Anda di halaman 1dari 16

Laporan Pendahuluan

Konsep dan Askep Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal

Disusun oleh
Chindi Hastuti

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
2020
Laporan Pendahuluan
Konsep dan Askep Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal

A. Konsep
1. Pengertian
Eliminasi merupakan pembuangan zat sisa metabolisme yang berupa
urine maupun feses. Eliminasi fekal adalah proses pengosongan usus akibat
dari pembuangan zat sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran
pencernaan kemudian dikeluarkan melalui anus.

2. Anatomi dan Fisiologi


Organ yang berperan dalam eliminasi fekal adalah sistem pencernaan
bagian bawah yaitu yang terdiri dari sebagau berikut :
a. Lambung
Didalam lambung makanan akan dicerna secara mekanik dan kimiawi.
Lambung mensekresi HCL, mucux\s, enzym pepsin dan faktor instrinsik.
Pada saat di lambung makanan dirubah menjadi kimus (semi cair) agar
mudah diabsorpsi.
b. Usus Halus
Usus halus merupakan tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan
berlangsung. Usus halus memiliki diameter 2,5 cm dan panjang 6 meter,
yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu duodenum, jejenum dan ileum.
Saat berjalan melalui usus halus, Kimus bercampur dengan enzim
pencernaan seperti empedu dan emylase. Gerakan segementasi membuat
kimusdipecah lebih lanjut sehingga lebih mudah diabsorbsi. Didalam
usus halus sebagian besar nutrisi dan elektrolit di absorbsi. Enzim di
dalam usus halus memecahkan lemak, protein, dan karbohidrat menjadi
unsur – unsur dasar. Nutrisi hampir seluruhnya diabsorbi oleh duodenum
dan jejunum. Ileum mengabsorpsi vitamin – vitamin tertentu, zat besi,
dan garam empedu.
c. Usus Besar
Usus besar memiliki diameter yang lebih besar dari usus halus namun
panjangnya berkisar antara 1,5 m- 1,8 m. fungsi utama usus besar adalah
menyimpan feses sebelum defekasi.
1) Sekum
Katup ileosekal terbuka saat kimus yang tidak diabsorbsi masuk ke
sekum. Katup ileusekal adalah lapisan otot sirkulat yang mencegah
regurgitasi dan kembalinya isi kolon ke usus halus.
2) Kolon
Volume air dalam kolon menurun saat kimus bergerak disepanjang
kolon. Kolon terbagi menjadi 4 bagian yaitu kolon asendens,
transversal, desenden dan sigmoid. Kolon terdiri dari jaringan otot
yang akan menampung dan meng emleminasi zat sisa dalam jumlah
besar, kolon memiliki 4 fungsi yang terikat satu sama lain , yaitu :
absorbsi, proteksi, sekresi dan eliminasi.
3) Rectum dan Anus
Rektum pada orang dewasa biasanya memiliki panjang 10 – 15 cm
sedangkan saluran anus memiliki panjang 2,5 – 3 cm. Produk
buangan zat sisa metabolisme yang mencapai bagian kolon sigmoid,
disebut feses. Sigmoid menyimpan feses sampai beberapa saat
sebelum defekasi.

