Kelas : 6 KIB
NIM : 061740421866
REKAYASA HIJAU
Kimia Hijau/Green Chemistry, yang berfokus pada produksi dan teknologi penerapan
Ilmu Kimia yang ramah lingkungan, diperkenalkan pada awal 1990-an (Anastas & Warner,
1998). Kimia hijau ini merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik dari
segi bahan kimia yang dihasilkan, proses, ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini
menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan
pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari segi perancangan maupun proses. Bahaya
bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep Kimia Hijau ini meliputi berbagai ancaman
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan
iklim global, dan penipisan sumber daya alam. Dengan demikian Ilmu dan teknologi Kimia,
melalui pendekatan kimia hijau dapat membuat aspek-aspek ini dikembangkan dan dikelola
dengan lebih berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan efisiensi energi dan anggaran yang
lebih efektif dan pemanfaatan materi yang ramah lingkungan.
Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of Green
Chemistry” yang digunakan sebagai acuan oleh para peneliti untuk melakukan penelitian
yang ramah lingkungan. Berikut adalah ke-12 prinsip kimia hijau yang diusulkan oleh
Anastas dan Warner :
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul
setelah proses sintesis, karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
2. Mendesain produk bahan kimia yang aman
Metode sintesis yang digunakan harus didesain dengan menggunakan dan menghasilkan
bahan kimia yang tidak beracun terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya terhadap
orang yang menggunakan bahan kimia tersebut.
Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui lebih disarankan daripada menggunakan
bahan baku yang tak terbarukan didasarkan pada alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan
biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan
berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang
lainnya.
5. Menggunakan katalis
Penggunaan katalis memberikan selektifitas yang lebih baik, rendemen hasil yang meningkat,
serta mampu mengurangi produk samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan
untuk mengkonversi menjadi produk yang diinginkan. Dari sisi green chemistry penggunaan
katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan
mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut, ekstraktan, atau bahan kimia tambahan yang lain
harus dihindari penggunaannya. Apabila terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal
mungkin. Penggunaan pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis, misalkan pada
proses reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan lain-lain. Penggunaan
yang berlebih akan mengakibatkan polusi yang akan mencemari lingkungan. Alternatif lain
adalah dengan menggunakan beberapa tipe pelarut yang lebih ramah lingkungan seperti ionic
liquids, flourous phase chemistry, supercritical carbon dioxide, dan“biosolvents”.Selain itu
ada beberapa metode sintesis baru yang lebih aman seperti reaksi tanpa menggunakan pelarut
ataupun reaksi dalam media air.
Energi yang digunakan dalam suatu proses kimia harus mempertimbangkan efek terhadap
lingkungan dan aspek ekonomi. Jika dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang
dan menggunakan tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan
menggunakan radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu
suatu bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti
sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya.
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga
potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan
dan api dapat dihindari.
Aplikasi penerapan ke-12 prinsip kimia hijau ini masih belum sepenuhnya dilakukan para
kimiawan khususnya yang bergerak pada bidang sintesis dalam hal desain reaksi dan metode
yang digunakan untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya pencemaran lingkungan.
Marilah kita mulai penelitian yang lebih berwawasan lingkungan dengan mempertimbangkan
aspek green chemistry, agar generasi mendatang dapat hidup lebih baik.
Green engineering juga menerapkan prinsip-prinsip yang layak secara finansial dan
teknologi untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
Sedangkan Teknik kimia atau yang biasa disebut Chemical Engineering adalah ilmu
teknik atau rekayasa yang mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih
berguna, dapat berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. Ilmu teknik kimia
diaplikasikan terutama dalam perancangan dan pemeliharaan proses-proses kimia, baik dalam
skala kecil maupun dalam skala besar seperti perusahaan-perusahaan yang berbahan dasar
kimia Bidang aplikasi teknik kimia sangat luas, seperti pada industri petrokimia, minyak dan
gas bumi, tekstil, polimer, makanan dan obat-obatan, khususnya dalam hal perancangan alat
proses, serta produksi dan operasional.
Maka, dapat disimpulkan bahwa teknik hijau dan teknik kimia merupakan suatu satu
kesatuan yang saling berkaitan, jika selama ini yang kita pahami bahwa prinsip teknik kimia
adalah dasar operasi unit, neraca panas dan massa, aliran fluida, reaktor dan kinetika
matematika, kimia fisika, termodinamika, dan teknik reaksi kimia, itu belum lengkap dengan
adanya ilmu teknik kimia hijau, karena kita ketahui bahwa hasil dan dampak dari proses atau
produksi yang melibatkan prinsip teknik kimia juga memerlukan pengolahan dan manajemen
yang melibatkan ilmu teknik hijau demi keselamatan lingkungan. Sehingga teknik hijau
adalah solusi sebagai disiplin baru dalam mengatasi berbagai masalah terhadap lingkungan
yang diakibatkan dari proses kimia pada berbagai industri. Selain itu dibutuhkan beberapa
disiplin ilmu baru yang harus disertakan dalam kurikulum teknik kimia yaitu ilmu statistik,
ekonomi, dan ilmu material. Desain baru harus memiliki kemungkinan dinamis berubah dan
beradaptasi dengan perubahan sebagai akibat dari input dan batas kondisi berkaitan dengan
berkelanjutan mungkin pada pendek, menengah dan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id
http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf
https://www.kompasiana.com/inyoman3907/5dd13ebbd541df62c04bb552/mengenal-dari-dekat-
kimia-hijau-green-chemistry?page=all