Anda di halaman 1dari 3

Konsep dan Pengertian Kecerdasan

 Sejarah mengenai definisi kecerdasan menuai banyak kontroversi, karena definisi


kecerdasan tidak memiliki consensus yang memenuhi untuk dijadikan kecerdasan. Oleh
karena itu, psikolog tidak memiliki kesepakatan bersama mengenai definisi kecerdasan.
 Namun sebelumnya, asosiasi kecerdasan dengan adaptasi evolusi oleh Spencer (1855)
pernah menyatakan kecerdasan sebagai, yang menggambarkan kecerdasan sebagai
"penyesuaian hubungan dalam ke luar ” atau dalam kata lain kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan
 Pada tahun 1904, Charles E. Spearman (1863–1945) menerbitkan sebuah makalah
inovatif yang melaporkan penemuan tersebut dari faktor "general intelligence" yang
diturunkan dari hubungan timbal balik positif antara skor individu pada tes diskriminasi
sensorik, bakat musical, prestasi akademik, dan akal sehat.
 Saat ini, hirarki model kecerdasan memiliki fitur faktor kemampuan luas, yang terus
bertambah jumlahnya: dari dua faktor yang disebutkan oleh Cattell (1941) dan
Vernon(1950) ke delapan ditentukan oleh Carroll (1993), sekitar 10 faktor yang
ditentukan lagi oleh Carroll (2003) menjadi sekitar 15 atau 16 faktor luas pada tahun
2010

Thurstone’s Primary Mental Abilities

 Thurstone mengembangkan teknik analisis factor yang memungkinkan ekstraksi faktor-


faktor yang orthogonal satu sama lain (yaitu, terpisah, independen,dan tidak terkait).
 Thurstone (1938) mengekstraksi tujuh faktor utama: spasial / visual, persepsi detail
visual, numerik, dua faktor verbal (logika dan kata-kata), memori, dan induksi.
 Thurstone (1947) akhirnya menerima adanya faktor umum, ia menganggap
penggunaannya dari satu skor seperti IQ menjadi tidak memadai, dan mendesak
penggunaan profil kognitif yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan di antara
kemampuan mendasar

Vernon’s Hierarchical Model

 Model kecerdasan yang dikemukakan Philip E. Vernon (1905–1987) mengusulkan


bahwa faktor g tingkat tinggi mendominasi dua faktor tingkat rendah, (verbal dan
educational) dan (spatial dan mekanis); semua itu merangkum berbagai faktor kelompok
kecil, yang nantinya juga mendominasi faktor yang sangat sempit dan spesifik.

Cattell, Horn, and Carroll’s Model of Fluid and Crystallized Intelligence

 Fluid ability dijelaskan oleh Cattell (1963,1971) dan Horn (1976) sebagai cara dalam
penalaran, khususnya di mana adaptasi dengan situasi baru dan crystallized learning
sedikit digunakan. Kemampuan dianggap fluid ketika mengambil bentuk yang berbeda
atau menggunakan kognitif yang berbeda set keterampilan sesuai dengan tuntutan
masalah yang membutuhkan solusi.
 Crystallized Intelligence mengacu pada penyimpanan pengetahuan yang dapat diakses
dan kemampuan untuk memperoleh pengetahuan lebih lanjut melalui strategi
pembelajaran yang sudah dikenal. Ini biasanya diukur dengan pembacaan informasi
faktual, pengetahuan kata, keterampilan kuantitatif, dan tugas-tugas pemahaman
bahasa karena ini termasuk domain pengetahuan

Signifikansi kecerdasan

 Tugas mental tingkat rendah — seperti diskriminasi sensorik, pemrosesan visual, dan
waktu reaksi — telah well established dan korelasi yang jauh dari sepele dengan
kecerdasan.
 meta-analisis efek menyusui pada kecerdasan anak-anak menunjukkan bahwa
kecerdasan ibu bertanggung jawab atas banyak efek perlindungan yang nyata dari
menyusui, menjadikannya tidak signifikan secara keseluruhan
 Volume gray matter pada otak tampaknya berkorelasi secara signifikan dengan
kecerdasan.
 Efek kecerdasan pada pendidikan anak lebih kuat (kalau dapat dibandingkan secara
numerik) dibandingkan dengan kelas sosial orang tua; dan bahwa gangguan perilaku
masa kanak-kanak berkorelasi secara signifikan dengan kecerdasan dan memberikan
kontribusi, paling banyak, hanya sejumlah kecil tambahan (di luar kecerdasan dan kelas
sosial orang tua) varians untuk pendidikan atau kelas sosial orang dewasa
 (Deary et al. 2010b) memperdebatkan kemungkinan penyebab asosiasi dan kisaran
penyebab kematian dengan kecerdasan berhubungan secara signifikan.

