralazin dan minoksidil.
·         Vasodilator Koroner (obat angina pectoris) : nitrat dan nitrit
·         Vasodilator Perifer (Obat gangguan sirkulasi) : buflomedil, pentixifilin,
turunan nikotinat dan lain-lain.

Vasodilator adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi seperti


hipertensi, dimana pasien memiliki tekanan darah tinggi yang tidak normal, serta
angina dan gagal jantung kongestif, di mana mempertahankan tekanan darah
mengurangi risiko pasien mengembangkan masalah jantung lainnya.

1
2.2 PENGGOLONGAN OBAT VASODILATOR

2.2.1 Vasodilator dapat digolongkan secara kimiawi dan menurut titik-


kerjanya, yaitu:

a.       Alfa-blockers: prazosin, buflomedil dan kodergokrin.


Zat-zat ini merintangi reseptor alfa adrenegik dengan efek memperlemah daya
vasokonstriksi noradrenalin terhadap arteriole.

b.      Beta-adrenergika: isoxuprin


Zat ini menstimulasi reseptor beta adrenergic di arteriole denga efek faso
dilatasi  di bronchia dan otot, tetapi terutama dibagian yang tidak sakit.

c.       Antagonis-ca: nifedipin dan ninodipin, flunarizin dan sinarizin


Obat-obat ini memblok saluran-Ca (calcium channels) di sel otot jantung dan
otot polos pembuluh, sehingga menghindarkan konstraksi dengan efek vasodilatasi 
di arteriole
.
d.      Derivat nikotinat: nikotinilalkohol, xantinol- dan metilnikotinat.
Asam nikotinat dan derivatnya terutama mendilatasi pembuluh kulit dimuka,
leher dan otot lengan, sedangkan penyaluran darah ke bagian bwah tubuh justru
berkurang. Maka itu, zat ini kurang berguna terhadap gangguan sirkulasi di betis
atau kaki lebih efektif pada vasospasme di kulit.

e.       Obat lainnya: iloprost, pentoksifilin, ekstrak Gingko biloba dan siklandelat.

2
2.2.2.      Efek samping
Semua vasodilator menimbulkan beberapa efek samping yang bertalian
dengan vasdilatasi, yakni:
a.       Turunnya tekanan darah (hipotensi) dengan ousing dan nyeri kepala berdenyut-
denyut.
b.      Tachycardia reflektoris (frekuensi jantung naik akibat aksi balasan) dengan
gejala debar jantung (palpitasi), perasaan panas di muka (flushing) dan gatal-gatal.
c.       Gangguan lambung-usus, seperti mual dan muntah-muntah. Guna mengurangi
efek yang tak diinginkan ini vasodilator sebaiknya diminum pada waktu atau sesudah
makan.

2.2.2.      Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja obat vasodilator :

 Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors: vasodilator jenis ini


bekerja dengan menghambat aktivitas enzim ACE yang akan menurunkan
produksi angiotensin penyebab pembuluh darah mengkerut. Beberapa jenis
obat yang termasuk ACE inhibitors adalah benazepril (Lotensin), captopril
(capoten), dan enalapril (vasotec, epaned).
 Calcium channel blockers (CCB): serangan jantung dapat disebabkan oleh
penegangan otot pembuluh darah akibat menumpuknya plak dari kalsium.
Calcium channel blockers atau antagonis kalsium inilah yang akan
mencegahnya dengan menghambat kalsium masuk ke dalam sel-sel otot.
Beberapa jenis obatnya adalah amlodipine (Norvasc), clevidipine (cleviprex),
dan diltiazem (Cardizem).

3
 Angiotensin receptor blocker (ARB):  vasodilator ARB berfungsi untuk
menghalangi angiotensin agar tidak menempel pada otot pembuluh darah.
Proses ini juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi. Beberapa obatnya
adalah azilsartan (Edarbi), candesartan (Atacand), dan eprosartan (Teveten).
 Nitrat: Nitrat yang masuk ke dalam tubuh akan dikonversi menjadi nitrogen
monoksida. Nitrogen monoksida dapat mendorong zat kimia yang lainnya
untuk membantu melebarkan pembuluh darah. Biasanya obat jenis ini
digunakan untuk mengatasi gangguan angina atau nyeri dada. Contoh yang
termasuk obat ini adalah nitroglycerin (Gonitro, Nitrobid, Nitromist,
Nitrolingual, Nitrostat, Nitrobid) dan isosorbide mononitrate (Ismo,
Moneket).

