A. PENGERTIAN
Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia.
Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan
penyakit organik ( neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren),
tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner &
Suddart).
Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification
Cimitte of the International Headache Society sebagai berikut:
C. PATOFISIOLOGI
Pathway
Pathway Chefalgia
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Migren
Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu
dan serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak
diketahui jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang
biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam
keluarga.
Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia
kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala
dam pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial
mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien
untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala
dari periode ini adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada
wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing. Periode aura ini
berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan perubahan
fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi
laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.
Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan
dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam
dalam satu hari atau beberapa hari.
Fase pemulihan
Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan
ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang
panjang.
b. Cluster Headache
Cluster Headache adalah bentuk sakit kepal vaskuler lainnya yang sering terjadi pada
pria. Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri
yang menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri
diikuti mata berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2
jam yang menguat dan menurun kekuatannya.
Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri
ekstrakranualis, yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit
kepala ini berespon terhadap klorpromazin.
c. Tension Headache
Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit
kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari sakit kepala
ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering
tergambar sebagai “beban berat yang menutupi kepala”. Sakit kepala ini cenderung
kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan
ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin
diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat
relaksan otot.
E. DIAGNOSTIK
1. CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk
menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.
2. MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis
dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat
bayangan struktur tubuh.
3. Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan.
Hal ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial
dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan
CSF.
F. KOMPLIKASI
G. PENGOBATAN
1. Migren
a. Terapi Profilaksis
Menghindari pemicu
Menggunakan obat profilaksis secara teratur Profilaksis: bukan analgesik,
memperbaiki pengaturan proses fisiologis yang mengontrol aliran darah dan
aktivitas system syaraf
b. Terapi abortif
menggunakan obat-obat penghilang nyeri dan/atau vasokonstriktor Obat-obat untuk
terapi abortif Analgesik ringan : aspirin (drug of choice), parasetamol
1) Beta bloker Merupakan drug of choice untuk prevensi migraine. Contoh: atenolol,
metoprolol, propanolol, nadolol. Antidepresan trisiklik Pilihan: amitriptilin, bisa juga:
imipramin, doksepin, nortriptilin Punya efek antikolinergik, tidak boleh digunakan
untuk pasien glaukoma atau hiperplasia prostat
b. Terapi farmakologi
Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri Contoh :
Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium.
Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesic. Untuk sakit
kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya
karena anxietas atau depresi. Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin
atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis memicu
rebound headache
3. Cluster headache
Oksigen
Ergotamin Dosis sama dengan dosis untuk migrain
Sumatriptan
Verapamil
Litium
Ergotamin
Metisergid
Kortikosteroid
Topiramat
H. PROGNOSIS
Prognosis baik jika ditangani dengan cepat dan prognosis buruk jika penanganaanya
lambat karena dapat menimbulkan komplikasi yang akan semakin memperburuk
kondisi pasien.
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Data subyektif dan obyektif sangat penting untuk menentukan tentang penyebab dan
sifat dari sakit kepala.
Data Subyektif
d. Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit kepala termasuk tempat nyeri, lama dan
interval diantara sakit kepala.
h. Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila migren).
c. Terdapat pengkajian anormal dari sistem pengkajian fisik sistem saraf cranial.
d. Suhu badan
a. Sakit kepala yang terlokalisir biasanya berhubungan dengan sakit kepala migrain
atau gangguan organik.
b. Sakit kepala yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh penyebab psikologis atau
terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
c. Sakit kepala migren dapat berpindah dari satu sisi kesisi yang lain.
d. Sakit kepala yang disertai peningkatan tekanan intrakranial biasanya timbil pada
waktu bangun tidur atau sakit kepala tersebut membengunkan pasien dari tidur.
e. Sakit kepala tipe sinus timbul pada pagi hari dan semakin siang menjadi lebih
buruk.
g. Rasa nyeri yang tumpul, menjengkelkan, menghebat dan terus ada, sering terjadi
pada sakit kepala yang psikogenis.
h. Bahan organis yang menimbulkan nyeri yang tetap dan sifatnya bertambah terus.
i. Sakit kapala migrain bisa menyertai mentruasi.sakit kepala bisa didahului makan
makanan yang mengandung monosodium glutamat, sodim nitrat, tyramine demikian
juga alkohol.
j. Tidur terlalu lama, berpuasa, menghirup bau-bauan yang toksis dalam limngkungan
kerja dimana ventilasi tidak cukup dapat menjadi penyebab sakit kepala.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa. 1.
Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana
intrakranial.
Intervensi:
Diagnosa. 2.
Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung
tidak adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak
adequat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.
Intervensi.
Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian. Ambil keuntungan dari
kegiatan yang daoat diajarkan.
Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuh.
Sarankan pasien untuk mengepresikan perasaannya dan diskusi bagaimana
sakit kepala itu mengganggu kerja dan kesenangan dari hidup ini.
Pastikan dampak penyakitnya terhadap kebutuhan seksual.
Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penagnan, dan hasil yang
diharapkan.
Kolaborasi Rujuk untuk melakukan konseling dan/atau terapi keluarga atau
kelas tempat pelatihan sikap asertif sesuai indikasi.
Diagnosa. 3.
Intervensi ;
DAFTAR PUSTAKA