Anda di halaman 1dari 115

PERSEPSI KINESTETIK DENGAN KEBERHASILAN SMASH DALAM

PERMAINAN BOLA VOLI DI SMK PGRI 15 JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Sebagai dari syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan

Oleh:
MUGI SETIADI
NPM : 14520647

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PASUNDAN CIMAHI
2020
Lembar Persetujuan Skripsi

PERSEPSI KINESTETIK DENGAN KEBERHASILAN SMASH DALAM


PERMAINAN BOLA VOLI DI SMK PGRI 15 JAKARTA

Oleh:
Mugi Setiadi
NPM : 14520647

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Dedi Supriadi, M.Pd


NIDN. 0025126002

Pembimbing II

Rama Adha Septiana, M.Pd


NIDN. 0402079002

Mengetahui dan Menyetujui

Ketua STKIP Pasundan Cimahi Ketua Jurusan Pendidikan


Olahraga Program Studi PJKR

Dr. H. Dedi Supriadi, M.Pd Vicki Akhmad Karisman, M.Pd


NIDN. 0025126002 NIDN. 0426017201

i
ABSTRAK

PERSEPSI KINESTETIK DENGAN KEBERHASILAN SMASH DALAM


PERMAINAN BOLA VOLI DI SMK PGRI 15 JAKARTA

Oleh
Mugi Setiadi
NPM : 14520647

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui
hubungan persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola
voli siswa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang hubungan antara persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam
permainan bola voli siswa. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: Bagi guru
penjas sebagai bahan pertimbangan, dengan mengetahui persepsi kinestetik siswa
di harapkan dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam melakukan
keterampilan gerak smash bola voli. Bagi murid sebagai motivasi semangat
belajar agar lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengusai keterampilan
teknik smash dalam permainan bola voli. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan
korelasi. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
jumlah siswa kelas XI A di SMK PGRI 15 Jakarta sebanyak 36 siswa. Sedangkan
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI A di SMK
PGRI 15 Jakarta sebanyak 36 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling. Artinya sampel dalam penelitian ini diambil dari jumlah
keseluruhan jumlah populasinya yaitu seluruh siswa kelas XI A di SMK PGRI 15
Jakarta sebanyak 36 siswa. Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat
pengumpulan data pada penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah
tes keterampilan teknik smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai hubungan persepsi
kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola voli, yang
dilakukan di SMK PGRI 15 Jakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Persepsi kinestetik memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan
smash dalam permainan bola voli siswa SMK PGRI 15 Jakarta. Besarnya
kontribusi persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola
voli yaitu sebesar 40.44%. Semakin baik persepsi kinestetik siswa maka semakin
baik pula hasil keberhasilan smash dalam permainan bola voli.

Kata Kunci : Persepsi Kinestetik, Smash, Bola Voli

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang maha

kuasa atas segala sesuatu dan yang telah mengatur alam beserta isinya, berkat

rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jasmani dan Olahraga, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi STKIP Pasundan Cimahi walaupun dalam bentuk sederhana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak sekali kesulitan dan

hambatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun berkat bantuan, bimbingan

serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan.

iii
UCAPAN TERIMAKASIH

Atas dorongan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, maka

dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tiada terhingga kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Dedi Supriadi, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Ketua STKIP

Pasundan Cimahi yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga

dengan sabar dan ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Vicki Akhmad Karisman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

Program Studi PJKR STKIP Pasundan Cimahi.

3. Rama Adha Septiana, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen beserta Staff civitas akademika STKIP Pasundan Cimahi

atas segala motivasi dan dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Yth. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.

Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi

penghargaan sebagai mana mestinya selain memohon kehadirat Allah SWT,

Semoga amal dan jasa yang penulis terima dari mereka semua diterima oleh Allah

SWT, sebagai amal shaleh disisi-Nya.

iv
Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga mengharapkan kritik dan

saran yang baik dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini.

Cimahi, Maret 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .................................................................... 4
D. Pembatasan Masalah ................................................................ 4
E. Kegunaan Penelitian................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskripsi Konseptual ............................................................... 6
2.1 Tinjauan Tentang Persepsi ................................................ 6
2.2 Tinjauan Tentang Kinestetik ............................................. 7
2.3 Permainan Bola Voli ......................................................... 12
2.4 Smash Bola Voli ................................................................ 13
2.5 Hubungan Persepsi Kinestetik dengan Keberhasilan
Smash Dalam Permainan Bola Voli ................................. 19

B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 20


C. Hipotesis................................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian ..................................................................... 23
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................. 23
C. Metode Penelitian..................................................................... 23
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 26
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27
F. Teknik Analisa Data................................................................. 37
G. Hipotesis Statistika ................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 41
B. Pengujian Prasyarat Analisis ....................................................... 41
C. Hasil Pegujian Hipotesis ............................................................. 42
1. Korelasi Variabel Bebas (X) terhadap variabel Terikat (Y) .... 42
2. Uji signifikansi Variabel Bebas (X) terhadap variabel
Terikat (Y)................................................................................ 43

vi
3. Indeks Determinasi antara Variabel Bebas terhadap
variabel Terikat ........................................................................ 44

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 44

BAB V KESIMPULAN SARAN DAN IMPLIKASI


A. Kesimpulan .............................................................................. 46
B. Saran ......................................................................................... 46
C. Implikasi ................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48

LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................... 50

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 105

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Penilaian Keterampilan Teknik Smash ................................... 28

4.1 Data Penghitungan Nilai Rata-Rata Tiap Variabel .............................. 41

4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tiap Variabel .............................. 42

4.3 Data Penghitungan Korelasi Dua Variabel .......................................... 42

4.4 Hasil Uji Signifikansi Dua Variabel .................................................... 44

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Koordinasi Gerakan Smash........................................................................ 18

3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 24

3.2 Alur Penelitian...................................................................................... 26

3.3 Tes Keterampilan teknik Smash ........................................................... 28

3.4 Pelaksanaan Tes Lari ............................................................................ 30

3.5 Tes Loncat Tegak ................................................................................. 33

3.6 Tes Kelincahan ..................................................................................... 34

3.7 Lapangan Tes Shuttle Run ................................................................... 35

3.8 Cara Melakukan Tes Koordinasi .......................................................... 37

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ............................................................................... 50


2. Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................................... 60
3. Kisi-Kisi Akhir Instrumen ...................................................................... 75
4. Data Hasil Penelitian .............................................................................. 85
5. Rekapitulasi Nilai baku (z score) hasil tes persepsi kinestetik .............. 95
6. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................................. 97
7. Hasil Penghitungan Korelasi Dua Variabel ............................................ 99
8. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 100
9. Penghitungan Indek Determinasi ............................................................ 101
10. Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors .............................................................. 102
11. Harga Kritis Dari r Product Moment ...................................................... 103
12. Nilai-Nilai Dalam Distribusi t ............................................................ 104

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dari beberapa teknik dasar yang ada dalam permainan bola voli, smash

merupakan teknik yang selalu digunakan untuk menyerang dan menghasilkan

angka serta meraih kemenangan. Menurut Sudirman hal ini dikarenakan “smash

merupakan suatu pukulan yang keras, dilakukan dengan memanfaatkan

keberadaan bola diudara dan diatas net yang diarahkan pada suatu sasaran tertentu

di petak lawan yang berguna untuk mematikan pertahanan lawan serta

mendapatkan angka dalam permainan bola voli”1.

Permainan bola voli merupakan permainan cepat yang selalu

menggunakan teknik smash yang dominan dibandingkan dengan teknik yang lain.

Faktor yang mempengaruhi kemampuan gerak dasar bola voli adalah aspek

biologis yang terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ

tubuh, postur tubuh dan struktur tubuh serta gizi, dan aspek psikologis, intelektual

atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, serta kordinasi kerja otot dan saraf.

Sedangkan faktor pendukung keberhasilan smash yaitu kemampuan teknik dasar,

kesiapan dan keberanian saat memukul bola dengan ke berbagai arah sehingga

bola tidak bisa dikembalikan oleh lawan.

Namun yang terjadi dilapangan tidak semua siswa dapat menguasai teknik

smash dengan baik dan benar, dari hasil pengamatan dilapangan tidak semua

siswa dapat melakukan pukulan smash yang cepat dengan putaran bola yang keras

1
Sudirman. Petunjuk Umum Melatih. Bola Voli. (Medan : Unimed, 2017) h.10

1
2

dan terarah. Kurangnya kemampuan siswa dalam mengarahkan bola smashes

mengakibatkan arah bola mudah di baca oleh pertahanan lawan sehingga siswa

sulit memperoleh angka ketika bermain bola voli.

Setelah mengetahui permasalahan di atas, penulis simpulkan bahwa

penguasaan teknik smash masih rendah dan masih sulit dikuasai oleh para siswa,

oleh karena itu perlu diberikan diketahui faktor-faktor apa saja yang mendukung

peningkatan keterampilan teknik smash diantaranya dalam penelitian ini penulis

akan mendalami faktor persepsi kinestetik.

Persepsi adalah proses diterimanya stimulus atau rangsang sampai

rangsang itu disadari dan dimengerti penginderaan/sensasi : proses penerimaan

rangsang. Persepsi yang dimaksud yaitu persepsi kinestetik. Kecerdasan kinestetik

merupakan kemampuan menyalurkan rangsangan dari dalam diri melalui gerak

tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan

mempergunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Kecerdasan

ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan,

keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan menerima

rangsang, sentuhan dan tekstur. Pada saat anak berusaha melatih koordinasi otot

dan gerak pada saat itulah stimulasi kinestetik terjadi.

Berdasarkan paparan di atas kemampuan untuk mengkoordinasikan

bagian-bagian tubuh seseorang dengan otak yang berjalan secara sinergis dapat

mencapai tujuan dalam melakukan sesuatu termasuk dalam melakukan

keterampilan smash dalam permainan bola voli.


3

Siswa yang memiliki persepsi kinestetik yang baik cenderung menonjol

dalam kemampuan olahraga dibandingkan dengan teman-temannya, cenderung

suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, dan suka meniru gerak atau

tingkah laku yang menarik perhatiannya, senang pada aktivitas yang

mengandalkan kekuatan gerak seperti berlari, meloncat dan berguling, kemudian

cepat tangkap dalam menguasai tugas-tugas gerak seperti belajar gerak smash

dalam permainan bola voli. Selain itu memiliki koordinasi tubuh yang baik,

gerakan-gerakan yang seimbang, luwes dan cekatan.

Berdasarkan uraian-uraian penjelasan di atas siswa yang memiliki persepsi

kinestetik yang tinggi akan berhasil dengan cepat dalam menguasai keterampilan

teknik smash dalam permainan bola voli, dikarenakan siswa seperti ini memiliki

rasa ketertarikan yang kuat terhadap rangsangan dari luar dirinya, jika guru

sedang mempraktekkan keterampilan gerak smash, maka siswa yang memiliki

persepsi kinestetik yang tinggi ingin senantiasa mencoba menirukan setiap

gerakan-gerakan yang sedang di ajarkan oleh gurunya, siswa ini lebih aktif

dibandingkan dengan teman-temannya, dan tidak merasa malu dan takut gagal

ketika mencoba mempraktekkannya dihadapan rekan-rekannya.

Penulis berharap dengan mengetahui persepsi kinestetik masing-masing

siswa, dapat mengetahui kontribusi dengan keberhasilan siswa dalam melakukan

smash pada permainan bola voli. Oleh karena itu, penulis akan mencoba

melakukan suatu penelitian dengan judul “Persepsi Kinestetik Dengan

Keberhasilan Smash Dalam Permainan Bola Voli Siswa”


4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Metode untuk meningkatkan kemampuan smash dalam permainan bolavoli

belum menunjukkan hasil optimal dan perlu latihan yang baik, dan benar.

2. Tidak semua siswa memiliki kemampuan smash yang baik dan perlu ditelusuri

faktor penyebabnya.

3. Belum diketahui ada tidaknya hubungan persepsi kinestetik dengan

keberhasilan smash dalam permainan bolavoli.

4. Perlu dilakukan tes dan pengukuran persepsi kinestetik dan kemampuan smash

dalam permainan bolavoli.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mencoba

merumuskan masalah – masalah sebagai berikut:

”Apakah persepsi kinestetik memiliki hubungan yang besar terhadap

keberhasilan smash dalam permainan bola voli siswa?”

D. Pembatasan Masalah

Untuk menjaga agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan

permasalahan diketahui secara jelas maka di dalam penelitian ini penulis

melakukan pembatasan penelitian pokok – pokok pembatasan penelitian meliputi:

1. Variabel Penelitian

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


5

a. Variabel Bebas (X) : Persepsi kinestetik

b. Variabel Terikat (Y) : Keberhasilan smash bola voli

2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif melalui pendekatan korelasi.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

hubungan antara persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam permainan

bola voli siswa.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang topik yang

penulis bahas.

2. Sebagai sumber informasi bagi sekolah, guru, tentang hubungan antara

persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam permainan bola voli

siswa.

b. Secara Praktis

1. Bagi guru penjas sebagai bahan pertimbangan, dengan mengetahui persepsi

kinestetik siswa di harapkan dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam melakukan keterampilan gerak smash bola voli.

2. Bagi murid sebagai motivasi semangat belajar agar lebih meningkatkan

kemampuannya dalam mengusai keterampilan teknik smash dalam permainan

bola voli.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

2.1 Tinjauan Tentang Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan

menafsirkan kesan indera mereka dalam memberikan makna kepada lingkungan

mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari

kenyataan obyektif. Tidak harus selalu berbeda, namun sering terdapat

ketidaksepakatan. Misalnya, dimungkinkan bahwa semua karyawan dalam

perusahaan tertentu memandang organisasi sebagai tempat yang hebat untuk

bekerja, kondisi kerja yang menyenangkan, tugas pekerjaan yang menarik, upah

yang baik, manajemen yang bijaksana dan bertanggungjawab, namun seperti

sebagian besar dari kita tahu, sangatlah tidak biasa untuk mendapatkan

kesepakatan seperti itu2.

Pada saat seseorang memandang sebuah obyek dan mencoba menafsirkan

apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

individu pelaku persepsi itu. Diantara karakteristik pribadi yang mempengaruhi

persepsi adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan atau minat, pengalaman

masa lalu dan harapan3. Persepsi menurut kamus besar bahasa adalah merupakan

tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu. Persepsi merupakan proses

pengamatan seseorang berasal dari komponen kognisi. Persepsi ini dipengaruhi

2 Stephen P. Robbins, Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku Organisasi Edisi ke


Sepuluh), Alih Bahasa Drs.Benyamin Molan.Jakarta : Salemba Empa 2017 : 170)
3
Ibid., h. 171

6
7

oleh faktor-faktor pengalaman, cakrawala dan pengetahuannya4.

Sedangkan pengetahuannya dan cakrawalanya memberikan arti terhadap

obyek psikologik tersebut. Melalui komponen kognitif ini akan menimbulkan ide,

dan kemudian akan timbul suatu konsep tentang apa yang dilihat”. Batasan

persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

persepsi merupakan proses aktivitas kejiwaan seseorang dalam upaya mengenali

dan memahami suatu obyek tertentu berdasarkan stimulus yang ditangkap panca

indranya, seseorang turut menentukan bentuk, sifat dan intensitas perannya dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga ada kecenderungan perilaku yang ditunjukkan

oleh seseorang dalam menanggapi rangsang banyak diwarnai oleh persepsinya

terhadap rangsang tersebut.

Dengan demikian berdasarkan uraian di atas timbulnya suatu persepsi

seseorang dengan yang lain akan berbeda-beda tentang kinerja guru pendidikan ,

olahraga, dan kesehatan. Faktor yang mempengaruhi persepsi, persepsi bukan

hanya proses penginderaan tetapi terdapat proses pengorganisasian dan penilaian

yang bersifat psikologis.

2.2 Tinjauan Tentang Kinestetik

Kinestetik adalah kecerdasan fisik.Kecerdasan ini mencakup bakat dalam

mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Atlet,

pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik jasmani

tingkat tinggi5. Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk

4 Mar’at Pemahaman Persepsi Seseorang (Jakarta: Kanisius. 2016) h. 22-23


5 Suparman, Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. (Yogyakarta: Pinus Book Publisher. 2015)
h. 81
8

secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk

berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Kinestetik merupakan

berpikir melalui sensasi somatik (tubuh). Ia suka berlari, menari, melompat,

menyentuh, membangun, dan menunjuk. Kebutuhannya berupa bermain peran,

drama, gerakan, hal-hal untuk membangun sesuatu, olahraga, permainan fisik,

kerajinan tangan, belajar sambil bekerja.