2.3 Obat-obat Vasodilator

a) BERAPROST

Indikasi: hipertensi paru primer; perbaikan tukak, nyeri dan rasa dingin yang
disebabkan oleh oklusi arteri kronik.

4
Peringatan: meningkatkan risiko perdarahan pada kondisi menstruasi;
pengobatan sebaiknya dihentikan jika terjadi efek samping yang bermakna secara
klinis; lansia; menyusui; anak.

Interaksi: meningkatkan risiko perdarahan pada penggunaan bersama dengan


antikoagulan (misal warfarin), antiplatelet (misal asetosal, tiklopidin), fibrinolitik
(misal urokinase); peningkatan efek penurunan tekanan darah pada penggunaan
bersama dengan golongan prostaglandin I2.

Kontraindikasi:  perdarahan, kehamilan.

Efek Samping: perdarahan, syok, pneumonia interstisial, gangguan fungsi hati,


angina , infark miokard, reaksi hipersensitivitas, sakit kepala, pusing, hot flushes,
diare, mual, nyeri abdomen, anoreksia, peningkatan bilirubin, AST, ALT, LDH,
trigliserida.

Dosis: hipertensi paru primer: dosis awal, 60 mcg sehari dalam 3 dosis terbagi,
sesudah makan, dapat ditingkatkan hingga maksimum 180 mcg sehari dalam 3-4
dosis terbagi; perbaikan tukak, nyeri dan rasa dingin yang disebabkan oleh oklusi
arteri kronik: Dewasa, dosis lazim 120 mcg sehari dalam 3 dosis terbagi.

5
b) HIDRALAZIN HIDROKLORIDA

Indikasi: hipertensi sedang hingga berat (sebagai terapi tambahan); gagal jantung


(dengan nitrat kerja panjang, tapi kombinasi ini sering tidak dapat ditoleransi);
krisis hipertensi (sebagai terapi alternatif pada kehamilan).

Peringatan:  gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, penyakit arteri


koroner (dapat menyebabkan angina, hindari penggunaannya setelah infark
miokard, tunggu hingga stabil), penyakit serebrovaskular; kadang, menyebabkan
penurunan tekanan darah terlalu cepat walaupun pada dosis rendah; kehamilan ,
menyusui.

Kontraindikasi: lupus eritematosus sistemik idiopatik, takikardia berat, gagal


jantung curah tinggi, insufisiensi miokard akibat obstruksi mekanik, cor
pulmonale, aneurism aorta, porfiria.

Efek Samping: takikardi, palpitasi, wajah memerah, hipotensi, retensi cairan,


gangguan saluran cerna, sakit kepala, pusing, sindroma seperti lupus eritematosus

6
sistemik setelah penggunaan jangka panjang dengan dosis lebih dari 100 mg per
hari (atau dengan dosis yang lebih rendah pada wanita dan individu dengan
asetilator lambat); jarang terjadi: kulit kemerahan, demam, neuritis perifer,
polineuritis, parestesia, artralgia, mialgia, lakrimasi yang meningkat, kongesti
nasal, dispnea, agitasi, ansietas, anoreksia; ada laporan gangguan darah (termasuk
leukopenia, trombositopenia, anemia hemolitik), abnormalitas fungsi hati,
jaundice, kreatinin plasma meningkat, proteinuria dan hematuria.

Dosis: Oral, hipertensi, 25 mg dua kali sehari, dapat ditingkatkan hingga


maksimal 50 mg dua kali sehari; gagal jantung (dosis awal dilakukan di rumah
sakit) 25 mg 3-4 kali sehari, jika diperlukan dosis dapat ditingkatkan setiap 2 hari;
dosis penunjang lazim 50-75 mg empat kali sehari.