3. Proses Eliminasi Fekal (defekasi)


Defekasi adalah proses pengeluaran feses dari anus dan rectum.
Frekuensi defekasi dan banyaknya pengeluaran feses setiap individu
berebeda-beda tergantung pada pola makan dan pola hidup masing-masing.
Dalam poses defekasi terdapat dua macam refleks yaitu :
a. Reflex defekasi intrinsik
Feses memasuki rectum sehingga terjadi distensi rectum sehingga
menyebabkan rangsangan pada fectus mesentricus yang menimbulkan
gerakan peristaltik. Saat feses sudah sampai dianus secara sistemats
sfingter internal relaksasi maka terjadilah defekasi.
b. Reflex defekasi parasimpatis
Pada saat feses masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum
kemudian diteruskan ke spinal cord, kemudian dikembalikan ke kolon
desenden, digmoid dan rectum sehingga menyebabkan intensifnya
peristaltik kemudian terjadi relaksasi sfinter internal, maka terjadilah
defekasi.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Fekal
a. Usia
Setiap perkembangan dalam kehidupan dapat mempengaruhi statis
eliminasi atau kontrol defekasi, pada saat balita kontrol defekasi belum
berkembang dan pada saat lanjut usia kontrol defekasi menurun.
b. Diet
Pola makan dan makanan yang dikonsumsi oleh individu dapat
mempengaruhi pola eliminasi. Makanan yang berserat akan mempercepat
produksi feses, banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga
mempengaruhi proses defekasi.
c. Asupan cairan
Kurangnya mengkonsumsi cairan mengakibatkan cairan kurang dalam
tubuh dapat menyebabkan feses menjadi keras. Oleh sebab itu, proses
absorpsi air yang kurang menimbukan kesulitan pada saat defekasi
karena proses absorpsi air meningkat. Intake cairan yang tidak adekuat
juga mengakbitkan pergerakan makanan yang melalui usus menjadi
lambat.
d. Aktivitas
Aktivitas fisik dapat meningkatkan peristaltik sehingga mempengaruhi
proses defekasi menjadi lancar. Saat melakukan aktivitas fisik akan
menyebabkan tinus otot abdomen, pelvis dan diafragma.
e. Pengobatan
Mengkonsumsi obat-obatan dapat mempengaruhi proses defekasi, seperti
penggunaan laksantif atau antasida yang terlalu sering, penggunaan
laksatif juga dapat menyebabkan diare berat yang dapat menimbulkan
dehidrasi dan kehilangan cairan dan eletolit.
f. Gaya Hidup
Proses defekasi juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan atau gaya hidup.
Seperti seseorang yang memiliki gaya hidup sehat atau biasa BAB di
tempat yang bersih maka akan mengalami kesulitan saat BAB ditempat
yang kotor. Pelatihan defekasi sejak dini dapat membentuk kebiasaan
defekasi pada waktu yang teratur. Sebagin orang yang melakukan
defekasi setelah sarapan, saat refleks gastrokolik menyebabkan
gelombang peristaltik massa di usus besar.
g. Penyakit
Penyakit peyakit yang behubungan langsung degan sistem pencrnaan
dapat mempengaruhi proses defekasi, seperti gastroenteritisdan atau
penykit infeksi lainnya.
h. Nyeri
Terdpatnya nyeri bisa mempengaruhi keinginan untuk melakukan defeksi
seperti nyeri pada penyakit heorrhoid atau pada episiotomy.
i. Kerusaan Sensoris dan Motoris
Juga dapat mepenaruhi proes defeksi sebab dapat mengakibatkan penurna
stimulasi sensoris daam melakukan defekasi.
j. Faktor Psikologis
Psikolgis juga dapat mepengaruhi proses defekasi, seperti pada saat
sesorang merasa cemas, tkut dan marah akn meningkkan peristaltik dan
dapat menimbulan diare.
k. Prosedur diagnotic
Individu yang akan dilakukan prosedur diagnotik besok hari biasanya
tidak diperbolehkan makan atau dipuasakan terlebih dahulu jika esoknya
dilakukan pemeriksaan, seperti pemeriksaan yang menggunakan barium
enema, indoskopi saluran Gastrointestinal bagian bawah, atau
serangkaian pemeriksaan Gastrointestinal bagian atas.
l. Anastesi dan pembedahan
Anastesi umum menimbulkan terhalangnya impuls parasimpatis,
sehingga terkadang dapat menyebabkan ileus usus. Kondisi ini dapat
berlangsung selama 24 sampai 48 jam.
m. Posisi selama defekasi
Posisi jongkok merupakan posisi yang normal saat melakukan defikasi.
Toilet modrn di rancang untuk mempasilitasi posisi ini, sehingga
memungkinkan individu ubtuk duduk tegak kearah depan, mengeluarkan
tekanan intra abdomen dan mengontraksi otot-otot pahanya. Klien yang
melakukan imobilisasi terbaring ditempat tidur mengakibatkan sulit
untuk melakukan defekasi karena kurangnya pergerakan otot-otot yang
membantu saat defekasi.
n. Kehamilan
pada saat trimester akhir dalam kehamilan umumnya ditemui obstruksi
sehingga menimbulkan terhambatnya pengeluaran feses, akibatnya ibu
hamil sering mengalani hemoroud permanen karena terlalu sering
mengedan saat defekasi.