Sementara itu disisi lain menyebutkan bahwa kecerdasan kinestetik adalah

Kemampuan untuk memanipulasi mental, pikiran, dan tubuh guna memecahkan

sebuah masalah. Cara umum yang mengasah kemampuan kinetik ini adalah

melalui latihan motorik seperti olah raga, maupun game rumit namun disukai

setiap kalangan seperti stimulasigerak melalui PS3 maupun XBox. Kecerdasan

kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian

dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian,

akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik)6. Semua orang dengan kecerdasan

kinestetik-tubuh yang menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk

mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu

menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur

sebuah pesan7.

Kecerdasan kinestetik, yakni kemampuan untuk menggunakan seluruh

tubuhnya untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan atau

menggunakan tangan-tangan untuk menghasilkan dan mentransformasikan

6 Shearer Preschool interactive peer play mediates problem behaviour and learning for lowincome

children. (Journal of Applied Development Psychology. 2019) h. 5


7 Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. (New York: Basic Books 2018)

h.23
9

sesuatu. Kecerdasan ini mencakup keahlian-keahlian fisik khusus seperti

koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan8.

Persepsi kinestetik merupakan kemampuan menggerakkan bagian-bagian

tubuh atau keseluruhan tubuh dalam melakukan gerak otot yang mengacu pada

indra yang ada pada otot. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa kemampuan

koordinasi sangat dipengaruhi dengan tingkat kepekaan dalam menggunakan

indera-indera yang terdapat dalam otot-otot. Koordinasi merupakan kemampuan

untuk mengontrol gerakan tubuh, seseorang dikatakan mempunyai koordinasi

baik bila mampu bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan,

iramanya terkontrol dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.

Persepsi merupakan suatu hasil proses perseptual. Proses perseptual

meliputi tiga macam fungsi di dalam mengartikan stimulus yaitu; 1) pendeteksian,

2) pembandingan, dan 3) pengenalan9. Kinestetik adalah Perbedaan posisi dan

gerak bagian-bagian tubuh berdasarkan informasi visual, auditori dan verbal10.

Persepsi kinestetik atau indera kinestetik merupakan suatu fungsi organ-organ

tubuh manusia yang erat hubungannya dengan gerak tubuh, membedakan posisi

dan gerak tubuh serta anggota tubuh baik secara pasif maupun aktif. Persepsi

kinestetik merupakan fungsi yang berhubungan dengan informasi kinestetik, yaitu

informasi yang diperoleh dari gerakan-gerakan otot dan persendian sebagi umpan

balik terhadap mekanisme perseptual yang harus dirasakan, dibandingkan dan

8 Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. (New York: Basic Books 2018) h.3
9 Sugiyanto. Proses Perseptual (Bandung: Dewa Pustaka 2018) h. 295
10
Anthony & Diana Physiological Psychology. (Chicago: The Dorsey Press 2015) h. 301
10

diidentifikasikan melalui cara yang sama dengan informasi yang diperoleh dari

lingkungan sekitar11.

Pendekteksian merupakan upaya untuk memastikan ada tidaknya

rangsangan yang masuk melalui indera. Pembadingan berkenaan dengan

penentuan keserupaan rangsangan yang baru masuk dengan rangsangan yang telah

diterima sebelumnya. Pengenalan berkaitan dengan orientasi pola dan sifat

rangsangan yang masuk. Ketajaman proses perseptual merupakan indikator

kualitas persepsi fungsi indera, baik penglihatan, pendengar, perabadan

propriosepsi.

Indera penglihatan melibatkan ketajaman fungsi organ mata, pendengaran

melibatkan fungsi organ telinga, peraba berkenaan dengan tangan atau bagian-

bagian tubuh yang bersentuhan dengan objek lain di luar dirinya, sedangkan

propriosepsi identik dengan kinestetik berkenaan dengan ketajaman merasakan

posisi dan gerak tubuh. Kesadaran tubuh dalam ruang dan hubungan dengan

bagian-bagiannya, rasa gerak menunjukkan kinestetik atau disebut juga

propriosepsi12.

Dengan kata lain proses perseptual kinestetik dipengaruhi oleh

serangkaian proses penginderaan mata, telinga dan perabaan yang tajam sehingga

dapat menghasilkan gerakan yang terkontrol dengan cermat. Persepsi kinestetik

berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk menyadari posisi dan gerak yang

telah dilakukan. Pemain yang memiliki kualitas persepsi kinestetik yang kurang

baik ada kecenderungan sulit untuk mengontrol posisi dan gerak yang telah

11 Ronald, Persepsi Kinestetik (Jakarta: Gramedia 2016) h. 67


12
Singer Rasa Gerak Kinestetik (Bandung: Dewa Pustaka 2017) h. 61
11

dilakukan. Sebaliknya pemain yang memiliki kualitas persepsi kinestetik yang

baik tentu akan mampu mengontrol posisi dan gerak yang telah dilakukan,

sehingga bila gerakan itu benar dan tepat sasaran ada kecenderungan mengulangi

posisi atau gerak yang sama dengan kontrol gerakan yang cermat.

Gerakan yang terkontrol dengan cermat merupakan pendukung gerakan

yang efisien. Kontrol tubuh meliputi 3 macam, yaitu: control keseimbangan,

kontrol ketepatan waktu berbuat (timing), kontrol muskuler13. Kontrol

keseimbangan tubuh berkenaan dengan kemampuan menyesuaikan gravitasi bumi

baik ketika sedang bergerak atau diam. Kemampuan mengontrol keseimbangan

tubuh yang baik, tampak ketika melakukan suatu tugas gerak tidak mudah terjatuh

atau tergoyahkan. Kontrol ketepatan berbuat (timing) berkaitan dengan pengaturan

irama gerakan, sehingga sesuai dengan urutan, lamanya gerak atau kecepatan

yang diperlukan. Kontrol muskuler berkenaan dengan pengendalian kontraksi otot

dan relaksasi otot, sehingga sekelompok otot yang diperlukan untuk tugas gerak

yang berkontraksi dan pada sisi lain ada otot yang relaksasi. Dari ketiga fungsi

kontrol baik kontrol keseimbangan, timing dan kontrol muskuler bila dapat

bekerja dengan koordinasi yang baik akan menjadikan gerak yang dilakukan

menjadi otomatis dan efisien. Gerakan yang efisien berarti dalam pelaksanaan

tugas gerak yang dilakukan dapat memperoleh nilai yang tinggi, arah yang tepat,

dan dengan menggunakan tenaga sekecil mungkin.

13
Sugiyanto Proses Perseptual (Bandung: Dewa Pustaka 2018) h. 261
12

2.3 Permainan Bola Voli

a). Pengertian Permainan Bola Voli

Permainan bola voli adalah suatu jenis olah raga permainan. Permainan ini
dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang masing-masing
regu terdiri dari enam pemain, setiap regu berusaha untuk dapat memukul
dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan melewati di atas jaring atau net
dan mencegah pihak lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola ke
dalam lapangannya14

Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

bola besar dan termasuk jenis pertandingan beregu karena dimainkan oleh dua

regu. Setiap regu terdiri dari enam pemain dan berada pada petak lapangan

dibatasi dengan net. Bola dimainkan dengan diawali servis dan masing-masing

regu diberi kesempatan maksimal tiga kali sentuh (dilakukan oleh pemain yang

berbeda) untuk mengembalikan bola ke lawan melewati di atas net. Regu yang

dapat menjatuhkan bola di daerah lawan memperoleh poin dan regu yang berhasil

mengumpulkan poin sebanyak 25 poin dinyatakan memenangkan 1 set

permainan15. Permainan bola voli merupakan permainan yang kompleks yang

tidak mudah dilakukan oeh setiap orang. Sebab, dalam permainan voli dibutuhkan

koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua

gerakan yang ada dalam permainan bola voli16. Salah satu faktor penting yang

mendukung dalam permainan bola voli adalah kondisi fisik seorang pemain.

14 Aip Syarifuddin dan Muhadi, Pendidikan Jasmani. (Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan, 2016) h. 183


15 Ibid., h. 183
16
Nuril Ahmadi. Panduan Olahraga BolaVoli. (Solo: Era Pustaka Utama, 2017) h. 20
13

Kondisi fisik secara umum meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan

dan kelentukan17.

b). Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Teknik adalah suatu cara untuk melakukan sesuatu dengan ketentuan-

ketentuan yang berlaku. Dalam mempertinggi kecakapan dalam bermain bola voli,

teknik ini erat sekali hubungannya dengan kondisi fisik, taktik dan mental18.

Teknik dasar permainan bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih dahulu guna

mengembangkan mutu prestasi; teknik dasar permainan bola voli merupakan salah

satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya regu di dalam suatu

pertandingan. Teknik dasar permainan bola voli sebagai berikut :

1. Sikap penjagaan dan cara pergerakan


2. Pass dan Umpan
3. Serangan (Spike, serangan tipuan)
4. Servis
5. Bendungan (block)19

Mengenai teknik dasar permainan bola voli yang akan penulis bahas

adalah teknik smash.

2.4. Smash Bola Voli

Smash adalah tindakan memukul ke bawah dengan kekuatan, biasanya

melompat ke atas, masuk ke bagian lapangan lawan20. Smash yaitu teknik yang

dilakukan oleh pemain bolavoli yang berfungsi untuk melakukan serangan ke

17 Suharno. Dasar-Dasar Permainan Bola Voli.(Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta, 2017) h. 21


18 Nuril Ahmadi. Panduan Olahraga Bola Voli. (Surakarta: Era Pustaka Utama, 2016) h.13
19 Ibid:13
20 BonnieRobinson. Bola Voly Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain. (Semarang. Dahara Prize

Semarang. 2017) h. 23
14

daerah lawan, sehingga bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut

dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan

sempurna. Smash adalah suatu pukulan dimana tangan melakukan kontak dengan

bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalanya bola terjal dengan kecepatan

yang tinggi. Bahwa smash yang dilakukan harus dilakukan dengan cepat, tepat

dan keras. Agar pukulan smash yang diarahkan ke lawan sulit di terima dan

dengan teknik ini peluang mendapatkan angka lebih besar21.

Untuk dapat mencapai hasil yang baik dalam melakukan smash ini

diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi. Dalam

melakukan smash ada beberapa macam jenis dan variasinya, hal ini dikarenakan

setiap pemain memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan

smash22. Berikut ini macam-macam jenis smash bahwa ada 4 jenis smash yaitu:(1)

Frontal smash atau smash depan, (2) Frontal Smash dengan twist atau smash

depan dengan memutar, (3) Smash dari pergelangan tangan, (4) Dump atau

tipuan23

Teknik smash dalam bola voli memiliki beberapa tahapan yaitu awalan,

saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Uraian lebih jelas tahap-

tahap tersebut ada di bawah ini :

a. Tahap awalan. Awalan tergantung dari lintasan bola umpan, kira-kira


2,5 sampai 4 meter dari jatuhnya bola. Langkah terakhir paling
menentukan pada waktu mulai meloncat sehingga smasher harus
memperhatikan baik-baik posisi kaki yang akan meloncat dan berada
di tanah lebih dahulu, kaki lain menyusul di sebelahnya. Arah yang
diambil harus diatur sedemikian rupa, sehingga atlet akan berada di

21 Nuril Ahmadi, Panduan Olahraga Bola Voli. (Surakarta: Era Pustaka Utama, 2017) h.32
22 Dieter Beuthelstah. Belajar Bermain Bola Volley. (Bandung, 2017) h. 24
23
Dieter Beuthelstah. Belajar Bermain Bola Volley. (Bandung, 2017) h. 25
15

belakang bola pada saat akan meloncat. Tubuh saat itu berada pada
posisi menghadap net. Kedua lengan yang menjulur ke depan
diayunkan ke belakang dan ke atas sesudah langkah pertama,
kemudian diayunkan ke depan sehingga pada saat meloncat kedua
lengan itu tergantung ke bawah di depan tubuh atlet
b. Tahap meloncat. Untuk memukul right hand langkahkan kaki kiri ke
depan dengan langkah biasa kemudian diikuti kaki kanan yang
panjang, diikuti dengan segera oleh kaki kiri yang diletakkan samping
kaki kanan (untuk pemukul left hand sebaliknya). Langkah pada waktu
meloncat harus berlangsung dengan lancer tanpa terputus-putus. Pada
waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan ke atas.
Tubuh diteruskan, kaki yang digunakan untuk meloncat yang
memberikan kekuatan pada saat meloncat. Lengan yang dipakai untuk
memukul serta sisi badan diputar sedikit sehingga menjauhi bola,
punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan
setinggi kepala yang berguna untuk mengatur keseimbangan secara
keseluruhan.
c. Tahap saat memukul bola. Dalam gerakan memukul dapat disesuaikan
dengan jenis smash yang ada. Gerakan memukul hasilnya akan lebih
baik apabila menggunakan lecutan tangan, lengan dan
membungkukkan badan
d. Tahap mendarat. Cara mendarat dalam setiap smash sama yaitu pada
saat tubuh bagian atas membungkuk ke depan, kaki diarahkan ke
depan untuk mempertahankan keseimbangan. Atlet mendarat pada
kedua kakinya dengan sedikit ditekuk24.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik smash

atau spike adalah suatu usaha menyerang atau mematikan bola di daerah lawan

yang di lakukan oleh salah satu tim yang bertujuan mendapatkan poin.

Pada prinsipnya bentuk serangan dapat berupa smash yang tajam, bola

tipuan, bendungan aktif dan sebagainya. Untuk lebih tepat cara melakukan smash

dalam permainan bola voli, adalah sebagai berikut :

a. Awalan

Awalan dapat dilakukan dengan gerakan lurus, melingkar dan menyilang

dari jaring.

24
M. Yunus. Olahraga Pilihan Bola Voli. (Jakarta:Depdikbud, 2017) h. 21
16

1) Pengaturan jarak antara awalan kira-kira 3 – 5 langkah dari bola dengan

sikap penjagaan pertengahan.

2) Lari/jalan ke arah bola dengan irama langkah tetap/teratur awalan

disesuaikan dengan kondisi umpan bola.

3) Pada langkah ke tiga dari langkah terakhir ayunan kedua lengan ke depan

dengan siku lurus.

4) Langkah ke dua dari langkah terakhir lebih jauh/lebar dan tempatkan kaki

kira-kira sejangkauan tangan dari bola. Gerakan ini diiringi dengan

mengayunkan dua lengan ke belakang.

5) Langkah terakhir adalah melangkah kan kaki yang berada di belakang ke

samping kaki lainnya sambil dengan cepat mengayunkan kedua lengan ke

belakang.

b. Tolakan / lompatan

1) Jarak tolakan dengan bola kira-kira sejangkauan tangan.

2) Jarak kedua kaki kira-kira 10 – 30 cm dan salah satu kaki jaraknya kira-

kira 5 – 15 cm lebih.

3) Ayunkan tangan ke atas sambil menolakkan kedua kaki sekuat-kuatnya ke

lantai, sikap tubuh waktu menolak dan melompat.

4) Pada saat melayang kedua tungkai sedikit dibengkokkan, tangan pukul

diayunkan sejauh mungkin ke atas belakang kepala, pandangan

mengawasi bola dan tangan lainnya menjaga keseimbangan badan.

5) Sikap tubuh pada saat melayang menyerupai busur.


17

c. Gerakan memukul bola

1) Ayunkan tangan pukul ke arah bola sambil membungkukkan togok,

telapak tangan terbuka siku lurus.

2) Pukul bola pada bagian atas belakangnya dengan cambukan telapak

tangan dan gerakan polos yang aktif usahakan siku tetap lurus.

3) Setelah memukul, tangan pukul mengikuti arah bola lalu ditekan ke

kiri/kanan pinggang.

4) Otot perut membantu menguatkan pukulan sehingga bola dapat dipukul

dengan keras. Sikap tubuh waktu gerakan memukul bola dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

d. Mendarat

1) Usahakan mendarat pada tempat yang sama waktu melakukan tolakan.

2) Keseimbangan dan koordinasi gerakan harus tetap dijaga agar tidak jatuh

ke lapangan lawan atau menyentuh jaring.

