Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SATRIA ARSYUL ILMI

NIM : J1A017098
KELAS : ITP GENAP

A. PENGERTIAN RESPIRASI
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi
dapat disamakan dengan pernapasan. Namun, istilah respirasi mencakup proses-
proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua
tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila
pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa
pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit
penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-
asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas
ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya,
berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan
energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen
sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob.
Namun, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang
disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses
pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob
menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme
eukariotik terjadi di dalam mitokondria.
Proses respirasi aerobik secara umum adalah :

             Senyawa organik   +  oksigen   →   karbondioksida + air   + energy


 Senyawa organik yang bisa digunakan dalam proses respirasi adalah
karbohidrat, lemak dan protein. Glukosa adalah senyawa yang paling sering
digunakan dalam respirasi sel dengan proses sebagai berikut :

                     C6H12O6 + 6 O2      →    CO2 + H2O + Energi (ATP + panas).


B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI
Dalam proses respirasi ada faktor-faktor yang mempengaruhinya dan faktor-
faktor ini dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan
sendiri, seperti :
a. Jumlah plasma dalam sel.
Jaringan-jaringan meristematik (jaringan yang masih muda)  terdapat sel-sel yang
masih penuh dengan plasma dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan
respirasi yang lebih besar daripada jaringan-jaringan yang lebih tua dengan jumlah
plasmanya sudah lebih sedikit.
b. Jumlah substrat respirasi dalam sel.
Jumlah substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya, tumbuhan dengan
kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi.
Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.
c. Umur dan tipe tumbuhan.
Tingkat respirasi yang terjadi pada tumbuhan muda akan lebih tinggi dari
tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan
muda jaringannya juga masih muda dan sedang berkembang dengan baik. Umur
tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat
perkecambahan dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju
pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan menurun dengan bertambahnya umur
tumbuhan.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal dalam respirasi merupakan faktor yang berasal dari luar sel atau
lingkungan, yaitu:
a. Suhu.
Secara umum pada batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula
kenaikan laju respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies
tumbuhan. Namun, kenaikan suhu yang melebihi batas minimum kerja enzim, akan
menurunkan laju respirasi karena enzim respirasi tidak dapat bekerja dengan baik
pada suhu tertalu tinggi.
b. Kandungan O2 udara.
Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan
berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian
makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan respirasi
tumbuhan.
c. Kandungan CO2 udara.
Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat
proses respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata
menutup sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak dapat diserap oleh
tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada respirasi daun mungkin
disebabkan oleh hal ini.
d. Kandungan air dalam jaringan.
Pada umumnya dengan naiknya kandungan air dalam jaringan kecepatan respirasi
juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang berkecambah.
e. Cahaya.
Cahaya akan mendorong laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang berklorofil
karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang dihasilkan dari
proses fotosintesis.
f. Luka dan stimulus mekanik.
Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun
menyebabkan laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa menit
hingga satu jam. Luka memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu:
1). oksidasi senyawa fenol terjadi dengan cepat karena pemisahan antara substrat dan
oksidasenya dirusak;
2). proses glikolisis yang normal dan katabolisme oksidatif meningkat karena
hancurnya sel atau sel-sel sehingga menambah mudahnya substrat dicapai enzim
respirasi;
3). akibat luka biasanya sel-sel tertentu kembali ke keadaan meristematis diikuti
pembentukan kalus dan penyembuhan atau perbaikan luka.
g. Garam-garam mineral.
Bila terjadi penyerapan garam-garam mineral dari dalam tanah, maka laju
respirasi akan meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat
garam/ion diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan
laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam.
C. PROSES RESPIRASI PADA BUAH SEGAR
Proses respirasi pada buah dapat terjadi disaat setelah dipanen yang buah itu
masih melangsungkan proses respirasi yang mencirikan bahwa organ panen tersebut
masih dalam keadaan yang masih hidup. Dalam tahap tersebut, akan terjadi proses
perubahan karbohidrat yang tersimpan selama respirasi berlangsung.

D. PERBEDAAN RESPIRASI DENGAN FERMENTASI


Dalam proses metabolisme tertentu, khususnya dengan biokimia, siswa
mengambil bagian dalam belajar tentang proses yang berbeda-beda yang penting bagi
sel untuk berfungsi dan memenuhi peran mereka di dalam tubuh. Contoh dari hal ini
adalah fermentasi dan respirasi. Mari kita memahami perbedaan antara mereka
berdua.
Respirasi merupakan proses alami untuk setiap makhluk hidup di mana untuk
menghasilkan energi, oksigen yang dibutuhkan dengan memanfaatkan molekul
penguraian dalam sel. Seperti yang kita semua tahu, ATP atau adenosine triphosphate
adalah bentuk utama energi sel. Ketika sel-sel ini pecah dan menjalani respirasi,
energi yang tersimpan dalam sel dilepaskan. Dalam rangka untuk melakukan itu,
oksigen dibutuhkan untuk melepaskan energi yang tersimpan. Fungsi lain dari
respirasi sel melibatkan kontraksi dari otot-otot dan generasi impuls.
Fermentasi, di sisi lain, adalah kebalikan dari respirasi. Dalam fermentasi,
oksigen tidak dimanfaatkan. Menggunakan glukosa, menghasilkan ATP dan zat lain
sebagai produk. Dalam proses fermentasi, ada sedikit energi yang dihasilkan dari
respirasi. Hal ini juga mendapat energi langsung dari glukosa. Agar yoghurt menjalani
fermentasi, bakteri laktat akan ditambahkan ke susu.
Bakteri laktat kemudian akan memfermentasi itu. Dengan demikian, produk
akhir adalah yoghurt dengan rasa asam. Dalam produk lain seperti bir, proses dapat
dirombak dengan menyegel minuman beralkohol. Dengan cara ini, di bagian akhir
dari fermentasi, maka akan menghasilkan bir sebagai produk akhir. Hal ini juga sama
dengan root beer.

Karena proses respirasi, semua makhluk hidup di planet ini mampu bernapas.
Kita manusia bernapas karena pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-
paru kita. Untuk fermentasi, makanan dan minuman lain tidak akan ada tanpa proses
penting ini. Dalam tubuh kita, fermentasi bertindak melalui pepsin dan rennin yang
bertindak untuk fermentasi dan melembutkan makanan yang kita makan untuk
membantu dalam pencernaan dan penyerapan nutrisi.
Ringkasan:
1. Respirasi atau pernapasan anabolik melibatkan penggunaan oksigen
sementara fermentasi melibatkan penggunaan enzim seperti glukosa.
2. Respirasi dan fermentasi sangat penting bagi organisme karena tanpa
kedua proses ini kita tidak akan ada di planet ini.

Anda mungkin juga menyukai