Reaction Range

 Indikasi korelasi sebenarnya antara kecerdasan dan diskriminasi sensorik dan waktu
reaksi hanya muncul dalam dekade terakhir. Spearman (1904) mengusulkan apa yang
disebutnya korespondensi fungsional antara kecerdasan umum dan diskriminasi
sensorik
 Komponen kognitif diklaim dapat diisolasi dari model waktu reaksi cenderung tidak dapat
diandalkan dan tidak, dalam hal apa pun, untuk meningkatkan korelasinya dengan
kecerdasan
 Orang yang memiliki hasil skor kecerdasan lebih tinggi cenderung lebih efficient dalam
mengakumulasi dan berreaksi terhadap stimuli yang diberikan
 Gagasan bahwa kecerdasan, bahkan di masa kecil berhubungan dengan kesehatan di
kemudian hari, karena itu adalah indeks "system integrity" tubuh secara umum yang
dicapai beberapa validasi ketika ditemukan bahwa varians waktu reaksi sebagian besar
menyumbang asosiasi (Deary & Der 2005).

Pengaruh Genetik & Lingkungan

THE BIOLOGY OF INTELLIGENCE

 Terdapat korelasi antara faktor biologis dan kecerdasan, misalnya orang yang memiliki
ukuran otak yang lebih besar memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dan
perbedaan tingkah kecerdasan memiliki substansi hereditas yang berbeda-beda.
 Orang tua yang memiliki alel e4 dari gen untuk epolipoprotein E (APOE) cenderung
memiliki kemampuan kognitif yang rendah
 Penemuan biologis mengenai kecerdsan berdasarkan pandangan neuroscience
menjelaskan bahwa tingkah laku dan gen molecular, serta struktur dan fungsi bagian
otak memiliki keterkaitan.

Genetik

 Kontribusi genetic pada kecerdasan manusia dibagi menjadi penelitian terhadap tingkah
laku dan pendekatan molecular.
 Penelitian tentang tingkah laku menggunakan pendekatan twin-adoption, family-based
design dalam populasi, dan perbedaan genetik dari lingkungan.
 Penelitian molekuler genetic menggunakan gen atau genomewide association studies
(GWAS). Penelitian ini memanfaatkan protein dalam gen seperti polymorphic yang
memiliki multi alel berdasarkan hipotesis. Sedangkan GWAS bebas dari hipotesis,
namun berdasarkan fenotipe dan variasi kecerdasan yang tersebar dalam genom
manusia.

Behavior genetic

 tingkah laku genetic penting untuk memahami kontribusi lingkungan dan genetic dalam
perbedaan kecerdasan yang berhubungan dengan general cognitive ability (g) factor.
 Wechsler Ault Intelligence Scale dan Raven’s Matrices membuktikan bahwa additive
genetic berkontribusi pada full-sclae IQ sebesar 82%, serta sangat berpengaruh pada
verbal IQ lebih dari 80% dan performance IQ 70%.

Environment

 Heredibilitas kecerdasan tidak sama pada tiap usia dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seiring usia.
 Faktor genetik spesifik menyumbang beberapa kovarians tes dan varians tes khusus.
Sedangkan faktor lingkungan sebagian besar termasuk ke dalam nonshared dan
berpengaruh pada uji khusus.
 Kecerdasan berkorelasi dengan status socioeconomic seseorang berdasarkan edukasi,
pekerjaan dan pendapatan.
 Orang dengan tingkat kecerdasan yang tinggi cenderung lebih sabar, lebih baik dalam
mengukur tingkat risiko dan lebih baik dalam memprediksi reaksi seseorang.
 Terdapat efek substansial pada kelas sosial orang tua dalam usaha mengurus
kecerdaan dan akademik anak-anaknya.
 Pendidikan lebih berpengaruh dalam kecerdasan pada anak dibandingkan status sosial
parental

Anda mungkin juga menyukai