3) Mendarat dengan kedua kaki mengeper, sikap badan menghadap ke

samping dan siap memainkan bola kembali. Sikap tubuh waktu mendarat

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Seluruh gerakan mulai dari awalan. Tolakan/lompatan, memukul bola dan

mendarat dilakukan secara berurutan dan tidak terputus-putus.


18

Gambar 2.1
Koordinasi Gerakan Smash

Namun cara-cara melakukan teknik smash tersebut ada yang perlu

diperhatikan seperti hal-hal sebagai berikut :

a. Timing lompatan dan pukulan terhadap bola harus tepat.

b. Smash tanpa lompatan dapat dilakukan dengan menegakkan tubuh atau

setelah salah satu kaki tetap bertumpu di lantai.

c. Smash dapat dilakukan dengan dua kali lompatan (rebound spike).

d. Smash dapat dilakukan dengan keras (strong spike) atau lemah (weak spike).

e. Smash dibedakan menjadi normal smash, semi quick smash dan quick smash.

Pada kenyataannya masih ada pemain yang melakukan beberapa

kesalahan umum pada waktu melakukan smash, yaitu:

a. Kurang tepatnya memperkirakan jalan, arah dan kecepatan umpan bola.

b. Awalan terlalu cepat, jauh dari irama langkah tidak teratur.

c. Tolakan di bawah dengan bola umpan.

d. Gerakan tolakan/lompatan tanpa mengayun lengan.


19

e. Lompatan ke depan bukan ke atas.

f. Tangan pada waktu memukul bola dibengkokkan dan dipukulkan tanpa

cambukan.

g. Gerakan smash kaku dan pandangan tidak mengawasi bola.

2.5. Hubungan Persepsi Kinestetik dengan Keberhasilan Smash Dalam

Permainan Bola Voli

Pembelajaran anak usia dini dilakukan dengan cara bermain sambil

belajar, sehingga dalam pemberian stimulasi hendaknya guru melakukan aktivitas

pembelajaran ini dengan cara bermain yang dapat menimbulkan rasa senang,

memuaskan dan membekas. Guru memperhatikan pula kebutuhan anak dan gaya

belajar anak.

Siswa yang memiliki persepsi kinestetik yang tinggi akan berhasil dengan

cepat dalam menguasai keterampilan teknik smash dalam permainan bola voli.

Dengan mengetahui persepsi kinestetik anak sejak dini, guru dapat menentukkan

keberhasilan siswa dalam belajarnya termasuk dalam menguasai keterampilan

teknik smash dalam permainan bola voli.

Siswa yang memiliki persepsi kinestetik yang baik cenderung menonjol

dalam kemampuan olahraga dibandingkan dengan teman-temannya, cenderung

suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, dan suka meniru gerak atau

tingkah laku yang menarik perhatiannya, senang pada aktivitas yang

mengandalkan kekuatan gerak seperti berlari, meloncat dan berguling, kemudian

cepat tangkap dalam menguasai tugas-tugas gerak seperti belajar gerak smash
20

dalam permainan bola voli. Selain itu memiliki koordinasi tubuh yang baik,

gerakan-gerakan yang seimbang, luwes dan cekatan

B. Penelitian Yang Relevan

Kajian tentang penelitian yang relevan penting dilakukan untuk meneliti

hasil penelitian sebelumnya untuk mengetahui hasil penelitian dengan pokok

bahasan yang sama serta untuk menghindari adanya kesamaan yang berindikasi

plagiat.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ngadenan (2015: Universitas Nusantara PGRI

Kediri) dengan judul “Kontribusi Persepsi Kinestetik Dan Kelincahan

Teriiadap Hasil Tembakan Bola Basket” Hasil analisis data; (1) hasil korelasi

sederhana antara persepsi kinestetik dengan hasil ketepatan tembakan bola

basket diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,75 ; (2) Hasil analisis

korelasi sederhana antara kelincahan dengan hasil ketepatan tembakan bola

basket diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,34 dan (3) Hasil analisis korelasi

ganda antara persepsi kinestetik dan kelincahan secara bersama - sama

dengan hasil ketepatan tembakan bola basket diperoleh koefisien korelasi

ganda sebesar 0,78. Hasil uji keberartian koefisien korelasi pertama diperoleh

thitung sebesar 10,7 dan ttabel sebesar 1,99, koefisien korelasi kedua

diperoleh thitung sebesar 3.41 dan ttabel sebesar 1,99 koefisien korelasi ke

tiga diperoleh thitung sebesar 11,9 dan ttabel sebesar 1,99 (dengan taraf

keberartian sebesar α= 0,05).


21

2. Penelitian yang dilakukan oleh Vendi Andrasari, (2015:Universitas Sebelas

Maret Surakarta) dengan judul “Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran

Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Belajar Smash Normal Bola

Voli Pada Siswa Putra Kelas XIIII SMP Negeri 2 Ngadirojo Wonogiri Tahun

Pelajaran 2009/2015”. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi

berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran konvensional dan

inovatif terhadap hasil belajar smash normal bola voli pada siswa putra kelas

XIIII SMP Negeri 2 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2009/2015. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 34.105 > Ft 4.11. (2)

Ada perbedaan pengaruh antara koordiansi mata-tangan tinggi dan koordinasi

mata-tangan rendah terhadap hasil belajar smash normal bola voli pada siswa

putra kelas XIIII SMP Negeri 2 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri tahun

pelajaran 2009/2015. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 46.421 > Ft

4.11.(3) Ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-

tangan terhadap hasil belajar smash normal bola voli pada siswa putra kelas

XIIII SMP Negeri 2 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2009/2015. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 5.158 > F

table = 4,11.

C. Hipotesis

Hipotesis hendaklah membuat semakin jelas arah pengujian suatu masalah.

Hipotesis berfungsi untuk: a) menguji kebenaran suatu teori, b) memberi ide


22

untuk mengembangkan suatu teori, c) memperkuat pengetahuan kita mengenai

gejala-gejala yang akan kita pelajari25. Hipotesis adalah

Secara etimologik hipotesis berarti sesuatu yang masih kurang dari (Hypo)
sebuah kesimpulan pendapat (Thesis). Dengan kata lain, hipotesis adalah
sebuah kesimpulan, tetapi kesimpulan ini belum fatal masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah suatu jawaban duga yang
dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar26.

Berdasarkan kerangka teoretis dalam bab II di atas, maka penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut :

”Persepsi kinestetik memiliki hubungan yang besar terhadap keberhasilan

smash dalam permainan bola voli siswa”

25 Nasution. Metode Research. (Bandung: Rosdakarya, 2016) h.62


26
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rosda Karya, 2018) h.68
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah diuraikan tersebut, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

”Ingin mengetahui hubungan persepsi kinestetik terhadap keberhasilan

smash dalam permainan bola voli siswa”

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dilingkungan sekolah SMK PGRI 15 Jakarta.

Penelitian dilakukan selama satu bulan mulai dari awal bulan Januari 2020 sampai

dengan awal bulan Februari 2020.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif. Dikatakan

pendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang digunakan di dalam usulan

penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data dan kesimpulan data

sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan,

rumus dan kepastian data numerik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

karena bertujuan membuat pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan

teliti27.

27
Ginting. Filasafat Ilmu dan Metode Riset, (Medan: Usu Press Kartajaya, 2018) h.55

23
24

Untuk menjelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini

penulis membuat desain penelitian. Tentang desain penelitian merupakan rencana

tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara

ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu28. Desain penelitian adalah

suatu rancangan percobaan hingga informasi yang berhubungan dengan atau

diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat disimpulkan29. Dengan

kata lain desain merupakan langkah-langkah yang perlu diambil jauh sebelum

penelitian dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh

sehinggga akan membawa kepada analisa objektif dan kesimpulan yang berlaku

persoalan yang sedang dibahas. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dan teknik korelasional. Variabel tertikat adalah Y dan variabel

bebasnya adalah X.

rxy
x y

Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan :

X : Persepsi kinestetik

Y : Keberhasilan smash dalam permainan bola voli

rxy : Korelasi x terhadap y atau korelasi persepsi kinestetik terhadap

keberhasilan smash dalam permainan bola voli

Selanjutnya penulis kemukakan secara garis besar alur penelitian. Dalam

alur penelitian ini penulis menempuh prosedur sebagai berikut:

28 Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2018) h.40
29
Sudjana. Metode Statistika (Jakarta: Balai Pustaka, 2014) h.7
25

1. Menentukan sampel dari suatu populasi.

2. Menyusun instrument penelitian, yaitu tes kinestetik dan tes keterampilan

teknik smash kepada sampel

3. Melakukan tes kinestetik dan tes keterampilan teknik smash

4. Mengumpulkan data hasil tes kinestetik dan tes keterampilan teknik smash

5. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dari

hasil tes kinestetik dan tes keterampilan teknik smash dengan mengggunakan

rumus statistik.

6. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil tes kinestetik dan tes keterampilan

teknik smash tersebut.

Untuk lebih jelasnya Alur penelitian tersebut, penulis gambarkan sebagai

berikut:
26

Teori Masalah Realita

Pelaksanaan Tes
1. Tes Kinestetik
2. Tes Keterampilan Teknik Smash

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Menghitung Kontribusi Butir Tes A Terhadap


Butir Tes B

Kesimpulan

Gambar 3.2
Alur Penelitian

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang

sama dan menjadi objek penelitian. Populasi adalah keseluruhan data, baik nyata

maupun imajiner30. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh jumlah siswa kelas XI A di SMK PGRI 15 Jakarta sebanyak 36 siswa.

30
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rosda Karya, 2018) h.61
27

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk melakukan

inferensi (pendekatan/penggambaran) terhadap populasi tempatnya berasal.

Sampel harus bisa mewakili populasi.

Sampel yang diambil dari populasi satu tidak dapat dipakai untuk

mewakili populasi yang lain. Sampel adalah Jika kita hanya akan meneliti

sebagian dari populasi maka disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Di namakan sampel apabila kita bermaksud

untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel31.

Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas

XI A di SMK PGRI 15 Jakarta sebanyak 36 siswa. Teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik total sampling. Total sampling merupakan teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel32.

Artinya sampel dalam penelitian ini diambil dari jumlah keseluruhan

jumlah populasinya yaitu seluruh siswa kelas XI A di SMK PGRI 15 Jakarta

sebanyak 36 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Keberhasilan smash dalam permainan bola voli (Tes)

Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat pengumpulan data pada

penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah tes keterampilan teknik

smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan. Hasil nilai yang diperoleh

melalui proses keterampilan teknik smash yang dilakukan siswa tersebut sesuai

31 Ibid., h. 92
32
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
(Bandung: Alfabeta, 2014) hal:124
28

dengan kriteria penampilan gerak smash yang telah di tentukan. Adapun kriteria

penilaian keterampilan teknik smash akan penulis jelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Keterampilan Teknik Smash

Tahapan KRITERIA PENILAIAN Nilai


Gerak 4 3 2 1
Persiapan 1 Posisi tubuh menghadap net
2 Kedua lengan ditarik kebelakang
3 Kedua lutut ditekuk
Pelaksanaan 4 Langkahkan kaki kiri kedepan dengan langkah biasa
5 Setelah melangkahkan kaki kiri kemudian diikuti kaki kanan yang panjang (untuk
pemukul left hand sebaliknya)
6 Pada waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan keatas
7 Lengan yang dipakai untuk memukul agak dilecut serta sisi badan diputar sedikit,
punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan setinggi
kepala
Gerak lanjut 8 Posisi tubuh bagian atas membungkuk kedepan
9 Kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan
10 Pada saat mendarat kedua kaki sedikit di tekuk
Nilai Proses (Jumlah Skor Siswa)
Skor Maksimal 40

Kriteria Norma Penilaian Keterampilan Teknik Smash

Presentasi Rentang Skor Nilai


80-100% 32 - 40 Baik sekali
66-79% 26 - 31 Baik
56-65% 22 - 25 Cukup
41-55% 16 - 21 Kurang
0-40% 0 - 16 Kurang sekali

Gambar 3.3
Tes Keterampilan teknik Smash
29

2. Persepsi Kinestetik (Tes)

a). Tes Lari

1) unsur yang diukur

a. kecepatan

b. tenaga eksplosif

2) Alat dan Fasilitas

a. bendera kecil

b. stopwatch

c. tiang pancang, serbuk kapur

d. peluit

e. formulir data tes dan alat tulis

f. nomor dada

g. papan nama butir tes

3) Petugas

a. pemberi aba-aba keberangkatan

b. pengukur waktu, sesuai dengan jumlah peserta pada tiap kelompok

merangkap pencatat hasil.

4) Pelaksanaan

a. sikap permulaan : berdiri di belakang garis start

b. gerakan : aba-aba “siap”, peserta tes mengambil sikap start berdiri, aba-

aba “ya” peserta tes lari menuju ke garis finish yang dilakukan dengan

secepatnya.
30

c. Pengukuran waktu : stopwatch dijalankan bersamaan dengan bendera

start dikibarkan ke atas dan diberhentikan tepat saat peserta tes melintas

garis finish.

5) Hasil yang dicatat

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk menempuh

jarak yang telah ditentukan. Hasilnya dicatat sampai sepersepuluh detik.

Contoh : 6,10 ; 9,50.

6) Penilaian

Waktu yang dicapai peserta di atas dinilai dengan mempergunakan tabel

nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis kelaminnya

Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes lari cepat jarak 60 meter, dapat

dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4
Pelaksanaan Tes Lari
31

b). Tes Loncat

a. Unsur yang diukur

Unsur yang diukur adalah daya ledak otot tungkai.

b. Alat dan fasilitas

1) Papan berskala centimeter, lebar 30 cm, panjang 150 cm, digantungkan

pada dinding dengan aturan sebagai berikut: untuk SD angka 0 pada

skala 100 cm dari lantai, untuk SLTA angka 0 pada skala berjarak 150

cm dari lantai, dan berwarna gelap.

2) Serbuk kapur yang dapat terlihat jelas apabila menempel pada papan di

atas.

3) Penghapus papan

4) Formulir tes dan alat tulis

5) Nomor dada

6) Papan nama butir tes

c. Petugas :

Pengukuran raihan tegak dan raihan loncatan merangkap sebagai pencatat

hasil (satu orang).

d. Pelaksanaan :

1) Peserta tes lebih dahulu mengoles ujung jari dengan serbuk kapur.

Peserta berdiri tegak di bawah papan berskala yang digantungkan

dengan posisi papan ada di sebelah kanan atau sebelah kiri peserta.

Kenakan tangan yang terkena dan terdekat dengan dinding setinggi

mungkin pada dinding papan, sehingga meninggalkan bekas. usahakan


32

agar bahu tetap sejajar. Bekas kapur pada papan menunjukkan tinggi

raihan tegak peserta. Berapa tingginya dapat dibaca pada skala dan

dicatat.

2) Gerakan : Peserta mengambil awalan dengan setengah jongkok. Jarak

antara kaki dan dinding + 15 cm. Kedua lutut ditekuk dalam-dalam,

badan dibungkukkan dan kedua tangannya ditarik ke belakang, dengan

loncatan setinggi mungkin sambil menemukan tangan yang terdekat

dengan dinding pada papan yang berskala, sehingga meninggalkan

bekas. Bekas tepukan yang berbekas adalah raihan loncatan.

3) Pengukuran loncatan : Tinggi loncatan dapat diketahui dengan

menghitung selisih raihan loncatan tertinggi dikurangi dengan raihan

tegak.

4) Catatan : Bagi peserta yang kidal, mungkin loncatan dilakukan dengan

sikap dinding berada di sisi kirinya, dan tepukan tangan dilakukan

dengan tangan kirinya.

5) Kesempatan : Setiap peserta diberi kesempatan melakukan loncatan

sebanyak tiga kali.

e. Hasil yang dicatat :

Hasil yang dicatat adalah hasil raihan tegak dan ketiga raihan loncatan

yang dilakukan oleh peserta.

f. Penilaian :

Ambilah tinggi raihan loncatan yang terbaik di antara yang ketiga loncatan

yang sudah dilakukan peserta tes. Selisih raihan loncatan yang terbaik
33

dengan raihan loncatan tegak yang dilakukan peserta dinilai dengan

mempergunakan tabel nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis

kelaminnya.

Pelaksanaan tes loncat dapat dilihat pada gambar 3.5

Gambar 3.5
Tes Loncat Tegak

Keterangan gambar :

A : Posisi awal

B : Saat mengambil ancang-ancang untuk melompat

C : Saat meloncat sambil tangan berusaha menyentuh papan skala.

c) Tes Kelincahan

Tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah tes

kelincahan, dengan prosedur tes awal (yaitu tes yang dilakukan sebelum

perlakuan) dan tes akhir yaitu tes yang dilakukan setelah sampel diberi perlakuan.

Adapun pelaksanaan tes tersebut sebagai berikut :

Tes dimulai dari belakang garis start. Tester mengambil waktu mulai dari

aba-aba “ya” sampai testi selesai berlari melalui 4 buah rintangan dan kembali ke
34

garis start. Tiga kali kesempatan diberikan test ini, dan hasil yang terbaik diambil

sebagai hasil testi

Skor akhir adalah waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dan waktu

dicatat sampai sepersepuluh detik. Alat yang diperlukan dalam perlaksanaan tes

kelincahan ini diantaranya ialah :

1. Pancang / bendera

2. Stop watch

3. Alat pencatat

4. Peluit.

Gambar 3.6
Tes Kelincahan

c) Tes Shuttle Run

1. Tujuan: untuk mengukur kelincahan gerak.

2. Alat dan Perlengkapan


35

1) lintasan lari yang berjarak 10 meter

2) pada ujung lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm,

dan disimpan kotak balok berukuran 10 x 5 x 5 cm

3) peluit

4) stopwatch 3 buah

5) formulir dan alat tulis.

3. Pelaksanaan tes : Pada aba-aba “siap”, siswa berdiri di belakang garis start.

Pada aba-aba “ya”, siswa berlari menuju garis batas dan mengambil kotak

balok yang berada dalam setengah lingkaran pada ujung garis batas untuk

dipindahkan ke setengah lingkaran garis start. Kemudian kembali

mengambil kotak balok yang kedua yang berada di garis batas. Demikian

seterusnya sampai habis kotak balok yang ke empat. Setiap melaksanakan

tes lari bolak-balik dilakukan dua orang setiap seri.

4. Skor : catatan waktu yang diperoleh dari mulai start sampai selesai

menyimpan kotak balok yang ke empat di lingkaran garis start.

E A

D D

B C

Gambar 3.7
Lapangan Tes Shuttle Run
36

Keterangan gambar:

A : Lintasan lari jarak 10 meter

B : Garis start dan garis finish

C : Garis batas

D : Tempat balok pada ujung garis batas setengah lingkaran yang akan

dipindahkan

E: Tempat disimpannya balok yang diambil dari D

d) Lempar Tangkap Bola

1) Tujuan: untuk mengukur koordinasi mata dan tangan.

2) Alat dan Perlengkapan :

a) bola tenis lapangan

b) stopwatch dua buah

c) dinding (tembok) yang rata

d) formulir tes dan alat tulis.

3) Pelaksanaan tes : siswa berdiri di belakang garis batas dengan memegang

bola tenis lapangan dan pada saat terdengar bunyi peluit, siswa segera

melakukan lempar tangkap bola ke dinding dalam waktu 30 detik

4) Skor : skor yang diambil adalah jumlah tangkapan dalam rentang waktu 30

detik.
37

Gambar 3.8
Cara Melakukan Tes Koordinasi

F. Teknik Analisa Data

Setelah data diperoleh melalui tes tersebut di atas, langkah selanjutnya

adalah menyusun, mengolah, dan menganalisis data dengan menggunakan rumus-

rumus statistik. Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus :

X =
X i

Keterangan : X = nilai rata-rata

Xi = skor yang diperoleh siswa

n = jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku (standar deviasi) dengan rumus :

(X − X)
2

S=  i

n
38

Keterangan :

Langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a. Menentukan nilai rata-rata dari setiap hasil tes dan pengukuran.

b. Mencari nilai Xi dengan mengurangi skor yang didapat dengan nilai rata-

rata.

c. Harga Xi dikuadratkan, kemudian dijumlahkan.

d. Menarik akar kuadrat setelah dibagi jumlah responden.

3. Uji Normalitas Distribusi

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran skor yang diperoleh

siswa. Pendekatan statistik yang penulis gunakan adalah rumus Lilliefors

dengan langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Menyusun sampel dari sampel skor terendah sampai skor tertinggi.

b. Mencari nilai Z dengan rumus :

Xi − X
Z=
S

Keterangan : Xi = skor yang diperoleh siswa

X = nilai rata-rata kelompok

S = simpangan baku

c. Mencari F(Zi), dengan rumus :

Kalau (Zi) nya negatif, maka 0,5 – Z tabel

Kalau (Zi) nya positif, maka 0,5 + Z table

d. Menghitung proporsi, dengan rumus :

S(Zi) = kedudukan urutan


N
39

e. Mencari selisih harga mutlak, dengan rumus :

F(Zi) - S(Zi)

f. Menentukan harga mutlak yang paling besar (L0), datanya diperoleh dari

hasil selisih harga mutlak.

g. Membandingkan (L0) dengan tabel Liliefors dalam taraf nyata 0,01.

h. Jika L0 < L tabel, maka distribusi skor tersebut adalah normal. Sebaliknya

jika L0 > L tabel, maka distribusi skor tersebut tidak normal.

i. Menghubungkan korelasi antar dua variabel, dengan rumus:

rXY =
X Y i i

( X )( Y )
i
2
i
2

4. Menguji Hipotesis / Uji Signifikansi

Rumusnya : r n−2
t=
1− r2

Keterangan :

t = hipotesis yang dicari

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Kriteria hipotesis dengan taraf nyata 0,05

a. terima hipotesis nol jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung <t

tabel).

b. tolak hipotesis nol jika harga t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel
40

5. Pengujian Koefisien Determinasi (KD). Maksudnya untuk mengetahui

besarnya hubungan antara persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash

bola voli, dengan rumus :

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi.

r2 = koefisien korelasi yang dikuadratkan.

100 % = satuan terbesar prosentase.

G. Hipotesis Statistika

Hipotesis penelitian yang akan di uji dirumuskan sebagai berikut :

H0 : Py1≤ 0

H1 : Py1 > 0
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Proses pengolahan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:

proses menghitung rata-rata dan simpangan baku. Hasil perhitungan nilai rata-rata

dan simpangan baku dari setiap variabel maka diketahui besar rata-rata hasil

pengumpulan data variabel persepsi kinestetik sebesar 190.56 sedangkan besar

simpangan baku 24.88 serta besar rata-rata hasil tes variabel keberhasilan smash

dalam permainan bola voli sebesar 24.25 sedangkan besar simpangan baku

variabel tersebut adalah 5.70. Untuk lebih singkat hasil pengukuran persepsi

kinestetik dan keberhasilan smash dalam permainan bola voli dapat dilihat pada

tabel berikut.

TABEL 4.1
DATA PENGHITUNGAN NILAI RATA-RATA TIAP VARIABEL

Variabel Rata- Simpangan


rata baku
Persepsi kinesterik 190.56 24.88

Keberhasilan smash bola voli 24.25 5.7

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Berdasarkan hasil penghitungan uji normalitas data maka diketahui hasil

uji normalitas (L hitung) butir tes persepsi kinestetik sebesar 0.079 dan butir tes

41
42

keberhasilan smash dalam permainan bola voli sebesar 0.155 lebih kecil dari L

tabel (30: 0,05) sebesar 0.161 maka seluruh butir tes dinyatakan normal

TABEL 4.2
HASIL PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS TIAP VARIABEL

Ltabel
Variabel L hitung (30: 0,05) Keterangan
Persepsi kinesterik 0.079 0.161 Normal

Keberhasilan smash bola voli 0.155 0.161 Normal

C. Hasil Pegujian Hipotesis

1. Korelasi Variabel Bebas (X) terhadap variabel Terikat (Y)

Hubungan (r) antara variabel bebas persepsi kinestetik (X1) dengan

keberhasilan smash dalam permainan bola voli (Y) sebesar 0.636 dibandingkan

dengan nilai r tabel dalam taraf nyata 5% dan derajat kebebasan (n – 2) 36 -2= 34,

diketahui r tabel sebesar 0.339. Nilai r hitung > r tabel (0.636 > 0.339 ) maka

terdapat hubungan antara persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam

permainan bola voli.

TABEL 4.3
DATA PENGHITUNGAN KORELASI DUA VARIABEL

r hitung r tabel Keterangan


Terdapat
0.636 0.339
Korelasi
43

2. Uji signifikansi Variabel Bebas (X) terhadap variabel Terikat (Y)

Untuk menentukan signifikansi persepsi kinestetik dengan keberhasilan

smash dalam permainan bola voli, maka penulis menempuh langkah-langkah

sebagi berikut:

a. Mencari nilai t hitung

b. Menentukan kriteria penerimaan/penolakan hipotesis :

Terima hipotesis nol (H0) jika t hitung lebih kecil dari t tabel.

Tolak hipotesis nol (H0) jika t hitung lebih besar dari t tabel.

c. Menghitung derajat kebebasan (dk)

dk = n – 2

= 36 – 2

= 34

d. Menentukan taraf nyata

Taraf nyata yang diambil adalah 0,05

e. Menentukan t tabel

Pada daftar tabel distribusi t dengan dk = 34 tidak ada maka penulis menggunakan

t table dengan dk= 40 pada taraf nyata 0.05 yaitu sebesar 2.021.

f. Interpretasi hasil penghitungan

Dari hasil perhitungan signifikansi koefisien korelasi, dapat diketahui nilai

t hitung antara persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam permainan bola

voli yaitu sebesar 4.80.

Kriteria penerimaan adalah tolak H0 apabila t hitung lebih besar dari t tabel,

dan terima H0 apabila t hitung lebih kecil dari t tabel. Maka t hitung yang diperoleh
44

signifikan pada taraf nyata 0.05 sehingga H0 ditolak (t hitung > t tabel = 4.80 >2.021),

yang berarti bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara persepsi kinestetik

dengan keberhasilan smash dalam permainan bola voli

TABEL 4.4
HASIL UJI SIGNIFIKANSI DUA VARIABEL

t Hitung T tabel Keterangan

4.80 2.021 Signifikan

3. Indeks Determinasi antara Variabel Bebas terhadap variabel Terikat

Besarnya hubungan antara persepsi kinestetik sebagai variabel bebas dengan

keberhasilan smash dalam permainan bola voli sebagai variabel terikat, diperoleh

hasil 40.44%.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan di atas maka hasil pembahasan temuan ini adalah:

Hasil t hitung persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam permainan bola

voli SMK PGRI 15 Jakarta lebih besar dari t tabel, ( 4.80 >2.021), maka terdapat

hubungan yang signifikan antara persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash

dalam permainan bola voli.

Berdasarkan perhitungan indeks determinasi, maka dapat disimpulkan

bahwa besar hubungan persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam

permainan bola voli sebesar 40.44%. Hal tersebut artinya siswa yang memiliki

tungkai yang panjang memberikan dukungan terhadap keberhasilan smash bola


45

voli sebesar 40.44% dan ada faktor lain yang mendukung terhadap keberhasilan

smash dalam permainan bola voli sebesar 59.56% selain dari faktor persepsi

kinestetik.
BAB V

KESIMPULAN SARAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai hubungan

persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola voli, yang

dilakukan di SMK PGRI 15 Jakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Persepsi kinestetik memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan

smash dalam permainan bola voli siswa SMK PGRI 15 Jakarta. Besarnya

kontribusi persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola

voli yaitu sebesar 40.44%. Semakin baik persepsi kinestetik siswa maka semakin

baik pula hasil keberhasilan smash dalam permainan bola voli.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi para guru khususnya guru Penjas, yang ingin meningkatkan hasil

keberhasilan smash bola voli bisa melihat persepsi kinestetik siswa, semakin

baik persepsi kinestetik siswa maka semakin baik pula keberhasilan smash

bola voli siswa.

2. Bagi para siswa tingkatkan selalu persepsi kinestetik kalian karena dapat

menunjang terhadap hasil keberhasilan smash bola voli.

3. Bagi peneliti selanjutnya temuan ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk

melakukan penelitian dengan pembahasan yang sama.

46
47

C. Implikasi

Implikasi temuan ini terutama bagi guru penjas yang ingin meningkatkan

hasil keberhasilan smash bola voli harus disertai pula dengan mempertimbangkan

persepsi kinestetik siswa. Karena dengan kemampuan persepsi kinestetik yang

baik maka secara langsung mendukung terhadap hasil keberhasilan smash bola

voli sebagaimana pendapat Singer yang dikutip oleh Mahendra dan Ma’mun

(2007: 19) persepsi kinestetik adalah keadaan segera dari seseorang untuk

menampilkan berbagai versi dalam keterampilan gerak, khususnya dalam bidang

olahraga. Persepsi kinestetik yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi

penampilannya. Persepsi kinestetik setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang

memiliki persepsi kinestetik yang tinggi selalu menghaasilkan penampilan yang

baik pula dalam melakukan smash bola voli.


48

Daftar Pustaka

Aip Syarifuddin dan Muhadi, (2016) Pendidikan Jasmani. (Jakarta: Depdikbud.


Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan)

Anthony & Diana (2015) Physiological Psychology. (Chicago: The Dorsey Press)

Arikunto. (2018) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung:


Rosda Karya)

Bonnie Robinson. (2017) Bola Voly Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain.
(Semarang. Dahara Prize Semarang)

Dieter Beuthelstah. (2017) Belajar Bermain Bola Volley. (Bandung: Rineka


Cipta)

Gardner, (2018) Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. (New


York: Basic Books)

Ginting. (2018) Filasafat Ilmu dan Metode Riset, (Medan: Usu Press Kartajaya)

Mar’at (2016) Pemahaman Persepsi Seseorang (Jakarta: Kanisius)

M. Yunus. (2017) Olahraga Pilihan Bola Voli. (Jakarta:Depdikbud)

Nasution. (2016) Metode Research. (Bandung: Rosdakarya)

Nuril Ahmadi. (2017) Panduan Olahraga BolaVoli. (Solo: Era Pustaka Utama)

Ronald, (2016) Persepsi Kinestetik (Jakarta: Gramedia)

Shearer (2019) Preschool interactive peer play mediates problem behaviour and
learning for lowincome children. (Journal of Applied Development
Psychology)
Singer (2017) Rasa Gerak Kinestetik (Bandung: Dewa Pustaka)

Stephen P. Robbins, (2017) Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku


Organisasi Edisi ke Sepuluh), Alih Bahasa Drs.Benyamin Molan.Jakarta :
Salemba Empa)

Sudirman. (2017) Petunjuk Umum Melatih. Bola Voli. (Medan : Unimed)

Sudjana. (2014) Metode Statistika (Jakarta: Balai Pustaka)

Sugiyanto. (2018) Proses Perseptual (Bandung: Dewa Pustaka)


49

Sugiyono. (2015) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. (Bandung :


Alfabeta)

Suharno. (2017) Dasar-Dasar Permainan Bola Voli.(Yogyakarta: FPOK IKIP


Yogyakarta)

Suparman, (2015) Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. (Yogyakarta:


Pinus Book Publisher)
50

Lampiran 1
Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen penelitian yaitu:

1. Tes Kinestetik

a). Tes Lari

7) unsur yang diukur

a. kecepatan

b. tenaga eksplosif

8) Alat dan Fasilitas

h. bendera kecil

i. stopwatch

j. tiang pancang, serbuk kapur

k. peluit

l. formulir data tes dan alat tulis

m. nomor dada

n. papan nama butir tes

9) Petugas

c. pemberi aba-aba keberangkatan

d. pengukur waktu, sesuai dengan jumlah peserta pada tiap kelompok

merangkap pencatat hasil.

10) Pelaksanaan

d. sikap permulaan : berdiri di belakang garis start


51

e. gerakan : aba-aba “siap”, peserta tes mengambil sikap start berdiri, aba-

aba “ya” peserta tes lari menuju ke garis finish yang dilakukan dengan

secepatnya.

f. Pengukuran waktu : stopwatch dijalankan bersamaan dengan bendera

start dikibarkan ke atas dan diberhentikan tepat saat peserta tes melintas

garis finish.

11) Hasil yang dicatat

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk menempuh

jarak yang telah ditentukan. Hasilnya dicatat sampai sepersepuluh detik.

Contoh : 6,10 ; 9,50.

