Anda di halaman 1dari 4

TUGAS II

Kode/Mata Kuliah : EKSI 4205/Bank Dan Lembaga Keuangan Nonbank

1. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank


Indonesia (BI), pada salah satu pasalnya disebutkan bahwa BI adalah lembaga negara
yang independen. Apa maksud kalimat tersebut?
Jawaban :
Independen diartikan sebagai lembaga negara yang bebas dari campur tangan pemerintah
dan atau pihak lainnya. Selanjutnya, dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa pihak lain dilarang
melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas BI, dan demikian
pula BI wajib menolak dan/ atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihak
manapun dalam rangka melaksanakan tugasnya. Independensi tersebut ditandai dengan
diberikannya kewenangan penuh pada BI dalam menetapkan target-target yang akan
dicapai (goal independence) dan kebebasan dalam menggunakan berbagai piranti
moneter (instrument independence) dalam mencapai target tersebut. Selanjutnya, dalam
Pasal 10 ditegaskan bahwa BI memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.
Demikian pula, untuk lebih meningkatkan efektivitas pengendalian moneter serta
kapasitasnya sebagai lender of the last resort, dalam Pasal 11 dinyatakan bahwa
pemberian kredit oleh BI kepada bank dibatasi. Jangka waktu kredit kepada bank
maksimal 90 hari dan penggunaannya hanya untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka
pendek. Selain itu, kredit tersebut harus dijamin dengan surat berharga yang bernilai
tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau
pembiayaan yang diterima oleh bank.

2. Jelaskan klasifikasi .bank menurut Undang-Undang Nomor 10Tahun 1998tentang


Perubahan Atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan! Dan Apa
yang menjadi kegiatan usaha dari Bank-bank Tersebut!
Jawaban:

Klasifikasi bank menurut Undang-Undang Nomor 10Tahun


Ada beberapa cara dalam pengklasifikasian bank-bank di Indonesia, yaitu dilihat dari segi
fungsi atau status operasi; kepemilikan; dan penyediaan jasa.
Klasifikasi bank berdasarkan fungsi atau status operasi.
 Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13
tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur
pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga
stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan
lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang
ada di Indonesia.

 Bank Umum atau Bank Komersial


Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.

Klasifikasi bank berdasarkan kepemilikan.

 Bank Milik Negara


Adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Tahun 1999 lalu lahir
bank pemerintah yang baru yaitu Bank Mandiri, yang merupakan hasil merger
atau penggabungan bank-bank pemerintah yang ada sebelumnya.

 Bank Pemerintah Daerah


Adalah bank-bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Bank milik
Pemerintah Daerah yang umum dikenal adalah Bank Pembangunan Daerah
(BPD), yang didirikan berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1962. Masing-masing
Pemerintah Daerah telah memiliki BPD sendiri. Di samping itu beberapa
Pemerintah Daerah memiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

 Bank Swasta Nasional


Setelah pemerintah mengeluarkan paket kebijakan deregulasi pada bulan Oktober
1988 (Pakto 1988), muncul ratusan bank-bank umum swasta nasional yang baru.
Namun demikian, bank-bank baru tersebut pada akhirnya banyak yang dilikuidasi
oleh pemerintah. Bentuk hukum bank umum swasta nasional adalah Perseroan
Terbatas (PT), termasuk di dalamnya Bank Umum Koperasi Indonesia
(BUKOPIN), yang telah merubah bentuk hukumnya menjadi PT tahun 1993.

 Bank Swasta Asing


Adalah bank-bank umum swasta yang merupakan perwakilan (kantor cabang)
bank-bank induknya di negara asalnya. Pada awalnya, bank-bank swasta asing
hanya boleh beroperasi di DKI Jakarta saja. Namun setelah dikeluarkan Pakto 27,
1988, bank-bank swasta asing ini diperkenankan untuk membuka kantor cabang
pembantu di delapan kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung,
Denpasar, Ujung Pandang (Makasar), Medan, dan Batam. Bank-bank asing ini
menjalaskan fungsi sebagaimana layaknya bank-bank umum swasta nasional, dan
mereka tunduk pula pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.

 Bank Umum Campuran


Bank campuran (joint venture bank) adalah bank umum yang didirikan bersama
oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan
oleh warga negara dan atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya
oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di
luar negeri.

Klasifikasi bank berdasarkan segi penyediaan jasa:

 Bank Devisa
Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya
dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan
penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan. Dengan demikian,
bank devisa dapat melayani secara langsung transaksi-transaksi dalam skala
internasional.

 Bank Non Devisa


Bank umum yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaki-
transaksi di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan
statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain:
volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan
kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang
berpengalaman dalam valuta asing.

3. Hukum perbankan di Indonesia menganut sistem perbankan ganda (dual banking


system). Dan jelaskan perbedaan Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah.
Terangkan!

Jawaban :

Maksud dual banking system, bank dapat melakukan dua kegiatan sekaligus, yaitu
kegiatan perbankan yang berbasis bunga dan kegiatan perbankan yang berbasis syariah.
Bagi yang mengkonversi banknya menjadi perbankan syariah, maka seluruh mekanisme
kerjanya mengikuti prinsip-prinsip perbankan syariah, sedangkan bagi yang melakukan
kedua-duanya maka mekanisme kerjanya diatur sedemikian rupa, terutama yang
menyangkut interaksi antara kegiatan-kegiatan yang berbasis bunga yang merupakan
kekhasan dari perbankan konvensional dengan kegiatan yang bebas bunga yang
merupakan kekhasan dari perbankan syariah, sehingga antara keduanya dapat
dipisahkan.

Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah

Pembeda Bank Konvensional Bank Syariah


Jenis investasi halal dan haram Halal saja
Pembagian keuntungan Bunga Bagi hasil, jual beli atau
sewa
Hubungan dengan nasabah Debitur-kreditur Kemitraan
Dasar kegiatan Tidak ada fatwa Fatwa DSN MUI
Orientasi kegiatan Profit oriented Profit dan falah oriented

Sumber / referensi :
https://www.bi.go.id/id/_layouts/mobile/dispform.aspx?
List=6e1de221%2Dd8c1%2D43bd%2Dbe57%2Dea648eb5964e&View=82b871cf
%2D2e7e%2D4579%2Dad8f%2D99e78f8e902d&ID=10

https://danzoo46.wordpress.com/pengertian-klasifikasi-bank/

https://www.halomoney.co.id/blog/lima-perbedaan-bank-syariah-dan-bank-konvensional

Anda mungkin juga menyukai