Anda di halaman 1dari 8

DETEKSI DINI MASALAH GIZI MAKRO

OBESITAS PADA REMAJA

DISUSUN OLEH:

ANISAH DIEN PRATIWI

PO714231171007

KELAS A

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN GIZI
TAHUN 2020
A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2004).
Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu terjadi
keseimbangan energi positif yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di jaringan
tubuh (Nelm, et, al 2011).
Obesitas akan berdampak pada gangguan metabolik seperti peningkatan tekanan
darah, kolesterol, trigliserida, dan resistensi insulin yang berkaitan dengan beberapa jenis
penyakit degeneratif seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular sehingga ditemukan
pula bahwa terdapat peningkatan angka morbiditas akan penyakit degeneratif tersebut .
Obesitas akan sulit teratasi terlebih bila sudah terjadi sejak masa-masa kritis kehidupan
yaitu salah satunya pada usia remaja karena peningkatan berat badan pada masa ini akan
menyebabkan peningkatan jumlah sel lemak dan akan sulit untuk membuangnya. Apabila
tidak tertangani dengan baik, obesitas pada usia muda mampu menjadi beban baru bagi
masyarakat seperti meningkatknya masalah kesehatan, menurunnya kualitas hidup dan
produktivitas kerja.
B. Penyebab Obesitas
Faktor risiko obesitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar faktor
risiko obesitas yaitu jenis kelamin, faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain
aktivitas fisik, asupan makan, sosial ekonomi (Putri, 2015).Di bawah ini adalah faktor –
faktor risiko terjadinya obesitas :
1. Keturunan
Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi pembentukan lemak tubuh.
Seseorang mempunyai faktor keturunan yang cenderung membangun lemak tubuh
lebih banyak dibandingkan orang lain. Bawaan sifat metabolisme ini menunjukkan
adanya gen bawaan pada kode untuk enzim lipoprotein lipase (LPL) yang lebih
efektif. Enzim ini memiliki suatu peranan penting dalam proses mempercepat
penambahan berat badan karena enzim ini bertugas mengontrol kecepatan trigiserida
dalam repository.unimus.ac.id darah yang dipecah-pecah menjadi asam lemak dan
disalurkan ke sel-sel tubuh untuk di simpan sehingga lama kelamaan menyebabkan
penambahan berat badan (Purwati, 2005) Parental fatness merupakan faktor
keturunan yang berperan besar. Jika kedua orang tua obesitas, 80% anaknya akan
menderita obesitas, namun jika salah satu orang tuanya obesitas maka kejadian
obesitas 40% dan bila kedua orang tuanya tidak obesitas maka prevalensinya menjadi
14% (Pramudita, 2011).Sehingga faktor keturunan orang tua menderita obesitas
mempengaruhi kejadian obesitas pada anak. Faktor keturunan akan menentukan
jumlah unsur sel lemak dalam lemak yang melebihi ukuran normal, sehingga secara
otomatis akan diturunkan kepada bayi selama kandungan. Sel lemak pada kemudian
hari akan menjadi tempat penyimpanan kelebihan lemak atau ukuran sel lemak akan
mengecil tetepi masih tetap berada di tempatnya (Henuhili, 2010).
2. Konsumsi Makan
Konsumsi makan adalah semua jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi
setiap hari (Palupi, 2014). Secara biologis makanan berfungsi memenuhi kebutuhan
energi, zat gizi dan komponen kimiawi yang dibutuhkan tubuh yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Metabolisme zat gizi yang terjadi di dalam
tubuh berperan menghasilkan energi, membangun sel, dan memelihara keseimbangan
elektrolit dan sistem daya tahan tubuh (Kusfriyandi, 2017).
a. Konsumsi Karbohidrat
Mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang berlebih dapat
menyebabkan faktor risiko obesitas. Konsumsi obesitas melebihi kecukupan akan
disimpan dalam tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain yang akan
menimbulkan masalah kesehatan.
b. Konsumsi Lemak
Lemak akan menghasilkan kalori tertinggi dibandingkan dengan zat gizi
makro lainnya yaitu sebesar 9 kalori didalam makanan. .Lemak lebih banyak
menghasilkan energi dibandingkan dengan karbohidrat atau protein.Setelah
makan, lemak dikirim kejaringan adiposa untuk disimpan sampai dibutuhkan
kembali sebagai energi. Oleh karena itu konsumsi lemak berlebih akan lebih
mudah menambah berat badan (Kharismawati, 2010).
c. Konsumsi Protein
Protein akan menyumbang energi sebesar 4 kalori didalam
makanan.Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak
tubuh.konsumsi protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan
melepas ikatan nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi
trigiserida (Kharismawati, 2010).
3. Sosial Ekonomi
Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam konsumsi pangan adalah
pendapatan keluarga dan harga pangan. Meningkatnya pendapatan akan
meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang
lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan keluarga akan menyebabkan
menurunnya daya beli pangan baik secara kualitas maupun kuantitas (Nurfatimah,
2014).
Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat, pengaruh promosi
iklan, serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan
timbulnya kebutuhan psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke
atas. Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi yang
cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya
sehari – hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan pada
pertimbangan selera dibandingkan dari aspek gizi (Sulistyoningsih, 2011).
4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh dihasilkan oleh otot rangka yang
mengeluarkan energi.Penggunaan energi bervariasi tergantung tingkat aktivitas fisik
dan pekerjaan yang berbeda.Aktivitas fisik berguna untuk melancarkan peredaran
darah dan membakar kalori.Aktivitas fisik akan membakar energi yang masuk,
sehingga jika asupan kalori berlebih serta kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan
akan menyebabkan tubuh mengalami kegemukan.
C. Metode Deteksi Dini Gizi Makro pada Remaja
1. Pengukuran Antropometri
a. Berat Badan
 Letakkan timbangan di tempat rata dan datar.
 Pastikan angka pada jendela baca menunjuk kan angka nol.
 Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos
kaki), asesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung, kacamata, dan lain-
lain yang memiliki berat maupun barang yang terbuat dari logam lainnya) dan
pakaian luar seperti jaket. Saat menimbang sebaikya subjek menggunakan
pakaian seringan mungkin untuk mengurangi bias / error saat pengukuran.
 Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian berdiri
tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus ke depan.
 Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks / tidak bergerak-gerak.
 Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (Kg).
b. Tinggi Badan
 Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok/ bidang pengukuran lainnya)
sebagai tempat untuk meletakkan
 Pasang Microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara
meletakkannya di dasar bidang / lantai), kemudian tarik ujung meteran hingga
2 meter ke atas secara vertikal / lurus hingga Microtoise menunjukkan angka
nol.
 Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung Microtoise agar posisi alat
tidak bergeser (hanya berlaku pada Microtoise portable).
 Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos
kaki) dan melonggarkan ikatan rambut (bila ada)
 Persilahkan subjek untuk berdiri tepat di bawah Microtoise.
 Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua lengan berada
di samping, posisi lutut tegak / tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap
ke paha (posisi siap).
 Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel
pada bidang vertikal / tembok / dinding dan subjek dalam keadaan rileks.
 Turunkan Microtoise hingga mengenai / menyentuh rambut subjek namun
tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi Microtoise tegak lurus.
 Catat hasil pengukuran
2. Recall 24 Jam
Terdapat 4 (empat) langkah dalam metode food recall 24 jam yaitu:
a. Pewawancara/enumerator menanyakan pangan yang dikomsumsi pada periode 24
jam yang lalu (sejak bangun tidur sampai bangun tidur lagi) dan mencatat dalam
ukuran rumah tangga (URT) mencakup nama masakan/makanan, cara persiapan
dan pemasakan, serta bahan makanannya.
b. Pewawancara/enumerator memperkirakan atau melakukan estimasi dari URT ke
dalam satuan berat (gram) untuk pangan yang dikonsumsi.
c. Petugas menganalisis energi dan zat gizi berdasarkan data hasil recall konsumsi
pangan sehari (24 jam) secara manual atau komputerisasi.
d. Petugas menganalisis tingkat kecukupan energy dan zat gizi subyek dengan
membandingkan angka kecukupan energy dan zat gizi (AKG) subyek.
Agar pelaksanaan wawancara berjalan lancar dan efektif serta hasil konsumsi
pangan sehari yang dicatat lengkap, maka sebaiknya mengikuti 5 tahap wawancara
dalam food recall 24 jam sebagai berikut:
a. Quick list (membuat daftar ringkas pangan yang dikonsumsi sehari kemarin)
sesuai waktu makan.
b. Mereview kembali kelengkapan quick list bersama responden.
c. Gali pangan/hidangan yang dikonsumsi dikaitkan dengan waktu makan dan
aktifitas termasuk porsi dalam URT, cara memasak dan harga per porsi bila
membeli.
d. Tanyakan rincian pangan/hidangan (sesuai quict list) menurut jenis bahan
makanan, jumlah, berat dan sumber perolehannya yang dikonsumsi sehari
kemarin.
e. Mereview kembali semua jawaban untuk menghindari kemungkinan masih ada
makanan dikonsumsi tapi terlupakan.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Dila Fajrina, G2B216066 (2018) FAKTOR RISIKO KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA
NEGERI 1 JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA. Undergraduate thesis, MUHAMMADIYAH
UNIVERSITY SEMARANG. http://repository.unimus.ac.id/1806/
Sirajuddin, dkk. 2018. SURVEI KONSUMSI PANGAN. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
KEsehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Survey-Konsumsi-
Pangan_SC.pdf
Utami Nurul Putrie, dkk. 2018. PAPARAN SCREEN TIME HUBUNGANNYA DENGAN OBESITAS
PADA REMAJA SMP DI KOTA YOGYAKARTA. Jurnal Dunia Gizi, Vol. 1, No. 2, ISSN : 2614-6479
(Online). https://pdfs.semanticscholar.org/e6be/cff2aae1f7456780e3de11a8c13118535af2.pdf

Anda mungkin juga menyukai