12) Penilaian

Waktu yang dicapai peserta di atas dinilai dengan mempergunakan tabel

nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis kelaminnya

Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes lari cepat jarak 60 meter, dapat

dilihat pada gambar berikut:


52

b). Tes Loncat

g. Unsur yang diukur

Unsur yang diukur adalah daya ledak otot tungkai.

h. Alat dan fasilitas

7) Papan berskala centimeter, lebar 30 cm, panjang 150 cm, digantungkan

pada dinding dengan aturan sebagai berikut: untuk SD angka 0 pada

skala 100 cm dari lantai, untuk SLTA angka 0 pada skala berjarak 150

cm dari lantai, dan berwarna gelap.

8) Serbuk kapur yang dapat terlihat jelas apabila menempel pada papan di

atas.

9) Penghapus papan

10) Formulir tes dan alat tulis

11) Nomor dada

12) Papan nama butir tes

i. Petugas :

Pengukuran raihan tegak dan raihan loncatan merangkap sebagai pencatat

hasil (satu orang).

j. Pelaksanaan :

6) Peserta tes lebih dahulu mengoles ujung jari dengan serbuk kapur.

Peserta berdiri tegak di bawah papan berskala yang digantungkan

dengan posisi papan ada di sebelah kanan atau sebelah kiri peserta.

Kenakan tangan yang terkena dan terdekat dengan dinding setinggi

mungkin pada dinding papan, sehingga meninggalkan bekas. usahakan


53

agar bahu tetap sejajar. Bekas kapur pada papan menunjukkan tinggi

raihan tegak peserta. Berapa tingginya dapat dibaca pada skala dan

dicatat.

7) Gerakan : Peserta mengambil awalan dengan setengah jongkok. Jarak

antara kaki dan dinding + 15 cm. Kedua lutut ditekuk dalam-dalam,

badan dibungkukkan dan kedua tangannya ditarik ke belakang, dengan

loncatan setinggi mungkin sambil menemukan tangan yang terdekat

dengan dinding pada papan yang berskala, sehingga meninggalkan

bekas. Bekas tepukan yang berbekas adalah raihan loncatan.

8) Pengukuran loncatan : Tinggi loncatan dapat diketahui dengan

menghitung selisih raihan loncatan tertinggi dikurangi dengan raihan

tegak.

9) Catatan : Bagi peserta yang kidal, mungkin loncatan dilakukan dengan

sikap dinding berada di sisi kirinya, dan tepukan tangan dilakukan

dengan tangan kirinya.

10) Kesempatan : Setiap peserta diberi kesempatan melakukan loncatan

sebanyak tiga kali.

k. Hasil yang dicatat :

Hasil yang dicatat adalah hasil raihan tegak dan ketiga raihan loncatan

yang dilakukan oleh peserta.

l. Penilaian :

Ambilah tinggi raihan loncatan yang terbaik di antara yang ketiga loncatan

yang sudah dilakukan peserta tes. Selisih raihan loncatan yang terbaik
54

dengan raihan loncatan tegak yang dilakukan peserta dinilai dengan

mempergunakan tabel nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis

kelaminnya.

Pelaksanaan tes loncat dapat dilihat pada gambar berikut:

A B C

Keterangan gambar :

A : Posisi awal

B : Saat mengambil ancang-ancang untuk melompat

C : Saat meloncat sambil tangan berusaha menyentuh papan skala.

c) Tes Kelincahan

Tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah tes

kelincahan dengan prosedur tes awal (yaitu tes yang dilakukan sebelum

perlakuan) dan tes akhir yaitu tes yang dilakukan setelah sampel diberi perlakuan.

Adapun pelaksanaan tes tersebut sebagai berikut :

Tes dimulai dari belakang garis start. Tester mengambil waktu mulai dari

aba-aba “ya” sampai testi selesai berlari melalui 4 buah rintangan dan kembali ke
55

garis start. Tiga kali kesempatan diberikan test ini, dan hasil yang terbaik diambil

sebagai hasil testi.

Skor akhir adalah waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dan waktu

dicatat sampai sepersepuluh detik. Alat yang diperlukan dalam perlaksanaan tes

kelincahan ini diantaranya ialah :

5. Pancang / bendera

6. Stop watch

7. Alat pencatat

8. Peluit.

Start

c) Tes Shuttle Run

5. Tujuan: untuk mengukur kelincahan gerak.

6. Alat dan Perlengkapan

6) lintasan lari yang berjarak 10 meter


56

7) pada ujung lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm, dan

disimpan kotak balok berukuran 10 x 5 x 5 cm

8) peluit

9) stopwatch 3 buah

10) formulir dan alat tulis.

7. Pelaksanaan tes : Pada aba-aba “siap”, siswa berdiri di belakang garis start.

Pada aba-aba “ya”, siswa berlari menuju garis batas dan mengambil kotak

balok yang berada dalam setengah lingkaran pada ujung garis batas untuk

dipindahkan ke setengah lingkaran garis start. Kemudian kembali mengambil

kotak balok yang kedua yang berada di garis batas. Demikian seterusnya

sampai habis kotak balok yang ke empat. Setiap melaksanakan tes lari bolak-

balik dilakukan dua orang setiap seri.

8. Skor : catatan waktu yang diperoleh dari mulai start sampai selesai

menyimpan kotak balok yang ke empat di lingkaran garis start.

E A

D D

B C

Keterangan gambar:

A : Lintasan lari jarak 10 meter

B : Garis start dan garis finish


57

C : Garis batas

D : Tempat balok pada ujung garis batas setengah lingkaran yang akan

dipindahkan

E: Tempat disimpannya balok yang diambil dari D

d) Lempar Tangkap Bola

5) Tujuan: untuk mengukur koordinasi mata dan tangan.

6) Alat dan Perlengkapan :

a) bola tenis lapangan

b) stopwatch dua buah

c) dinding (tembok) yang rata

d) formulir tes dan alat tulis.

7) Pelaksanaan tes : siswa berdiri di belakang garis batas dengan memegang

bola tenis lapangan dan pada saat terdengar bunyi peluit, siswa segera

melakukan lempar tangkap bola ke dinding dalam waktu 30 detik

8) Skor : skor yang diambil adalah jumlah tangkapan dalam rentang waktu 30

detik.
58

2. Tes Keterampilan Teknik Smash

Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat pengumpulan data pada

penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah tes penampilan teknik

smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan. Hasil nilai yang diperoleh

melalui proses penampilan teknik smash yang dilakukan siswa tersebut sesuai

dengan kriteria penampilan gerak smash yang telah di tentukan. Adapun kriteria

penilaian penampilan teknik smash akan penulis jelaskan sebagai berikut:

Tahapan KRITERIA PENILAIAN Nilai


Gerak 4 3 2 1
Persiapan 1 Posisi tubuh menghadap net
2 Kedua lengan ditarik kebelakang
3 Kedua lutut ditekuk
Pelaksanaan 4 Langkahkan kaki kiri kedepan dengan langkah biasa
5 Setelah melangkahkan kaki kiri kemudian diikuti kaki kanan yang panjang (untuk
pemukul left hand sebaliknya)
6 Pada waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan keatas
7 Lengan yang dipakai untuk memukul agak dilecut serta sisi badan diputar sedikit,
punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan setinggi
kepala
Gerak lanjut 8 Posisi tubuh bagian atas membungkuk kedepan
9 Kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan
10 Pada saat mendarat kedua kaki sedikit di tekuk
Nilai Proses (Jumlah Skor Siswa)
Skor Maksimal 40
59

Kriteria Norma Penilaian Keterampilan Teknik Smash

Presentasi Rentang Skor Nilai


80-100% 32 - 40 Baik sekali
66-79% 26 - 31 Baik
56-65% 22 - 25 Cukup
41-55% 16 - 21 Kurang
0-40% 0 - 16 Kurang sekali
60

Lampiran 2

Hasil Uji Coba Instrumen

A. Hasil Uji Validitas Reliabilitas Persepsi Kinestetik

1. Tes Lari

a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:

Tes lari (detik)


No Nama
1 Subjek ujicoba 1 13
2 subjek ujicoba 2 8,9
3 Subjek ujicoba 3 10,7
4 Subjek ujicoba 4 9,2
5 Subjek ujicoba 5 10,1
6 Subjek ujicoba 6 12,6
7 Subjek ujicoba 7 9,6
8 Subjek ujicoba 8 11,4
9 Subjek ujicoba 9 10,3
10 Subjek ujicoba 10 12

Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:

X Y X2 Y2 XY
13 8,9 169 79,21 115,7
10,7 9,2 114,49 84,64 98,44
10,1 12,6 102,01 158,76 127,26
9,6 11,4 92,16 129,96 109,44
10,3 12 106,09 144 123,6
 53,7 54,1 583,75 596,57 574,44
 2883,69
2
2926,81
61

Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2

− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

10 574,44 - 53,7 54,1
10 583,75 2883,69 10 596,57 2926,81

5744,4 - 2905,17
5837,5 - 2883,69 5965,7 - 2926,81

2839,23
2953,81 X 3038,89

2839,23
8976303,67

2839,23
2996,04801

0,948

Hasil uji validitas sebesar 0,948 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.

b. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas dilakukan dengan melakukan uji belah sebagai berikut:

2 X rxy
rxy =
1 + rxy

2X 0,948
=
1+ 0,948

1,896
=
1,948

= 0,973

Nilai uji reliabilitas adalah 0,973 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut

sangat tinggi
62

2. Tes Loncat

a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:

Tes Loncat (cm)


No Nama
1 Subjek ujicoba 1 41
2 subjek ujicoba 2 46
3 Subjek ujicoba 3 38
4 Subjek ujicoba 4 39
5 Subjek ujicoba 5 36
6 Subjek ujicoba 6 50
7 Subjek ujicoba 7 44
8 Subjek ujicoba 8 34
9 Subjek ujicoba 9 44
10 Subjek ujicoba 10 36

Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:

X Y X2 Y2 XY
41 46 1681 2116 1886
38 39 1444 1521 1482
36 50 1296 2500 1800
44 34 1936 1156 1496
44 36 1936 1296 1584
 203 205 8293 8589 8248
 41209
2
42025
63

Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:

n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2

− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

10 8248 - 203 205
10 8293 41209 10 8589 42025

82480 - 41615
82930 - 41209 85890 - 42025

40865
41721 X 43865

40865
1830091665

40865
42779,5707

0,955
Hasil uji validitas sebesar 0,955 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi

b. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas dilakukan dengan melakukan uji belah sebagai berikut:

2 X rxy
rxy =
1 + rxy

2X 0,955
=
1+ 0,955

1,91
=
1,955

= 0,977
Nilai uji reliabilitas adalah 0,977 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut

sangat tinggi.
64

3. Tes kelincahan

a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:

Tes Kelincahan (menit)


No Nama
1 Subjek ujicoba 1 3,02
2 subjek ujicoba 2 3,08
3 Subjek ujicoba 3 3,28
4 Subjek ujicoba 4 3,06
5 Subjek ujicoba 5 3,5
6 Subjek ujicoba 6 3,97
7 Subjek ujicoba 7 3,1
8 Subjek ujicoba 8 3,73
9 Subjek ujicoba 9 3,87
10 Subjek ujicoba 10 3,25

Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:

X Y X2 Y2 XY
3,02 3,08 9,1204 9,4864 9,3016
3,28 3,06 10,7584 9,3636 10,0368
3,5 3,97 12,25 15,7609 13,895
3,1 3,73 9,61 13,9129 11,563
3,87 3,25 14,9769 10,5625 12,5775
 16,77 17,09 56,7157 59,0863 57,3739
 281,2329
2
292,0681
65

Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:

n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2

− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

10 57,3739 - 16,77 17,09
10 56,7157 281,2329 10 59,0863 292,0681

573,739 - 286,5993
567,157 - 281,2329 590,863 - 292,0681

287,1397
285,9241 X 298,7949

287,1397
85432,6629

287,1397
292,288664

0,982
Hasil uji validitas sebesar 0,982 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.

b. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas dilakukan dengan melakukan uji belah sebagai berikut:

2 X rxy
rxy =
1 + rxy

2X 0,982
=
1+ 0,982

1,964
=
1,982

= 0,991
Nilai uji reliabilitas adalah 0,991 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut

sangat tinggi
66

4. Tes Shuttle run

a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:

Tes Shuttle Run (menit)


No Nama
1 Subjek ujicoba 1 2,53
2 subjek ujicoba 2 2,59
3 Subjek ujicoba 3 2,79
4 Subjek ujicoba 4 2,68
5 Subjek ujicoba 5 3,12
6 Subjek ujicoba 6 3,59
7 Subjek ujicoba 7 2,72
8 Subjek ujicoba 8 3,35
9 Subjek ujicoba 9 3,49
10 Subjek ujicoba 10 2,87

Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:

X Y X2 Y2 XY
2,53 2,59 6,4009 6,7081 6,5527
2,79 2,68 7,7841 7,1824 7,4772
3,12 3,59 9,7344 12,8881 11,2008
2,72 3,35 7,3984 11,2225 9,112
3,49 2,87 12,1801 8,2369 10,0163
 14,65 15,08 43,4979 46,238 44,359
 214,6225
2
227,4064
67

Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:

n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2

− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

10 44,359 - 14,65 15,08
10 43,4979 214,6225 10 46,238 227,4064

443,59 - 220,922
434,979 - 214,6225 462,38 - 227,4064

222,668
220,3565 X 234,9736

222,668
51777,9601

222,668
227,547709

0,979
Hasil uji validitas sebesar 0,904yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.

b. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas dilakukan dengan melakukan uji belah sebagai berikut:

n−2
t=r
1− r2
10 2
0,989 2
1 0,989

8
0,989
1 0,978

8
0,989
0,022

0,989 363,636

0,989 19,069

0,856
68

Nilai uji reliabilitas adalah 0,95 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut

sangat tinggi

5. Tes Lempar Tangkap Bola

a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:

Tes Lempar tangkap bola


No Nama
1 Subjek ujicoba 1 20
2 subjek ujicoba 2 15
3 Subjek ujicoba 3 19
4 Subjek ujicoba 4 29
5 Subjek ujicoba 5 22
6 Subjek ujicoba 6 16
7 Subjek ujicoba 7 23
8 Subjek ujicoba 8 19
9 Subjek ujicoba 9 15
10 Subjek ujicoba 10 31

Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:

X Y X2 Y2 XY
20 15 400 225 300
19 29 361 841 551
22 16 484 256 352
23 19 529 361 437
15 31 225 961 465
 99 110 1999 2644 2105
 2
9801 12100

Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
69

n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2

− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

10 2105 - 99 110
10 1999 9801 10 2644 12100

21050 - 10890
19990 - 9801 26440 - 12100

10160
10189 X 14340

10160
146110260

10160
12087,6077

0,841
Hasil uji validitas sebesar 0,841 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.

b. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas dilakukan dengan melakukan uji belah sebagai berikut:

2 X rxy
rxy =
1 + rxy

2X 0,841
=
1+ 0,841

1,682
=
1,841

= 0,914
Nilai uji reliabilitas adalah 0,914 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut

sangat tinggi.
70

B. Hasil Uji Coba Instrumen Smash dalam Permainan Bola Voli

a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan
dilakukan tes
seperti yang akan dilakukan kepada sampel. Dari hasil tersebut dihitung validitas
dari tiap butir tes. Hasil uji validitas bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Subjek Uji Coba nilai r tabel


Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Hasil uji (10 ά=5%) kesimpulan
1 (X) 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 0,83 0,602 Valid
2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 34 0,898 0,602 Valid
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 36 0,724 0,602 Valid
4 4 2 4 3 2 4 3 3 3 1 29 0,642 0,602 Valid
5 4 4 4 2 4 4 2 2 3 3 32 0,606 0,602 Valid
6 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 34 0,604 0,602 Valid
7 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37 0,694 0,602 Valid
8 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 31 0,509 0,602 tidak Valid
9 2 4 5 3 4 4 3 3 4 2 34 0,759 0,602 Valid
10 2 3 4 3 3 3 3 2 4 1 28 0,794 0,602 Valid
(Y) 35 36 41 32 36 37 32 28 34 22

Dari tabel di atas diketahui ada butir kriteria tes yang tidak valid yaitu butir
kriteria nomor 8. Kriteria tersebut kemudian diganti dengan kriteria yang baru.
Hasil perbaikan instrumen bisa dilihat pada tabel di bawah ini