 Injeksi intravena lambat, hipertensi dengan komplikasi ginjal dan krisis


hipertensi, 5-10 mg diencerkan dengan 10 mL NaCl 0,9%; dapat diulangi
setelah 20-30 menit (lihat peringatan).
 Infus intravena, hipertensi dengan komplikasi ginjal dan krisis hipertensi,
dosis awal 200-300 mcg/menit; dosis penunjang 50-150 mcg/menit.

c) NATRIUM NITROPRUSID

7
Indikasi: krisis hipertensi, untuk mendapatkan penurunan tekanan darah yang
terkontrol pada anestesi; gagal jantung kronik atau akut.

Peringatan: hipotiroidism, hiponatremia, penyakit jantung iskemik, sirkulasi


serebral yang terganggu, lansia, hipotermia, monitor tekanan darah dan kadar
sianida dalam darah, jika terapi berlangsung lebih dari 3 hari, juga perlu
dimonitor kadar tiosianat dalam darah; hindari penghentian secara mendadak -
hentikan infus selama 15-30 menit; gangguan fungsi hati , gangguan fungsi ginjal,
kehamilan, menyusui

Interaksi: nitroprusid

Kontraindikasi: defisiensi vitamin B12 berat, atropi optik Leber; hipertensi


sekunder.

8
Efek Samping: Bisa disebabkan oleh pengurangan tekanan darah yang terjadi
secara cepat kurangi kecepatan infus): sakit kepala, pusing, mual, muntah-
muntah, nyeri lambung, berkeringat, palpitasi, rasa was-was, rasa tidak nyaman
pada bagian retrosternal(jarang terjadi), penurunan jumlah platelet, flebitis
transien akut.

Dosis: Krisis hipertensi, secara infus intravena, dosis awal 0,5-1,5 mcg/kg


bb/menit, kemudian ditingkatkan bertahap 500 nanogram/kg bb/menit setiap 5
menit dalam kisaran 0,5-8 mcg/kg bb/menit (dosis lebih rendah jika sudah
mendapat antihipertensi lain); penggunaan dihentikan jika dalam 10 menit,
respons tidak memuaskan dengan dosis maksimal.

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
a. Vasodilator adalah golongan obat yang digunakan untuk memgobati
kondisi seperti hipertensi, di mana pasien emiliki tekanan darah tinggi yang
tidak normal, serta angina dan gagal jantung kongestif, di mana
mempertahankan tekanan darah mengurangi risiko pasien mengembangkan
masalah jantung lainnya.

b.Tekanan Darah Tinggi(hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah


abnormal didalam arteri

9
c. Penggolongan-penggolongan Obat Vasodilator, yaitu Alfa-blockers, Beta-
adrenergika, Antagonis-ca, Derivat nikotinat, Dan obat-obat lainnya

d. Mekanisme kerja obat vasodilator : Angiotensin converting enzyme (ACE)


inhibitors, Calcium channel blockers (CCB), Angiotensin receptor blocker
(ARB),Nitratd.

e.Beberapa obat-obat vasodilator : Beraprost, Hidralazin Hidroklorida,


Natrium Nitroprusid,

3.2.Saran
1. Bagi Pemerintah
Dalam rangka meningkatkan kesehatan hendaklah pemerintah lebih
memperhatikan kesehatan masyarakat tentang penyakit hipertensi, gagal ginjal,
angina dan member seminar-seminar tentang penyakit tersebut.
2.Untuk Pembaca
Memberikan pengetahuan yang kebih terhadap materi ini, maka siswa harus
lebih enajaga kesehatan dan mejauhi segala factor yang menyebabkan terjangkitnya
penyakit hipertensi, gagal ginjal, dan angina.

DAFTAR PUSTAKA

BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan, Jakarta.

http://:health.howstuffworks.com/medicine/medication/vasodilator-drug-.htm

Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta. EGC

10
Sukandar, Prof. Dr. Elin Yulinah, dkk. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta : PT.ISFI.

Syarif, dr.Amir, dkk. (2009). Farmakologi dan Terapi, edisi ke lima, Jakarta :
Departemen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai