1
komputasi dalam jaringan mobile ad hoc menemukan rute menuju node tujuan tertentu,
network (MANET). pemberitahuan akan adanya perubahan topologi
Dalam jaringan ad hoc, setiap node jaringan, menjaga kesinambungan koneksi
tidak mempunyai pengetahuan mengenai jaringan, dan fungsi-fungsi lain berkaitan dengan
topologi jaringan sekitarnya, melainkan rute di dalam jaringan.
bahwa node-node harus dicari. Dasar Protokol AODV hanya berperan aktif
pemikirannya adalah bahwa node baru yang pada proses komunikasi dalam jaringan ad hoc
masuk akan mendengarkan pesan broadcast jika tidak ditemukan rute untuk mengirimkan
dari tetangganya. Sebuah node akan paket data dari node sumber ke node tujuan
mempelajari node baru didekatnya dan dalam jaringan. Apabila rute yang diinginkan
bagaimana cara menjangkau node baru tersedia dan valid, maka proses penggunaan
tersebut. Pada suatu saat, setiap node akan protokol AODV tidak dijalankan. Mekanisme
mengetahui tentang node-node lain dan yang demikian sangat menguntungkan untuk
mengetahui bagaimana cara menjangkaunya. mengurangi penggunaan energi dan lalu lintas
Protokol routing layaknya sebuah data dalam jaringan.
router yang berkomunikasi dengan perangkat Pencarian rute dilakukan ketika sebuah
lain untuk menyebarkan informasi dan node membutuhkan next hop yang menuju pada
mengijinkan adanya pemilihan rute diantara tujuan, dimana dilakukan dengan mengirimkan
dua node dalam jaringan. Pada jaringan ad pesan RREQ (route request) secara broadcast ke
hoc setiap node akan memiliki kemampuan semua node yang mampu dijangkaunya. Node
layaknya router yang meneruskan pesan antar yang menerima RREQ akan memeriksa apakah
node di sekitarnya. Untuk itu dibutuhkan memiliki informasi rute menuju tujuan yang
protokol routing untuk membantu tiap-tiap dimaksud. Jika node antara tidak memiliki
node melakukannya. informasi rute menuju tujuan, maka node
Protokol routing untuk jaringan ad hoc tersebut akan meneruskan RREQ tersebut hingga
tentunya berbeda dengan protokol routing tiba pada node tujuan atau node yang memiliki
yang biasa diimplementasikan pada jaringan informasi rute menuju node tujuan. Ketika node
kabel. Hal ini disebabkan sifat jaringan ad hoc antara meneruskan RREQ, node tersebut juga
yang dinamis, sehingga memiliki topologi membuat next hop reverse menuju node sumber,
yang berubah-ubah, berbeda dengan jaringan yang berguna ketika mengirimkan pesan balasan.
kabel yang cenderung tetap. Kemudian node tujuan tersebut akan
mengirimkan pesan balasan berupa RREP
sebagai balasan dari RREQ. RREP berisi
2.1. AODV
sequence number dan hop count (diinisialisasi
Protokol Ad-hoc On-demand Distance dengan nilai 0). Pesan RREP dikirimkan secara
Vector (AODV) adalah protokol yang unicast ke node sumber sepanjang reverse hop
mekanismenya merupakan perpaduan antara yang dibuat oleh node antara ketika meneruskan
protokol DSR (on-demand) dan protokol pesan RREQ. Node antara yang menerima RREP
DSDV (hop-by-hop). Protokol ini melakukan akan meneruskannya menuju node sumber dan
mekanisme layaknya pada DSR, yaitu adanya akan menaikkan nilai hop count. Jika node
rute pencarian (Route Discovery) dan rute sumber menerima banyak RREP, maka akan
pemeliharaan (Route Maintenance), dan dipilih salah satu dengan nilai hop count terkecil.