5. Masalah-Masalah Dalam Eliminasi Fekal


a. Konstipasi
Konstipasi merupakan masalah dalam eliminasi fekal yaitu menurunnya
frekuensi buang air besar (BAB) disertai dengan pengeluaran feses yang
sulit, keras, dan mengejan. Konstipasi merupakan defekasi kurang dari
tiga kali per minggu. Ini menunjukkan pengeluaran feses yang kering,
keras atau tanpa pengeluaran feses. Konstipasi terjadi jika pergerakan
feses di usus besar berjalan lambat, sehingga memungkinkan
bertambahnya waktu reabsorpsi cairan di usu besar. Konstipasi
mengakibatkan sulitnya pengeluaran feses dan bertambahnya upaya atau
penekanan otot-otot volunter defekasi.
Tanda Klinis :
1) Adanya feses yang keras.
2) BAB kurang dari 3 kali seminggu.
3) Penurunan bising usus
4) Terdapat keluhan pada rektum.
5) Nyeri saat mengejan dan defekasi
6) Adanya perasaan masih ada sisa feses
Kemungkinan Penyebab:
1) Defek persarafan, kelemahan pelvis,
2) imobilitas karena cedera serebospinalis,
3) CVA (cerebrovaskular accident) dan lain-lain.
4) Pola defekasi yang tidak teratur.
5) Nyeri saat defekasi karena hemoroid.
6) Menerunnya peristaltik karena stres psikologis.
7) Penggunaan obat seperti antasida, laksantif, atau anaestesi.
8) Proses menua (usia lanjut).
b. Diare
Dapat didefenisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar lebih
dari 3 kali dalam sehari dengan konstitensi cair. Isi usus melewati usus
halus dan kolon dengan sangat cepat sehingga absorpsi makanan dan
cairan menjadi sedikit dan feses menjadi encer. Diare juga sering disertai
dengan kejang usus, dan juga dapat merasakan mual dan muntah
Tanda Klinis :
1) Fases cair.
2) Frekuensi BAB lebih dari 3 kali sehari.
3) Nyeri atau kram pada abdomen.
4) Peningkatan bising usus.
Kemungkinan Penyebab :
1) Malabsorpsi atau inflamasi , proses infeks.
2) Meningkatnya peristaltic karena peningkatan metabolisme.
3) Efek tindakan pembedahan usus.
4) Efek penggunaan obat-obatan
5) Stres psikologis
c. Inkontenensia Usus
Merupakan pengeluaran feses yang tidak disadari. Umumya disertai
dengan gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma
spinal cord dan tumor spingter anal eksternal.
Tanda Klinis :
1) Pengeluaran fases yang tidak dikehendaki.
Kemungkinan Penyebab :
1) Gangguan sfingter rectal akibat cedera anus ,pembedahan, dll
2) Distensirektum berlebih.
3) Kurangnya control sfingter
4) Kerusakan kognitif.
d. Kembung
Lambung atau usus berisi pengumpulan gas secara berlebihan, shingga
perut dipenuhi dengan udara.

e. Hemorroid
Hemorroid merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus
sebagai akibat peningkatan tekanan didaerah anus yang dapat disebabkan
karena konstipasi, peregangan saat defekasi ,dan lain-lain.
f. Fecal Impaction
Fecal impaction merupakan masa fases keras dilipatan rektum yang
diakibatkan oleh retensi dan akumulasi materi fases yang
berkepanjangan. Penyebab konstipasi asupan kurang, aktivitas kurang ,
diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot.

B. Asuhan Keperawatan (ASKEP)


1. Pengkajian
a. kebiasaaan eliminasi
kaji pola defekasi klien meliputi frekuensi dan waktu klien biasa buang
air besar (BAB). Frekuensi buang air besar pada bayi sebanyak 4-6 kali
sehari, sedangkan orang dewasa adalah 2-3 per hari.
Karateristik feses yang normal yaitu:
1. Warna: coklat
2. Konsistensi: lunak, semi padat
3. Bau: dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi
4. Jumlah: bervariasi (100-400gram/hari)
5. Terdiri dari: 75% air dan 25% material padat
6. Defekasi disertai dengan pengeluaran gas
7. Gas terdiri dari CO2, metana, H2S, O2, N2
b. Kaji karateristik feses yang tidak normal:
1. Warna hitam atau merah
2. Berbau tidak sedap
3. Konsistensi cair
4. Bentuk kecil seperti pensil
5. Terdapat darah
c. Pola diet
Makanan dengan jenis dan tipe apa yang dipercayai klien dapat
mempengaruhi defekasi

d. Cairan
Intake cairan dalam setiap hari.
e. Latihan
Pola latihan seperti apa yang dilakukan klien setiap hari
f. Obat-obatan dan penggunaan alcohol:
apakah klien mengonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi
saluran intestinal (contoh: zat besi, antibiotika, laksati)
g. Kaji pula pengaruh obat-obatan terhadap warna feses:
1. Aspirin, antikoagulan: feses berwarna agak kemerahan
2. Zat besi: feses berwarna hitam
3. Antacid: warna feses agak keputihan
h. Stress
Apakah klien mengalami stress dalam jangka waktu yang lama atau
singkat?
i. Pembedahan
Apakah klien mengalami pembedahan atau penyakit yang berpengaruh
terhadap saluran cerna?