No Kriteria sebelum uji coba Kriteria setelah uji coba


8 Posisi tubuh bagian atas Tubuh bergerak ke depan yang
membungkuk kedepan dilontarkan sedikit ke belakang
agar tidak menyentuh net
71

Contoh Penghitungan uji validitas untuk kriteria nomor 1

NO X Y X2 Y2 XY
1 4 35 16 1225 140
2 4 36 16 1296 144
3 4 41 16 1681 164
4 4 32 16 1024 128
5 4 36 16 1296 144
6 4 37 16 1369 148
7 4 32 16 1024 128
8 3 28 9 784 84
9 4 34 16 1156 136
10 3 18 9 324 54
 38 329 146 11179 1270
 2
1444 108241

n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2

− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

10 1270 - 38 329
=
10 146 1444 10 11179 108241

12700 - 12502
=
1460 - 1444 111790 - 108241

198
=
16 X 3549

198
=
56784

198
=
238,29394

= 0,831
72

2. Uji reliabilitas

Untuk mengukur keterandalan instrument dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas


dilakukan dengan menghitung data uji validitas kemudian dibagi dua menjadi
kelompok ganjil (X) dan kelompok genap (Y). hasil butir instrument yang tidak
valid tidak diikut sertakan dalam uji reliabilitas ini. Proses penghitungan uji
validitas bisa diliat pada tabel sebagai berikut:

No Soal Subjek Uji Coba Angket


Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok ganjil 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 36
5 4 4 4 2 4 4 2 2 3 1 30
7 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37
9 2 4 5 3 4 4 3 3 4 2 34
(X) 18 20 21 17 20 20 17 15 17 10 175
Kelompok genap 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 34
4 4 2 4 3 2 4 3 3 3 1 30
6 4 4 4 3 4 3 3 3 3 1 33
10 2 3 4 3 3 3 3 2 4 1 29
(Y) 14 13 16 12 13 14 12 11 13 5 128
73

Dari hasil tabel di atas, kemudian dimasukan ke dalam tabel bantu untuk
menghitung besar signifikansi sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
18 14 324 196 252
20 13 400 169 260
21 16 441 256 336
17 12 289 144 204
20 13 400 169 260
20 14 400 196 280
17 12 289 144 204
15 11 225 121 165
17 13 289 169 221
10 5 100 25 50
 175 123 3157 1589 2232
 30625
2
15129

Dari tabel di atas, dimasukan ke dalam rumus berikut:


n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2

− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

10 2232 - 175 123
10 3157 30625 10 1589 15129

22320 - 21525
31570 - 30625 15890 - 15129

795
945 X 761

795
719145

795
848,024174

0,937

n−2
t=r
1− r2
74

Kemudian dimasukan ke dalam rumus berikut:

2 X rxy
rxy =
1 + rxy

2X 0,937
=
1+ 0,937

1,874
=
1,937

= 0,967

Nilai uji reliabilitas adalah 0,967. berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi. Sehingga instrument tersebut bisa digunakan dalam proses
penelitian ini.

No Nilai r Interpretasi
a 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
b 0,61 – 0,80 Tinggi
c 0,41 – 0,60 Cukup
d 0,21 – 0,40 Rendah
e 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
75

Lampiran 3

Kisi-Kisi Akhir Instrumen

Instrumen penelitian setelah uji coba sebagai berikut:


1. Tes Kinestetik

a). Tes Lari

1) unsur yang diukur

a. kecepatan

b. tenaga eksplosif

2) Alat dan Fasilitas

a. bendera kecil

b. stopwatch

c. tiang pancang, serbuk kapur

d. peluit

e. formulir data tes dan alat tulis

f. nomor dada

g. papan nama butir tes

3) Petugas

a. pemberi aba-aba keberangkatan

b. pengukur waktu, sesuai dengan jumlah peserta pada tiap kelompok

merangkap pencatat hasil.

4) Pelaksanaan

a. sikap permulaan : berdiri di belakang garis start


76

b. gerakan : aba-aba “siap”, peserta tes mengambil sikap start berdiri, aba-

aba “ya” peserta tes lari menuju ke garis finish yang dilakukan dengan

secepatnya.

c. Pengukuran waktu : stopwatch dijalankan bersamaan dengan bendera

start dikibarkan ke atas dan diberhentikan tepat saat peserta tes melintas

garis finish.

5) Hasil yang dicatat

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk menempuh

jarak yang telah ditentukan. Hasilnya dicatat sampai sepersepuluh detik.

Contoh : 6,10 ; 9,50.

6) Penilaian

Waktu yang dicapai peserta di atas dinilai dengan mempergunakan tabel

nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis kelaminnya

Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes lari cepat jarak 60 meter, dapat

dilihat pada gambar berikut:


77

b). Tes Loncat

a. Unsur yang diukur

Unsur yang diukur adalah daya ledak otot tungkai.

b. Alat dan fasilitas

1) Papan berskala centimeter, lebar 30 cm, panjang 150 cm,

digantungkan pada dinding dengan aturan sebagai berikut: untuk SD

angka 0 pada skala 100 cm dari lantai, untuk SLTA angka 0 pada

skala berjarak 150 cm dari lantai, dan berwarna gelap.

2) Serbuk kapur yang dapat terlihat jelas apabila menempel pada papan di

atas.

3) Penghapus papan

4) Formulir tes dan alat tulis

5) Nomor dada

6) Papan nama butir tes

c. Petugas :

Pengukuran raihan tegak dan raihan loncatan merangkap sebagai pencatat

hasil (satu orang).

d. Pelaksanaan :

1) Peserta tes lebih dahulu mengoles ujung jari dengan serbuk kapur.

Peserta berdiri tegak di bawah papan berskala yang digantungkan

dengan posisi papan ada di sebelah kanan atau sebelah kiri peserta.

Kenakan tangan yang terkena dan terdekat dengan dinding setinggi

mungkin pada dinding papan, sehingga meninggalkan bekas.


78

usahakan agar bahu tetap sejajar. Bekas kapur pada papan

menunjukkan tinggi raihan tegak peserta. Berapa tingginya dapat

dibaca pada skala dan dicatat.

2) Gerakan : Peserta mengambil awalan dengan setengah jongkok. Jarak

antara kaki dan dinding + 15 cm. Kedua lutut ditekuk dalam-dalam,

badan dibungkukkan dan kedua tangannya ditarik ke belakang, dengan

loncatan setinggi mungkin sambil menemukan tangan yang terdekat

dengan dinding pada papan yang berskala, sehingga meninggalkan

bekas. Bekas tepukan yang berbekas adalah raihan loncatan.

3) Pengukuran loncatan : Tinggi loncatan dapat diketahui dengan

menghitung selisih raihan loncatan tertinggi dikurangi dengan raihan

tegak.

4) Catatan : Bagi peserta yang kidal, mungkin loncatan dilakukan dengan

sikap dinding berada di sisi kirinya, dan tepukan tangan dilakukan

dengan tangan kirinya.

5) Kesempatan : Setiap peserta diberi kesempatan melakukan loncatan

sebanyak tiga kali.

e. Hasil yang dicatat :

Hasil yang dicatat adalah hasil raihan tegak dan ketiga raihan loncatan

yang dilakukan oleh peserta.

f. Penilaian :

Ambilah tinggi raihan loncatan yang terbaik di antara yang ketiga loncatan

yang sudah dilakukan peserta tes. Selisih raihan loncatan yang terbaik
79

dengan raihan loncatan tegak yang dilakukan peserta dinilai dengan

mempergunakan tabel nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis

kelaminnya.

Pelaksanaan tes loncat dapat dilihat pada gambar berikut:

A B C

Keterangan gambar :

A : Posisi awal

B : Saat mengambil ancang-ancang untuk melompat

C : Saat meloncat sambil tangan berusaha menyentuh papan skala.

c) Tes Kelincahan

Tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah tes

kelincahan dengan prosedur tes awal (yaitu tes yang dilakukan sebelum

perlakuan) dan tes akhir yaitu tes yang dilakukan setelah sampel diberi perlakuan.

Adapun pelaksanaan tes tersebut sebagai berikut :

Tes dimulai dari belakang garis start. Tester mengambil waktu mulai dari

aba-aba “ya” sampai testi selesai berlari melalui 4 buah rintangan dan kembali ke
80

garis start. Tiga kali kesempatan diberikan test ini, dan hasil yang terbaik diambil

sebagai hasil testi.

Skor akhir adalah waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dan waktu

dicatat sampai sepersepuluh detik. Alat yang diperlukan dalam perlaksanaan tes

kelincahan ini diantaranya ialah :

1. Pancang / bendera

2. Stop watch

3. Alat pencatat

4. Peluit.

Start

c) Tes Shuttle Run

1. Tujuan: untuk mengukur kelincahan gerak.

2. Alat dan Perlengkapan

1) lintasan lari yang berjarak 10 meter


81

2) pada ujung lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm, dan

disimpan kotak balok berukuran 10 x 5 x 5 cm

3) peluit

4) stopwatch 3 buah

5) formulir dan alat tulis.

3. Pelaksanaan tes : Pada aba-aba “siap”, siswa berdiri di belakang

garis start. Pada aba-aba “ya”, siswa berlari menuju garis batas dan

mengambil kotak balok yang berada dalam setengah lingkaran

pada ujung garis batas untuk dipindahkan ke setengah lingkaran

garis start. Kemudian kembali mengambil kotak balok yang kedua

yang berada di garis batas. Demikian seterusnya sampai habis

kotak balok yang ke empat. Setiap melaksanakan tes lari bolak-

balik dilakukan dua orang setiap seri.

4. Skor : catatan waktu yang diperoleh dari mulai start sampai selesai

menyimpan kotak balok yang ke empat di lingkaran garis start.

E A

D D

B C
82

Keterangan gambar:

A : Lintasan lari jarak 10 meter

B : Garis start dan garis finish

C : Garis batas

D : Tempat balok pada ujung garis batas setengah lingkaran yang akan

dipindahkan

E: Tempat disimpannya balok yang diambil dari D

d) Lempar Tangkap Bola

1) Tujuan: untuk mengukur koordinasi mata dan tangan.

2) Alat dan Perlengkapan :

a) bola tenis lapangan

b) stopwatch dua buah

c) dinding (tembok) yang rata

d) formulir tes dan alat tulis.

3) Pelaksanaan tes : siswa berdiri di belakang garis batas dengan

memegang bola tenis lapangan dan pada saat terdengar bunyi peluit,

siswa segera melakukan lempar tangkap bola ke dinding dalam waktu

30 detik

4) Skor : skor yang diambil adalah jumlah tangkapan dalam rentang

waktu 30 detik.
83

2. Tes Keterampilan Teknik Smash

Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat pengumpulan data pada

penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah tes penampilan teknik

smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan. Hasil nilai yang diperoleh

melalui proses penampilan teknik smash yang dilakukan siswa tersebut sesuai

dengan kriteria penampilan gerak smash yang telah di tentukan. Adapun kriteria

penilaian penampilan teknik smash akan penulis jelaskan sebagai berikut:


84

Tahapan KRITERIA PENILAIAN Nilai


Gerak 4 3 2 1
Persiapan 1 Posisi tubuh menghadap net
2 Kedua lengan ditarik kebelakang
3 Kedua lutut ditekuk
Pelaksanaan 4 Langkahkan kaki kiri kedepan dengan langkah biasa
5 Setelah melangkahkan kaki kiri kemudian diikuti kaki kanan yang panjang (untuk
pemukul left hand sebaliknya)
6 Pada waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan keatas
7 Lengan yang dipakai untuk memukul agak dilecut serta sisi badan diputar sedikit,
punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan setinggi
kepala
Gerak lanjut 8 Tubuh bergerak ke depan yang dilontarkan sedikit ke belakang agar tidak
menyentuh net
9 Kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan
10 Pada saat mendarat kedua kaki sedikit di tekuk
Nilai Proses (Jumlah Skor Siswa)
Skor Maksimal 40

Kriteria Norma Penilaian Keterampilan Teknik Smash

Presentasi Rentang Skor Nilai


80-100% 32 - 40 Baik sekali
66-79% 26 - 31 Baik
56-65% 22 - 25 Cukup
41-55% 16 - 21 Kurang
0-40% 0 - 16 Kurang sekali
85

Lampiran 4
Data Hasil Penelitian

1. Tabulasi Data Mentah Hasil Tes persepsi kinestetik

No Nama lari cepat 60 meter (det) loncat tegak (cm) shuttle Run (det) lempar tangkap bola
1 AGUS LESTARI YANTO 8.21 46 18.86 26
2 AGUS MULYANA 8.03 41 18.01 21
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 12.37 42 16.29 22
4 APRISANDY 8.54 34 15.75 14
5 APRIYANTONI 9.09 37 19.29 17
6 APUD MAHPUDIN 9.32 39 19.32 19
7 AWILDA CRISTY JANUAR 11.11 31 16.32 11
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 9.32 44 19.23 24
9 BENI KUNCORO 7.89 50 17.87 30
10 DANI NURHADI 12.9 33 15.21 13
11 DEDEN RISMANTO 8.65 35 15.21 15
12 DEDI 10.28 36 19.14 16
13 DEDI DARMAWAN 9.43 38 19.23 18
14 DEDI SUGANDI 13.28 39 15.94 19
15 DEWI MULYASARI S 10.11 42 18.99 22
16 DIAN ACHDIANA 7.62 48 17.29 28
17 DICKY NURMANSYAH 11.59 40 14.21 20
18 DIDI SUPARDI 8.32 37 15.13 17
19 DIKDIK JUANSYAH 11.13 38 17.33 15
20 DODI USMAN 8.16 44 17.56 21
21 DODY SETIADI 10.94 37 17.29 14
22 DUDIANA 8.65 48 18.63 25
23 EBEN SEPFRIADI 8.47 43 17.78 20
24 EDDY SATRIA WS 12.81 44 16.06 21
25 EDI SUHERMAN 8.98 36 15.52 13
26 EDI SUMARNO 9.53 39 19.06 16
27 EKA FACHLEVI 9.76 41 19.09 18
28 IMBANG GUNADI 11.55 33 16.09 10
29 IMMANUEL ANDRI W 9.76 46 19 23
30 IMRON HASBULLAH 8.33 52 17.64 29
31 RISNA ARISTIANI 8.32 48 18.91 25
32 ROBY ALYANSYAH 11.13 43 19 20
33 RUSWANDI 8.16 44 15.71 21
34 TATANG SUPRIATNA 10.94 36 18.76 13
35 YONO DARYONO 8.65 39 17.06 16
36 YUDI HABIBI 8.47 41 13.98 18
86

Hasil Data Mentah Tes keberhasilan smash dalam permainan bola voli

Kriteria penilaian smash


Sampel Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 AGUS LESTARI YANTO 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 31
2 AGUS MULYANA 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 29
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 1 1 1 1 3 1 1 1 4 1 15
4 APRISANDY 4 1 2 4 1 4 4 2 1 1 24
5 APRIYANTONI 1 1 1 1 4 1 1 2 4 1 17
6 APUD MAHPUDIN 3 1 4 3 4 2 2 1 4 1 25
7 AWILDA CRISTY JANUAR 1 4 1 2 2 4 3 2 1 1 21
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 2 4 3 4 2 3 3 3 4 3 31
9 BENI KUNCORO 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 30
10 DANI NURHADI 1 4 2 2 1 2 1 1 1 1 16
11 DEDEN RISMANTO 1 2 1 1 1 2 1 1 4 4 18
12 DEDI 1 4 1 4 2 1 1 1 1 1 17
13 DEDI DARMAWAN 2 4 4 2 1 1 3 1 3 2 23
14 DEDI SUGANDI 2 2 2 2 1 1 4 1 1 2 18
15 DEWI MULYASARI S 1 2 4 3 3 2 3 2 4 4 28
16 DIAN ACHDIANA 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 31
17 DICKY NURMANSYAH 4 1 1 2 1 4 1 1 3 1 19
18 DIDI SUPARDI 3 2 3 2 2 3 4 2 3 4 28
19 DIKDIK JUANSYAH 1 1 2 2 2 3 1 2 2 3 19
20 DODI USMAN 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 37
21 DODY SETIADI 1 1 4 1 2 2 1 2 2 3 19
22 DUDIANA 3 2 4 4 3 1 2 3 4 3 29
23 EBEN SEPFRIADI 3 3 2 2 4 4 4 2 1 1 26
24 EDDY SATRIA WS 2 4 1 3 2 4 2 3 4 4 29
25 EDI SUHERMAN 1 3 1 2 2 4 1 2 2 1 19
26 EDI SUMARNO 3 1 3 4 1 3 4 1 4 4 28
27 EKA FACHLEVI 2 3 4 4 2 4 4 2 2 2 29
28 IMBANG GUNADI 3 1 1 3 3 3 2 2 3 1 22
29 IMMANUEL ANDRI W 4 2 4 4 4 2 3 2 4 4 33
30 IMRON HASBULLAH 4 2 4 3 3 4 4 2 2 2 30
31 RISNA ARISTIANI 4 1 3 2 2 4 1 2 3 1 23
32 ROBY ALYANSYAH 3 2 1 1 1 1 4 2 2 1 18
33 RUSWANDI 1 1 2 2 2 3 1 2 2 3 19
34 TATANG SUPRIATNA 1 1 4 3 2 2 3 1 1 2 20
35 YONO DARYONO 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 25
36 YUDI HABIBI 3 3 4 4 3 1 2 3 2 2 27
jumlah 1016
87

