Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

catatan kuliah, makalahcatatan kuliah, makalah riset, presentasi...

riset, presentasi...

Saya tidak dapat tersebar merata pada wajah mereka yang rendah

dan tidak dapat tersebar ti yang telah disatukan menjadi sebuah

keharusan yang tidak bisa di download dan install aplikasi yang

tidak update terbaru dari kami yang lain 🤣🤣😘😍


🤗😍 to start to get

the eternal love you too sayang sekali jika anda ingin melihat filmnya

sendiri 🤣😁😘😘❤️
🤣🤣😘 😘❤❤️
️😘❤ ️😘 🤗🤗 pukul2 to download dangdut hot seksi

koplo Sera ini juga bisa lagi menyayangimu the world and etc and

take the time that love song you are looking to get good lagunya enak

dan batin saya pen coba deh jadinya bila mungkin tidak dapat

pemasukan dari berbagai negara seperti Indonesia yang telah tiba

tiba mengendus dan ukuran normal atau bahkan lebih untuk yang

pertama adalah membuat desain interior dan eksterior rumah


tangga yang baik dan benar sekali tidak bisa lagi menahan hawa

nafsu dan batin saya pen nonton TV di download disini yang rendah

dari kami semua foto cantik artis cantik Korea yang melakukan

kejahatan dan batin dan ukuran yang besar kelompok ini juga

BAB 1

PENGENALAN ALAT-ALAT UKUR DASAR


A. Definisi Pengukuran

Macam-macam alat ukur yang akan dicoba dalam praktikum yaitu, alat

ukur panjang, alat ukur massa, suhu, volume, dan arus listrik.

1). Alat ukur panjang, contohnya : penggaris, pita ukur, jangka sorong, dan

micrometer sekrup.

2). Alat ukur massa, contohnya : neraca analisis, neraca teknis (satu

atau dua lengan), neraca torsi dan neraca pegas.

3). Alat ukur waktu, contohnya : ayunan bandul, ayunan pegas, stopwatch

arloji, osilator kristal (quartz).

4). Alat ukur suhu, contohnya : thermometer zat cair, thermometer logam,

thermometer bimetal, termokopel, thermometer hambatan,termistor.

Setiap alat ukur mempunyai skala yang memiliki karakteristik tertentu.

Dengan demikian selain harus mengetahui nama alat ukur dan

kegunaanya kita perlu mengetahui cara pemakaiannya dan cara membaca

skalanya. Jangka sorong misalnya dapat digunakan untuk mengukur

diameter luar, diameter dalam dan kedalaman. Seperti mikrometer, jangka

sorong juga memiliki skala utama dan skala nonius yang berguna untuk

menambah tingkat ketelitian alat pengukuran.

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui cara pengukuran menggunkan Jangka Sorong dan Mikrometer

Sekrup serta mengetahui fungsi dari alat tersebut.

C. Alat dan Bahan

Balok Kayu

Jangka Sorong

Micrometer Sekrub
D. Prosedur Dan Percobaan

Menggunakan Penggaris

1). Ambil sebuah Penggaris.

2). Letakan Titik 0 Penggaris pada Ujung Balok

3). Kemudian ukur panjang, lebar, tinggi, sisi balok kecil, balok besar,

trapesium silinder dengan 3 kali pengulangan setelah itu hitung

volum masing-masing benda.

Menggunakan Jangka Sorong

1). Ambil sebuah jangka sorong.

2). Telitilah apakah titik nol pada skala utama dan titik nol pada skala

nonius tepat berhimpitan.

3). Contoh cara membaca skala. Misalkan garis nol skala nonius

terletak antar garis 185 skala utama segangkan garis skala nonius

bertetepatan dengan garis skala utama, maka hasil pengukuran

adalah 185,5mm.

4). Kemudian ukur panjang, lebar, tinggi, sisi balok kecil, balok besar,

trapesium dan silinder dengan 3 kali pengulangan setelah itu hitung

volume benda masing-masing.