2. Pengkajian fisik
Perawat melakukan pengkajian fisik system dan fungsi tubuh yang
kemungkinan dipengaruhi oleh adanya masalah eliminasi.
a. Mulut.
Pengkajian meliputi inspeski gigi, lidah, dan gusi klien. Gigi yang buruk
atau struktur gigi yang buruk mempengaruhi kemampuan mengunyah.
b. Abdomen.
1) Inspesksi
Integritas kulit
Normal : kulit tidak cacat warna sama
Abnormal : terdapat ruam atau lesi, kulit berkilau menunjukan asites
dan edema
Kontur abdomen dan kesimitrisan
Normal : datar membulat (convex), atau skapoid, tidak ada pembesar
hati atau limfa. Kontur simetris.
Abnormal : terdistensi adanya pembesaran abnormal, asimetris, adanya
penonjolan di sekitar umbilikus, inguinal atau adanya hernia
Amati pergerakan abdomen berhubungan dengan peristaltik
Normal : peristaltik terlihat pada klien yang kurus
Abnormal : peristaltik yang tampak pada orang normal menunjukan
obstruksi usus.
2) Aukultasi
Dengarkan bunyi bising usus pada keempat kuadran menggunakan
diafragma stetoskop. Terdengar setiap 5-10 detik, sekitar 5 sampai 35
kali. Sambil mengauskultasi, perawat. Memperhatikan karakter dan
frekuensi bising usus. Peningkatan nada hentakan pada bising usus atau
bunyi "tinkling" (bunyi gemerincing) dapat terdengar, jika terjadi
distensi. Tidak adanya bising usus atau bising usus yang hipoaktif
(bising usus kurang dari lima kali per menit) terjadi jika klien
menderita ileus paralitik, seperti yang terjadi pada klien setelah
menjalani pembedahan abdomen. Bising usus yang bernada tinggi dan
hiperaktif (bising usus 35 kali atau lebih per menit) terjadi pada
obstruksi usus dan gangguan inflamasi.
3) Palpasi abdomen untuk melihat adanya masa atau area nyeri tekan.
Penting bagi klien untuk rileks. Ketegangan otot-otot abdomen
mengganggu hasil palpasi organ atau masa yang berada di bawah
abdomen tersebut
4) Perkusi untuk mendeteksi adanya masa, cairan, atau gas di dalam
abdomen.
c. Rektum
Inspeksi daerah di sekitar anus untuk melihat adanya lesi, perubahan warna,
inflamasi, dan hemoroid. Untuk memeriksa rektum, perawat melakukan
palpasi dengan hati-hati. Setelah mengenakan sarung tangan sekali pakai,
perawat mengoleskan lubrikan ke jari telunjuk. Kemudian perawat meminta
klien mengedan dan saat klien melakukannya, perawat memasukkan jari
telunjuknya ke dalam sfingter anus yang sedang relaksasi menuju
umbilikus klien. Sfingter biasanya berkonstriksi mengelilingi jari perawat.
Perawat harus mempalpasi semua sisi dinding rektum klien dengan metode
tertentu untuk mengetahui adanya nodul atau tekstur yang tidak teratur.
Mukosa rektum normalnya lunak dan halus.
3. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic
1. Pemeriksaan laboratorium : kadar bilirubin, amylase atau CEA
2. Pengumpulan, pemeriksaan dan kultur feses. Pada pemeriksaan feses
untuk mengetahui Ova dan parasit, lemak dalam feses.
3. Colok dubur : dapat memberikan informasi tentang tonus rectum, tonus
kekuatan sfingter, kekuatan otot pubo-rektalis dan otot-otot dasar pelvis,
adakah timbunan massa feses, adakah massa lain (misalnya hemoroid),
adakah darah atau adakah perlukaan dianus
4. Tes dara tersamar (Test Guaiac) : menemukan bekuan darah dalam feses
biasanya pada kanker kolorectal.
5. Carcino embryonic antigen (CEA) : mengetahui adanya glikoprotein
membrane sel jaringan. Trauma untuk memprediksis prognosis post
operasi dan mendeteksi kekambuhan.
6. Foto polos abdomen : mendeteksi adanya kelainan pada usus atau tumor
7. Defekografi
8. USG
9. Foto kontras barium : mendeteksi ada atau tidaknya tumor serta
mengidentifikasi lokasi tumor.
10. Foto barium kontras ganda
11. Pemeriksaan endoskopi
12. Esophagogastroduodenoskopi
13. Proktoskopi (deteksi kelainan 8-10 cm dari anus)
14. Rektosigmoidoskopi (deteksi kelainan 20-25 cm dari anus)
15. Kolonoskopi (Dapat mencapai seluruh kolon). Manfaat kolonoskopi :
untuk penegakan diagnose, biopsi jaringan, ekstirpasi polip, mengelola
pendarahan, follow up kelainan kolon, deteksi dini kanker atau skrening
proses lain, dilatasi anastomose atau mengambil benda asing.
Pemeriksaan Lain (bila diperlukan)
16. Intra Venous Pyelography (IVP)
17. Ultrasonography (USG)
18. Computerized Tomography Scanning (CT Scan)
19. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