Penghitungan simpangan baku hasil tes persepsi kinestetik dan keberhasilan


smash dalam permainan bola voli

1. Simpangan lari cepat 60 meter


Pengujian Simpangan baku tes lari 60 meter (detik)
No Nama X ( X − X ) (X − X )2
1 AGUS LESTARI YANTO 8.21 -1.51 2.28
2 AGUS MULYANA 8.03 -1.69 2.86
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 12.37 2.65 7.02
4 APRISANDY 8.54 -1.18 1.39
5 APRIYANTONI 9.09 -0.63 0.40
6 APUD MAHPUDIN 9.32 -0.40 0.16
7 AWILDA CRISTY JANUAR 11.11 1.39 1.93
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 9.32 -0.40 0.16
9 BENI KUNCORO 7.89 -1.83 3.35
10 DANI NURHADI 12.9 3.18 10.11
11 DEDEN RISMANTO 8.65 -1.07 1.14
12 DEDI 10.28 0.56 0.31
13 DEDI DARMAWAN 9.43 -0.29 0.08
14 DEDI SUGANDI 13.28 3.56 12.67
15 DEWI MULYASARI S 10.11 0.39 0.15
16 DIAN ACHDIANA 7.62 -2.10 4.41
17 DICKY NURMANSYAH 11.59 1.87 3.50
18 DIDI SUPARDI 8.32 -1.40 1.96
19 DIKDIK JUANSYAH 11.13 1.41 1.99
20 DODI USMAN 8.16 -1.56 2.43
21 DODY SETIADI 10.94 1.22 1.49
22 DUDIANA 8.65 -1.07 1.14
23 EBEN SEPFRIADI 8.47 -1.25 1.56
24 EDDY SATRIA WS 12.81 3.09 9.55
25 EDI SUHERMAN 8.98 -0.74 0.55
26 EDI SUMARNO 9.53 -0.19 0.04
27 EKA FACHLEVI 9.76 0.04 0.00
28 IMBANG GUNADI 11.55 1.83 3.35
29 IMMANUEL ANDRI W 9.76 0.04 0.00
30 IMRON HASBULLAH 8.33 -1.39 1.93
31 RISNA ARISTIANI 8.32 -1.40 1.96
32 ROBY ALYANSYAH 11.13 1.41 1.99
33 RUSWANDI 8.16 -1.56 2.43
34 TATANG SUPRIATNA 10.94 1.22 1.49
35 YONO DARYONO 8.65 -1.07 1.14
36 YUDI HABIBI 8.47 -1.25 1.56
Jumlah ( ∑ ) 349.80 0.00 77.91
Rata-rata 9.72

 ( Xi − X ) 2 77.91
S =
n −1 36 -1

77.91
35

2.23

simpangan baku 1.49


88

2. Simpangan baku loncat tegak


Pengujian Simpangan loncat tegak cm)
No Nama X (X − X ) (X − X)
2

1 AGUS LESTARI YANTO 46 5.33 28.41


2 AGUS MULYANA 41 0.33 0.11
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 42 1.33 1.77
4 APRISANDY 34 -6.67 44.49
5 APRIYANTONI 37 -3.67 13.47
6 APUD MAHPUDIN 39 -1.67 2.79
7 AWILDA CRISTY JANUAR 31 -9.67 93.51
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 44 3.33 11.09
9 BENI KUNCORO 50 9.33 87.05
10 DANI NURHADI 33 -7.67 58.83
11 DEDEN RISMANTO 35 -5.67 32.15
12 DEDI 36 -4.67 21.81
13 DEDI DARMAWAN 38 -2.67 7.13
14 DEDI SUGANDI 39 -1.67 2.79
15 DEWI MULYASARI S 42 1.33 1.77
16 DIAN ACHDIANA 48 7.33 53.73
17 DICKY NURMANSYAH 40 -0.67 0.45
18 DIDI SUPARDI 37 -3.67 13.47
19 DIKDIK JUANSYAH 38 -2.67 7.13
20 DODI USMAN 44 3.33 11.09
21 DODY SETIADI 37 -3.67 13.47
22 DUDIANA 48 7.33 53.73
23 EBEN SEPFRIADI 43 2.33 5.43
24 EDDY SATRIA WS 44 3.33 11.09
25 EDI SUHERMAN 36 -4.67 21.81
26 EDI SUMARNO 39 -1.67 2.79
27 EKA FACHLEVI 41 0.33 0.11
28 IMBANG GUNADI 33 -7.67 58.83
29 IMMANUEL ANDRI W 46 5.33 28.41
30 IMRON HASBULLAH 52 11.33 128.37
31 RISNA ARISTIANI 48 7.33 53.73
32 ROBY ALYANSYAH 43 2.33 5.43
33 RUSWANDI 44 3.33 11.09
34 TATANG SUPRIATNA 36 -4.67 21.81
35 YONO DARYONO 39 -1.67 2.79
36 YUDI HABIBI 41 0.33 0.11
Jumlah ( ∑ ) 1464.00 -0.12 912.04
Rata-rata 40.67

( Xi − X ) 2 912.04
S =
n −1 36 -1

912.04
35

26.06

simpangan baku 5.1


89

3. Simpangan baku shuttle run


Pengujian Simpangan baku shuttle run (detik)
No Nama X ( X − X ) (X − X )2
1 AGUS LESTARI YANTO 18.86 4.35 18.92
2 AGUS MULYANA 18.01 3.50 12.25
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 16.29 1.78 3.17
4 APRISANDY 15.75 1.24 1.54
5 APRIYANTONI 19.29 4.78 22.85
6 APUD MAHPUDIN 19.32 4.81 23.14
7 AWILDA CRISTY JANUAR 16.32 1.81 3.28
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 19.23 4.72 22.28
9 BENI KUNCORO 17.87 3.36 11.29
10 DANI NURHADI 15.21 0.70 0.49
11 DEDEN RISMANTO 15.21 0.70 0.49
12 DEDI 19.14 4.63 21.44
13 DEDI DARMAWAN 19.23 4.72 22.28
14 DEDI SUGANDI 15.94 1.43 2.04
15 DEWI MULYASARI S 18.99 4.48 20.07
16 DIAN ACHDIANA 17.29 2.78 7.73
17 DICKY NURMANSYAH 14.21 -0.30 0.09
18 DIDI SUPARDI 15.13 0.62 0.38
19 DIKDIK JUANSYAH 17.33 2.82 7.95
20 DODI USMAN 17.56 3.05 9.30
21 DODY SETIADI 17.29 2.78 7.73
22 DUDIANA 18.63 4.12 16.97
23 EBEN SEPFRIADI 17.78 3.27 10.69
24 EDDY SATRIA WS 16.06 1.55 2.40
25 EDI SUHERMAN 15.52 1.01 1.02
26 EDI SUMARNO 19.06 4.55 20.70
27 EKA FACHLEVI 19.09 4.58 20.98
28 IMBANG GUNADI 16.09 1.58 2.50
29 IMMANUEL ANDRI W 19 4.49 20.16
30 IMRON HASBULLAH 17.64 3.13 9.80
31 RISNA ARISTIANI 18.91 4.40 19.36
32 ROBY ALYANSYAH 19 4.49 20.16
33 RUSWANDI 15.71 1.20 1.44
34 TATANG SUPRIATNA 18.76 4.25 18.06
35 YONO DARYONO 17.06 2.55 6.50
36 YUDI HABIBI 13.98 -0.53 0.28
Jumlah ( ∑ ) 522.34 0.00 323.93
Rata-rata 14.51

( Xi − X ) 2 323.93
S =
n −1 36 -1

323.93
35

9.26

simpangan baku 3.04


90

4. Simpangan baku lempar tangkap bola


Pengujian Simpangan baku lempar tangkap bola (kali)
No Nama X ( X − X ) (X − X )2
1 AGUS LESTARI YANTO 26 6.83 46.65
2 AGUS MULYANA 21 1.83 3.35
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 22 2.83 8.01
4 APRISANDY 14 -5.17 26.73
5 APRIYANTONI 17 -2.17 4.71
6 APUD MAHPUDIN 19 -0.17 0.03
7 AWILDA CRISTY JANUAR 11 -8.17 66.75
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 24 4.83 23.33
9 BENI KUNCORO 30 10.83 117.29
10 DANI NURHADI 13 -6.17 38.07
11 DEDEN RISMANTO 15 -4.17 17.39
12 DEDI 16 -3.17 10.05
13 DEDI DARMAWAN 18 -1.17 1.37
14 DEDI SUGANDI 19 -0.17 0.03
15 DEWI MULYASARI S 22 2.83 8.01
16 DIAN ACHDIANA 28 8.83 77.97
17 DICKY NURMANSYAH 20 0.83 0.69
18 DIDI SUPARDI 17 -2.17 4.71
19 DIKDIK JUANSYAH 15 -4.17 17.39
20 DODI USMAN 21 1.83 3.35
21 DODY SETIADI 14 -5.17 26.73
22 DUDIANA 25 5.83 33.99
23 EBEN SEPFRIADI 20 0.83 0.69
24 EDDY SATRIA WS 21 1.83 3.35
25 EDI SUHERMAN 13 -6.17 38.07
26 EDI SUMARNO 16 -3.17 10.05
27 EKA FACHLEVI 18 -1.17 1.37
28 IMBANG GUNADI 10 -9.17 84.09
29 IMMANUEL ANDRI W 23 3.83 14.67
30 IMRON HASBULLAH 29 9.83 96.63
31 RISNA ARISTIANI 25 5.83 33.99
32 ROBY ALYANSYAH 20 0.83 0.69
33 RUSWANDI 21 1.83 3.35
34 TATANG SUPRIATNA 13 -6.17 38.07
35 YONO DARYONO 16 -3.17 10.05
36 YUDI HABIBI 18 -1.17 1.37
Jumlah ( ∑ ) 690.00 -0.12 873.04
Rata-rata 19.17

( Xi − X ) 2 873.04
S =
n −1 36 -1

873.04
35

24.94

simpangan baku 4.99


91

Penghitungan Nilai baku (z score) hasil tes persepsi kinestetik

1. Nilai baku (z score) lari cepat 60 meter

No Nama hasil tes lari cepat 60 meter (detik) z-skor


1 AGUS LESTARI YANTO 8.21 60.13
2 AGUS MULYANA 8.03 61.34
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 12.37 32.21
4 APRISANDY 8.54 57.92
5 APRIYANTONI 9.09 54.23
6 APUD MAHPUDIN 9.32 52.68
7 AWILDA CRISTY JANUAR 11.11 40.67
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 9.32 52.68
9 BENI KUNCORO 7.89 62.28
10 DANI NURHADI 12.9 28.66
11 DEDEN RISMANTO 8.65 57.18
12 DEDI 10.28 46.24
13 DEDI DARMAWAN 9.43 51.95
14 DEDI SUGANDI 13.28 26.11
15 DEWI MULYASARI S 10.11 47.38
16 DIAN ACHDIANA 7.62 64.09
17 DICKY NURMANSYAH 11.59 37.45
18 DIDI SUPARDI 8.32 59.4
19 DIKDIK JUANSYAH 11.13 40.54
20 DODI USMAN 8.16 60.47
21 DODY SETIADI 10.94 41.81
22 DUDIANA 8.65 57.18
23 EBEN SEPFRIADI 8.47 58.39
24 EDDY SATRIA WS 12.81 29.26
25 EDI SUHERMAN 8.98 54.97
26 EDI SUMARNO 9.53 51.28
27 EKA FACHLEVI 9.76 49.73
28 IMBANG GUNADI 11.55 37.72
29 IMMANUEL ANDRI W 9.76 49.73
30 IMRON HASBULLAH 8.33 59.33
31 RISNA ARISTIANI 8.32 59.4
32 ROBY ALYANSYAH 11.13 40.54
33 RUSWANDI 8.16 60.47
34 TATANG SUPRIATNA 10.94 41.81
35 YONO DARYONO 8.65 57.18
36 YUDI HABIBI 8.47 58.39
Jumlah 349.80
Rata-rata 9.72
Simpangan baku 1.49
92

2. Nilai baku (z score) loncat tegak

No Nama hasil tes loncat tegak cm) z-skor


1 AGUS LESTARI YANTO 46 60.45
2 AGUS MULYANA 41 50.65
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 42 52.61
4 APRISANDY 34 36.92
5 APRIYANTONI 37 42.8
6 APUD MAHPUDIN 39 46.73
7 AWILDA CRISTY JANUAR 31 31.04
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 44 56.53
9 BENI KUNCORO 50 68.29
10 DANI NURHADI 33 34.96
11 DEDEN RISMANTO 35 38.88
12 DEDI 36 40.84
13 DEDI DARMAWAN 38 44.76
14 DEDI SUGANDI 39 46.73
15 DEWI MULYASARI S 42 52.61
16 DIAN ACHDIANA 48 64.37
17 DICKY NURMANSYAH 40 48.69
18 DIDI SUPARDI 37 42.8
19 DIKDIK JUANSYAH 38 44.76
20 DODI USMAN 44 56.53
21 DODY SETIADI 37 42.8
22 DUDIANA 48 64.37
23 EBEN SEPFRIADI 43 54.57
24 EDDY SATRIA WS 44 56.53
25 EDI SUHERMAN 36 40.84
26 EDI SUMARNO 39 46.73
27 EKA FACHLEVI 41 50.65
28 IMBANG GUNADI 33 34.96
29 IMMANUEL ANDRI W 46 60.45
30 IMRON HASBULLAH 52 72.22
31 RISNA ARISTIANI 48 64.37
32 ROBY ALYANSYAH 43 54.57
33 RUSWANDI 44 56.53
34 TATANG SUPRIATNA 36 40.84
35 YONO DARYONO 39 46.73
36 YUDI HABIBI 41 50.65
Jumlah 1464.00
Rata-rata 40.67
Simpangan baku 5.10
93

3. Nilai baku (z score) shuttle run


No Nama shuttle run (detik) z-skor
1 AGUS LESTARI YANTO 18.86 35.69
2 AGUS MULYANA 18.01 38.49
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 16.29 44.14
4 APRISANDY 15.75 45.92
5 APRIYANTONI 19.29 34.28
6 APUD MAHPUDIN 19.32 34.18
7 AWILDA CRISTY JANUAR 16.32 44.05
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 19.23 34.47
9 BENI KUNCORO 17.87 38.95
10 DANI NURHADI 15.21 47.7
11 DEDEN RISMANTO 15.21 47.7
12 DEDI 19.14 34.77
13 DEDI DARMAWAN 19.23 34.47
14 DEDI SUGANDI 15.94 45.3
15 DEWI MULYASARI S 18.99 35.26
16 DIAN ACHDIANA 17.29 40.86
17 DICKY NURMANSYAH 14.21 50.99
18 DIDI SUPARDI 15.13 47.96
19 DIKDIK JUANSYAH 17.33 40.72
20 DODI USMAN 17.56 39.97
21 DODY SETIADI 17.29 40.86
22 DUDIANA 18.63 36.45
23 EBEN SEPFRIADI 17.78 39.24
24 EDDY SATRIA WS 16.06 44.9
25 EDI SUHERMAN 15.52 46.68
26 EDI SUMARNO 19.06 35.03
27 EKA FACHLEVI 19.09 34.93
28 IMBANG GUNADI 16.09 44.8
29 IMMANUEL ANDRI W 19 35.23
30 IMRON HASBULLAH 17.64 39.7
31 RISNA ARISTIANI 18.91 35.53
32 ROBY ALYANSYAH 19 35.23
33 RUSWANDI 15.71 46.05
34 TATANG SUPRIATNA 18.76 36.02
35 YONO DARYONO 17.06 41.61
36 YUDI HABIBI 13.98 51.74
Jumlah 522.34
Rata-rata 14.51
Simpangan baku 3.04
94