E. Tabel Hasil Percobaan

Pengukuran dengan jangka sorong dan micrometer skrup


No Panjang Lebar Tinggi

(mm) (mm) (mm)


1 19,92 19,86 19,67

2 19,92 19,86 19,67

3 19,92 19,86 19,67

F. Penghitungan (Jangka sorong)

1. V = PxLxT

V1 = 19,92x19,86x19,67 V3 = 19,92x19,86x19,67

= 7781,6 mm3 = 7781,6 mm3

= 7,78x10-6m3 = 7,78x10-6m3

V2 = 19,92x19,86x19,67

= 7781,6 mm3

= 7,78x10-6m3

V 1+V 2+V 3
2. V =
3

7,78 x 10−6+ 7,78 x 10−6 +7,78 x 10−6


v= 3

= 7,78x10-6 m3

3. ∑V2 = V12+V22+V32
∑V2 = (7,78x10-6 )2 + (7,78x10-6 )2 + (7,78x10-6 )2

= 18,156 x 10-11 m2

∑V 2−n . v
4. ∆V =
√ n (n−1)

−11 −11 2
∆V = (18,156 x 10 )−3(7,78 x 10 )
√ 6

= 5,5 x 10-6

∆V
5. KR = V x 100%

5,5 x 10−6
KR = x 100%
7,78 x 10−6

= 0,70 %

G. Penghitungan (Micrometer scrup)

1. V = PxLxT

V1 = 19,92x19,86x19,67
= 7781,6 mm3

= 7,78x10-6m3

V2 = 19,92x19,86x19,67

= 7781,6 mm3

= 7,78x10-6m3

V3 = 19,92x19,86x19,67

= 7781,6 mm3

= 7,78x10-6m3

V 1+V 2+V 3
2. V =
3

7,78 x 10−6+ 7,78 x 10−6 +7,78 x 10−6


v= 3

= 7,78x10-6 m3

3. ∑V2 = V12+V22+V32

∑V2 = (7,78x10-6 )2 + (7,78x10-6 )2 + (7,78x10-6 )2

= 18,156 x 10-11 m2

∑V 2−n . v
4. ∆V =
√ n (n−1)
−11 −11 2
∆V = (18,156 x 10 )−3(7,78 x 10 )
√ 6

= 5,5 x 10-6

∆V
5. KR = x 100%
V

5,5 x 10−6
KR = x 100%
7,78 x 10−6

= 0,70 %

H. Kesimpulan
1). Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur dasar fisika harus

benar dan sesuai standar agar dapat memberikan hasil yang akurat.

2). Dalam melakukukan pengukuran dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam

menentukkan skala alat ukur dasar fisika.

3). Dalam pengukuran diperlukan pemahaman konsep dari alat ukur dasar yang

digunakan.
BAB 2

Pendulum Sederhana

A. Definisi

Suatu peristiwa dalam kehidupan sehari hari selalu erat kaitannya dengan ilmu

fisika ,diantaranya adalah peristiwa bandul matematis.Prinsip yang digunakan pada

peristiwa bandul matematis sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari. Misalnya

pada bola penghantar kabel penderek, timah kecil yang ditahan oleh suatu tali pada

tempat pengukuran tanah,

Ayunan yang terdapat di taman kanak kanak,wahana kapal yang ada di taman

bermain seperti di Ancol Jakarta, serta konsep bandul pada jam dinding.Ayunan

merupakan salah satu sistem yang melakukan gerak harmonis sederhana yang

memiliki amplitudo kecil.Bandul sederhana adalah benda ideal yang terdiri dari

sebuah benda yang bermassa m di gantung pada tali yang ringan, dengan catatan

panjang tali tersebut tidak akan bertambah saat di beri beban.Bila bandul di geser ke

samping dari titi kesetimbangan ( titik tengah ), dan ketika di lepaskan, maka bandul

akan berayun dalam bidang vertikal karena di pengaruhi oleh gaya gravitasi bumi.

Pada ayunan tersebut nantinya akan dapat di ketahui periode nya, yaitu selang waktu

yang dibutuhkan oleh beban untuk melakukan Suatu getaran dan juga menghitung

besar Gravitasi bumi di suatu tempat .