4. Diagnosa Keperawatan
1) Konstipasi yang berhubungan dengan
a. Imobilitas
b. Kurang privasi
c. Asupan cairan kurang adekuat
2) Diare yang berhubungan dengan :
a. Stress dan ansietas
b. Asupan diet
3) Inkontinensia defekasi yang berhubungan dengan :
a. Keterlibatan neuromuskuler
b. Depresi, ansietas berat

5. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1. Konstipasi NOC NIC
·         Bowel elimination Constipation/Impaction
Batasan karakteristik:
·         Hydration Management
Nyeri abdomen
     ·         Monitor tanda dan
·         Nyeri tekan abdomen Kriteria Hasil : gejala konstipasi
dengan teraba resistensi ·         Mempertahankan ·         Monior bising usus
otot bentuk feses lunak ·         Monitor feses :
·         Nyeri tekan abdomen setiap 1-3 hari frekuensi, konsistensi
tanpa teraba resistensi ·         Bebas dari dan volume
otot ketidaknyamanan ·         Konsultasi dengan
·         Anoraksia dan konstipasi dokter tentang
·         Penampilan tidak khas ·         Mengidentifikasi penurunan dan
pada lansia (mis, indicator untuk peningkatan bising
perubahan pada status mencegah usus
mental, inkontinensia konstipasi ·         Monitor tanda dan
urinarius, jatuh yang tidak ·         Feses lunak dan gejala ruptur
ada penyebabnya, berbentuk usus/peritonitis
peningkatan suhu tubuh) ·         Jelaskan etiologi dan
·         Borbogirigmi rasionalisasi tindakan
·         Darah merah pada feses terhadap pasien
·         Perubahan pada pola ·         Identifikasi faktor
defekasi penyebab dan
·         Penurunan frekwensi kontribusi konstipasi
·         Penurunan volume fases ·         Dukung intake
·         Distensi abdomen cairan
·         Rasa rektal penuh ·         Kolaborasikan
·         Rasa tekanan rectal pemberian laksatif
·         Keletihan umum ·         Pantau tanda-tanda
·         Feses keras dan dan gejala impaksi
berbentuk ·         Memantau gerakan
·         Sakit kepala usus, termasuk
·         Bising usus hiperaktif konsistensi frekuensi,
·         Bising usus hipoaktif bentuk, volume, dan
·         Peningkatan tekanan warna
abdomen ·         Memantau bising
·         Tidak dapat makan, usus
Mual ·         Konsultasikan
·         Rembesan feses cair dengan dokter tentang
·         Nyeri pada saat defekasi penurunan / kenaikan
·         Massa abdomen yang frekuensi bising usus
dapat diraba ·         Pantau tanda-tanda
·         Adanya feses lunak, dan gejala pecahnya
seperti pasta didalam usus dan / atau
rektum peritonitis
·         Perkusi abdomen pekak ·         Jelaskan etiologi
·         Sering flatus masalah dan
·         Mengejan pada saat pemikiran untuk
defekasi tindakan untuk pasien
·         Tidak dapat ·         Menyusun jadwal
mengeluarkan feses ketoilet
·         Muntah ·         Mendorong
meningkatkan asupan
cairan, kecuali
dikontraindikasikan
·         Evaluasi profil obat
untuk efek samping
gastrointestinal
·         Anjurkan pasien /
keluarga untuk
mencatat warna,
volume, frekuensi,
dan konsistensi tinja
·         Ajarkan pasieri /
keluarga bagaimana
untuk menjaga buku
harian makanan
·         Anjurkan pasien /
keluarga untuk diet
tinggi serat
·         Anjurkan pasien /
keluarga pada
penggunaan yang
tepat dan obat
pencahar
·         Anjurkan pasien /
keluarga pada
hubungan asupan
diet, olahraga, dan
cairan sembelit /
impaksi
·         Menyarankan pasien