4. Nilai baku (z score) lempar tangkap bola


No Nama lempar tangkap bola (kali) z-skor
1 AGUS LESTARI YANTO 26 63.69
2 AGUS MULYANA 21 53.67
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 22 55.67
4 APRISANDY 14 39.64
5 APRIYANTONI 17 45.65
6 APUD MAHPUDIN 19 49.66
7 AWILDA CRISTY JANUAR 11 33.63
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 24 59.68
9 BENI KUNCORO 30 71.7
10 DANI NURHADI 13 37.64
11 DEDEN RISMANTO 15 41.64
12 DEDI 16 43.65
13 DEDI DARMAWAN 18 47.66
14 DEDI SUGANDI 19 49.66
15 DEWI MULYASARI S 22 55.67
16 DIAN ACHDIANA 28 67.7
17 DICKY NURMANSYAH 20 51.66
18 DIDI SUPARDI 17 45.65
19 DIKDIK JUANSYAH 15 41.64
20 DODI USMAN 21 53.67
21 DODY SETIADI 14 39.64
22 DUDIANA 25 61.68
23 EBEN SEPFRIADI 20 51.66
24 EDDY SATRIA WS 21 53.67
25 EDI SUHERMAN 13 37.64
26 EDI SUMARNO 16 43.65
27 EKA FACHLEVI 18 47.66
28 IMBANG GUNADI 10 31.62
29 IMMANUEL ANDRI W 23 57.68
30 IMRON HASBULLAH 29 69.7
31 RISNA ARISTIANI 25 61.68
32 ROBY ALYANSYAH 20 51.66
33 RUSWANDI 21 53.67
34 TATANG SUPRIATNA 13 37.64
35 YONO DARYONO 16 43.65
36 YUDI HABIBI 18 47.66
Jumlah 690.00
Rata-rata 19.17
Simpangan baku 4.99
95

Lampiran 5
Rekapitulasi Nilai baku (z score) hasil tes persepsi kinestetik

No Nama lari cepat 60 meter (det) loncat tegak (cm) shuttle Run (det) lempar tangkap bola Jumlah
1 AGUS LESTARI YANTO 60.13 60.45 35.69 63.69 219.96
2 AGUS MULYANA 61.34 50.65 38.49 53.67 204.15
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 32.21 52.61 44.14 55.67 184.63
4 APRISANDY 57.92 36.92 45.92 39.64 180.4
5 APRIYANTONI 54.23 42.8 34.28 45.65 176.96
6 APUD MAHPUDIN 52.68 46.73 34.18 49.66 183.25
7 AWILDA CRISTY JANUAR 40.67 31.04 44.05 33.63 149.39
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 52.68 56.53 34.47 59.68 203.36
9 BENI KUNCORO 62.28 68.29 38.95 71.7 241.22
10 DANI NURHADI 28.66 34.96 47.7 37.64 148.96
11 DEDEN RISMANTO 57.18 38.88 47.7 41.64 185.4
12 DEDI 46.24 40.84 34.77 43.65 165.5
13 DEDI DARMAWAN 51.95 44.76 34.47 47.66 178.84
14 DEDI SUGANDI 26.11 46.73 45.3 49.66 167.8
15 DEWI MULYASARI S 47.38 52.61 35.26 55.67 190.92
16 DIAN ACHDIANA 64.09 64.37 40.86 67.7 237.02
17 DICKY NURMANSYAH 37.45 48.69 50.99 51.66 188.79
18 DIDI SUPARDI 59.4 42.8 47.96 45.65 195.81
19 DIKDIK JUANSYAH 40.54 44.76 40.72 41.64 167.66
20 DODI USMAN 60.47 56.53 39.97 53.67 210.64
21 DODY SETIADI 41.81 42.8 40.86 39.64 165.11
22 DUDIANA 57.18 64.37 36.45 61.68 219.68
23 EBEN SEPFRIADI 58.39 54.57 39.24 51.66 203.86
24 EDDY SATRIA WS 29.26 56.53 44.9 53.67 184.36
25 EDI SUHERMAN 54.97 40.84 46.68 37.64 180.13
26 EDI SUMARNO 51.28 46.73 35.03 43.65 176.69
27 EKA FACHLEVI 49.73 50.65 34.93 47.66 182.97
28 IMBANG GUNADI 37.72 34.96 44.8 31.62 149.1
29 IMMANUEL ANDRI W 49.73 60.45 35.23 57.68 203.09
30 IMRON HASBULLAH 59.33 72.22 39.7 69.7 240.95
31 RISNA ARISTIANI 59.4 64.37 35.53 61.68 220.98
32 ROBY ALYANSYAH 40.54 54.57 35.23 51.66 182
33 RUSWANDI 60.47 56.53 46.05 53.67 216.72
34 TATANG SUPRIATNA 41.81 40.84 36.02 37.64 156.31
35 YONO DARYONO 57.18 46.73 41.61 43.65 189.17
36 YUDI HABIBI 58.39 50.65 51.74 47.66 208.44
96

Tabulasi Hasil Data


persepsi kinestetik dan keberhasilan smash dalam permainan bola voli

No Nama
variabel
(X)
variabel
(Y)
(X)² (Y)² XY (X − X ) (Y − Y )
2 2

1 AGUS LESTARI YANTO 219.96 31 48382.4 961 6818.76 864.36 45.563


2 AGUS MULYANA 204.15 29 41677.22 841 5920.35 184.688 22.563
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 184.63 15 34088.24 225 2769.45 35.165 85.563
4 APRISANDY 180.4 24 32544.16 576 4329.6 103.226 0.063
5 APRIYANTONI 176.96 17 31314.84 289 3008.32 184.96 52.563
6 APUD MAHPUDIN 183.25 25 33580.56 625 4581.25 53.436 0.563
7 AWILDA CRISTY JANUAR 149.39 21 22317.37 441 3137.19 1694.969 10.563
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 203.36 31 41355.29 961 6304.16 163.84 45.563
9 BENI KUNCORO 241.22 30 58187.09 900 7236.6 2566.436 33.063
10 DANI NURHADI 148.96 16 22189.08 256 2383.36 1730.56 68.063
11 DEDEN RISMANTO 185.4 18 34373.16 324 3337.2 26.626 39.063
12 DEDI 165.5 17 27390.25 289 2813.5 628.004 52.563
13 DEDI DARMAWAN 178.84 23 31983.75 529 4113.32 137.358 1.563
14 DEDI SUGANDI 167.8 18 28156.84 324 3020.4 518.018 39.063
15 DEWI MULYASARI S 190.92 28 36450.45 784 5345.76 0.13 14.063
16 DIAN ACHDIANA 237.02 31 56178.48 961 7347.62 2158.532 45.563
17 DICKY NURMANSYAH 188.79 19 35641.66 361 3587.01 3.133 27.563
18 DIDI SUPARDI 195.81 28 38341.56 784 5482.68 27.563 14.063
19 DIKDIK JUANSYAH 167.66 19 28109.88 361 3185.54 524.41 27.563
20 DODI USMAN 210.64 37 44369.21 1369 7793.68 403.206 162.563
21 DODY SETIADI 165.11 19 27261.31 361 3137.09 647.702 27.563
22 DUDIANA 219.68 29 48259.3 841 6370.72 847.974 22.563
23 EBEN SEPFRIADI 203.86 26 41558.9 676 5300.36 176.89 3.063
24 EDDY SATRIA WS 184.36 29 33988.61 841 5346.44 38.44 22.563
25 EDI SUHERMAN 180.13 19 32446.82 361 3422.47 108.785 27.563
26 EDI SUMARNO 176.69 28 31219.36 784 4947.32 192.377 14.063
27 EKA FACHLEVI 182.97 29 33478.02 841 5306.13 57.608 22.563
28 IMBANG GUNADI 149.1 22 22230.81 484 3280.2 1718.932 5.063
29 IMMANUEL ANDRI W 203.09 33 41245.55 1089 6701.97 157.001 76.563
30 IMRON HASBULLAH 240.95 30 58056.9 900 7228.5 2539.152 33.063
31 RISNA ARISTIANI 220.98 23 48832.16 529 5082.54 925.376 1.563
32 ROBY ALYANSYAH 182 18 33124 324 3276 73.274 39.063
33 RUSWANDI 216.72 19 46967.56 361 4117.68 684.346 27.563
34 TATANG SUPRIATNA 156.31 20 24432.82 400 3126.2 1173.063 18.063
35 YONO DARYONO 189.17 25 35785.29 625 4729.25 1.932 0.563
36 YUDI HABIBI 208.44 27 43447.23 729 5627.88 319.694 7.563
Jumlah ( ∑ ) 6860.22 873 1328966.1 22307 169517 21671.17 1136.768
Rata-rata 190.56 24.25 88597.74 Jumlah ( ∑X1,X2 )² 47062618 762129
simpangan baku 24.88 5.70
97

Lampiran 6
Pengujian Prasyarat Analisis
Uji Normalitas Data persepsi kinestetik

No X1 Zi Tabel Z F(Zi) S (Zi) F(Zi)-S(Zi)

1 148.96 -2.06 0.480 0.020 0.028 0.008


2 149.1 -1.55 0.439 0.061 0.056 0.005
3 149.39 -1.55 0.439 0.061 0.083 0.023
4 156.31 -1.50 0.433 0.067 0.111 0.044
5 165.11 -1.33 0.408 0.092 0.139 0.047
6 165.5 -0.92 0.321 0.179 0.167 0.012
7 167.66 -0.85 0.302 0.198 0.194 0.003
8 167.8 -0.81 0.291 0.209 0.222 0.013
9 176.69 -0.81 0.291 0.209 0.250 0.041
10 176.96 -0.78 0.276 0.224 0.278 0.054
11 178.84 -0.75 0.273 0.227 0.306 0.079
12 180.13 -0.65 0.242 0.258 0.333 0.076
13 180.4 -0.15 0.060 0.440 0.361 0.079
14 182 -0.11 0.044 0.456 0.389 0.067
15 182.97 -0.09 0.024 0.476 0.417 0.059
16 183.25 -0.08 0.024 0.476 0.444 0.032
17 184.36 -0.05 0.020 0.480 0.472 0.008
18 184.63 -0.01 0.004 0.496 0.500 0.004
19 185.4 0.08 0.024 0.524 0.528 0.004
20 188.79 0.09 0.024 0.524 0.556 0.032
21 189.17 0.12 0.048 0.548 0.583 0.036
22 190.92 0.12 0.048 0.548 0.611 0.063
23 195.81 0.25 0.099 0.599 0.639 0.040
24 203.09 0.27 0.103 0.603 0.667 0.064
25 203.36 0.43 0.166 0.666 0.694 0.028
26 203.86 0.49 0.177 0.677 0.722 0.045
27 204.15 0.64 0.239 0.739 0.750 0.011
28 208.44 0.67 0.245 0.745 0.778 0.032
29 210.64 0.83 0.297 0.797 0.806 0.009
30 216.72 0.87 0.305 0.805 0.833 0.028
31 219.68 1.11 0.367 0.867 0.861 0.005
32 219.96 1.31 0.402 0.902 0.889 0.013
33 220.98 1.36 0.413 0.913 0.917 0.004
34 237.02 1.71 0.456 0.956 0.944 0.012
35 240.95 1.78 0.461 0.961 0.972 0.011
36 241.22 1.89 0.469 0.969 1.000 0.031
0.079
98

uji Normalitas Data keberhasilan smash dalam permainan bola voli

No X2 Zi Tabel Z F(Zi) S (Zi) F(Zi)-S(Zi)

1 15 -1.62 0.447 0.053 0.028 0.025


2 16 -1.45 0.427 0.074 0.056 0.018
3 17 -1.27 0.396 0.104 0.083 0.020
4 17 -1.27 0.396 0.104 0.111 0.007
5 18 -1.10 0.364 0.136 0.139 0.003
6 18 -1.10 0.364 0.136 0.167 0.031
7 18 -1.10 0.364 0.136 0.194 0.059
8 19 -0.92 0.321 0.179 0.222 0.043
9 19 -0.92 0.321 0.179 0.250 0.071
10 19 -0.92 0.321 0.179 0.278 0.099
11 19 -0.92 0.321 0.179 0.306 0.127
12 19 -0.92 0.321 0.179 0.333 0.155
13 20 -0.75 0.273 0.227 0.361 0.135
14 21 -0.57 0.202 0.298 0.389 0.091
15 22 -0.39 0.141 0.359 0.417 0.057
16 23 -0.22 0.087 0.413 0.444 0.032
17 23 -0.22 0.087 0.413 0.472 0.059
18 24 -0.04 0.016 0.484 0.500 0.016
19 25 0.13 0.052 0.552 0.528 0.024
20 25 0.13 0.052 0.552 0.556 0.004
21 26 0.31 0.122 0.622 0.583 0.038
22 27 0.48 0.177 0.677 0.611 0.066
23 28 0.66 0.245 0.745 0.639 0.107
24 28 0.66 0.245 0.745 0.667 0.079
25 28 0.66 0.245 0.745 0.694 0.051
26 29 0.83 0.297 0.797 0.722 0.074
27 29 0.83 0.297 0.797 0.750 0.047
28 29 0.83 0.297 0.797 0.778 0.019
29 29 0.83 0.297 0.797 0.806 0.009
30 30 1.01 0.344 0.844 0.833 0.010
31 30 1.01 0.344 0.844 0.861 0.017
32 31 1.18 0.377 0.877 0.889 0.012
33 31 1.18 0.377 0.877 0.917 0.040
34 31 1.18 0.377 0.877 0.944 0.067
35 33 1.54 0.438 0.938 0.972 0.034
36 37 2.24 0.497 0.997 1.000 0.003
0.155
99

Lampiran 7
Hasil Penghitungan Korelasi Dua Variabel

nXY− (X )(Y)


rxy =
NX −(X) NY −(Y) 
2 2 2 2

36 169517 - 6860.22 873


36 1328966 47062618 36 22307 762129

6102594 5988972.1
47842780.68 - 47062618 803052 - 762129

113621.94
780162.2316 X 40923

113621.94
31926579004

113621.94
178680.1024

0.636
100

Lampiran 8
Pengujian Hipotesis

n−2
ti = r
1 − r2

36 -2
= 2
0.636 1- 0.636

34
=
0.6359 1- 0.404

34
=
0.636 0.596

= 0.636 57.082

= 0.636 7.555

= 4.80
101

Lampiran 9

Penghitungan Indek Determinasi

2
ID = r x 100%

0.636 2 X 100%

= 0.404 X 100%

= 40.44%
102

Lampiran 10
Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors

ukuran taraf nyata (α)


sampel 0.01 0.05 0.10 0.15 0.20

4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300


5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285
6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265
7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247
8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233
9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215
11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206
12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199
13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190
14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183
15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177
16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173
17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169
18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166
19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163
20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160
25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142
30 1.187 0.161 0.144 0.136 0.131

n > 30 1.031U 0.886 0.805 0.768 0.736


√n √n √n √n √n
103

Lampiran 11

Harga Kritis Dari r Product Moment

Sumber:

Sumber: Sugiyono (1999). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta


104

Lampiran 12

Nilai-Nilai Dalam Distribusi t


 untuk uji dua pihak (two tail test)
0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
 untuk uji satu pihak (one tail test)
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
" 1~" 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657
~2' - 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925
3' 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841
4 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604
5 0,727 1,486 2,015 2,571 3,365 4,032
6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707
7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,165
11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
12 0,695 1,356 1,782 2,178 2,681 3,055
13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 0,690 1,341 1,753 2,132 2,623 2,947
16 0,689 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921
17 0,688 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
18 0,688 1,330 1,743 2,101 2,552 2,878
19 0,687 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831
22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807
24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
29 0,683 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750
40 0,681 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704
60 0,679 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660
120 0,677 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617
00 0,674 1.282 1,645 1,960 2,326 2,576

Anda mungkin juga menyukai