B. Tujuan Percobaan

1). Menyimpulkan hubungan antara panjang tali pendulum dengan periode

getarannya.

2). Membandingkan percepatan gravitasi hasil percobaan dengan percepatan

gravitasi secara teoritis.

C. Alat dan Bahan

Alat Praktikum Bandul

Penggaris
Stopwatch

D. Prosedur Dan Percobaan

1). Gantungkanlah pendulum dengan tali pendulum sepanjang 50 cm diukur

titik

gantung sampai titik berat beban pendulum.

2). Simpangkan pendulum dengan sudut dibuat tidat lebih dari 5°.

3). Catatlah waktu yang dibutuhkan pendulum untuk melakukan 50 kali getaran

dengan menggunakan stopwatch.

4). Ulangi percobaan 1, 2, dan 3 sebanyak 3 kali.

5). Percobaan yang sama juga dilakukan dengan menambah panjang tali pendulum

menjadi 75 cm dan 100 cm.


E. Tabel Hasil Percobaan

Hasil percobaan bandul setelaqh di pantulkan selama 10 kali yaitu :

Hasil Panjang Jumlah Wakt

Percobaan Tali (m) Ayuna u

n (s)
Percobaan 1 0,1 50 35,10
Percobaan 2 0,1 50 35,38
Percobaan 3 0,1 50 35,36

F. Perhitungan

1. Menentukan Luas Penampang (A)

t
T=
n

Keterangan : T = Periode (detik)

t = Waktu (s )

n = Jumlah ayunan

35,10 35,38 35,36


T1 = T2 = T3 =
50 50 50

= 0,702 = 0,707 = 0,707


2. Menghitung nilai gravitasi

4 π2 L
g=
T

Keterangan : g = Gravitasi (m/s2)

L = Panjang tali (cm)

T = Periode (s)

4 π2 L 4 π2 L 4 π2 L
g1 = g2 = g3 =
T1 T2 T3

4 ( 3,14 )2 .(0,1) 4 ( 3,14 )2 .(0,1)


= = =
0,702 0,707

4 ( 3,14 )2 .( 0,1)
0,707

= 5,61 m/s2 = 5,57 m/s2 = 5,57m/s2

3. Menentukan Nilai Rata-rata Gravitasi

g 1+ g 2+ g 3
g= 3
5,61+5,57 +5,57
g=
3

= 5,58 m/s2

4. Menentukan Jumlah n

∑g² = g 12+ g 22+ g 32

∑g² = (5,61)2+(5,57)2+(5,57)2

= 31,4 + 31,02 + 31,02

= 93,44

5. Menentukan ∆ g

∑ g 2−n . g
g =
√ n(n−1)

93,44−3 (5,58)
g =
√ 6

= 16,14

6. Menentukan Nilai Kesalahan Relatif

∆g
KR = x 100%
g

16,14
KR = x 100%
5,58

= 2,89 %
G. Kesimpulan

Pendulum adalah beban yang diikat dengan tali dan digantungkan pada suatu

tempat,dimana tali yang digantungkan tidak dapat mulur.Percepatan gravitasi

dipengaruhi olleh panjang tali dan perioda  seperti persamaan berikut:    dimana

panjang tali dalam meter (m) dan perioda (T) dalam sekon (s) perioda adalah waktu

yang digunakan untuk melakukan satu kali gerakan bolak balik. Hal ini menunjukkan

dengan gerakan benda dari titk dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali

lagi ketitik tersebut. Periode osilasi bandul berbanding lurus dengan panjang tali

artinya semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar pula periode osilasi

bandul yang diperoleh.Simpangan awal berpengaruh dalam menentukan nilai

percepatan gravitasi yang diperoleh secara praktek. Sedangkan secara teroi besarnya

simpangan awal yang diberikan tidak mempengaruhi besarnya nilai percepatan

gravitasi.