untuk berkonsultasi
dengan dokter jika
sembelit atau ìmpaksi
terus ada
·         Menginformasikan
pasien prosedur
penghapusan manual
dari tinja, jika perlu
·         Lepaskan impaksi
tinja secara manual,
jika perlu
·         Timbang pasien
secara teratur
·         Ajarkan pasien atau
keluarga tentang
proses pencernaan
yang normal
·         Ajarkan pasien /
keluarga tentang
kerangka waktu untuk
resolusi sembelit
2. Inkontenesia Defekasi NOC NIC
·           Bowel Continence Bowel Inkontinence
Batasan Karakteristik :
·           Bowel Elimination Care
·           Rembesan konstan feses
Kriteria Hasil : ·           Perkirakan penyebab
lunak
·           BAB teratur, mulai fisik dan psikologi
·           Bau fekal
dari setiap hari dari inkontinensia
·           Warna fekal ditempat
sampai 3-5 hari fekal
tidur
·           Defekasi lunak, ·           Jelaskan penyebab
·           Warna fekal pada pakaian
feses berbentuk masalah dan rasional
·           Ketidakmampuan
·           Penurunan insiden dari tindakan
menunda defekasi
inkontinensia usus ·           Jelaskan tujuan dan
·           Ketidakmampuan untuk
·           Perawatan diri : managemen bowel
mengenali dorongan
toileting pada pasien/keluarga
defekasi
·           Perawatan diri : ·           Diskusikan prosedur
·           Tidak perhatian terhadap
ostonomi dan criteria hasil yang
dorongan defekasi
·           Perawatan diri : diharapkan bersama
·           Mengenal fekal penuh
hygiene pasien
tetapi menyatakan tidak
·           Fungsi ·           Instruksikan
mampu mengeluarkan
gastrointestinal pasien/keluarga untuk
feses padat
adekuat mencatat keluaran
·           Kulit perianal kemerahan
·           Pengetahuan feses
·           Menyatakan sendiri
tentang perawatan ·           Cuci area perianal
ketidakmampuan
ostonomi dengan sabun dan air
mengenali kepenuhan
·           Status nutrisi lalu keringkan
rektal
makanan dan ·           Jaga kebersihan baju
·           Dorongan
minuman adekuat dan tempat tidur
·           Integritas jaringan ·           Lakukan program
kulit dan membran latihan BAB
mukosa baik ·           Monitor efek
samping pengobatan
·           Bowel Training
·           Rencanakan program
BAB dengan pasien
dan pasien yang lain
·           Konsul ke dokter
jika pasien
memerlukan
suppositoria
·           Ajarkan ke
pasien/keluarga
tentang prinsip latihan
BAB
·           Anjurkan pasien
untuk cukup minum
·           Dorong pasien untuk
cukup latihan
·           Jaga privasi klien
·           Kolaborasi
pemberian
suppositoria jika
memungkinkan
·           Evaluasi status BAB
secara rutin
·           Modifikasi program
BAB jika diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz. 2006.”Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan”. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperwatan Edisi 7 volume 2. Jakarta : EGC

Mass, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2013. Nursing Outcomes (NOC), edisi 5,
ELESEVIER

Nanda Internasional. 2018. Diagnosis Keperwatan Defenisi Dan Klasifikasi. Jakarta :EGC

Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiolgi Manusia Edisi 8. Jakarta : EGC

Perry, Potter. 2005. “Fundamental keperawatan, edisi 4, volume 1”. Jakarta : EGC

Tarwotoo & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, edisi 4.
Jakrta : Selemba Medika

16

Anda mungkin juga menyukai