proses routing dilakukan secara hop-by-hop Adanya penggunaan penanda waktu
layaknya pada protokol DSDV. pada entri tabel rute berguna untuk perbandingan
Pesan-pesan yang digunakan dalam “freshness” rute. Ada kemungkinan bahwa node
protokol AODV, yaitu Route Request antara akan mengembalikan RREP jika node
(RREQ), Route Reply (RREP), dan Route tersebut telah memiliki entri tabel rute yang lebih
Error (RERR). Ketiga pesan tersebut “fresh” atau entri tabel rute yang sama tetapi
merupakan inti dari protokol AODV. Adapun dengan nilai hop count yang lebih rendah. Pada
fungsi dari pesan-pesan itu yaitu untuk entri tabel rute juga adanya penggunaan lifetime,
2
dimana rute akan dihapus jika telah akhir ini ditulis, yaitu ns-2.28. Dalam tugas akhir
kadaluarsa. ini, kami akan mengevaluasi kinerja dari
Pemeliharaan rute dilakukan dengan protokol routing AODV dan OLSR.
mengirimkan pesan “Hello” secara broadcast
pada interval tertentu. Dengan adanya pesan
3.1. Model Mobilitas
Hello ini akan diketahui adanya link yang
terputus. Jika ditemukan link yang terputus, Mobilitas di dalam jaringan ad hoc
maka akan dikirimkan RERR ke node merupakan kecepatan node di dalam sistem,
sebelumnya yang terkait dengan rute tersebut. dimana dapat diartikan sebagai durasi waktu
berhenti ketika sebuah node dalam keadaan
tidak bergerak.
2.2. OLSR Sebuah skenario pergerakan yang
Optimized Link State Routing digunakan dalam simulasi ini dibangkitkan
Protocol (OLSR) adalah sebuah protokol menggunakan model “random waypoint”. Pada
routing IP yang dioptimalkan untuk jaringan model pergerakan ini, node-node dalam ruangan
mobile ad-hoc (MANET) tetapi juga dapat luas akan bergerak secara acak menuju
digunakan di lain jaringan wireless. OLSR tujuannya dengan distribusi kecepatan antara 0
adalah protokol routing link-state yang sampai 20 m/s. 20 m/s merupakan kecepatan
proaktif dan menggunakan Pesan “Hello” dan maksimum sebuah node bergerak dalam
Topologi Control (TC) untuk menemukan dan simulasi.
kemudian menyebarkan informasi link state
seluruh jaringan mobile ad-hoc. Masing-
3.2. Model Komunikasi
masing node menggunakan topologi
informasi ini untuk menentukan tujuan hop Untuk mengevaluasi protokol routing,
berikutnya untuk semua node dalam jaringan digunakan sumber trafik yang sifatnya konstan,
dengan menggunakan path forwarding hop maka dalam simulasi ini digunakan constan bit
terpendek. rate (CBR). Tidak menggunakan koneksi TCP
Secara umum, konsep OLSR terbagi karena TCP mengimplementasikan time out dan
menjadi tiga modul, yaitu: pengiriman ulang, juga melakukan pengaturan
Pencarian link ke tetangga laju pengiriman data yang berhubungan dengan
(neighbors/link sensing) kondisi/ kesibukan jaringan.
Penggunaan Multipoint Relay (MPR) Sumber-sumber TCP akan menyediakan
Link-state messaging pembentukan load jaringan sehingga tidak
mengijinkan kita untuk mengevaluasi semua
Karena OLSR tergolong protokol protokol berdasarkan kondisi trafik yang hampir
yang proaktif, route ke seluruh tujuan di sama. Paket data yang digunakan yaitu sebesar
dalam jaringan telah diketahui dan di- 512 bytes. Untuk keperluan tersebut NS-2 telah
maintain sebelum protokol tersebut menyediakan pembangkit pola komunikasi, yaitu
digunakan. Memiliki route yang selalu disediakannya file “cbrgen.tcl” untuk
tersedia dalam standard routing table dapat menghasilkan pola trafik CBR dan TCP dengan
sangat berguna untuk beberapa sistem dan menetapkan jumlah node, laju data, ukuran paket
aplikasi jaringan yang pada umumnya tidak dan jumlah koneksi komunikasi data.
memiliki route discovey delay yang tergabung
dalam proses pencarian route baru.