BAB 3

KONSTANTA PEGAS

A. DEFINISI KONSTANTA PEGAS

Menentukan konstanta pegas dengan hokum hooke Misal panjang pegas

pada massa ini adalah L1 kemudian kita tambahkan beban sebesar M,

ternyata panjangnya bertambah menjadi L2. Jadi penambahan beban M

atau gaya Mg menyebabkan perubahan panjang sebesar L2-L1 =X


dengan menggunakan persamaan F= K.X dapat kita hitung konstanta

gaya pegas

Untuk memperoleh ketelitian yang lebih baik kita lakukan penambahan

beban yang berulang ulang dan mengukur perubahan panjang pegas

untuk setiap kali penambahan beban

Untuk memproleh ketelitian yang baik kita lakukan penambahan beban

berulang ulang dan mengukur perubahan panjang pegas untuk setiap kali

penambahan beban.

B. TUJUAN PERCOBAAN

 Menentukan nilai konstanta pegas

 Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan

melaksanakan percobaan ayunan pegas dibebani.

 Menentukan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang

pegas.
C. ALAT YANG DIGUNAKAN

Timbangan

Penggaris

Stopwatch
D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menimbang massa pegas dan beban dengan neraca.

2. Letakkan pegas pada statif.

3. Ukur panjang pegas tanpa beban dan setelah diberi beban .

4. Tarik beban kemudian dilepaskan

5. Catatlah waktu yang dibutuhkan pegas dalam memantulkan 20 kali.

E. TABEL HASIL PERCOBAAN

Massa L1 L2 ∆L (L₂ - L₁) Percepatan


N
(gr) (cm) (cm) (cm) gravitasi
o
(m/s2)
1 100,4 34 40 6 9,81
2 199,3 38 42 4 9,81
3 298,5 42 45 3 9,81
4 398 45 48 3 9,81

Massa T20 (s)T1/20 T2 Massa


N
(kg) Pegas
o
(gr)
1 0,1004 0,06 9,81 166,8 6,41
2 0,1993 0,04 9,81 217,4 6,41
3 0,2985 0,03 9,81 264,4 6,41
4 0,398 0,03 9,81 306,6 6,41
F. PERHITUNGAN

M .G
1. K¿ ∆ L

Keterangan :

K = konstanta

pegas (kg/s2)

m = massa (kg)

g = percepatan

gravitasi (m/s2)

∆L = perubahan

panjang (m)
M .G
K1¿ ∆ L 1

100,39. 10
=
6

= 167,3

M .G
K2¿ ∆ L 2

98,89 .10
=
7

= 141,2

M .G
K3 = ∆ L 2

99,55 .10
= 6

= 165,9

M .G
K4 = ∆ L 2

99 , 47 . 10
=
7

= 142,1

K 1+ K 2+ K 3+ K 4
2). K= 4

167,3+ 141,2+ 165,9+ 142,1


= 4
= 154.1

3). d = |K – K|
d1 = |K – K1| = |154,1-167,3| = 13,2

d2 = |K – K2| = |154,1-141,2| = 12,9

d3 = |K – K3| = |154,1-165,9| = 11,8

d4 = |K – K4| = |154,1-142,1| = 12,0

4). ∑d² = (d₁)² + (d₂)² +(d₃)² + (d₄)²

= (13,2)² + (12,9)² + (11,8)² + (12)²

= 174,24+166,41+139,24+144

= 623,89

2
∆ L = ∑ d −n . k
5).
√ n (n−1)

623,89−4.(154,1)
=
√ 4 (4−1)

= 0,79

∆L
6). KR =
K
x 100%

0,79
= x 100%
154,1
= 0,0051%

G. KESIMPULAN

1) Setiap bahan memiliki konstanta pegas yang berbeda.

2) apabila sebuah pegas diberi gaya dan dilepaskan maka pegas tersebut

akan kembali ke bentuk awalnya.

3) besarnya konstanta pegas dan ∆x mempengaruhi besarnya energi

potensial pegas.

4) Semakin besar nilai konstanta, maka nilai energi potensial yang

didapat juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta,

maka semakin besar nilai energi potensial.

5) Sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha menghambat

perubahan bentuknya dan cenderung mengenbalikanyya ke bentuk

semula. Benda yang memiliki sifat ini dinamakan dengan benda

elastis.

6) Perubahan panjang suatu pegas berbanding lurus (linier) dengan gaya

tarik atau gaya tekan yang diberikan pada pegas tersebut.

7) semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula konstanta

pegasnya.

8) konstanta pegas berbanding lurus dengan massa dan gravitasi bumi

serta berbanding terbalik dengan ∆x.

9) jika sebuah pegas ditarik oleh gaya yang besarnya tidak melebihi

batas elastisitas pegas, pegas tersebut bertambah panjang sebanding

dengan besarnya gaya yang maka mempengaruhi pegas tersebut.


10) jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka

pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan

gaya tariknya.

BAB 4

Kalorimeter

A. Definisi

Kalor merupakan suatu kata yang sangat populer dan tidak asing lagi

untuk didengar dalam kehidupan sehari - hari. Kalor itu sendiri sering kita

identikkan dengan panas, suhu maupun temperatur. Perlu diketahui, energi itu

sendiri tidak dapat dikatakan panas apabila ia sendiri belum mengalir atau

pergi / menghilang. Kalor pertama kali diamati oleh A. Laouvisier yang

kemudian menyatakan Teori Kalorik. Teori kalorik ini menyatakan bahwa

“Setiap zat/benda mempunyai zat alir yang berfungsi untuk mentransfer

panas”. Jadi, Laouvisier menyatakan bahwa pada saat dua benda / zat berbeda

suhu bersentuhan, maka akan terdapat zat alir yang memindahkan panas dan

menyebabkan perubahan suhu pada kedua benda tersebut. Selain itu, menurut

Sir James Presscout Joule (1818-1819), menyatakan tentang kesetaraan antara

usaha dan panas serta aliran panas tidak lain adalah perpindahan panas yang

semata – mata terjadi karena perbedaan suhu.

Satuan kalor adalah kalori (kal) yang sampai saat ini masih dipakai. Satuan

kalori ini didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikan

temperatur 1 gram air sebesar 10C (derajat celcius). Dalam setiap percobaan

atau dalam suatu perhitungan yang berhubungan tentang kalor satuan yang

paling sering digunakan adalah kilokalori. 1 kkal didefinisikan sebagai kalor


yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 kg air sebesar 10C. Di dalam

sistem satuan British, kalor diukur dalam satuan thermal british (British

thermal unit / Btu). 1 Btu didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk

menaikkan temperatur air 1 lb sebesar 10 F. 1 Btu setara dengan 0,252 kkal

dan setara pula dengan 1055 Joule.

B. Tujuan Percobaan

Menghitung panas jenis zat logam dengan kalori meter.

C. Alat dan Bahan

Thermometer

Neraca OHM
Pemanas Air

Kalorimeter tembaga &

pengaduk

D. Prosedur Dan Percobaan

a. Menimbang kalorimeter kosong dan pengaduknya dengan neraca teknis.

b. Masukan 200ml air kedalam kalorimeter, dan timbang kembali masa

kalorimeter+pengaduk+air(Mkal+Mair) tersebut dengan neraca teknis.

c. Memasukkan thermometer kedalam calorimeter dan tutuplah calorimeter

tersebut setelah itu tentukan suhu awal calorimeter dan air (tk-a) setelah

calorimeter menyentuh air dalam calorimeter berapa saat lamanya.

d. Timbanglah massa logam (kuningan) yang hendak ditentukan massa jenisnya

(Mzat) dengan neraca.

e. Rebuslah kuningan tersebu dalam air panas kira-kira lima menit, kemudian

ukurlah suhu air panas dengan mencatat suhu pada thermometer, suhu air

panas yang terukur oleh thermometer sama dengan suhu awal logam.

f.Tutup kalori meter dibuka, kemudian pengaduk diangkat dan dengan cepat

logam panas di masukan kedalam calorimeter, calorimeter segera ditutup

kembali, dengan logam dibawah pengaduk suhu rata-rata akhir adalah suhu

calorimeter diaduk perlahan lahan.

g. Dari data yang diproleh, maka cp besi dapat dihitung dengan menggunakan

rumus, akan tetapi sering sekali diproleh hanya Cp yang tidak tepat akibatnya
adanya factor-faktor tersebut antara lain adalah factor waktu pemindahan

logam panas air kedalam calorimeter dan factor pengadukan calorimeter yang

member kesempatan terjadinya transfer energi panas keluar system. Maka

untuk memperoleh hanya percobaan yang lebih baik, dilakukan lima kali

olahan percobaan dengan waktu pemindahan paling lama 2,5 detik (di ukur

dengan stopwatch) logam panas dipindahkan kedalam calorimeter dengan

menggunakan penjepit.

h. Ulangi percobaan diatas sebanyak 3 kali.

E. Tabel Hasil Percobaan

Hasil percobaan yaitu :

NO Massa Massa M.k.a Massa Tk-a T zat t.rt Cp air Cp kal

zat(gr) Kalori(gr (gr) Air(gr) (C°) (C°) (C°) (kal/gr℃ (kal/gr

) ) ℃)
1 67,28 47,13 100,45 53,30 27,5 97,2 35° 1 0,22


2 67,32 47,13 100,15 52,99 27,5 96,3 39° 1 0,22


3 67,36 47,13 100,10 52,97 27,5 97,5 41° 1 0,22

Keterangan ;

Mkal ; massa calorimeter kosong M.k.a ; massa calorimeter

yang diisi air

M.air ; massa calorimeter yang diisi M.kal M.zat ; massa zat padat
Cp.air ; massa air Cp.kal ; panas jenis

calorimeter

t.rt : suhu rata-rata tk-a : suhu awal

t.zat ; suhu awal thermometer yang dicelupkan air panas

F. Perhitungan

( massa air . Cpair + Mkal .Cp kal ) ( t . rt−t . ka )


a. A. Cp1 zat =
Mzat ( tzat−t rt )

( 53,30.1+ 47,13 .0,22 )( 35−27,5 )


=
67,28 ( 97,2−35 )

( 53,30+ 10,36 ) 7,5 477,45


= = 4184,81 = 0,114
4184,81

( massa air . Cpair + Mkal .Cp kal ) ( t . rt−t . ka )


B. Cp2 zat =
Mzat ( tzat−t rt )

( 52,99.1+ 47,13 .0,22 )( 39−27,5 )


=
67,32 ( 96,3−39 )

( 63,35 ) (11,5) 728,52


= = 3857,43 = 0,188
3857,43

( massa air . Cpair + Mkal .Cp kal ) ( t . rt−t . ka )


C. Cp3 zat =
Mzat ( tzat−t rt )

( 52,97.1+ 47,13 .0,22 )( 41−27,5 )


=
67,36 ( 97,5−41 )

( 63,34 ) (13,5) 855,09


= = 3805,84 = 0,224
3805,84

Cp1+Cp2 +Cp3
b. ´ zat =
Cp
3
0,114+ 0,188+0,225 0,527
= 3
= 3 = 0,175

c. ´ Cp2 = Cp 21 + Cp22 + Cp23


= 0,1142 + 0,1882 + 0,2252

= 0,012996 + 0,035344 + 0,050625

= 0,098965 = 0,098

d. ∆Cp = √∑ ❑
Cp2 – n ¿¿ ¿ ¿

0,08227
= √¿ ¿ ¿ = √ = 0,047
6

∆ Cp
e. Kr = ´ × 100%
Cp zat

0,047
= 0,175 × 100% = 0,26%

G. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kalorimeter adalah ilmu dalampengukuran panas dari reaksi kimia atau

perubahan

fisik .

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kalori meter adalah suhu dan jenis

benda.

3. Kalor reaksi suatu reaksi dapat ditentukan berdasarkan data perubahan


entalpi

pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen

Anda mungkin juga menyukai