3.3. Efek Pola Trafik
Dalam tugas akhir ini, perbedaan pola-
III. METODOLOGI
pola trafik pada protokol routing jaringan manet
Kami mengevaluasi kinerja protokol dibangkitkan oleh adanya efek dari beberapa hal
routing pada jaringan Manet menggunakan sebagai berikut :
Network Simulator versi 2 (NS-2), khususnya
kami menggunakan versi terbaru ketika tugas
3
1. Kapasitas jaringan 3.5. Skenario Simulasi
Menunjukkan berapa banyak node- Simulasi dilakukan dengan network
node yang ada dalam jaringan simulator (NS-2), dimana untuk melakukan
MANET tersebut. Jumlah node ini simulasi antara lain dibutuhkan sebuah pola
disimbulkan dengan n. misalnya n=50, trafik, skenario pergerakan dan script tcl.
artinya dalam jaringan ada 50 node Keterkaitan tersebut ditunjukkan dengan blok
yang berada dalam jaringan tersebut. diagram pada gambar 1 di bawah ini.
2. Pergerakan node
Ditunjukkan dengan waktu berhenti
Otcl Tcl Interpreter with Analysis
(pause time) antara node melakukan object-oriented
extensions
pergerakan. Pause time ini diukur
NS Simulator Library
dalam detik (second). Misalnya pause - Event Scheduler
NAM
(Network Animator)
time 3s, artinya suatu node akan Otcl Script - Network Components
- Network Setup
Simulation Results
berhenti selama 3 detik sebelum Program Tracelists
4
node), mobilitas node-node, dan efek dari
volume trafik dalam jaringan. Detail 4.1.2. Packet Delivery Ratio terhadap
perubahan yang akan dilakukan adalah Kapasitas Jaringan
sebagai berikut : Keberhasilan pengiriman paket data pada
kapasitas jaringan : node yang digunakan AODV cukup tinggi, yaitu nilai keberhasilannya
sejumlah 10 node sampai 50 node. mencapai angka di atas 86%. Nilai tersebut
mobilitas : menggunakan pause time 20s, terjadi pada semua kondisi kapasitas jaringan.
40s, 60s, 80s, dan 100s (jaringan dalam Sehingga dapat dikatakan bahwa kapasitas
kondisi statis tanpa pergerakan) jaringan tidak berpengaruh lebih pada prosentase
volume trafik : perubahan volume trafik Packet Delivery Ratio protokol routing AODV.
dilakukan dengan melakukan perubahan Sedangkan keberhasilan pengiriman paket data
pada trafik rate. Dimana simulasi akan pada protokol OLSR relatif lebih rendah
dilakukan pada tingkat trafik rate 2, 5, dan dibandingkan dengan protokol AODV.
10 paket/detik.
4.1.1. Protocol Control Overhead terhadap OLSR memiliki average delay paling
Kapasitas Jaringan rendah dibandingkan dengan AODV. Hal ini
disebabkan OLSR selalu melakukan update
Protokol yang sangat terpengaruh oleh
tabel rute yang telah disusun sebelum paket data
adanya perubahan kapasitas jaringan, yaitu
dikirimkan, sehingga proses pengiriman data
protokol AODV. Dimana routing overhead
tidak perlu menunggu proses pencarian rute
protokol ini meningkat sesuai dengan
terlebih dahulu seperti yang terjadi pada protokol
bertambahnya jumlah node Peningkatan yang
routing AODV.
tidak begitu signifikan terjadi pada protokol
OLSR.
Average End-to-End Delay (s)
Protocol Control Overhead
Jumlah node
Jumlah node Gambar 4. Grafik Average End-to-End Delay terhadap
Gambar 2. Grafik Protocol Control Overhead terhadap kapasitas jaringan
kapasitas jaringan
5
penurunan. Secara garis besar performa Packet
4.2. Performa terhadap Mobilitas Jaringan Delivery Ratio protokol routing OLSR masih
dibawah AODV, akan tetapi pada saat kondisi
Pada uji coba ini, digunakan kondisi node benar-benar diam, protokol routing OLSR
jaringan dengan mobilitas tinggi sampai menunjukkan performa yang lebih baik
kondisi jaringan benar-benar statis (tanpa diandingkan dengan AODV.
pergerakan node). Kondisi jaringan yang
statis didapatkan dengan mengatur nilai pause
time sama dengan durasi waktu simulasi,
yaitu 100 detik.
Pause time
Gambar 5. Grafik Protocol Control Overhead terhadap
mobilitas jaringan
6
Peningkatan volume trafik pada simulasi ini
dilakukan dengan meningkatkan tingkat trafik
Packet/detik
Gambar 8. Grafik Protocol Control Overhead terhadap
volume trafik
7
V. KESIMPULAN VI. DAFTAR PUSTAKA